Jatuh Sakit

Aaron terdiam. Sebenarnya, dia bukanlah seseorang yang tamak dan suka berperang. Dia sangat menghargai nyawa. Hanya saja perang ini terus terjadi karena provokasi yang kedua kubu peroleh.

Setelah berbicara dengan Shuvin, Duchess negeri itu, Aaron yang awalnya mengira Lala Land ingin menghancurkan Maltis Kingdom akhirnya mengubah pemikirannya.

Ternyata keduanya di provokasi oleh kubu yang sama, yakni orang-orang dari Kekaisaran York. Setelah bertukar pikiran dengan Shuvin, Aaron mengerti bahwa kedua negara itu saling menguntungkan satu sama lain.

"Hah... Baiklah baik, jangan duduk seperti itu, berdiri lah, aku akan melihat desamu seperti yang kau minta, tapi apa kau yakin aku akan aman di sana hah? " Tanya Aaron dengan nada bercanda.

Shuvin yang mendengar ucapannya tersenyum bahagia, sontak dia berdiri dengan wajah berbinar seolah penyakitnya sudah sembuh.

"Yaaahhh... Good brother, kau memang adek paling baik sedunia, hahhahha... Senang kali aku Cok!!" Celetuk Shuvin sambil merangkul bahu Pangeran Aaron seolah mereka adalah saudara yang terpisah.

Aaron terkekeh, keceriaan Shuvin telah kembali, dia balas rangkulan wanita itu, " walau aku sedikit tidak mengerti dengan bahasa bahasa alienmu itu, aku senang kau kembali ceria Nona!" Ucap Aaron dengan senyuman di wajahnya.

Shuvin tersenyum," kalau begitu mari yang mulia, aku akan menjadi guide tour mu kali ini!" Ucap Shuvin memberi jalan pada Aaron.

" Apa itu guide tour? " Tanya Aaron.

" Ahhh.. pemandu perjalanan, "ucap Shuvin.

Seperti yang keduanya sepakati, Aaron mengikuti Shuvin memasuki area perbatasan dengan modal saling percaya satu sama lain.

Aaron diikuti empat anak buahnya yang terbaik dan terhebat, kekuatan mereka masing-masing setara dengan ajudan Tristan.

"Hey, aku akan aman kan? Aku calon raja negeri Maltis, kalau aku mati di sini, Lala Land kalian akan rata dengan tanah!" Ucap Aaron ragu.

Shuvin terkekeh, dia menepuk pucuk kepala pria itu, tak peduli ia pangeran atau tidak, dia memperlakukan Aaron seperti adiknya sendiri.

"Tenang saja, ada kakak di sini, Aaron pasti aman!" Ucapnya dengan wajah angkuh itu.

Deg deg deg...

Jantung Aaron berdebar kencang. Untuk waktu yang lama dia tidak pernah merasakan perasaan disayang dan diperhatikan seperti itu. Shuvin berhasil membuat pipinya bersemu merah karena malu.

" Kau adalah yang pertama Shuvin, kau yang pertama berani menyentuh rambutku dan menganggapku sebagai adikmu, bahkan berteman denganku tanpa peduli statusku," ucap Aaron dengan nada yang terdengar lega tetapi ada kesedihan di dalamnya.

Shuvin mengerti rasa sesak itu, rasa yang begitu menyakitkan saat kebebasan seseorang diikat oleh serangkaian aturan yang harus dipatuhi.

Anak-anak kekaisaran memang kelihatannya nyaman dan semua kebutuhan hidupnya terpenuhi, tetapi dibalik itu, ada tuntutan besar orangtua dan segudang aturan yang harus mereka lewati.

"Berapa umurmu?" Tanya Aaron.

"24 tahun, dan kau masih 20 tahun, jadi panggil aku kakak!" Ucap Shuvin dengan wajah sumringah.

Aaron terkekeh," baiklah kak Shu, mulai hari ini kau jadi saudariku, berbanggalah punya saudara tampan, kaya, muda, calon raja pula hahahah...'

Bughh!!

Satu pukulan mendarat di perut Aaron," dasar narsis!" Celetuk Shuvin.

"Hahahahahhaha...."

