Pangeran Aaron Mikael Maltis

Setelah bertemu anak dan ibu tadi, hati Shuvin menjadi tidak tenang. Dia mengelilingi seperempat bagian desa dan menemukan orang kesusahan di berbagai sudut. Padahal pemandangan desa itu sangatlah menakjubkan, tapi apa gunanya pemandangan indah kalau rakyatnya miskin dan diteror ketakutan akan perang setiap hari.

Flashback end...

...****************...

Shuvin tiba di area perbatasan yang dijaga ketat oleh pasukan ksatria militer dari wilayah Lala Land. Terlihat jelas area itu dipenuhi ketegangan setiap saat. Pasalnya gerbang perbatasan Lala Land berhadapan langsung dengan gerbang perbatasan Kerajaan Maltis tepatnya dataran Kiros yang dikenal dengan bangsa bar bar dan keras kepala.

Pasukan yang sedang berjaga dikejutkan dengan kehadiran sang Duchess bersama dengan Tristan, kepala Ksatria yang memimpin pasukan itu.

"Beri salam pada Duchess of Lala Land!" Seru ajudan Tristan.

"Salam kemakmuran Lala Land, selamat datang Duchess!" Seru mereka kompak.

Shuvin mengangkat tangannya pertanda dia mengerti, "tidak perlu buat pengumuman akan kedatanganku ke barak ini, atau kalian melakukannya dengan niat aku dibunuh negara tetangga!?" Ucap Shuvin dengan nada dingin.

Tristan dan pasukannya terhenyak, semuanya tak menyangka akan mendengar jawaban sarkas itu keluar dari Duchess yang dikenal haus akan pujian itu.

"Maaf atas kecerobohan kami Duchess," ucap Tristan.

Shuvin mengangkat tangannya tak peduli, dia melangkah menuju tembok perbatasan, menatap dan menganalisa kekuatan perbatasan itu hingga dia melangkah ke gerbang pembatas yang jika dibuka akan bertatap muka secara langsung dengan pasukan negara Maltis.

Shuvin naik ke atas benteng lalu melemparkan pandangannya ke arah benteng lawan yang jaraknya sekitar sepanjang lapangan sepak bola modern jauhnya.

"Jadi itu negeri Maltis?" Ucapnya sambil menatap tajam negeri yang tidak pernah akur dengan negaranya itu.

Syuuutt ...

Ctak!!

"Nyonya awas!"

"Aku tahu!" Shuvin menghindari sebuah anak panah yang melesat tepat di samping kepalanya. Salah sedikit saja, anak panah itu akan langsung menembus otak Shuvin.

Gadis itu menatap benda itu, sebuah kertas diselipkan di sana.

Dengan cepat Shuvin membuka dan membaca isi kertas itu.

"Nona manis yang di sana, salam kenal, aku adalah pangeran mahkota Kerajaan Maltis, apakah negerimu kekurangan pria sampai harus mengundang seorang wanita lemah untuk mengawasi perbatasan? Hahahah... Jika iya, maka senang bertemu denganmu, aku akan pastikan negeri kalian hancur dan akan menjadikanmu selirku!" Pesan nya dalam surat itu.

Shuvin berdecih dan menatap kertas itu dengan tatapan sinis dan sepele.

Dengan terang-terangan dia merobek kertas itu, mengangkatnya tinggi-tinggi ke atas lalu membuangnya begitu saja hingga ditiup oleh angin.

Dia bisa saja membakarnya dengan sihir apinya, tapi dia memilih merahasiakan kekuatannya dari lawan.

"Berikat teropong itu padaku!" Ucap Shuvin sambil tersenyum sinis.

Shuvin meneropong jauh ke benteng perbatasan. Benar saja, ada seorang pria berwajah rupawan dengan tubuh tegap tanpa busana atas di sana. Dia memamerkan otot perutnya yang indah pada Shuvin sambil tertawa cengengesan saat tahu Shuvin mengawasinya.

"Berikan kertas," ucap Shuvin pada Tristan yang baru kali ini dijadikan bawahan oleh seseorang, bahkan diperintah seperti itu.

Dengan wajah jengkel Tristan memberikannya pada Shuvin. Wanita itu menulis sesuatu di sana, wajahnya tampak berbinar saat menulis di atas kertas itu.

"Tristan, apa kau tahu kelemahan pria yang suka memamerkan otot tubuhnya?" Tanya Shuvin.

"Tentu saja tidak ada nyonya, jika seorang pria memamerkan tubuhnya, artinya dia merasa percaya diri dengan dirinya," balas Tristan.

Tapi Shuvin menggelengkan kepalanya sambil terkekeh," no Tristan, jangan terlalu pede.." ucap Shuvin.

"Apa itu pede?" Tanya Tristan bingung.

"Jangan terlalu percaya diri maksud ku, kelemahan pria mesum itu adalah dirinya sendiri, tapi harus seorang wanita yang mengatakannya," ucap Shuvin sambil menarik busur dan...

