Diawasi

Seisi kediaman di Green village itu menjadi heboh atas perubahan drastis yang terjadi pada nyonya rumah mereka saat ini.

Shuvin tampak seperti seseorang yang sangat berbeda, sampai membuat mereka terdiam melongo.

Shuvin meminta maaf pada seluruh pelayan yang dia kumpulkan di dapur, bahkan sampai membungkuk pada mereka dengan rasa bersalah yang teramat dalam.

Jika kaisar tahu ini, dia mungkin akan memenggal kepala semua orang yang ada di dalam dapur itu karena berani menerima permintaan maaf seorang Princess of Savna.

"Nyonya jangan seperti ini, apa salah kami!" Tanya para pelayan sambil menatap ketakutan.

Nenek sihir berubah, hal yang aneh dan gila!

"Tidak mungkin nyonya berubah!"

"Apa dia benar-benar berubah!?"

"Kalau nyonya bisa bersikap seperti ini setiap hari, pasti pekerjaan akan sangat nyaman!"

"Apa ini mimpi!"

Semuanya menjadi ricuh mendengar ucapan sang nyonya. Bahkan ragu dan takut akan ucapan maaf Shuvin.

"Sebagai permintaan maaf, aku ingin memasak hari ini!" Ucap Shuvin dengan wajah sumringah.

"Tapi nyonya, ini ruangan pelayan, anda seharusnya tidak berada di tempat kotor ini!" Ucap mereka dengan niat menolak.

Ohh yang benar saja, apakah Shuvin berencana melenyapkan seisi kediaman itu?

"Benar nyonya, lagipula apa anda bisa memasak!? Anda kan putri kaisar!" Sindir yang lain yang secara tidak langsung mengatakan bahwa putri kaisar tidak bisa apa-apa selain bersolek manis dan bersikap sok ramah.

Suvhin tetap tersenyum ramah, tak peduli hinaan yang dia dapat," lihat saja, kalau masakanku enak, kalian harus mengakuinya dan membiarkanku berteman dengan kalian, bagaimana!?" Tantang Shuvin.

Semuanya saling melirik. Seluruh penghuni kediaman berkumpul di sana, jumlahnya ada sekitar 35 orang termasuk pengawal. Tentu saja kecuali sang Duke.

"Baiklah, siapa takut!" Seru pria berpenampilan seperti pendekar yang duduk di jendela ujung dapur. Dia adalah tangan kanan Evan yang bertugas memata-matai Shuvin.

Bibir Shuvin tersenyum miring melihat pria itu. Dalam ingatannya, ada sesuatu yang mencurigakan mengenai pria ini.

Semuanya setuju dan menerima tantangan Shuvin.

Gadis itu tersenyum begitu manis, " karena semuanya sudah lapar, baiklah, Shuvin yang cantik akan memasak untuk kalian!" Ucapnya penuh semangat.

"Apa ada yang bersedia membantuku!?" Tanya Shuvin.

Semua tampak ragu, mereka takut berurusan dengan wanita itu.

Tiba-tiba Countess Silva, Baroness Michelle dan Countess Lera mengangkat tangan mereka dan maju ke depan," kami akan membantu!" Seru mereka bertiga meski tak yakin.

"Baiklah, kemari!" Ucap Shuvin.

Bahan makanan di dapur kediaman itu sangat banyak dan bervariasi, semuanya adalah kualitas terbaik. Dengan mengingat pengalaman hidupnya di dunia modern, Shuvin mulai memasak dan mengolah segala bahan yang ada.

"Nyonya, kalau boleh tahu, kita sedang membuat apa?" Tanya Baroness Michelle bingung, sebab dia tidak pernah melihat campuran bahan yang aneh itu di sana.

"Ahhh... Sedang membuat ayam goreng crispy dan bubur ayam, untuk minumannya kita padukan dengan teh melati saja, " ucap Shuvin dengan penuh semangat.

"Tapi saya tidak mengerti nyonya, bagaimana bisa ayam telanjang ini dibalut tepung, apa rasanya akan enak!? Ini aneh!" Protes Lera dengan wajah ditekuk.

"Benar nyonya, belum lagi nasi lembek ini, bukankah ini makanan bayi!? Aneh sekali!" Imbuh Silva dengan ekspresi yang sama.

Para penonton juga menatap dengan wajah heran juga meremehkan, mana mungkin seorang putri kaisar tau memasak.

"Nyonya, ayolah sudahi candaannya, kami semua sudah sangat lapar, " protes mereka.

Shuvin terkekeh, bukannya marah karena diremehkan, dia malah semakin tertantang.

"baiklah, kalau begitu, apa kalian semua mau membantu!? Agar lebih cepat!?" Tanya Shuvin.

Semuanya setuju, para pelayan dapur mulai membantu Shuvin, meski ragu mereka saling membantu dengan baik.

Mulai dari mengurus sayur, membuat bawang goreng, membuat ayam suwir dan sebagainya.

Hingga...

Prok! Prok! Prok!!

Shuvin menepuk tangannya tiga kali pertanda masakan sudah sempurna.

