Bab Dua Puluh

Dua bulan telah berlalu sejak pernikahan Adam dan Annisa. Seperti janji pada kedua orang tuanya, Hawaa tak pernah lagi merepotkan mereka. Seperti saat ini, asam lambungnya kembali kambuh.

Hari masih sangat pagi. Sekitar pukul setengah enam pagi. Dia mengambil ponselnya yang tergeletak di atas meja.

Dengan sisa tenaga yang ada, Hawaa memanggil taksi. Di dalam taksi, gadis itu menangis karena harus menanggung sakit seorang diri.

Sampai di rumah sakit, Hawaa langsung menuju ruang IGD. Setelah di periksa, dokter menyarankan dia harus di rawat.

Di dalam ruang rawat inap, Hawaa menangis. Seberapa besar usahanya untuk kuat dan tegar, di saat sakit begini, dia juga sebenarnya butuh tempat berbagi.

"Sampai hari ini, support system' terbaik dan paling setia hanyalah diri sendiri. Semua dijalani sendiri, sakit ditanggung sendiri. Sehancur apa pun keadaan yang menyemangati cuma diri sendiri. Namun, se mandiri apa pun aku, pasti ada waktu dimana aku ingin menjadi wanita manja. Seperti wanita lainnya bisa menangis dan bersandar dalam pelukan ketika semua terasa berat dan melelahkan. Tetapi keadaan memaksaku harus menjadi wanita kuat, dan mandiri. Aku harus tersenyum ada dunia setelah apa pun yang menimpa dan rintangan menghadang. Harus bisa mengusap air matanya sendiri."

Hawaa mengusap air matanya. Rasa sakit yang dirasa sudah mulai sedikit berkurang karena suntikan yang diberikan dokter. Gadis itu berusaha memejamkan matanya.

"Bunda, aku kangen," gumam Hawaa pada diri sendiri sebelum akhirnya terlelap.

Satu jam sudah gadis itu terlelap. Dia terbangun karena merasakan sinar matahari yang menyinari tubuhnya.

Saat membuka mata, gadis itu terkejut melihat siapa yang berdiri di samping tempat tidurnya. Seorang rekan kerja yang sejak dua bulan ini begitu dekat dengannya.

"Rafael, sejak kapan kamu ada di sini?" tanya Hawaa dengan suara lemah.

"Setengah jam yang lalu," jawab pria yang bernama Rafael itu.

Hawaa berusaha bangun. Dia merasa tak enak jika mengobrol sambil tidur.

"Jangan bangun! Tidurlah ... aku tak akan macam-macam," balas Rafael.

Hawaa tersenyum menanggapi ucapan rekan kerjanya itu. Dia tetap bangun, walau Rafael mengatakan jangan. Tak enak di pandang jika pria itu tak berdiri sementara dia berbaring.

"Dari mana kamu tahu aku berada di rumah sakit saat ini?" tanya Hawaa.

"Semua tentang kamu aku tau, Hawaa. Apa pun itu," jawab Rafael.

Hawaa jadi terdiam mendengar ucapan pria itu. Orang sekantor banyak yang menduga mereka berpacaran. Padahal tidak ada hubungan istimewa apa pun antara mereka.

"Aku bawa bubur ayam untukmu. Biar aku suapin, kamu duduk saja," ucap Rafael.

Dia mengambil bubur yang dibawa tadi. Saat akan menyuapi Hawaa, gadis itu menolak.

"Biar aku makan sendiri saja," tolak Hawaa.

"Aku saja. Kamu tinggal duduk. Jangan bawel," ucap Rafael.

Hawaa terpaksa menurut apa yang dilakukan Rafael. Makan bubur disuapin pria itu.

"Mulai besok aku akan jadi alarm kamu. Aku akan menghubungi kamu setiap jam makan. Tak peduli kamu marah, bosan atau apa itu. Dan yang terpenting aku minta, jangan banyak pikiran. Jika kamu capek, katakan padaku. Biar aku yang lanjutkan pekerjaannya," ucap Rafael.

"Itu namanya aku tak bertanggung jawab, masa kamu yang kerjakan bagian tugasku," balas Hawaa.

"Jika darurat semua bisa dimaafkan," ujar Rafael sambil tersenyum. Hawaa jadi ikut tertawa.

Selama dua bulan, sejak kedatangan Rafael di perusahaan tempatnya bekerja, pria itu selalu membantu pekerjaan Hawaa, dia merasa lebih diringankan dalam pekerjaan.

***

Adam sudah lama mencari tempat tinggal yang baru untuk dia tempati berdua dengan istrinya Annisa. Pria itu ingin memiliki apartemen yang nyaman dan sesuai dengan kebutuhan mereka. Setelah satu bulan mencari, mereka akhirnya menemukan sebuah apartemen yang menarik.

"Nisa, aku telah menemukan apartemen yang sempurna untuk kita!" seru Adam pada suatu sore, saat keduanya sedang bersantai di taman belakang rumah.

Adam tak ingin dikatakan pria yang tak bertanggung jawab dan pembual. Dari awal pernikahan, dia telah berjanji pada gadis itu jika mereka hanya satu bulan tinggal bareng dengan kedua orangtuanya. Setelah itu akan pindah ke apartemen sendiri.