Syuuuutttt!!!!!

Anak panah itu melesat begitu kencang dan kuat menembus angin hingga mendarat tepat di bawah selangkangan pangeran mahkota negeri Maltis.

" Arrkhhhhhhh... Sialan, kau hampir menghancurkan belalai panjangku!!!!" Suara teriakan yang sangat kencang terdengar bahkan sampai ke benteng Lala Land.

"Pffthhh bahahahahhahahahah.... Rasakan itu, loser!" Ucap Shuvin dengan tawa jahil di wajahnya.

" Tristan, berjagalah di sini, aku akan kembali sendirian, jika ada masalah segera laporkan pada tuanmu, seperti kau melaporkan perjalananku sebelumnya pada Evan!" Ucap Shuvin dengan nada menyindir.

Glek!!

Tristan menenggak salivanya dengan kasar, demikian ajudan dan anak buah yang ada di sana. Duchess yang mereka lihat hari ini sangat berbeda dengan Duchess cengeng, manja dan kejam yang mereka temui sebelum pernikahan.

" Apa dia benar-benar Duchess!?" Ucap Han, ajudan Tristan, pria bermata satu itu.

" Kita menghadapi dua Duke sekarang, tadi itu mengejutkan, bagaimana bisa dia menembakkan anak panah dengan kecepatan super itu!?" Ucap Tristan tak percaya.

Sementara itu, di benteng negeri Maltis, Pangeran Mahkota Aaron Mikael Maltis tercengang tak percaya menatap anak panah yang tertancap tepat di bawah selangkangannya. Kedua kakinya sampai gemetar saking takutnya.

Diambilnya anak panah itu sambil mengumpat.

" Arrkhh sialan, beraninya dia!!!" Kesal Aaron.

Dibukanya lipatan kertas itu dan dibacanya pesan dari Shuvin.

" Hay yang mulia pangeran mahkota Aaron yang tidak setampan Duke Evan, negeri kami tidak kekurangan pria, bahkan kelebihan tenaga sampai perempuan pun punya bakat dalam perang, tidak seperti kalian yang hanya menggunakan perempuan untuk pelampiasan nafsu busuk, ohh iya... Kau cukup mesum ya, tapi perutmu itu sangat jelek, masa iya seorang putra mahkota hanya punya otot sekecil itu? Aku yakin belalaimu juga tak sehebat itu sampai kau memarkan dada kecilmu pada seorang perempuan biasa!"

"Salam damai, negeri kami punya banyak kenari dan cokelat, jika ingin, kirimkan surat perdamaian, kita bisa bicarakan bisnis kita nanti," pesan Shuvin menohok dan sarkas di saat yang sama.

Mata Pangeran Aaron membulat sempurna, baru kali ini dia dihina separah itu sampai membuatnya menatap tubuhnya berulang kali

"Kecil!? Milikku kecil ? dadaku kecil!? ototku kecil!? Wahhh... Memangnya sehebat apa otot bangsawan di sana!!"

" Arrkhhhh dasar perempuan sialan!!" Pekik nya histeris, tidak terima dirinya dihina dan direndahkan seorang wanita.

"Hey kau, apa kau pernah melihat perawakan pasukan mereka hah!? Apa mereka sehebat itu!?"? Tanyanya pada ajudannya, Isaac.

" Jujur saja, mereka memang hebat tuan, terutama sang Duke, dia terkenal dengan otot tubuhnya yang indah bak seni pahat, bahkan gadis di negeri kita ditaklukkan pesona pria sialan itu!" Terang Isaac.

Brakk!! Brakk! Brakk!!!

Wajah sang pangeran memerah, dia memukuli dinding sampai berkali kali saking kesalnya dengan penjelasan sang ajudan.

" Arkhhh... Persetan dengan perang, aku harus melatih tubuhku dan membuktikan pada perempuan sialan itu, kalau pria di negeri Maltis juga tak kalah hebat, bahkan lebih hebat!!" Kesalnya.

Dengan wajah kesal pria itu pergi dari sana setelah dipermalukan oleh seorang wanita tak dikenal.

"Tuan, sepertinya mereka menawarkan kerjasama, bukankah kita butuh pasokan cokelat yang besar untuk festival tahunan? Kali ini festival diurus oleh anda, bagaimana kalau kita pikirkan tawarannya barusan!" Ucap ajudannya memberi saran.

Aaron terdiam sejenak, masih mendengus kesal tapi tugasnya juga menunggu diselesaikan," nanti, akan ku pikirkan dahulu!" Ucapnya sambil menghela nafas kasar lalu masuk ke dalam benteng begitu saja.

Terpopuler

Comments

Ririn Santi

Ririn Santi

hahaha .....
hancur...hancur hatiku...😁😁😁😁

2024-05-04

0

Hasna 💙

Hasna 💙

kocak bgt episode ini 😁😁

2024-03-31

1

Hana Agustina

Hana Agustina

wkwkwkw.. kocaakkk....

