Bab Sepuluh

Jam tujuh Hawaa telah bersiap-siap untuk ke bandara. Gafi yang akan pergi sekolah menunggu sang kakak keluar dari kamar.

Saat Hawaa keluar dia langsung memeluknya. Dari kemarin malam gadis itu mengurung diri di kamar setelah habis solat magrib, sehingga Gafi tidak bertemu. Dia pulang dari kerja kelompok jam delapan malam.

"Hei, kenapa ini? Jangan cengeng. Anak cowok tak boleh nangis," ucap Hawaa mencoba meledek sang adik.

Gafi tak peduli ucapan Hawaa. Dia tetap mengeluarkan air matanya. Adam yang baru keluar dari kamar menatap keduanya tanpa kedip.

Abi Haikal dan Bunda Syifa juga hanya dapat memandangi kedua kakak beradik itu. Tangis Hawaa akhirnya pecah juga. Mereka tidak pernah berpisah, sehingga mungkin ini terlalu berat.

"Kenapa Kakak harus pergi?" tanya Gafi dengan suara terbata karena menangis.

"Kakak harus ambil keputusan ini. Kamu doakan ini yang terbaik untuk Kakak," bisik Hawaa.

Darah tidak bisa dibohongi. Ikatan batin keduanya lebih kuat. Gafi pasti tahu apa pun yang disembunyikan Hawaa. Dia bisa membaca hati sang kakak.

Setelah cukup lama memeluk gadis itu, Gafi akhirnya melepaskan pelukannya. Hawaa menghapus air mata adiknya itu.

"Sebulan lagi Kakak juga akan kembali, saat pesta pernikahan Bang Adam," ucap Hawaa.

Setelah itu Hawaa mendekati Adam yang berdiri dengan terus memandangi wajah gadis itu. Tanpa ada maksud mendekati.

"Adam, aku pamit pergi. Ingat pesan aku kemarin. Jangan pernah mundur jika kamu sudah melangkah. Aku akan menghargai kamu jika bisa menepati janjimu pada Annisa," ucap Hawaa.

Adam langsung memeluk Hawaa dengan erat. Gadis itu hanya diam tak membalas walau sebenarnya dia juga ingin melakukan hal yang sama.

"Kenapa harus pergi, Hawaa? Seharusnya aku sebagai anak laki-laki yang harus meninggalkan rumah bukan kamu," ucap Adam.

Hawaa melepaskan pelukan Adam. Dia tersenyum dengan pria itu.

"Kamu sebagai anak laki-laki harus menjaga kedua orang tua kita. Lagi pula aku pergi tak jauh. Hanya dua jam sampai dengan pesawat. Aku juga akan kembali lagi satu bulan lagi saat kamu menikah," ucap Hawaa. Berusaha menekan suaranya agar tidak terdengar jika dia menahan tangis.

"Aku akan menanti kedatangan kamu," balas Adam.

Setelah itu, Hawaa dan kedua orang tuanya berangkat menuju ke bandara. Adam memandangi mobil itu hingga hilang dari pandangan.

***

Pagi itu, ketika matahari baru muncul di ufuk timur, Haikal dan Syifa sudah siap untuk memulai perjalanan mereka ke kota Batam. Mengantar sang putri tercinta, Hawaa.

"Hawaa, kamu siap, Nak?" tanya Syifa dengan suara yang lembut.

"Iya, Bunda. Aku sudah siap," jawab Hawaa dengan senyuman ceria. Semua untuk menutupi rasa sakit hatinya.

Haikal menatap Hawaa dengan penuh kebanggaan. "Kamu telah tumbuh menjadi wanita tangguh, Hawaa. Kami sangat bangga denganmu," ucap Haikal dengan penuh kehangatan.

Hawaa tersenyum malu-malu. "Terima kasih, Abi. Aku akan berusaha sebaik mungkin di Batam," jawabnya.

Setelah sarapan, perjalanan mereka dilanjutkan. Di dalam mobil, mereka berbincang-bincang tentang apa yang akan mereka lakukan di Batam.

"Kalau kamu sudah bekerja di sana, jangan lupa untuk sering menghubungi kami, ya," pesan Syifa kepada Hawaa.

Hawaa mengangguk. "Aku akan selalu menghubungi dan memberitahu kabar terbaru kepada Abi dan Bunda," janji Hawaa.

"Saat kamu merasa kesepian atau kangen, ingatlah bahwa kita selalu ada di sini untukmu," sambung Haikal dengan lembut.

Saat ini mereka telah hampir sampai di kota Batam. Sebentar lagi pesawat akan mendarat.

"Apa rencanamu setelah kamu tiba di Batam, Nak?" tanya Syifa penasaran.

"Aku hanya akan fokus dengan pekerjaan, Bunda. Tidak ada keinginan lainnya," jawab Hawaa.

"Bagus sekali, Hawaa. Jangan lupa untuk menjaga kesehatanmu dan berhati-hati di sana nanti," pesan Haikal dengan penuh kasih sayang.

Mereka akhirnya tiba di kota Batam setelah perjalanan selama dua jam. Hawaa merasa campur aduk antara kegembiraan dan kecemasan. Dia yang belum pernah berpisah dari kedua orang tuanya, harus belajar mandiri.

Haikal dan Syifa mengantarkan Hawaa ke tempat kosnya yang baru, yang berada di pusat kota. Mereka membantu Hawaa membawa barang-barangnya dan menatanya dengan rapi.

***

Keesokan harinya, Haikal dan Syifa harus kembali lagi. Tak bisa berlama-lama di kota ini karena Abi-nya ada rapat besok pagi. Taksi yang dipesan telah datang menjemput.

