Jalan-jalan Di Desa

Shuvin mengucek kedua matanya, rasanya sangat gatal dan tidak nyaman, sepertinya dia alergi terhadap cemilannya pagi ini.

" Apa kue tadi mengandung kacang?" Tanya Shuvin yang matanya kini merah dan berlinang air mata.

"Kacang kenari nyonya, ada apa?" Tanya Dasha, gadis cantik berwajah lembut dengan rambut pirang berkilau itu. Jika dilihat dia tampak seperti keluarga bangsawan. Selain Lilian, dia juga adalah pelayan pribadi Shuvin yang dipilih langsung oleh Evan. Shuvin tidak memiliki kecurigaan pada pelayan manis ini.

"Lain kali jangan suguhkan benda itu, aku alergi kacang," ucapnya dengan wajah dongkol.

"Ma-maafkan saya nyonya, saya ceroboh, saya tidak tahu!!" Ucap Dasha sontak duduk berlutut di atas lantai dengan tubuh gemetar ketakutan.

"Sudah.. sudah, berdirilah, aku yang ceroboh, jangan begitu,"

"Sekarang cepat ambil kotak hitam di lemariku, kita akan keluar mengelilingi desa!" Ucap Shuvin.

"Nyonya, mau keluar?" Tanya Dasha terkejut.

Shuvin mengangguk," hmm.. cepatlah, kita harus mengelilingi desa ini!" Ucap Shuvin.

"Ba-baik nyonya," balas Dasha dengan patuh.

Shuvin menghela nafas berkali-kali, matanya masih membengkak, dia menatap wajahnya di cermin, cukup aneh tapi masih cantik.

"Hmm... Yang penting masih cantik!" Celetuknya sambil mengedipkan sebelah matanya.

Mendengar itu, Dasha tertawa geli, nyonyanya memang aneh.

Dia telah mengganti pakaiannya menjadi pakaian sederhana hanya sebuah gaun berlapis berwarna hitam terbuat dari sutra halus nan lembut yang tahan akan matahari dan lembab, juga tidak menyimpan bau.

"Dasha, apa kau bisa berkuda?" Tanya Shuvin.

" Saya tidak bisa nyonya, tapi Countess Silva bisa," balas Dasha.

Shuvin mengangguk paham," minta pada penjaga menyiapkan seekor kuda untukku, lalu sebuah kereta kuda, kita akan berangkat mengelilingi desa!" Ucap Shuvin.

"Ahhh ajak juga si Lilian setan itu, kau awasi dia dengan baik!" Titah Shuvin.

"Baik nyonya," balas gadis itu meski tak yakin kenapa majikannya meminta dia mengawasi Lilian. Tapi apapun itu dia akan melakukan semua perintah Shuvin.

Seperti yang diperintahkan Shuvin, seekor kuda terbaik dibawa ke bagian depan mansion, dan sebuah kereta kuda juga telah dibawa di sana.

Shuvin keluar dengan penampilannya yang tidak biasa, terkesan tomboy dan juga berani.

"Nyonya, apa yang akan anda lakukan!?" Countess Silva berlari dari dalam rumah menghampiri Shuvin bersama yang lainnya.

" Aku akan mengelilingi desa, seperti ucapan Juan, aku tidak tahu kondisi desa ini, oleh karena itu aku akan melihatnya langsung dengan mata kepalaku!"

"Jika kalian ingin membantuku segera katakan, agar aku bisa membagi tugas kalian!" Ucap Shuvin.

Kim melangkah ke depan dengan ragu," apa nyonya tidak marah?" Tanyanya.

Shuvin tersenyum sambil menggelengkan kepalanya," tidak, kemarahanku tidak lebih penting dari nasib penduduk desa ini!" Ucapnya.

Deghh!!!

Semua yang mendengar itu terdiam membisu. Mereka yang sempat meragukan sang Duchess kini beralih dan percaya pada Duchess.

"Kami akan membantu nyonya!" Ucap Silva dan Kim bersamaan.

Lera dan Juan saling menatap lalu membungkuk penuh penyesalan pada nyonya mereka," jika nyonya mengijinkan, kami akan membantu,"

"Maaf atas ketidaksopanan saya nyonya!" ucap Juan dengan penuh hormat demikian Lera yang juga meminta maaf.

Lengkungan indah nan manis tergambar di wajah Shuvin, "baiklah kalau begitu.....

