Lilian Di Hukum

Di sela-sela gotong royong, lagi lagi Shuvin harus mengumpulkan seluruh penduduk di tengah peluh mereka mengubah desa.

Shuvin membuat persiapan jika sampai koin palsu tersebar di desa itu. Dia berdiri di hadapan para warga dengan memegang dua koin emas yang sama.

" Dengar baik, koin emas palsu sudah tersebar di ibukota kerajaan, ku harap kalian berhati-hati dalam menggunakan koin emas, jika kalian punya koin emas, segera cek keasliannya pada Juan dan Silva,"

" Koin yang asli memiliki berat 90 gram sedang yang palsu 80 gram, cara membedakannya cukup mudah, kalian siram saja Koin emas itu dengan air asam, jika dia bereaksi menjadi hitam, maka koin itu palsu!" Ucap Shuvin.

Para penduduk terkejut dengan kabar ini, mereka buru-buru kembali ke rumah mereka untuk memeriksa koin yang mereka miliki.

"Apakah dengan begini kita bisa aman? Kasihan mereka yang sudah bekerja keras selama ini membangun desa," ucap Shuvin yang tampak kelelahan wanita itu duduk bersandar pada kursi dengan wajah pucat.

" Nyonya, anda terlihat sakit, beristirahatlah sebentar, atau anda akan benar-benar tumbang setelah ini," ucap Dasha khawatir.

"Benar nyonya, beristirahatlah," saran mereka pada Shuvin yang sejak awal perjanjian dimulai, tak memiliki waktu istirahat yang benar. Dia melakukan segalanya untuk membantu desa, sampai kesehatannya sendiri tidak dia pedulikan.

" Tidak apa, aku hanya butuh duduk sebentar," ucapnya.

" Kalian bantulah pada warga," ucap Shuvin dengan senyuman tipis di wajahnya.

"Tapi nyonya..."

"Sudah, sana pergi!" Titahnya.

Shuvin duduk di sana dengan tubuh kelelahan. Dia tersenyum menatap desa yang perlahan berubah semakin baik dan semangat warga yang semakin tinggi.

Shuvin mengedarkan pandangannya ke sembarang arah," Greek, sepertinya Keparat itu melakukannya lagi," ucap Shuvin sambil melirik seseorang yang sejak tadi bertingkah bodoh.

" Tenang saja nyonya, burung kurirnya sudah diganti," ucap Greek dengan senyuman licik.

Beberapa menit kemudian seekor burung pengantar surat mendarat di lengan Greek. Sebuah surat yang cukup panjang ditulis panjang lebar di sana.

Shuvin membaca surat itu dengan senyuman jijik di bibirnya, sebuah laporan detail tentang kegiatan dan rencana Shuvin untuk mengembangkan desa. Shuvin telah mengetahui bahwa diantara orang yang dia percaya ada seorang mata-mata yang setiap saat melaporkan rencana Shuvin pada seseorang yang juga adalah dalang dari kehancuran desa itu.

" Hahahaha.... Apa yang dia pikirkan sebenarnya? Apa dia pikir dengan bertingkah sok polos di hadapanku akan membuat nyawanya selamat? "

"Lilian... Beraninya kau mengkhianati ku berkali-kali," geram Shuvin sambil menatap tajam pada Lilian yang entah keluar dari mana dengan gelagat mencurigakan.

Lilian pelayan pribadi Shuvin berjalan mendekati wanita itu dan menatapnya seolah sedang khawatir.

"Nyonya, apa rencana anda selanjutnya, tampaknya proyek ini sulit dilakukan, bagaimana kalau nyonya sampai terluka?" Tanya Lilian dengan wajah lugunya.

" Hmm? Kau khawatir?" Tanya Shuvin.

Lilian mengangguk dengan wajah lugunya seolah dia benar-benar khawatir pada Shuvin.