Syifa menepuk pundak Hawaa dengan lembut. "Bunda harap kamu betah dan nyaman di sini.

Hawaa tersenyum dan berterima kasih kepada kedua orang tuanya. Mereka berpelukan erat sebelum Haikal dan Syifa kembali lagi. Kedua orang tuanya akan pulang besok pagi.

"Kami akan merindukanmu, Hawaa. Tetap semangat dan jadilah versi terbaik dari dirimu sendiri," ucap Haikal dengan suara yang bergetar.

Syifa meneteskan air mata kecil. "Kami tidak sabar untuk mendengar kabar dari kamu, Hawaa."

Hawaa membalas pelukan mereka dan menangis sedikit. "Aku pasti akan merindukan kalian juga, tetapi aku tahu bahwa ini adalah langkah yang tepat untuk masa depanku. Terima kasih untuk semua dukunganmu, Abi dan Bunda."

Taksi yang membawa Haikal dan Syifa berjalan perlahan meninggalkan kosnya Hawaa. Mereka baru menyadari bahwa gadis itu telah tumbuh menjadi dewasa dan siap menghadapi dunia dengan tangannya sendiri.

***

Seminggu telah berlalu sejak kepergian Hawaa. Gadis itu selalu memberikan kabar pada kedua orang tuanya seperti janjinya.

Adam dan Annisa sibuk mengurus semua kebutuhan untuk pesta pernikahan mereka. Seperti saat ini mereka sedang berada di sebuah toko perhiasan untuk memesan cincin pernikahan mereka.

"Menurut kamu mana model yang bagus untuk pernikahan kita, Adam?" tanya Annisa.

Annisa lalu menunjukan buku yang berisi foto-foto model cincin yang bisa dipesan. Dia sangat antusias menyambut pernikahan ini.

Adam lalu membuka satu persatu lembaran foto itu. Melihat mana bentuk cincin yang terbaik.

"Ini bagus banget," ucap Adam menunjukan bentuk cincin yang sederhana saja.

"Kamu suka model yang begini?" tanya Annisa.

Cincin dengan model sederhana tapi elegan. Bagi Annisa, jika Adam menyukai itu dia akan mengikut saja.

"Hawaa pernah tunjukan model cincin ini padaku, dia suka model sederhana tapi mewah seperti ini," jawab Adam.

Annisa langsung berdiri dan mengembalikan album berisi contoh cincin pernikahan itu pada karyawan toko perhiasan itu. Dia tak ingin melihat-lihat lagi.

"Maaf, Mbak. Aku mau berpikir dulu modelnya. Lain kali datang lagi," ucap Annisa pada penjaga toko.

Adam terkejut mendengar ucapan Annisa. Belum hilang keterkejutannya, dia makin bertambah terkejut dengan kepergian Annisa yang meninggalkan toko perhiasan itu.

"Annisa, tunggu ...," panggil Adam. Dia berjalan cepat menyusul gadis itu.

"Kenapa pulang? Katanya mau pesan cincin pernikahan?" tanya Adam begitu dia bisa menyusul gadis itu dan mensejajarkan langkahnya dengan sang tunangan.

"Tak jadi. Lain kali saja kita pesannya!" jawab Annisa dengan ketus. Adam jadi heran dan memandangi wajah kekasihnya dengan penuh tanda tanya.

...----------------...

Terpopuler

Comments

Amelia_Ling

Amelia_Ling

bukan membela, tapi kalo aku jadi anisa pasti juga akan melakukan hal yang sama kayak Anisa, dan aku yakin , adam membuat Anisa sakit hati dengan membawa nama hawa di saat mereka berdua bukan sekali ini aja,, pasti sering setlh keprgian hawa, kalo baru sekali ini, nggak mungkin kan Anisa bisa semarah itu,,
Anisa bukan berlagak, tapi dya mengeluarkan rasa sakit hatinya yang terpendam , siapa yang nggk sakit hati kalo di hati calon suaminya ada wanita lain,, Adam ini belum menyadari perasaan nya ke hawa, masih pekok, , ingat kata hawa dam, jika kamu sudah memutuskan , maka bertanggung jawablah, , tapi jika kmu ragu, kamu bisa memutuskan dari sekarang, daripada nnti pas udah nikah kamu nyakitin anak orang,,

Adam Adam, kenapa heran dengan tingkah Anisa, cewek lain pun akan sama kek Anisa, dan nnti saat Anisa jujur karena kamu nyebut nama hawa , kamu pasti bilang gini ( pasti aku tau apa kesukaan dan tidak sukanya hawa, kan dya sodara aku), tau sodara, tapi tau tempat dam, dan hargai perasaan orang lain(calon istrimu),,,

kalo Anisa anak baik, plees mam, jangan di jadikan anak jahat, , sesakit skitnya hati dya ,dan cemburunya dya ke hawa, jangan di buat brutal,, Adam aja yang di buat Terapy shock , aku ikhlas mam, boleh saja 😀😀 gedek sama laki yang begituan, ,

2024-03-26

12

ꪶꫝ🍾⃝ͩDᷞᴇͧᴡᷡɪͣ B⃟Lཽ𝐀⃝🥀ᴳ᯳ᷢ ㅤㅤ

ꪶꫝ🍾⃝ͩDᷞᴇͧᴡᷡɪͣ B⃟Lཽ𝐀⃝🥀ᴳ᯳ᷢ ㅤㅤ

astaga Adam.. bisa²nya kamu lagi sama siapa.. pikiran, hati dan mulutmu tentang wanita lain. /Hammer//Hammer//Grievance/

2024-05-01

0

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

mulai baca tp ga comwn ya mam tetep like

2024-04-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!