Menunggu kepulangan Arlan

Hari menjelang malam. Daniah masih terpikirkan dengan penolakannya pada Kevin. Sekilas terlintas rasa sesal dalam hati Daniah ketika memikirkannya. Ia begitu menyukai Kevin, namun rasa suka itu ternyata harus ia simpan dan sembunyikan entah sampai kapan.

Saat ini Daniah tengah memasak untuk Arlan. Setelah shalat magrib dan mengaji ia langsung pergi ke dapur dan membuat makan malam untuk suaminya-Arlan. Namun, pikiran tentang Kevin kembali terlintas ditengah-tengah aktivitasnya saat memotong cabai. Membuat pikirannya kembali kacau.

"Astagfirullah, Daniah! Tidak, lupakan Kevin. Sekarang kamu sudah punya Mas Arlan. Fokuslah!" Daniah menggeleng cepat mencoba menyingkirkan pikiran tentang Kevin saat ini.

Daniah benar-benar terganggu oleh pikirannya tentang Kevin. Sampai-sampai, ia pun tidak sadar pisau itu malah mengiris jarinya hingga berdarah.

"Aww!" serunya seraya mengisap jarinya yang berdarah karena terkena irisan pisau. "Ya ampun, Daniah! Makannya fokus! Aduhh... Perih sekali!" gerutunya menegur dirinya sendiri.

Lalu, ia pun segera pergi mencari kotak P3K. Kemudian segera ia obati lukannya itu dan membalutnya dengan plester. Daniah kembali melanjutkan aktivitas memasak makan malam untuk Arlan. Tidak terasa waktu pun menjumpai waktu Isya.

Daniah segera menunaikan shalat Isya setelah selesai memasak. Tidak lupa ia selalu berdo'a dan meminta yang terbaik, bagi dirinya dan Arlan, juga bagi pernikahannya. Namun, yang paling ia utamakan dalam do'anya adalah meminta agar Allah membuka pintu hati Arlan, agar dapat menerima dirinya sebagai seorang isteri bagi Arlan.

Selesai shalat Isya, Daniah tidak langsung makan meski perutnya sudah keroncongan. Ia menunggu Arlan, agar ia bisa bisa makan malam bersama. Ia duduk dimeja makan, sambil sesekali melirik jarum jam yang terus berputar.

"Mas Arlan mana yah? Kenapa dia belum pulang? Daniah lapar banget!" gumam Daniah mencoba untuk tetap menahan rasa laparnya.

Waktu terus berputar dan berjalan. Hingga tidak terasa malam sudah mempekat. Daniah masih menunggu Arlan, sampai ia tertidur dimeja makan.

Pukul 10: 15, Arlan baru saja tiba dirumah. Tidak sengaja ia dapati Daniah yang tertidur dimeja makan, karena menunggunya. Arlan hendak akan membangunkan Daniah. Namun, ia urungkan niatnya itu ketika ia lihat makanan yang masih utuh diatas meja. Juga jari telunjuk Daniah yang diplester.

"Anak ini. Sudah aku bilang, dia tidak perlu melakukan semua ini. Mengapa terkekeh sekali? Dasar keras kepala," gumam Arlan.

Lantas, Arlan pun membiarkan Daniah tertidur disana dan meninggalkannya. Ia bersih-bersih, dan segera bersiap untuk tidur. Ia bahkan tidak peduli dengan apa yang telah Daniah lakukan untuknya.

Jam 02:45 Daniah terbangun. Ia terkejut ketika pandangannya melirik ke benda bulat yang menempel di dinding. Sontak Daniah terhenyak kaget mendapati malam hampir menjelang pagi.

Daniah celingak-celinguk mencari Arlan. Lalu, menatap makanan yang masih utuh diatas meja. Daniah menghela nafas kecewa, karena Arlan sama sekali tidak menghargai apapun yang Daniah lakukan untuknya.

"Sepertinya Mas Arlan tidak pulang malam ini," ucapnya lesu. Ia pun segera bangkit berdiri untuk pergi ke kamar.

Dengan mata yang masih mengantuk, Daniah berjalan menuju ranjang tidur. Lalu, tanpa melihat-lihat Daniah berbaring disamping Arlan dan melanjutkan tidurnya.

Tidak lama suara adzan shubuh berkumandang masuk kedalam telinga Daniah dan membangunkannya. Ketika Daniah membuka matanya, ia terbelalak kaget melihat wajah Arlan yang begitu dekat sekali dengan wajahnya. Mata Daniah turun menelusuri tubuh Arlan yang tidak memakai baju dan bertelanjang dada.

"Aaaaaaaa....!!" Daniah menjerit histeris dan langsung melompat karena terkejut.

"Berisik! Ada apa denganmu?!" seru Arlan ikut melompat terkejut karena suara ribut teriakan Daniah yang menggema hebat ditelinganya.

"Mas Arlan? Kapan Mas Arlan pulang? Dan kenapa Mas Arlan tidur disamping Daniah? Terus, kenapa Mas tidak memakai baju?" tanya Daniah begitu bertubi-tubi.

Arlan pun baru ingat kalau dirinya tengah bertelanjang dada. Arlan segera mengambil selimut dan menutupi tubuhnya. Ia menjadi gelagapan dan salah tingkah karena hal itu.