"Kalau begitu, maukah kau menjadi hadiah perdamaian kali ini? Pangeran Negeri Maltis menginginkan seorang selir, kurasa statusmu akan sedikit naik jika berhasil menjadi selir, bagaimana?" Tanya Shuvin dengan lirikan sinis.

"Nyo-nyonya, ampuni saya, saya tidak mau dijadikan selir!" Ucapnya memohon ampun.

Shuvin tersenyum sini," tidak Lilian, kau harus jadi hadiah perdamaian, daripada kau menikah dengan Gray, yang sebentar lagi akan jadi mayat karena kebodohan mu!" Ucap Shuvin yang tiba-tiba mencengkram leher Lilian sekuat tenaga.

'" BERANINYA KAU BERMAIN-MAIN DENGANKU LILIAN SMITH!?"

"ATAU LEBIH BAIK KUPANGGIL BARONESS LILIAN SMITH KLAAR!??" Shuvin menaikkan sebelah alisnya, menatap tajam Lilian dengan senyuman jahat di wajahnya.

Mata Lilian membelalak sempurna saat mendengar ucapan Shuvin yang sudah mengetahui identitas aslinya.

" Ka-karrkkhhh.... Akhhh... Lhee...phas.... Akhhhkkk" Lilian menjerit kesakitan dalam cengkraman tangan Shuvin.

Wanita itu paling benci jika seseorang mengkhianati nya terutama seorang pelayan kecil yang sudah dia percayai.

"Han, seret dia ke benteng perbatasan!" Ucap Shuvin yang akan melakukan penghukuman yang tak tanggung-tanggung atas siapapun yang mengkhianati dirinya.

" Ti-tidak nyonya...ampuni saya... Ampuni saya, saya hanya disuruh Gray... Dia otaknya, dia melakukan semua ini!! Dia berusaha menyebar koin palsu di sini, tapi karena Duke menutup jalur, penyebaran terhambat, itu sebabnya dia.. dia melakukan korupsi!!"

" Nyonya saya tidak bersalah, saya hanya disuruh!!"

" Ada orang dibalik Gray, ada seseorang yang mengendalikan dirinya, saya bisa membantu anda mencari tahu!!" Teriak Lilian yang hanya sekali serang saja sudah menjadi lemah dan membongkar semua kebusukan Gray, tangan kanan Evan sendiri.

Shuvin tersenyum jijik" aku sudah tahu bodoh,"

"Seret dia, dan gantung dia di benteng perbatasan, aku ingin menjadikannya sebagai hadiah untuk pangeran Aaron, hahahahha...."

" Jangan pikir satupun dari kalian dapat lolos sari pengawasanku, siapapun kalian yang berani berkhianat aka. Berakhir seperti wanita ini!"

" Camkan itu!"

"Jangan sampai sikap kejamku yang dulu kembali!" Ucapnya terang-terangan di hadapan seluruh pelayan dan bawahan yang dia miliki di desa itu.

Glek...

Suasana hening memenuhi ruangan istirahat Shuvin, para pelayan kembali diingatkan atas tugas dan posisi mereka. Meskipun Shuvin kelihatan baik dan ramah belakangan ini, tidak berarti mereka boleh bebas melakukan kesalahan dan bertindak bodoh apalagi mengkhianati kerajaan.

" Jika nyonya marah, dia benar-benar menyeramkan!" Bisik Kim pada Juan yang sedang menghitung pengeluaran hari ini.

"hmmm... Kau benar, itu adalah pesonanya," balas Juan.

Seperti yang diperintahkan oleh Shuvin, Lilian kini diikat di benteng perbatasan dan ditunjukkan sebagai hadiah dari Duchess pada sang pangeran mahkota Kerajaan sebelah.

"Wahhh... Hahahahahha... Dia benar-benar sudah gila sampai menyiapkan hadiah seperti itu!" Ucap Aaron yang melangkah keluar dari pintu benteng nya mengikuti Shuvin yang juga keluar dari benteng diikuti Tristan, Han dan beberapa anak buah lainnya.