Shuvin membagi tugas para pekerja di kediamannya. Semuanya mengangguk setuju dengan rencana sang Duchess.

Lera dan Juan yang terbiasa akan bagian pembagian jatah akan mencatat hasil pertanian desa itu, Silva bertugas mengecek sistem keamanan desa bersama dengan beberapa ksatria yang Shuvin minta mendampingi putri dari panglima perang terdahulu itu. Silva memahami area perang dan juga berbagai kebutuhan pertahanan.

Kemudian kepala dapur akan mengunjungi lumbung desa untuk mencatat pengeluaran dan pemasukan desa.

Lilian sendiri akan mengunjungi dan mencatat semua toko di desa itu tentu diawasi ketat oleh Dasha. Dan Shuvin akan melakukan semuanya secara bergilir. Tugas utama Shuvin adalah pergi ke perbatasan dan mencari tahu masalah di bagian perbatasan.

"Baiklah, apa kalian paham!?" Tanya Shuvin .

"Paham nyonya!" Balas mereka serentak. Semuanya cukup terkejut dengan kemampuan Shuvin mengelola pekerja. Dia mengarahkan setiap orang pada bidang yang mereka kuasai.

Tentu pengetahuan ini berasa dari ingatan sang Princess of Savna yang telah belajar berbagai ilmu di kekaisaran.

"Shuvin, dirimu adalah permata yang dilupakan para bajingan itu!" Ucapnya dalam batin.

Saat mereka akan berangkat, tiba-tiba sekelompok pasukan menghampiri Shuvin. Dari pakaiannya yang rapi dan seragam, Shuvin dapat mengetahui kalau mereka adalah kelompok ksatria yang bertugas di desa itu.

"Nyonya, saya mendengar dari ajudan saya bahwa anda akan melakukan perjalanan, biarkan saya dan pasukan mendampingi Anda," ucap Tristan, kepala ksatria itu.

Perawakannya tinggi besar, rambutnya panjang sebahu tapi sering dikuncir. Tubuhnya kekar dan ada bekas luka memanjang di pipi kirinya.

"Kalau begitu bagi pasukanmu menjadi beberapa kelompok sesuatu kelompok mereka, dan kau ikut aku ke perbatasan!" Ucap Shuvin dengan nada tegas dan penuh intimidasi.

Dia tahu, menghadapi seorang ksatria harus dengan cara yang paling tegas.

"Baik nyonya!" Jawabnya tegas.

Seperti yang Shuvin rencanakan, semua orang berangkat menuju tempat tujuan mereka masing-masing. Shuvin tidak peduli jika yang menemaninya adalah kepala ksatria yang dikenal setia pada Duke. Dia tahu, segala aktivitasnya di desa ini pasti akan dilaporkan oleh pria itu pada Duke.

Shuvin tak ambil pusing, dia hanya ingin membantu desa ini untuk hidup lebih nyaman.

Alasan Shuvin melakukannya adalah karena kejadian lima hari yang lalu.

...****************...

Flashback

Sinar mentari yang hangat menyentuh lembut pipi Shuvin yang tengah berjalan dalam penyamarannya di tengah-tengah desa. Tidak ada yang mengenalinya sebagai Duchess negeri ini, tentu saja karena dia pun tidak pernah memperkenalkan dirinya pada mereka.

Shuvin melangkah dengan senyuman hangat di wajahnya, dibelakangnya ada Countess Silva dan Baroness Michelle yang menemaninya juga Dasha.

"Nyonya, apa anda nyaman berkeliling di tempat kumuh ini? Lihat mereka, semuanya sangat kurus dan juga sepertinya penyakitan!" Bisik Silva yang bergidik ngeri melihat kondisi sebagian penduduk yang menyedihkan.

Benar ucapan Silva, penduduk di sana mengalami krisis mengerikan. Barang dagangan tak ada yang lalu. Padahal produksi kenari dan biji cokelat sangat tinggi sampai membludak, tapi tak ada yang mau membeli bahan mentah itu.

Sampai-sampai di halaman rumah penduduk, biji cokelat dan kenari terletak begitu saja hingga membusuk.

"Padahal biji cokelat sangat mahal,'" pikir Shuvin.

Mereka berjalan dengan tenang. Hingga tiba-tiba...

Brukk!!!

Seorang anak kecil dalam keadaan tubuh compang-camping menabrak tubuh Shuvin dan hampir membuat Duchess itu terjatuh ke tanah.

" Astaga, apa-apaan ini, beraninya anak kecil kotor seperti mu..