"Serius? Bagaimana apartemennya? Di mana, Dam?" tanya Annisa antusias.

"Tempatnya sangat cantik. Apartemen ini memiliki dua kamar tidur, satu kamar mandi, dapur yang luas, dan ruang tamu yang nyaman.

"Wow, terdengarnya sangat bagus. Dimana lokasinya, Dam?" Kembali Annisa bertanya

"Lokasinya dekat dengan pusat perkotaan. Jadi, akses ke berbagai fasilitas umum seperti pusat perbelanjaan dan tempat rekreasi sangat mudah," jawab Adam.

"Itu sangat praktis. Berapa besar apartemennya, Dam?" tanya Annisa lagi.

Annisa sangat antusias untuk pindah ke apartemen. Dia berharap dengan berpisah dari orang tua Adam, perhatian pria itu akan tercurah dengannya seorang. Dia masih cukup cuek.

"Apartemennya memiliki luas sekitar 80 meter persegi. Aku pikir itu cukup besar untuk kita berdua," jawab Adam lagi.

"Cukup besar untuk berdua," ujar Annisa.

"Kita masih bisa mengatur ruangannya dengan pintar. Selain itu, apartemen ini memiliki balkon yang indah dengan pemandangan kota yang menakjubkan," balas Adam.

"Balkon dengan pemandangan pegunungan? Aku pasti akan menyukainya!" kata Annisa.

Annisa membayangkan akan menghabiskan waktu malam berdua sambil melihat pemandangan. Dia sudah tak sabar ingin segera pindah.

"Apa kamu mau melihat apartemennya?" tanya Adam.

"Boleh, Dam!" jawab Annisa.

"Ya Allah, aku berharap dengan kepindahan kami ke apartemen akan membuat Adam mau menunaikan kewajibannya sebagai suami untuk memberikan nafkah batin.

Mereka berdua lalu pergi ke apartemen yang akan di beli. Setelah tiba di sana, mereka bertemu dengan agen properti yang akan menunjukkan mereka ke dalam apartemen.

"Selamat datang! Aku senang bisa bertemu dengan Anda berdua. Silakan masuk!" sambut agen properti.

Adam dan Annisa masuk ke dalam bangunan apartemen dan menuju apartemen yang ingin mereka lihat.

"Apartemennya terlihat sangat modern," ucap Annisa dengan lirih.

"Ya, aku juga suka gaya desainnya. Terlihat sangat elegan," balas Adam.

"Inilah ruang tamu. Anda bisa mengisi ruang ini dengan sofa dan meja untuk area bersantai," ujar agen properti.

"Aku suka jendelanya yang besar. Ruang ini pasti akan terasa cerah dan segar," kata Annisa.

"Iya, kamu bisa menanam bunga di sana dan memberikan sentuhan hijau yang menyegarkan," ucap Adam.

"Sekarang mari kita lihat kamar tidurnya," ajak agen properti itu lagi.

Mereka berjalan ke kamar tidur dan terkesan dengan ruangannya.

"Kamar tidurnya terlihat sangat nyaman. Romantis sekali dengan lampu tidur yang lembut."

Adam hanya tersenyum mendengar ucapan istrinya itu. Dia tahu arah pembicaraan Annisa. Pasti wanita itu inginkan dia menjalani kewajibannya sebagai suami dengan memberikan nafkah batin.

"Jika Anda ingin memperbesar kamar tidur, Anda bisa memilih apartemen ini dengan skema renovasi yang memungkinkan," ucap agen properti yang membuat Adam tersadar dari lamunannya.

"Baiklah, kami akan mempertimbangkannya. Bagaimana dengan kamar mandinya?" tanya Adam.

"Kamar mandinya juga sangat mewah. Ada bak mandi yang besar dan shower terpisah. Itu cukup lengkap untuk kebutuhan sehari-hari."

"Aku harus mengatakan, kami sangat terkesan dengan apartemen ini," ujar Annisa.

"Aku setuju, Nisa. Apartemen ini cocok dengan apa yang kita cari. Mari bicarakan semua detailnya dengan agen properti," balas Adam.

Setelah berdiskusi dengan agen properti, Adam dan Annisa memutuskan untuk membeli apartemen tersebut. Mereka tak sabar untuk memulai kehidupan baru mereka di tempat yang indah ini.

"Semoga ini menjadi awal yang baik untuk hubungan aku dan Adam," ucap Annisa dalam hatinya.

...----------------...

Terpopuler

Comments

Jeni Safitri

Jeni Safitri

2 bulan nikah belum menunaikan kewajiban sebagai suami, gila jadi buat apa anisa di nikahi adam, apa hanya utk menjalankan keinginan hawa doang. Anisa lebih baik mundur biarkan kedua ortu kalian tau apa yg terjadi buat apa kejar cinta adam terus ngk perlu

2024-04-21

1

Rahmawati

Rahmawati

ternyata blm malam. pertama 🤭

2024-04-27

0

Shyfa Andira Rahmi

Shyfa Andira Rahmi

ngga sabar liat mereka pisah🤣🤣🤣(ko aq jahat bget yaaa)🙏🙏

2024-04-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!