Bab Lima

Sampai di rumah, Hawaa langsung masuk ke kamar. Mengambil laptopnya. Dia kembali mengirim email untuk atasannya. Meminta dipindahkan ke luar kota.

Setelah itu dia mengganti pakaian dan membersihkan diri. Melaksanakan salat malam sebelum memutuskan untuk tidur. Tadi hanya alasan saja dia mengatakan datang bulan.

Seluruh keluarga sampai di rumah pukul dua belas malam. Saat Gafi mengatakan Hawaa duluan pulang, Syifa lah yang paling kuatir.

Syifa langsung masuk ke kamar putrinya. Membuka pintu dengan pelan. Tadi dia telah tanya bibi, apakah Hawaa benar telah pulang. Bibi mengatakan gadis itu langsung ke kamar.

Saat mencoba membuka pintu, Syifa berharap tak di kunci. Bersyukur harapannya terkabul. Adam ikutan berdiri di belakang wanita itu.

Syifa melihat lampu kamar yang telah dimatikan. Dia menghidupkan dan melihat Hawaa yang telah terlelap. Adam menarik napas lega mengetahui jika gadis itu telah terlelap.

Syifa mengecup dahi sang putri. Memegangnya dan bernapas lega tidak merasakan suhu tubuhnya yang panas. Lalu dia keluar dan menutup kembali pintu kamar.

***

Pagi hari, saat seluruh keluarga telah berkumpul untuk sarapan, semuanya heran karena Hawaa tidak berada di antara mereka.

"Hawaa mana, Bunda? Kenapa tak ikut sarapan?" tanya Adam.

"Mungkin masih berpakaian," jawab Bunda Syifa.

"Gafi, coba kamu panggilkan Kak Hawaa. Tidak biasanya dia masih berpakaian," perintah Haikal.

Gafi langsung berdiri dan berjalan menuju kamar. Jam telah menunjukan pukul tujuh. Dia juga takut terlambat. Beruntung dia sekolah di swasta yang masuknya jam delapan.

Baru saja akan mengetuk pintu, Hawaa keluar dari kamar. Tersenyum melihat Gafi.

"Ada apa, Dek?" tanya Hawaa.

"Aku mau memanggil Kak Hawaa, karena semua telah berkumpul di meja makan," jawab Gafi.

"Maaf ya, kakak tadi selesaikan sedikit pekerjaan makanya telat. Sekarang ayo kita sarapan," ucap Hawaa dengan senyum sumringahnya.

Dia baru saja dapat email balasan jika diizinkan pindah ke luar kota. Di tempatkan di perusahaan cabang. Hal itu membuat dia lega dan bahagia. Tapi, Hawaa berencana akan mengatakannya nanti setelah dia dapat surat pindah.

"Assalamualaikum, selamat pagi semuanya," ucap Hawaa. Dia mendekati Abi, mengecup pipi pria itu. Lalu dia berjalan ke arah Syifa dan melakukan hal yang sama.

"Kenapa kamu pulang cepat kemarin?" tanya Haikal membuka obrolan. Semua mata jadi tertuju pada wanita itu.

"Aku sakit perut, Abi," jawab Hawaa dengan menunduk. Dia takut kebohongannya dapat terbaca oleh pria itu.

"Seharusnya kamu pamit dulu, Nak. Tak ada foto kamu jadinya. Saat pengambilan foto kamu sudah pulang," ujar Syifa.

"Maaf, Bunda," balas Hawaa. Dia merasa tidak enak dengan keputusannya kemarin. Seharusnya dia lebih bisa menahan diri.

Mereka kemudian makan dengan saling diam, tak ada yang bersuara. Larut dalam pikiran masing-masing. Setelah sarapan, Hawaa langsung pamit.

"Abi, aku bawa mobil sendiri ya?" tanya Hawaa sebelum pergi kerja.

"Biar aku saja yang antar. Jalanan sangat macet kalau pagi," jawab Adam.

"Aku bisa mengatasinya, Adam. Percaya saja denganku," balas Hawaa.

"Baiklah, Sayang. Tapi hati-hati dan jangan ngebut," pesan Haikal.

Adam melihat kepergian Hawaa hingga hilang dari pandangan. Saat di perjalanan menuju ke perusahaan dia menerima pesan dari Annisa. Tunangan Adam itu ingin bertemu saat makan siang.

***

Hawaa merasa gugup saat dia mengetuk pintu kantor atasannya, Pak Agus. Sudah lama dia memikirkan tentang permintaannya untuk pindah ke luar kota, dan sekarang saatnya untuk menghadapinya.

Pak Agus membuka pintu dan tersenyum pada Hawaa. "Hawaa, masuklah. Ada apa?" tanyanya ramah.

Hawaa masuk ke dalam kantor, menarik nafas dalam-dalam sebelum memulai pembicaraan. "Pak Agus, terima kasih telah memberi saya kesempatan untuk berbicara dengan Anda. Saya ingin membahas pengajuan saya untuk pindah ke luar kota."

Pak Agus menyandarkan dirinya di kursinya sambil menatap Hawaa dengan seksama. "Tentu, Hawaa. Sampaikan alasannya kepada saya."

Hawaa dengan berani mengungkapkan keinginannya. "Pak Agus, saya ingin pindah ke luar kota karena ada peluang pekerjaan yang menarik untuk saya di sana. Perusahaan di luar kota ini berkembang pesat dan saya ingin dapat menjadi bagian dari pertumbuhan itu. Selain itu, pindah ke luar kota akan memberi saya kesempatan untuk merasakan pengalaman hidup baru dan meningkatkan kemampuan kerja saya."