"Diam Silva!" Senggak Shuvin tak senang.

Dia memapah anak kecil itu. Tubuh anak itu gemetaran, dia memeluk sebuah roti berjamur dengan tatapan ketakutan.

Lalu datanglah seorang wanita dengan pemukul rotan di tangan, berlari menghampiri mereka dengan tatapan beringas.

"Dasar pencuri sialan, beraninya kau mencuri rotiku!!" Pekik wanita itu marah sampai membuat semua orang saling menatap.

"Ada apa ini?" Tanya Shuvin tenang sambil menggenggam tangan anak itu.

"Berikan dia padaku, dia mencuri makanan dari tokoku, padahal belum ada laku sebiji pun, dia membuatku rugi!!" Protes wanita itu.

"Nyo-Nyonya saya mohon,saya hanya butuh satu saja, ibu saya sudah sekarat, adik saya kelaparan, kumohon... Berikan roti ini padaku!" Ucap anak lelaki itu dengan tangan gemetaran sambil menangis meminta bantuan si pemilik roti.

"Hah... Sialan kau!!"

"Minta saja pada Duchess negeri ini, Duchess angkuh yang bahkan tidak melirik desa miskin ini!!"

"Jangan minta padaku, aku juga kekurangan uang!!" Teriak ya.

Shuvin sangat syok saat mendengar ucapan wanita itu. Tapi dia tidak boleh marah, sebab masalah ini memang harusnya menjadi tanggungjawab pemimpin negeri ini.

"Nyonya, saya akan membeli rotinya, jangan memukul seorang anak hanya Karena sebuah roti,"

"Mereka adalah generasi desa ini, yang suatu saat akan membawa nama desa ini," ucap Shuvin.

"Saya beli rotinya, sekalian juga roti lain di toko anda," ucap Shuvin sambil memberikan 10 keping emas pada wanita itu dan meminta semua roti miliknya.

Wanita itu terkejut, 10 keping emas terlalu mahal untuk rotinya yang hanya dia jual dengan harga tiga keping perunggu per buahnya.

"Nyonya... Anda siapa? Ini berlebihan, ta-tapi... Saya juga membutuhkannya... Hanya saja..

Shuvin mendekati wanita itu lalu menggenggam tangannya, hatinya sedih melihat ketidaksanggupan dan ketidakberdayaan warga di sana.

"Ini Duchess yang anda katakan itu, tenang saja, saya janji akan membantu mengubah desa ini, terimalah uang ini dan bantu temanmu yang lain, besok akan ada prajurit yang datang ke tokomu untuk membeli roti yang akan dihidangkan bagi para penjaga, jadi siapkan dengan baik,"

"Belilah bahannya dari toko lainnya, agar setidaknya mereka juga terbantu," ucap Shuvin.

"Nyo-Nyonya du-duchess!!" Wanita itu bergetar ketakutan. Tapi Shuvin tersenyum dan menenangkan nya," sshhhtt... Jangan bilang-bilang, aku sedang melihat desa ini dan sedang merencanakan kemakmuran desa ini, jangan sampai orang lain tahu sebelum aku memulai rencanaku, " ucap Shuvin pelan.

Wanita itu menangis sesenggukan, dia mengangguk dan langsung membungkuk.

"Maafkan saya nyonya, dan terimakasih banyak, saya akan lakukan seperti ucapan anda!" Ucapnya sungguh-sungguh.

Shuvin tersenyum meski hatinya terasa sakit, dia menatap anak lelaki itu dan menyapu lembut wajahnya dengan jemarinya," nak, ikutilah bibi penjual roti, dia akan menyediakan kebutuhanmu dan keluargamu, jika butuh bantuan katakan pada bibi penjual roti, dia akan menyampaikannya padaku," ucap Shuvin.

"Anda sangat cantik nyonya, hati anda juga," ucapnya sambil menangis.

Shuvin memeluk anak itu erat, lalu mengusap air matanya," bertahanlah sedikit lagi!" Ucapnya pelan.

Terpopuler

Comments

Ririn Santi

Ririn Santi

terharu, jd pingin nangis hiks...hiks....