Senyuman tipis tampak terpatri di wajah pucat milik Shuvin.

Besok adalah hari di mana mereka akan melakukan duel bersama para ksatria tetapi Aaron bisa melihat bahwa kondisi wanita itu tidak baik.

"Wahh... Kau terlihat pucat, jangan-jangan kau sedang sakit ya!" Ucap Aaron dengan tatapan meremehkan Shuvin.

Wanita itu hanya diam dan menghantarkan bokongnya untuk duduk di atas tanah," hahh.... Sedikit sibuk mengurus desa,"

"Duduklah, aku butuh teman bicara saat ini," ucap Shuvin dengan wajah tak enak dipandang.

Aaron mengernyitkan keningnya, dia duduk di depan Shuvin. Spontan tangannya menyentuh kening wanita itu.

Plak!!

"tanganmu kampret!" Celetuk Shuvin tak senang sambil menepuk tangan Aaron dengan keras.

Aaron terbelalak saat merasakan suhu tubuh Shuvin yang begitu tinggi, jelas dia sedang demam, tapi apa yang dia lakukan di sini? Apa dia sedang mengantarkan kematiannya!?

"Kau sedang sakit!?" Aaron menatapnya tak percaya.

Shuvin membalasnya dengan tatapan jengah," hah... Apa kau tidak bisa lihat, aku memang sedang sakit goblok!" Ucap Shuvin.

Uhukk... Uhuk... Uhukk.

" Arrhhh sial, " umpatnya lagi karena batuk yang dia derita.

"Apa yang desamu sedang lakukan sampai kau seperti ini? Apa kau tidak istirahat dengan benar?" Tanyanya heran.

" Kami mempersiapkan segala hal untuk membuka pasar di desa, hah... Penduduk sangat berharap wilayah kita bisa berdamai, sudah terlalu sulit kehidupan mereka karena perang tak berujung ini!" ucap Shuvin.

"Kau..."

"Apa kau menggunakan kesempatan ini untuk mencoba mendapatkan perdamaian!?" Aaron menyipitkan kedua matanya menatap Shuvin.

Wanita itu tersenyum lemah jujur saja, kepalanya sangat sakit sekarang, bahkan dia mungkin akan segera pingsan saat ini juga.

"Jika boleh, " ucapnya sambil tersenyum getir.

" Jika boleh, pangeran mahkota yang terhormat," Shuvin duduk berlutut dalam posisi memohon, merendahkan martabatnya di hadapan orang lain.

" Datanglah sekali ini saja ke desa kami dan lihat potensi yang Green village miliki, mungkin, walau hanya sedikit, mungkin saja pemikiranmu bisa berubah Yang Mulia,"

"Aku sedikit lelah, mungkin saja besok aku akan mengucap salam perpisahan pada semua orang,"

"Bisakah kita lakukan dengan cara damai? " Pinta Shuvin dengan suara yang sudah serak akibat flu berat yang dia derita.

"Jadi ini efek bulu hewan pengerat itu!?" batin Shuvin sambil mengingat pagi tadi dia sengaja menelan bulu hewan pengerat yang terus diberikan Lilian padanya.

