Bab Tiga

"Tentu saja aku sangat menyayanginya, Nissa. Hawaa itu paling di manja karena satu-satunya saudara perempuan," jawab Adam.

"Menyayangi Hawaa hanya sebagai saudara?" tanya Annisa lagi.

"Maksud kamu apa? Tentu saja aku sangat menyanyanginya sebagai saudara perempuanku!" jawab Adam.

"Kita pulang saja, ya. Pertunangan kita tetap diadakan minggu depan'kan? Kamu tak berubah pikiran'kan? Aku sudah mengatakan pada seluruh keluarga dan tetangga," ucap Annisa.

"Tentu saja tetap dilakukan, kenapa kamu tanyakan itu lagi?" tanya Adam.

Sudah sering Annisa bertanya tentang hal yang sama. Bukan hanya kali ini saja. Seolah dia meragukan keseriusan Adam untuk bertunangan.

"Kenapa kamu sering tanyakan hal itu? Atau kamu sendiri yang belum yakin ingin bertunangan denganku?" tanya Adam.

"Bagiku berani berkomitmen, maka kamu harus berani menunjukkan keseriusan hati. Menjaga komitmen adalah keberanian yang tidak bisa dimiliki sembarang orang. Perlu keyakinan dan kesungguhan dalam menuju satu tujuan yang sama. Aku harap kamu juga begitu, harus bertanggung jawab jika sudah mengambil satu keputusan," jawab Annisa.

"Tentu saja. Aku tak akan mundur, aku pasti akan menikahi kamu," balas Adam.

Mereka meninggalkan kafe sekitar pukul delapan malam. Adam mengantarkan Annisa hingga ke rumahnya, tapi dia tak ikut mampir.

"Salam saja buat Mama. Aku langsung pulang saja, ya?" tanya Adam saat telah berada di halaman rumah.

"Baiklah, hati-hatilah. Aku masuk dulu," jawab Annisa. Setelah gadis itu masuk ke rumah, barulah Adam melajukan mobilnya.

**

Hari ini pertunangan Adam dan Annisa akan dilakukan. Mama Lastri telah berada di rumah. Dia bahagia mendengar cucunya akan bertunangan.

"Cucu Oma sebentar lagi akan melepaskan masa lajangnya. Tak terasa dah dewasa saja kalian. Baru kemarin rasanya Oma melihat kalian bermain," ucap Oma.

Walau Adam bukan cucu kandungnya, tapi Mama Lastri menyayanginya sama seperti cucu yang lain. Dia tak pernah membedakan kasih sayang di antara mereka bertiga.

Ibu Marni tidak bisa hadir karena Nadia sedang sakit. Dia dan Harris berjanji akan hadir saat pernikahan sang cucu nantinya.

Semua sibuk mempersiapkan hantaran buat acara pertunangan nantinya. Hawaa hanya diam menyaksikan semua itu. Ingin rasanya mengurung diri di kamar tapi takut ada yang curiga.

Syifa yang melihat sang putri melamun, mendekatinya. Dia duduk di samping gadis itu.

"Sayang, apa kamu sakit?" tanya Syifa dengan lembutnya.

"Bunda ...," jawab Hawaa. Pertanyaan Syifa membuat dia tersadar dari lamunannya.

"Kenapa kamu dari tadi murung saja, Nak?" Syifa kembali bertanya.

"Kepalaku sedikit pusing, Bunda," jawab Hawaa berbohong.

"Kalau begitu istirahat saja. Dari pada nanti malam pas acara pertunangan Adam kamu tak bisa hadir karena sakit. Dia pasti sangat sedih. Kamu tahu'kan, Adam sangat menyayangi kamu, karena hanya kamu saudara perempuannya," ucap Syifa dengan penuh penekanan.

Dia ingin mengingatkan gadis itu jika hubungannya dengan Adam adalah hubungan saudara. Syifa sebenarnya agak curiga jika Hawaa memiliki perasaan berbeda. Bukannya dia tak merestui, cuma jika bisa dengan yang lain itu lebih baik.

"Bunda, aku ...."

"Ada apa, Sayang?" tanya Syifa dengan lembut.

"Aku sayang, Bunda," jawab Hawaa dan memeluk wanita itu. Padahal dia ingin berterus terang tentang perasaannya tapi takut akan membuat banyak yang kecewa.

Hawaa melepaskan pelukannya dan berjalan menuju kamar. Dia membaringkan tubuhnya, berharap bisa memejamkan mata agar dapat melupakan semua.

***

Malam harinya, semua keluarga telah siap untuk pergi ke rumah Annisa. Termasuk Hawaa. Dia menggenggam tangan Oma Lastri saat melihat Adam keluar dari kamar dengan setelan jas yang membuat ketampanan dirinya makin bertambah.

"Cucu Oma ganteng banget," ucap Oma Lastri. Hawaa yang berdiri di samping wanita itu hanya menunduk. Adam lalu mendekati Oma dan Hawaa.

"Cucu Oma ini juga sangat cantik," balas Adam.

Oma Lastri lalu memandangi Hawaa. Dia memeluknya.