"Sudah selesai!" Serunya sambil menunjuk gunung makanan yang baru selesai dimasak.

Aroma rempahnya menyeruak ke mana-mana, bahkan sampai membuat perut terasa semakin lapar.

"Ayo masing-masing ambil bagian masing-masing dan kita makan bersama selama hitungan ketiga!" Seru Shuvin sambil mengangkat sebuah ayam crispy dengan sambal colek yang melumurinya.

Para pelayan, pengawal dan pekerja rumah mengambil bagian mereka, sangat bervariasi tapi membuat mreka ragu.

"Siap!?"

Satu...

Dua..

Tiga!

Krass... Krass... Kros... Kros...

Semuanya melahap ayam crispy buatan resep sang nyonya.

Mata mereka semua sontak melongo di saat yang bersamaan seolah menjadi lautan bintang penuh kilau.

"Hahahah... Mereka lucu!" Gumam Shuvin sambil menatap reaksi mereka.

"Wahh... Enak sekali!!"

"Benar ini ayam terenak yang pernah ku makan!"

"Kering di luar, lembut di dalam, enak sekali!!"

"Buburnya juga enak!!"

"Lebih enak kalau buburnya dikocok!" Teriak yang lain.

"Tidak, jangan! Lebih enak tidak dikocok!!"

" Dikocok!"

"Tidak dikocok!"

Semuanya melontarkan pendapat mereka, mulai dari ayam emas super enak sampai berdebat tentang bubur dikocok atau tidak dikocok.

Shuvin tertawa bahagia, ini kebebasan yang dia inginkan, semuanya tampak sangat bahagia.

" Bagaimana? Enak bukan?" Tanya Shuvin.

"Benar nyonya ini enak, tapi saya merasa sangat haus!" Ucap yang lain.

Shuvin tersenyum lagi, " nah silahkan ambil tega hangat masing-masing d An teguk perlahan-lahan!" Ucap Shuvin.

Mereka melakukan sesuatu perintah Shuvin.

Siapa sangka, teh hangat yang sederhana dengan rasa manis jambu itu mengalir begitu nyaman di rongga mulut mereka, aroma teh Melati menenangkan pikiran mereka, dan mengurangi rasa kering dan jenuh karena rasa kenyang dari ayam dan bubur.

"Wahhh enak!!" Puji mereka lagi.

Padahal menunya sangat sederhana, tapi berhasil membuat semua orang tersenyum bahagia dan kenyang. Rasanya cukup bagi Shuvin.

" Bagaimana, aku dimaafkan tidak? Aku diperbolehkan ke dapur tidak?" Tanya Shuvin penuh harap.

" Boleh nyonya!!" Seru mereka sambil bertepuk tangan bahagia.

Perubahan Shuvin memang sangat mengejutkan, tapi semuanya menerima dengan baik, meksipun masih ada beberapa yang ragu dan menaruh dendam pada nyonya rumah itu.

Setelah makan pagi yang begitu meriah, Shuvin kembali berkeliling di sekitar mansion besar itu. Kediaman itulah satu-satunya bangunan terbesar di desa itu. Desa terpencil yang berada di wilayah pinggiran Lala Land.

"Hummmm... Hahhh.... Menyenangkan sekali!" Gumamnya sambil merebahkan tubuhnya di dalam gazebo dekat taman bunga mawar hitam di halaman depan.

Dia menatap langit sambil tersenyum, pagi yang begitu penuh semangat juga sambutan mengejutkan yang tidak pernah dia sangka-sangka.

"Aku ingin melakukan banyak hal, persetan dengan kebencian Duke dan kekaisaran, aku akan hidup bahagia menurut versiku!" Ucapnya sambil tersenyum.

Saat Shuvin sedang bersantai, tanpa dia sadari sepasang mata sedang mengawasinya dari kejauhan. Menatap segala gerak-geriknya juga tindak tanduknya untuk segera dilaporkan pada sang Duke yang sedang melakukan pengawasan pada desa.

"Aneh, apa yang terjadi pada wanita ini? Apa otaknya mulai tidak beres?" Pikir pendekar pria yang sama dengan pendekar yang membalas tantangan Shuvin di dapur tadi, dia tangan kanan Evan.

Shuvin menatap langit, seketika dia langsung merasakan sesuatu yang aneh dengan tubuhnya seolah dia sadar dirinya sedang diawasi.

Insting dan kewaspadaan tubuh itu sangat kuat, dia tahu ada yang menatapnya dari ujung sana," mau apa dia!?" Batin Shuvin curiga.

Mengingat identitasnya, bisa saja dia menjadi target pembunuhan orang-orang yang membenci kekaisaran atau membenci sang Duke.

Shuvin memperbaiki posisinya dan bertingkah normal, dia menunduk ke bawah dan mengambil beberapa batu kerikil.

Gadis itu bangkit berdiri sambil merenggangkan tubuhnya," Shuvin dan diriku punya hobi yang sama, ketahanan fisik kami hebat, hanya saja aku hancur saat kanker menyerangku!" Batinnya.