2024-03-30

0

lihat semua
Episodes
1 Awal Yang Baru
2 Duchess yang Berubah
3 Dunia Akan Segera Runtuh
4 Sikap Dingin Duke
5 Diawasi
6 Berharap Dia Mati
7 Tinggal Di Green Village
8 Konspirasi
9 Kemampuan Sang Duke
10 Shuvin Menangis?
11 Jalan-jalan Di Desa
12 Pangeran Aaron Mikael Maltis
13 Bertemu Greek
14 Perbatasan
15 Koin Palsu
16 Lilian Di Hukum
17 Jatuh Sakit
18 Evan Pulang
19 Mimpi 1
20 Mimpi 2
21 Mimpi 3
22 Virus Botan
23 Kecurigaan Terhadap York
24 Monster Tingkat Tiga
25 Nafas Api Biru dan Api Merah
26 Tidak Ingin Melihat Evan
27 Cemburu 1
28 Cemburu 2
29 WE DID IT!!
30 Pembasmi Abadi
31 Sahabat Shuvin
32 Koin emas
33 Ksatria Paviliun Finch
34 Sihir Hitam
35 Terowongan Misteri
36 Kristal Hitam
37 Tingkatan Kaisar
38 Princess of York
39 Sebuah Kata Maaf
40 Pagi Yang Panas
41 Perpisahan dengan Kota Nikko
42 Kembalinya Dasha
43 Menerima Lamaran
44 Kereta Kuda Punya Cerita
45 Telepati
46 Gudang Misterius
47 Racun
48 Uji Coba
49 Gagal lagi
50 Mata-mata
51 Hutan Docila
52 Menuju Kota Violetta
53 Tiba di kota
54 Surat dari Dasha
55 Tak Terduga
56 Rencana Dasha
57 Sihir Pemikat
58 Pangeran Kyle
59 Perang
60 Akhir dari Perang
61 Romansa Duke dan Duchess
62 Peringatan Akan Kebangkitan Lucius
63 Roh Pelindung Lala Land
64 Kabar Bahagia
65 Pembicaraan di Taman
66 Vernon
67 Tinggal Di Sini
68 Kekaisaran Selatan
69 Korupsi
70 Kelahiran
71 7 Years
72 Keluarga Duke Daisy dari Merlin
73 Keluarga Problematik
74 Awal Kehancuran!!
75 Kehancuran
76 End of main story
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Awal Yang Baru
2
Duchess yang Berubah
3
Dunia Akan Segera Runtuh
4
Sikap Dingin Duke
5
Diawasi
6
Berharap Dia Mati
7
Tinggal Di Green Village
8
Konspirasi
9
Kemampuan Sang Duke
10
Shuvin Menangis?
11
Jalan-jalan Di Desa
12
Pangeran Aaron Mikael Maltis
13
Bertemu Greek
14
Perbatasan
15
Koin Palsu
16
Lilian Di Hukum
17
Jatuh Sakit
18
Evan Pulang
19
Mimpi 1
20
Mimpi 2
21
Mimpi 3
22
Virus Botan
23
Kecurigaan Terhadap York
24
Monster Tingkat Tiga
25
Nafas Api Biru dan Api Merah
26
Tidak Ingin Melihat Evan
27
Cemburu 1
28
Cemburu 2
29
WE DID IT!!
30
Pembasmi Abadi
31
Sahabat Shuvin
32
Koin emas
33
Ksatria Paviliun Finch
34
Sihir Hitam
35
Terowongan Misteri
36
Kristal Hitam
37
Tingkatan Kaisar
38
Princess of York
39
Sebuah Kata Maaf
40
Pagi Yang Panas
41
Perpisahan dengan Kota Nikko
42
Kembalinya Dasha
43
Menerima Lamaran
44
Kereta Kuda Punya Cerita
45
Telepati
46
Gudang Misterius
47
Racun
48
Uji Coba
49
Gagal lagi
50
Mata-mata
51
Hutan Docila
52
Menuju Kota Violetta
53
Tiba di kota
54
Surat dari Dasha
55
Tak Terduga
56
Rencana Dasha
57
Sihir Pemikat
58
Pangeran Kyle
59
Perang
60
Akhir dari Perang
61
Romansa Duke dan Duchess
62
Peringatan Akan Kebangkitan Lucius
63
Roh Pelindung Lala Land
64
Kabar Bahagia
65
Pembicaraan di Taman
66
Vernon
67
Tinggal Di Sini
68
Kekaisaran Selatan
69
Korupsi
70
Kelahiran
71
7 Years
72
Keluarga Duke Daisy dari Merlin
73
Keluarga Problematik
74
Awal Kehancuran!!
75
Kehancuran
76
End of main story

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!