"Cucu Oma yang paling cantik. Pasti nanti dapat suami yang lebih tampan dari Adam. Kalau di bawahnya, jangan mau, ya!" ucap Oma.

"Apa aku tidak setampan Adam?" tanya Gafi dengan cemberut.

Semua mendengar menjadi tertawa, apa lagi saat melihat wajah kesal anak itu. Dia pura-pura tidak terima atas ucapan Oma-nya.

"Cucu Oma semuanya tampan dan cantik. Itu karena Oma-nya yang cantik," ucap Oma Lastri dengan narsisnya.

Semua jadi tersenyum mendengar ucapan Oma. Keluarga satu persatu mulai masuk ke mobil.

Hawaa masuk ke mobil yang di kendarai oleh Abi. Di dalam nya ada Bunda Syifa, Adam, dan Gafi. Keluarga inti mereka.

Satu jam perjalanan, mereka sampai di rumah kediaman orang tuanya Annisa. Hawaa makin merasa dadanya sesak. Harus menyaksikan orang yang sangat dicintai memasangkan cincin ke jari gadis pujaannya.

Pembawa acara telah memulai dengan memperkenalkan keluarga kedua calon pengantin. Haikal sebagai orang tua Adam lalu berdiri dan mengatakan maksud tujuannya.

Setelah Haikal mengatakan apa tujuan mereka datang, tibalah saat yang ditunggu para tamu undangan yaitu pertukaran cincin keduanya. Sebelum itu Adam ingin mengatakan sesuatu.

"Assalamualaikum, Selamat Malam, Saya Adam ingin menyampaikan beberapa patah kata. Jika allah mengizinkan, saya ingin menjadikan putri bapak/ibu sebagai istri saya, menemani setiap langkah perjuangan saya, menjadi penyejuk hati saya dikala gundah dan menjadi penasihat saat saya melakukan kesalahan, dari awal saya kenal putri bapak/ibu, saya merasa seperti telah menemukan orang yang tepat, sekiranya bapak/ibu menyetujui, saya ingin melamar putri bapak/ibu dan melanjutkan hubungan kami berdua kejenjang pernikahan," ucap Adam pada mamanya Syifa dan Pamannya sebagai pengganti ayah yang telah tiada.

"Sebagai orang tua saya tidak bisa memutuskan. Semua itu bisa di jawab langsung sama putri kami, Annisa," jawab mamanya Annisa.

Pembawa acara lalu mempersilakan Annisa untuk menjawab lamaran Adam. Gadis itu lalu berdiri. Mengucapkan salam sebelum menjawab pertanyaan sang kekasih.

"Adam, sejak pertama kali bertemu, kehadiran kamu membuat kehidupan saya menjadi lebih berwarna. Kamu berusaha membuat saya tertawa walaupun saya sedang sedih, marah ataupun kecewa serta berusaha membimbing saya selama ini. Hal – hal tersebut mungkin hal kecil yang tidak memiliki arti tapi bagi saya, hal tersebut telah cukup membuat saya percaya bahwa kamu adalah orang yang tepat untuk menjadi pasangan sehidup semati saya. Oleh karena itu lamaran ini saya terima dengan segala pertimbangan yang ada," jawab Annisa.

Setelah mengucapkan isi hatinya itu, Adam lalu memasangkan cincin ke jari manis Annisa. Begitu juga sebaliknya, gadis itu menyematkan cincin di jari manis sang kekasih. Makanya resmilah keduanya bertunangan.

Semua keluarga bersuka cita dan bahagia melihat Adam dan Annisa akhirnya resmi bertunangan. Pernikahan ditetapkan bulan depan. Tak ada yang menyadari jika Hawaa diam-diam pergi dari tempat acara dan memilih duduk di halaman rumah saja.

"Aku mengenalmu secara tidak sengaja, mencintaimu secara tiba-tiba dan harus melupakan kamu secara terpaksa. Apakah aku harus mengikhlaskan'mu? Memilikimu saja belum sempat, bagaimana caranya aku mengikhlaskan kamu?" tanya Hawaa pada dirinya sendiri dengan terisak.

...----------------...

Bonus Visual

Hawaa

Adam

Annisa

Terpopuler

Comments

Ayu galih wulandari

Ayu galih wulandari

Namanya Hawaa kyk ibunda kita semua pastinya lebih syantiik...kak author ,wlpun kita tahu nam Annisa pasti jg syantiik.. Lanjuuut dech kak..mic ya sdh update..🤗🤗😘😘😘😘😘😘

2024-05-04

2

ꪶꫝ🍾⃝ͩDᷞᴇͧᴡᷡɪͣ B⃟Lཽ𝐀⃝🥀ᴳ᯳ᷢ ㅤㅤ

ꪶꫝ🍾⃝ͩDᷞᴇͧᴡᷡɪͣ B⃟Lཽ𝐀⃝🥀ᴳ᯳ᷢ ㅤㅤ

Visualnya bagus semua.. tapi ya cewek lebih cantikkan Annisa 😁

2024-05-01

0

Lilik Juhariah

Lilik Juhariah

Masya Allah hawa Cantik bangeeet, nyeseeek

2024-04-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!