"Semua ini salahmu!"

"Kok, jadi salah Daniah?"

"Yah, siapa suruh kamu tidur disini? Kita kan sudah sepakat, kalau kamu akan tidur disofa, dan aku tidur disini!"

"Yah itu karena.." Daniah mencoba memberi alasan yang tepat untuk membela diri.

"Itu karena Daniah pikir, Mas Arlan gak pulang semalam. Jadi, Daniah pikir akan tidur diranjang karena Mas Arlan tidak pulang," jawab Daniah mengecilkan nada suaranya dan menunduk.

Arlan mendengus kesal dan mengerutkan alisnya. "Lupakan saja!"

"Tapi, kalau mas Arlan tadi malam pulang. Kenapa gak bangunin Daniah?" tanya Daniah.

"Sudah ku bilang, aku tidak peduli dengan apapun yang kamu lakukan. Jadi, jangan lakukan apapun untukku lagi, dan urus saja dirimu sendiri. Anggap kita adalah orang asing," balas Arlan begitu dingin.

"Cih, dasar pria tua jahat dan nyebelin," umpat Daniah pelan. Tanpa Daniah sadar umpatannya itu terdengar oleh Arlan.

"Apa katamu?"

"Hah? Apa? Daniah tidak mengatakan apa-apa?" sangkal Daniah. "Sudah shubuh, Daniah shalat shubuh duluan yah," tambahnya sambil pergi keluar kamar untuk menggunakan kamar mandi yang ada dibelakang dan tentunya mencoba untuk menghindari amarah Arlan saat ini.

Arlan menghembus nafas berat mencoba untuk tetap tenang dan sabar. "Ada apa dengan hidupku? Bagaimana bisa aku terjebak dengan gadis seperti Daniah? Sangat kekanak-kanakan sekali," gumamnya sambil pergi menuju kamar mandi.

****

Matahari mulai menampakkan dirinya. Daniah sudah selesai bersiap untuk pergi ke sekolah sejak shubuh tadi. Ia sengaja bersiap pagi-pagi agar tidak ditinggal oleh Arlan.

Daniah pergi ke dapur untuk membuat sarapan roti dan susu sambil menunggu Arlan bersiap. Namun, Daniah tidak menduga kalau Ajeng-ibunya Arlan ternyata sudah menyiapkan sarapan untuk mereka.

"Bu Ajeng? Kapan Ibu datang? Kok, Daniah tidak tahu?" tanya Daniah.

Ajeng memandang Daniah teduh. "Pertama, jangan panggil Ibu. Sudah berapa kali harus Mamah peringatkan! Kedua, pintunya tidak terkunci, jadi Mamah masuk saja," jawab Ajeng.

Daniah tersenyum canggung. "Ah iyah. Daniah lupa tidak mengunci pintu semalam," balas Daniah menepuk jidatnya pelan.

"Sudahlah, apa Arlan belum siap?" tanya Ajeng mengalihkan pembicaraan sambil menatap kearah kamar mereka.

"Sepertinya belum," jawab Daniah begitu polos.

Ajeng menghela nafas dan tersenyum."Daniah..." panggil Ajeng.

"Iyah, Mah?"

"Apa Arlan baik sama kamu?" tanya Ajeng begitu cemas karena tahu, seperti apa sikap putranya itu.

Daniah tersenyum lebar. "Mas Arlan baik, kok Mah. Namun, hanya saja dia sedikit sulit," jawabnya dengan ceria.

Ajeng bersyukur dan merasa begitu lega mendengar jawaban Daniah yang dengan ceria ia tunjukkan pada mertuanya itu."Yasudah, kalau begitu kamu sarapan dulu," sahut Ajeng.

Ajeng tetap bersyukur meski ia tahu, bahwa Daniah pasti sangat kesulitan menghadapi putranya itu. Melihat makanan yang sudah basi dan masih utuh diatas meja saat tiba disana, Ajeng bisa menerka apa yang terjadi semalam. Dan itu pasti sangat sulit bagi Daniah.

Tanpa mereka sadari, Arlan ternyata mendengar obrolan mereka. Sejenak, Arlan merasa kesal karena Daniah tidak bicara jujur pada ibunya atas sikap dirinya pada Daniah.

Tidak lama Arlan pun segera menunjukkan diri dihadapan mereka dan langsung duduk dimeja makan. "Mamah mau apa datang kemari?" tanya Arlan dengan dinginnya melirik ataupun melihat Ajeng.

"Arlan, Mamah ingin bicara sama kamu," ujar Ajeng seraya melangkah pergi menuju halaman belakang rumahnya.

Arlan memutar malas kedua bola matanya sambil mendengus kesal. Lalu, ia segera bangkit lagi dan menyusul Ajeng.

Terpopuler

Comments

roshadimah nainggolan

roshadimah nainggolan

kekeh buken terkekeh da beda tu artinya thor bnyk typo ni, matanya berkaca-kaca tandanya sedih bukan berbinar-binar thor tu artinya senang

2023-12-02

2

Noer Anisa Noerma

Noer Anisa Noerma

sabar sabar daniah

2022-05-12

0

Ilmi Padila

Ilmi Padila

sabar ya Dania

2021-10-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!