Mereka melangkah memasuki arena Green village dengan senyuman sumringah dan candaan jenaka di bibir mereka.

Bahkan pasukan keduanya sampai melongo menatap keakraban kedua pemimpin daerah itu.

Shuvin dan Aaron menaiki kuda menuju desa, dengan dipimpin Tristan perjalanan itu lancar dan mulus.

Sepanjang jalan, Aaron dibuat takjub dengan pengelolaan hutan dan taman yang sangat unik dan langka.

Matanya berbinar menikmati keindahan negeri itu, seolah tak puas melihat sekilas, dia sampai beberapa kali berhenti memastikan yang dia lihat itu benar adanya, bukan khayalan semata.

Shuvin tertawa geli melihat ekspresi di wajah Aaron yang jelas mengatakan bahwa dia mengagumi daerah itu.

"Menakjubkan bukan? Tapi ini belum semua!" Ucap Shuvin yang langsung memimpin jalan menuju Green Village.

Tak butuh waktu lama mereka tiba di desa itu. Desa yang awalnya gelap dan suram kini berubah penuh warna.

Mural indah tercetak di setiap sudut desa itu. Atap, dinding rumah, bahkan jalanan ditata sedemikian rumah sampai tercipta sebuah desa mural yang menakjubkan.

Tak dapat dipungkiri, pelukis hebat memang lahir dari desa itu.

Para penduduk mulai menyiapkan barang dagangan mereka, sebagai persiapan untuk hari yang disebutkan oleh Shuvin.

"Wahh... Menakjubkan!" Ucap Aaron mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut desa. Tangannya menunjuk berbagai tempat, sedang kedua kakinya melangkah ke sana kemari seolah sedang dalam taman bermain.

"Ini menakjubkan Shuvin, ini sangat menakjubkan!!"

Shuvin tertawa geli dengan reaksi pria itu. Para penduduk yang melihat kedatangan mereka terdiam di tempat saat melihat pria asing yang mereka nilai sebagai orang penting dari negeri tetangga, dapat terlihat dari pakaian sutra yang membalut tubuhnya juga lambang phoenix di pakaian atas yang dia pakai.

Shuvin hanya diam, dia yang biasanya cerewet dan paling heboh tiba-tiba diam.

"Shuvin, kau egois sekali menyimpan semua ini sendirian!" Ucap Aaron tak habis pikir.

" Benar... Kalau begitu bisakah kita berdamai saja?"

"Kumo....

Brukk!!

"Nyonya!!!"

"Shuvin!!

"Nona!!'

Semua yang melihat sang Duchess tumbang seketika itu berteriak panik.

Tristan dan anak buahnya dengan gencat membentuk formasi penjagaan yang ketat. Sedang Aaron langsung mengangkat tubuh Shuvin dari atas jalanan itu.

"hey, bangun lah, kak.. kak Shuvin bangun!!" Pekik Aaron.

Sebuah kenangan buruk muncul di kepalanya, kenangan saat sang ibu mati di hadapannya, mati tak berdaya karena penyakit mematikan.

" kak!! Kak Shuvin!!" Pekik Aaron hampir menangis.

" Di mana.. di mana tempat tinggalnya!? Cepat panggilkan tabib!!!" Pekik Aaron.

"Tuan bawa nyonya ke dalam kereta kuda!!" Seru Han yang mendapat pedati kuda secepat yang dia bisa. Dia meminjam milik penduduk dan memberi bayaran mahal.

Aaron dengan cepat menggendong tubuh Shuvin ke dalam kereta Kuda dan Tristan mengambil alih kemudi.

Drap... Drap.. Drap...

Suara hentakan kereta kuda itu terdengar. Penduduk yang melihat kejadian itu sama khawatirnya dengan mereka.

Kereta kuda melaju menuju kediaman sang Duchess.

Mereka tiba dalam waktu secepat mungkin. Aaron dengan cepat keluar dari dalam kereta dan menggendong Shuvin di pangkuannya.

" Tunjukkan jalannya!" Teriak pria itu panik.

Sontak seisi kediaman Duchess dibuat kaget dengan kehadiran pria asing yang jelas mereka bisa ketahui posisinya dari pakaian yang dia kenakan.