Pak Agus mendengarkan dengan seksama dan mengangguk setuju. "Hawaa, saya mengerti keinginanmu. Namun, sebagai atasanmu, saya juga perlu mempertimbangkan kepentingan perusahaan. Bisakah kamu memberitahukan lebih detail tentang pekerjaan yang kamu tawarkan di luar kota dan bagaimana kamu merencanakan untuk mengintegrasikan dirimu dengan perusahaan tersebut?"

Hawaa senang bahwa Pak Agus tertarik dalam mempelajari lebih lanjut tentang rencananya. "Tentu, Pak Agus. Perusahaan tersebut adalah perusahaan start-up yang berfokus pada pengembangan solusi teknologi baru. Saya telah melakukan riset mendalam tentang perusahaan ini dan merasa ini adalah kesempatan yang luar biasa bagi saya untuk belajar dan berkembang. Saya telah berbicara dengan tim manajemen perusahaan itu dan mereka sangat antusias untuk memiliki saya di sana. Mereka juga menyediakan program integrasi karyawan baru yang akan membantu saya beradaptasi dengan lingkungan kerja dan budaya perusahaan mereka."

Pak Agus mengangguk menggembirakan. "Terdengar menarik, Hawaa. Aku senang mendengar bahwa kamu telah melakukan riset yang komprehensif dan merencanakan segala sesuatunya dengan baik. Sebelum aku memberikan persetujuanku, ada beberapa hal yang perlu kita diskusikan lagi. Bagaimana kamu merencanakan untuk mengatur pekerjaanmu di kantor pusat, apakah kamu mampu bekerja dari jarak jauh atau apakah kamu perlu pindah ke kantor cabang di luar kota?"

Hawaa berpikir sejenak sebelum menjawab, "Pak Agus, setelah diskusi dengan perusahaan tersebut, mereka bersedia membiarkan saya bekerja dari jarak jauh. Pekerjaan saya akan melibatkan banyak pertemuan melalui video conference dan berkoordinasi dengan anggota tim melalui platform kolaborasi online. Saya yakin bahwa dengan teknologi yang tersedia, saya akan mampu menjalankan tugas ini dengan baik dan tetap produktif."

Pak Agus melihat keberanian Hawaa dalam merencanakan segala sesuatunya dan tersenyum dengan bangga. "Hawaa, saya sangat mengapresiasi ketekunan dan kesiapanmu dalam menghadapi tantangan ini. Aku mendukung keputusanmu untuk pindah ke luar kota. Izinkan aku bicara dengan legal dan departemen SDM kami untuk memastikan bahwa semua persyaratan dan prosedur yang diperlukan telah dipenuhi. Jika semuanya berjalan lancar, kamu bisa mulai bekerja dari luar kota dalam satu bulan."

Hawaa merasa sangat lega mendengar persetujuan Pak Agus. "Terima kasih banyak, Pak Agus! Saya sangat berterima kasih atas kesempatannya. Saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk membuktikan bahwa ini adalah keputusan yang tepat dan memberikan manfaat bagi perusahaan."

Pak Agus mengulurkan tangan untuk bersalaman dengan Hawaa. "Selamat, Hawaa! Saya berharap yang terbaik untukmu di perusahaan baru. Pastikan untuk menjaga komunikasi yang baik dengan timmu di sini dan berikan yang terbaik dalam pekerjaanmu. Jika kamu membutuhkan bantuan apapun, jangan ragu untuk menghubungi saya."

Hawaa tersenyum dengan bahagia, merasa senang dan terhormat atas dukungan dan kepercayaan yang diberikan oleh Pak Agus. Dengan semangat baru, dia meninggalkan kantor dengan keyakinan dan tekad untuk menghadapi tantangan baru yang menantinya di luar kota.

Setelah mengurus administrasi, Hawaa berpamitan pada kawan-kawannya. Semua pada merasa sedih, karena gadis itu yang sangat ramah dengan siapa pun dan mau membantu jika mereka butuhkan.

Sesuai janjinya dengan Annisa, dia menjalankan mobil menuju salah satu restoran. Hawaa penasaran apa yang akan tunangan Adam itu bicarakan.

...----------------...

Terpopuler

Comments

Yani Cuhayanih

Yani Cuhayanih

apakah annisa sudah tahu adam punya rasa sama hawwa

2024-03-27

1

ꪶꫝ༄༅⃟𝐐MD𝕿𝖎𝖌𝖊𝖗⒋ⷨ͢⚤☠️⃝⃟𝑽

ꪶꫝ༄༅⃟𝐐MD𝕿𝖎𝖌𝖊𝖗⒋ⷨ͢⚤☠️⃝⃟𝑽

pasti Anisa Taulah cinta hawa pada Adam dan sebaliknya
mungkin mereka menikah
saat melahirkan bisa jadi Anisa 🤧 meninggal 🙏🙏🤭saking Ingin bersatunya Adam dan hawa jadi melantur🙈

2024-03-27

1

Sugiharti Rusli

Sugiharti Rusli

oh Hawwa sudah mempersiapkan dengan matang yah kepindahan dirinya, semoga sih ortunya mengijinkan yah,,,

2024-03-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!