Bab Empat Belas

Adam menjabat tangan wali hakim. Membacakan doa ketika akan memulai akad nikah, bacaan tersebut adalah beberapa doa yang terdiri dari kalimat istighfar, dua kalimat syahadat dan shalawat.

"Adam Ashraf Zuhair, apakah kamu siap untuk mengucapkan ijab kabul?" tanya wali hakim.

"Siap, Pak," jawab Adam.

"Adam Ashraf Zuhair," panggil wali nikah lagi.

"Saya Pak," jawab Adam.

"Saya nikah dan kawinkan engkau dengan saudari Annisa Jayanti binti Muhammad Rafli, dengan mas kawin seperangkat perhiasan emas, di bayar tunai," ucap wali hakim.

"Saya terima nikah dan kawinnya ...."

Adam menghentikan ucapannya. Semua tamu jadi ikutan tegang dan gugup. Matanya memandang lurus ke depan tanpa kedip.

"Hawaa ...," ucap Adam dengan senyuman semringah.

Hawaa yang berjalan memasuki ruang pesta menjadi pusat perhatian karena Adam yang menghentikan akad. Rida memandangi gadis itu dengan tatapan tajam.

Gadis itu dengan wajah merah menahan malu, mendekati Bunda Syifa dan memeluk lengannya dengan erat.

"Adam, apa kita bisa ulang. Ingat, sekali tarikan napas saja,' ucap wali hakim mengingatkan.

"Baik, Pak. Saya sudah siap!" ucap Adam dengan penuh keyakinan.

Wali nikah lalu mengulang membaca doa sebelum ijab kabul. Keduanya telah kembali berjabat tangan.

"Adam Ashraf Zuhair ...," panggil wali hakim.

"Saya, Pak," jawab Adam.

"Saya nikah dan kawinkan engkau dengan saudari Annisa Jayanti binti Muhammad Rafli, dengan mas kawin seperangkat perhiasan emas, di bayar tunai," ucap wali hakim.

"Saya terima nikah dan kawinnya Annisa Jayanti binti Muhammad Rafli dengan mas kawin tersebut, di bayar tunaaiiii," jawab Adam dengan sekali tarikan napas.

"Bagaimana saksi ...?" tanya wali nikah itu.

"Sahh ...." Kedua saksi menjawab serempak.

"Alhamdulillah ...," jawab Adam.

Hawaa tak bisa lagi mendengar apa yang diucapkan para tamu undangan. Semua tampak berbahagia. Dunia terasa begitu gelap bagi gadis itu.

"Aku mau ke toilet, Bunda," ucap Hawaa. Tanpa menunggu jawaban dari ibu sambungnya itu, dia berjalan tergesa menuju taman di belakang hotel.

Hawaa merasa hatinya hancur saat melihat pria yang sangat dicintainya itu akhirnya resmi menikah dengan wanita lain. Dia tidak dapat menahan air mata yang mengalir deras dari matanya saat melihat mereka berdua dinyatakan resmi sebagai suami istri.

Setiap detik yang berjalan tadi terasa seperti siksaan bagi Hawaa. Dia terus-menerus merasakan keputusasaan dan kehilangan yang mendalam. Semua harapan dan impian untuk memiliki Adam telah sirna.

Hawaa tidak bisa menyembunyikan perasaan sedihnya. Hatinya terasa berat dan pikirannya dipenuhi dengan rasa sakit yang tak terperi. Ia teringat akan canda dan tawa mereka bersama.

Hanya dalam sekejap, hidupnya berubah menjadi kegelapan. Semua mimpi yang ia harapkan bersama pria itu hancur begitu saja. Perasaan sedih dan terluka mendera Hawaa seakan tak ada habisnya.

Walau dia sebulan ini telah berusaha melupakan cintanya pada Adam, tapi bukan hal yang mudah untuk melakukan semua itu.

Hawaa tadi telah berusaha menyembunyikan rasa sakitnya. Dia mungkin tersenyum dan berusaha bahagia di permukaan, tapi dalam hatinya, kepingan-kepingan hati yang hancur terus tersayat oleh kenyataan.

Hawaa tidak bisa membayangkan dia akan menjadi saksi hidup atas pernikahan pria yang dicintainya. Pasti nanti, setiap kali hari pernikahan itu muncul dalam pikirannya, gadis itu merasakan pukulan baru yang memecahkannya. Tak peduli seberapa keras dia berusaha, kegagalan ini terus menghantui dirinya dalam setiap hembusan angin.