Mereka disambut oleh Baroness Michelle dan Countess Lera yang langsung berwajah pucat pasi saat melihat sang Duchess dalam keadaan tidak sadarkan diri.

" Nyonya... Ada apa ini!!!" Pekik Lera yang paling heboh.

" Cepat siapkan kamar, nyonya pingsan di tengah perjalanan!" Ucap Tristan dengan tegas.

Tak ada basa-basi, seisi kediaman dihebohkan dengan kedatangan Shuvin bersama Aaron dalam kondisi yang tidak pernah mereka bayangkan, apalagi sang Duke belum juga kembali padahal sudah ada kabar kalau dia akan datang ke desa.

Seharusnya Duke sudah tiba dua hari yang lalu, tapi entah halangan apa yang dia temui di jalan, pria itu tak kunjung kembali.

Kini Shuvin diperiksa oleh tabib desa. Evan sama sekali tidak menyiapkan tabib untuk sang Duchess bahkan segala keperluan Shuvin dipersiapkan sendiri oleh wanita itu.

Perbuatan Evan dinilai terlalu kejam pada wanita yang mengemban tugas sebagai Duchess.

" Di mana Duke kalian? Kenapa dia tidak menjaga istrinya dengan baik!? Bahkan tabib pribadi pun tidak ada, pelayan pribadinya pun hanya satu!?" Protes Aaron.

Countess Lera, Baroness Michelle dan Butler Juan terhenyak mendengar protes dari bibir pria asing itu.

"Mohon maaf, tapi anda siapa tuan? Bagaimana bisa bertemu dengan nyonya?" Tanya Juan tak senang. Dia melemparkan tatapan curiga pada pria itu.

Aaron meliriknya sekilas, wajar saja jika mereka was was, bahkan pasukan Tristan tak kunjung meninggalkan tempat itu sejak mereka tiba.

"Adiknya, aku adiknya," aku pria itu.

Di saat yang sama, Tabib keluar dari dalam ruangan.

"Bagaimana keadaannya!??" Tanya mereka semua serentak bahkan sampai seluruh pengawal juga bertanya.

Aaron sampai dibuat tercengang. Baru kali ini dia melihat ada bawahan yang sangat mengkhawatirkan tuannya, bukan hanya satu ata dua, tapi semuanya.

"Kondisi nyonya sangat buruk, beliau bekerja terlalu keras, untuk sementara waktu nyonya tidak boleh keluar kediaman sampai benar-benar pulih!" Terang tabib.

"Dan lagi, bagian dapur, tolong perhatikan makanan nyonya, beliau sudah bekerja keras untuk desa ini, kalian seharusnya memperhatikan makanan nyonya," ucap tabib.

"Sebaiknya cari tabib yang lebih profesional, gejala yang dialami nyonya sulit diprediksi!" terangnya dengan wajah sedih.

Mereka mengantarkan sang tabib keluar sedang Aaron langsung menghampiri Shuvin dengan pengawasan ketat dari Tristan dan pasukannya.

"Apa tidak masalah membiarkan pria itu di sini?" Tanya Lera para Tristan.

"Tidak masalah, mereka berteman, lagipula apa kau meragukan kekuatan pasukan ku!?" Balas Tristan dengan nada kesal.

"Cihh... Pemarah!!" Ketus wanita itu.