Dia menggenggam sebiji batu lalu mengumbannya perlahan sambil mengejar ke arah semakin belajar di sisi samping bangunan.

Syuuuuttt.....

Takkk!!!!!

Batu itu melesat begitu kencang bersamaan dengan sebuah anak panah beracun melesat tapi sialnya berhasil menggores baju Shuvin dan membuat kulitnya terluka.

" Sialan!!"

Brakk!!

Gubrak!!!!

Episodes
1 Awal Yang Baru
2 Duchess yang Berubah
3 Dunia Akan Segera Runtuh
4 Sikap Dingin Duke
5 Diawasi
6 Berharap Dia Mati
7 Tinggal Di Green Village
8 Konspirasi
9 Kemampuan Sang Duke
10 Shuvin Menangis?
11 Jalan-jalan Di Desa
12 Pangeran Aaron Mikael Maltis
13 Bertemu Greek
14 Perbatasan
15 Koin Palsu
16 Lilian Di Hukum
17 Jatuh Sakit
18 Evan Pulang
19 Mimpi 1
20 Mimpi 2
21 Mimpi 3
22 Virus Botan
23 Kecurigaan Terhadap York
24 Monster Tingkat Tiga
25 Nafas Api Biru dan Api Merah
26 Tidak Ingin Melihat Evan
27 Cemburu 1
28 Cemburu 2
29 WE DID IT!!
30 Pembasmi Abadi
31 Sahabat Shuvin
32 Koin emas
33 Ksatria Paviliun Finch
34 Sihir Hitam
35 Terowongan Misteri
36 Kristal Hitam
37 Tingkatan Kaisar
38 Princess of York
39 Sebuah Kata Maaf
40 Pagi Yang Panas
41 Perpisahan dengan Kota Nikko
42 Kembalinya Dasha
43 Menerima Lamaran
44 Kereta Kuda Punya Cerita
45 Telepati
46 Gudang Misterius
47 Racun
48 Uji Coba
49 Gagal lagi
50 Mata-mata
51 Hutan Docila
52 Menuju Kota Violetta
53 Tiba di kota
54 Surat dari Dasha
55 Tak Terduga
56 Rencana Dasha
57 Sihir Pemikat
58 Pangeran Kyle
59 Perang
60 Akhir dari Perang
61 Romansa Duke dan Duchess
62 Peringatan Akan Kebangkitan Lucius
63 Roh Pelindung Lala Land
64 Kabar Bahagia
65 Pembicaraan di Taman
66 Vernon
67 Tinggal Di Sini
68 Kekaisaran Selatan
69 Korupsi
70 Kelahiran
71 7 Years
72 Keluarga Duke Daisy dari Merlin
73 Keluarga Problematik
74 Awal Kehancuran!!
75 Kehancuran
76 End of main story
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Awal Yang Baru
2
Duchess yang Berubah
3
Dunia Akan Segera Runtuh
4
Sikap Dingin Duke
5
Diawasi
6
Berharap Dia Mati
7
Tinggal Di Green Village
8
Konspirasi
9
Kemampuan Sang Duke
10
Shuvin Menangis?
11
Jalan-jalan Di Desa
12
Pangeran Aaron Mikael Maltis
13
Bertemu Greek
14
Perbatasan
15
Koin Palsu
16
Lilian Di Hukum
17
Jatuh Sakit
18
Evan Pulang
19
Mimpi 1
20
Mimpi 2
21
Mimpi 3
22
Virus Botan
23
Kecurigaan Terhadap York
24
Monster Tingkat Tiga
25
Nafas Api Biru dan Api Merah
26
Tidak Ingin Melihat Evan
27
Cemburu 1
28
Cemburu 2
29
WE DID IT!!
30
Pembasmi Abadi
31
Sahabat Shuvin
32
Koin emas
33
Ksatria Paviliun Finch
34
Sihir Hitam
35
Terowongan Misteri
36
Kristal Hitam
37
Tingkatan Kaisar
38
Princess of York
39
Sebuah Kata Maaf
40
Pagi Yang Panas
41
Perpisahan dengan Kota Nikko
42
Kembalinya Dasha
43
Menerima Lamaran
44
Kereta Kuda Punya Cerita
45
Telepati
46
Gudang Misterius
47
Racun
48
Uji Coba
49
Gagal lagi
50
Mata-mata
51
Hutan Docila
52
Menuju Kota Violetta
53
Tiba di kota
54
Surat dari Dasha
55
Tak Terduga
56
Rencana Dasha
57
Sihir Pemikat
58
Pangeran Kyle
59
Perang
60
Akhir dari Perang
61
Romansa Duke dan Duchess
62
Peringatan Akan Kebangkitan Lucius
63
Roh Pelindung Lala Land
64
Kabar Bahagia
65
Pembicaraan di Taman
66
Vernon
67
Tinggal Di Sini
68
Kekaisaran Selatan
69
Korupsi
70
Kelahiran
71
7 Years
72
Keluarga Duke Daisy dari Merlin
73
Keluarga Problematik
74
Awal Kehancuran!!
75
Kehancuran
76
End of main story

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!