"Ya Allah, jika situasi ini memang harus begini, dan tak mungkin bisa diubah lagi, maka ubahlah perasaanku, se ikhlas-ikhlasnya untuk melepaskan dirinya. Dan jika perpisahan ini adalah takdirku, maka hilangkan lah perasaanku untuknya. Dan buatlah hati ini rela melihat dia bahagia dengan pasangan halalnya," gumam Hawaa dalam hatinya.

"Kenapa Kak Hawaa ada di sini?" tanya Rida. Entah sejak kapan dia ada di sana.

Hawaa menghapus air matanya saat mendengar suara seseorang menyebut namanya. Gadis itu membalikan tubuh menghadap ke asal suara. Dahinya berkerut memikirkan siapa yang ada dihadapannya saat ini.

Rida yang merasa diperhatikan, lalu tersenyum dan menjawab rasa penasaran gadis itu.

"Kak Hawaa lupa denganku? Aku Rida adiknya Bang Adam, anak ayah Harris," ucap Rida.

Setelah Rida menyebut nama Haris, barulah Hawaa mengerti dan paham. Dia kembali menghapus air matanya.

"Kenapa Kak Hawaa di sini?" tanya Rida dengan rasa ingin tahu yang besar.

Tadi saat dia ingin ke toilet, gadis itu melihat Hawaa yang juga berdiri dari duduknya. Dia sengaja mengekori langkahnya. Rida awalnya hanya ingin menyapa, tapi melihat arah yang di ambil gadis itu menuju taman, dia makin penasaran.

"Aku gerah di dalam," jawab Hawaa berusaha dengan suara biasa.

Rida tersenyum simpul. Seperti mengejek jawaban dari gadis itu.

"Kak Hawaa lucu. Di dalam ruangan sangat adem. AC hidup dengan kuatnya. Justru di sini yang terasa panas," balas Rida.

Hawaa menarik napas dalam. Tak tahu harus menjawab apa. Kenyataan memang begitu.

"Atau Kak Hawaa lagi ingin menghindari sesuatu?" tanya Rida semakin ingin tahu.

"Menghindari apa?" tanya Hawaa dengan suara lembut. Namun, dahinya berkerut, memikirkan maksud dari pertanyaan gadis itu.

"Mungkin saja Kak Hawaa sengaja menghindari pernikahan. Sejak kemarin aku tak melihat kehadiran Kakak di rumah. Hal yang aneh, masa saudara sendiri datang disaat detik-detik pengucapan ijab kabul!" seru Rida dengan tersenyum licik.

"Kakak kerja, Dek. Baru dapat izin hari ini," jawab Hawaa lagi, masih dengan suara lembut.

"Bukan sengaja menghindar?" tanya Rida lagi.

"Menghindari apa, Dek?" Hawaa balik bertanya, bukannya menjawab pertanyaan Rida.

"Sengaja menghindari pernikahan Bang Adam. Aku melihat semua ini tidak wajar. Apakah Kak Hawaa sebenarnya memiliki perasaan lebih dengan abangku itu, sehingga sengaja datang paling akhir dari para tamu undangan karena belum siap melihatnya menikah?" tanya Rida.

...----------------...

Terpopuler

Comments

Amelia_Ling

Amelia_Ling

si Rida ngomongnya pedes, tapi bener😂😂 aciat ciat,, mau ngelak dengan cara apalgi, orang sekitarmu aja peka,,😔tenang hawa, semua belum berakhir kok, nunggu duda nya mas Adam🤭🤭 memang saat ini Adam menikah dengan Anisa, tapi hatinya buat kamu,, kasian sekali Anisa, jagain jodoh orang, mencintai sendirian,,makin hari makin sakit pastinya kalo Adam nggak peka peka, dan keegoisan pun akan muncul pada diri Anisa, yaitu menguasai Adam, Karena Adam sudah jadi suaminya, dan Adam nggak mau di atur2 kalo menyangkut hawa, Anisa maunya Adam fokus ke dya, karena ingin membuat Adam lupa dengan hawa, dan disitulah mgkn konflik rumah tangga mereka,,
Anisa kerja bakti jadinya ya,, tapi hasilnya nihil 😔😔

2024-03-28

8

Widi Widurai

Widi Widurai

kepo

2024-04-15

0

Arieee

Arieee

hasil didikan Nadia persissssssss deh ma Nadia julid n pedas mulutnya gak tau malu lagi

2024-04-01

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!