Terpopuler

Comments

Ririn Santi

Ririn Santi

hais kurang kerjaan bgt , ngapain coba pakai ngicipin bulu pengerat begitu sih

2024-05-04

0

Ririn Santi

Ririn Santi

kampret, Cok, hah ....random bgt si sulvin ini

2024-05-04

0

lihat semua
Episodes
1 Awal Yang Baru
2 Duchess yang Berubah
3 Dunia Akan Segera Runtuh
4 Sikap Dingin Duke
5 Diawasi
6 Berharap Dia Mati
7 Tinggal Di Green Village
8 Konspirasi
9 Kemampuan Sang Duke
10 Shuvin Menangis?
11 Jalan-jalan Di Desa
12 Pangeran Aaron Mikael Maltis
13 Bertemu Greek
14 Perbatasan
15 Koin Palsu
16 Lilian Di Hukum
17 Jatuh Sakit
18 Evan Pulang
19 Mimpi 1
20 Mimpi 2
21 Mimpi 3
22 Virus Botan
23 Kecurigaan Terhadap York
24 Monster Tingkat Tiga
25 Nafas Api Biru dan Api Merah
26 Tidak Ingin Melihat Evan
27 Cemburu 1
28 Cemburu 2
29 WE DID IT!!
30 Pembasmi Abadi
31 Sahabat Shuvin
32 Koin emas
33 Ksatria Paviliun Finch
34 Sihir Hitam
35 Terowongan Misteri
36 Kristal Hitam
37 Tingkatan Kaisar
38 Princess of York
39 Sebuah Kata Maaf
40 Pagi Yang Panas
41 Perpisahan dengan Kota Nikko
42 Kembalinya Dasha
43 Menerima Lamaran
44 Kereta Kuda Punya Cerita
45 Telepati
46 Gudang Misterius
47 Racun
48 Uji Coba
49 Gagal lagi
50 Mata-mata
51 Hutan Docila
52 Menuju Kota Violetta
53 Tiba di kota
54 Surat dari Dasha
55 Tak Terduga
56 Rencana Dasha
57 Sihir Pemikat
58 Pangeran Kyle
59 Perang
60 Akhir dari Perang
61 Romansa Duke dan Duchess
62 Peringatan Akan Kebangkitan Lucius
63 Roh Pelindung Lala Land
64 Kabar Bahagia
65 Pembicaraan di Taman
66 Vernon
67 Tinggal Di Sini
68 Kekaisaran Selatan
69 Korupsi
70 Kelahiran
71 7 Years
72 Keluarga Duke Daisy dari Merlin
73 Keluarga Problematik
74 Awal Kehancuran!!
75 Kehancuran
76 End of main story
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Awal Yang Baru
2
Duchess yang Berubah
3
Dunia Akan Segera Runtuh
4
Sikap Dingin Duke
5
Diawasi
6
Berharap Dia Mati
7
Tinggal Di Green Village
8
Konspirasi
9
Kemampuan Sang Duke
10
Shuvin Menangis?
11
Jalan-jalan Di Desa
12
Pangeran Aaron Mikael Maltis
13
Bertemu Greek
14
Perbatasan
15
Koin Palsu
16
Lilian Di Hukum
17
Jatuh Sakit
18
Evan Pulang
19
Mimpi 1
20
Mimpi 2
21
Mimpi 3
22
Virus Botan
23
Kecurigaan Terhadap York
24
Monster Tingkat Tiga
25
Nafas Api Biru dan Api Merah
26
Tidak Ingin Melihat Evan
27
Cemburu 1
28
Cemburu 2
29
WE DID IT!!
30
Pembasmi Abadi
31
Sahabat Shuvin
32
Koin emas
33
Ksatria Paviliun Finch
34
Sihir Hitam
35
Terowongan Misteri
36
Kristal Hitam
37
Tingkatan Kaisar
38
Princess of York
39
Sebuah Kata Maaf
40
Pagi Yang Panas
41
Perpisahan dengan Kota Nikko
42
Kembalinya Dasha
43
Menerima Lamaran
44
Kereta Kuda Punya Cerita
45
Telepati
46
Gudang Misterius
47
Racun
48
Uji Coba
49
Gagal lagi
50
Mata-mata
51
Hutan Docila
52
Menuju Kota Violetta
53
Tiba di kota
54
Surat dari Dasha
55
Tak Terduga
56
Rencana Dasha
57
Sihir Pemikat
58
Pangeran Kyle
59
Perang
60
Akhir dari Perang
61
Romansa Duke dan Duchess
62
Peringatan Akan Kebangkitan Lucius
63
Roh Pelindung Lala Land
64
Kabar Bahagia
65
Pembicaraan di Taman
66
Vernon
67
Tinggal Di Sini
68
Kekaisaran Selatan
69
Korupsi
70
Kelahiran
71
7 Years
72
Keluarga Duke Daisy dari Merlin
73
Keluarga Problematik
74
Awal Kehancuran!!
75
Kehancuran
76
End of main story

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!