Episodes
1 Awal Yang Baru
2 Duchess yang Berubah
3 Dunia Akan Segera Runtuh
4 Sikap Dingin Duke
5 Diawasi
6 Berharap Dia Mati
7 Tinggal Di Green Village
8 Konspirasi
9 Kemampuan Sang Duke
10 Shuvin Menangis?
11 Jalan-jalan Di Desa
12 Pangeran Aaron Mikael Maltis
13 Bertemu Greek
14 Perbatasan
15 Koin Palsu
16 Lilian Di Hukum
17 Jatuh Sakit
18 Evan Pulang
19 Mimpi 1
20 Mimpi 2
21 Mimpi 3
22 Virus Botan
23 Kecurigaan Terhadap York
24 Monster Tingkat Tiga
25 Nafas Api Biru dan Api Merah
26 Tidak Ingin Melihat Evan
27 Cemburu 1
28 Cemburu 2
29 WE DID IT!!
30 Pembasmi Abadi
31 Sahabat Shuvin
32 Koin emas
33 Ksatria Paviliun Finch
34 Sihir Hitam
35 Terowongan Misteri
36 Kristal Hitam
37 Tingkatan Kaisar
38 Princess of York
39 Sebuah Kata Maaf
40 Pagi Yang Panas
41 Perpisahan dengan Kota Nikko
42 Kembalinya Dasha
43 Menerima Lamaran
44 Kereta Kuda Punya Cerita
45 Telepati
46 Gudang Misterius
47 Racun
48 Uji Coba
49 Gagal lagi
50 Mata-mata
51 Hutan Docila
52 Menuju Kota Violetta
53 Tiba di kota
54 Surat dari Dasha
55 Tak Terduga
56 Rencana Dasha
57 Sihir Pemikat
58 Pangeran Kyle
59 Perang
60 Akhir dari Perang
61 Romansa Duke dan Duchess
62 Peringatan Akan Kebangkitan Lucius
63 Roh Pelindung Lala Land
64 Kabar Bahagia
65 Pembicaraan di Taman
66 Vernon
67 Tinggal Di Sini
68 Kekaisaran Selatan
69 Korupsi
70 Kelahiran
71 7 Years
72 Keluarga Duke Daisy dari Merlin
73 Keluarga Problematik
74 Awal Kehancuran!!
75 Kehancuran
76 End of main story
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Awal Yang Baru
2
Duchess yang Berubah
3
Dunia Akan Segera Runtuh
4
Sikap Dingin Duke
5
Diawasi
6
Berharap Dia Mati
7
Tinggal Di Green Village
8
Konspirasi
9
Kemampuan Sang Duke
10
Shuvin Menangis?
11
Jalan-jalan Di Desa
12
Pangeran Aaron Mikael Maltis
13
Bertemu Greek
14
Perbatasan
15
Koin Palsu
16
Lilian Di Hukum
17
Jatuh Sakit
18
Evan Pulang
19
Mimpi 1
20
Mimpi 2
21
Mimpi 3
22
Virus Botan
23
Kecurigaan Terhadap York
24
Monster Tingkat Tiga
25
Nafas Api Biru dan Api Merah
26
Tidak Ingin Melihat Evan
27
Cemburu 1
28
Cemburu 2
29
WE DID IT!!
30
Pembasmi Abadi
31
Sahabat Shuvin
32
Koin emas
33
Ksatria Paviliun Finch
34
Sihir Hitam
35
Terowongan Misteri
36
Kristal Hitam
37
Tingkatan Kaisar
38
Princess of York
39
Sebuah Kata Maaf
40
Pagi Yang Panas
41
Perpisahan dengan Kota Nikko
42
Kembalinya Dasha
43
Menerima Lamaran
44
Kereta Kuda Punya Cerita
45
Telepati
46
Gudang Misterius
47
Racun
48
Uji Coba
49
Gagal lagi
50
Mata-mata
51
Hutan Docila
52
Menuju Kota Violetta
53
Tiba di kota
54
Surat dari Dasha
55
Tak Terduga
56
Rencana Dasha
57
Sihir Pemikat
58
Pangeran Kyle
59
Perang
60
Akhir dari Perang
61
Romansa Duke dan Duchess
62
Peringatan Akan Kebangkitan Lucius
63
Roh Pelindung Lala Land
64
Kabar Bahagia
65
Pembicaraan di Taman
66
Vernon
67
Tinggal Di Sini
68
Kekaisaran Selatan
69
Korupsi
70
Kelahiran
71
7 Years
72
Keluarga Duke Daisy dari Merlin
73
Keluarga Problematik
74
Awal Kehancuran!!
75
Kehancuran
76
End of main story

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!