2024-05-04

0

lihat semua
Episodes
1 Awal Yang Baru
2 Duchess yang Berubah
3 Dunia Akan Segera Runtuh
4 Sikap Dingin Duke
5 Diawasi
6 Berharap Dia Mati
7 Tinggal Di Green Village
8 Konspirasi
9 Kemampuan Sang Duke
10 Shuvin Menangis?
11 Jalan-jalan Di Desa
12 Pangeran Aaron Mikael Maltis
13 Bertemu Greek
14 Perbatasan
15 Koin Palsu
16 Lilian Di Hukum
17 Jatuh Sakit
18 Evan Pulang
19 Mimpi 1
20 Mimpi 2
21 Mimpi 3
22 Virus Botan
23 Kecurigaan Terhadap York
24 Monster Tingkat Tiga
25 Nafas Api Biru dan Api Merah
26 Tidak Ingin Melihat Evan
27 Cemburu 1
28 Cemburu 2
29 WE DID IT!!
30 Pembasmi Abadi
31 Sahabat Shuvin
32 Koin emas
33 Ksatria Paviliun Finch
34 Sihir Hitam
35 Terowongan Misteri
36 Kristal Hitam
37 Tingkatan Kaisar
38 Princess of York
39 Sebuah Kata Maaf
40 Pagi Yang Panas
41 Perpisahan dengan Kota Nikko
42 Kembalinya Dasha
43 Menerima Lamaran
44 Kereta Kuda Punya Cerita
45 Telepati
46 Gudang Misterius
47 Racun
48 Uji Coba
49 Gagal lagi
50 Mata-mata
51 Hutan Docila
52 Menuju Kota Violetta
53 Tiba di kota
54 Surat dari Dasha
55 Tak Terduga
56 Rencana Dasha
57 Sihir Pemikat
58 Pangeran Kyle
59 Perang
60 Akhir dari Perang
61 Romansa Duke dan Duchess
62 Peringatan Akan Kebangkitan Lucius
63 Roh Pelindung Lala Land
64 Kabar Bahagia
65 Pembicaraan di Taman
66 Vernon
67 Tinggal Di Sini
68 Kekaisaran Selatan
69 Korupsi
70 Kelahiran
71 7 Years
72 Keluarga Duke Daisy dari Merlin
73 Keluarga Problematik
74 Awal Kehancuran!!
75 Kehancuran
76 End of main story
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Awal Yang Baru
2
Duchess yang Berubah
3
Dunia Akan Segera Runtuh
4
Sikap Dingin Duke
5
Diawasi
6
Berharap Dia Mati
7
Tinggal Di Green Village
8
Konspirasi
9
Kemampuan Sang Duke
10
Shuvin Menangis?
11
Jalan-jalan Di Desa
12
Pangeran Aaron Mikael Maltis
13
Bertemu Greek
14
Perbatasan
15
Koin Palsu
16
Lilian Di Hukum
17
Jatuh Sakit
18
Evan Pulang
19
Mimpi 1
20
Mimpi 2
21
Mimpi 3
22
Virus Botan
23
Kecurigaan Terhadap York
24
Monster Tingkat Tiga
25
Nafas Api Biru dan Api Merah
26
Tidak Ingin Melihat Evan
27
Cemburu 1
28
Cemburu 2
29
WE DID IT!!
30
Pembasmi Abadi
31
Sahabat Shuvin
32
Koin emas
33
Ksatria Paviliun Finch
34
Sihir Hitam
35
Terowongan Misteri
36
Kristal Hitam
37
Tingkatan Kaisar
38
Princess of York
39
Sebuah Kata Maaf
40
Pagi Yang Panas
41
Perpisahan dengan Kota Nikko
42
Kembalinya Dasha
43
Menerima Lamaran
44
Kereta Kuda Punya Cerita
45
Telepati
46
Gudang Misterius
47
Racun
48
Uji Coba
49
Gagal lagi
50
Mata-mata
51
Hutan Docila
52
Menuju Kota Violetta
53
Tiba di kota
54
Surat dari Dasha
55
Tak Terduga
56
Rencana Dasha
57
Sihir Pemikat
58
Pangeran Kyle
59
Perang
60
Akhir dari Perang
61
Romansa Duke dan Duchess
62
Peringatan Akan Kebangkitan Lucius
63
Roh Pelindung Lala Land
64
Kabar Bahagia
65
Pembicaraan di Taman
66
Vernon
67
Tinggal Di Sini
68
Kekaisaran Selatan
69
Korupsi
70
Kelahiran
71
7 Years
72
Keluarga Duke Daisy dari Merlin
73
Keluarga Problematik
74
Awal Kehancuran!!
75
Kehancuran
76
End of main story

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!