Tasbih Cinta Untuk Adam

Tasbih Cinta Untuk Adam

Bab Satu

"Apa kamu sudah ada calon suami, Hawaa?" tanya Haikal saat mereka sedang duduk santai di ruang keluarga.

Hawaa yang awalnya sedang fokus dengan laptopnya, mengalihkan pandangan ke arah sang ayah. Syifa hanya diam mendengar.

"Belum ada, Abi," jawab Hawaa pelan.

"Sebanyak itu teman di tempat kerjamu, apa tidak ada yang tertarik denganmu, Sayang? Padahal anak Abi sangat cantik," ucap Haikal selanjutnya.

"Aku belum mau menikah, Abi," balas Hawaa.

Ucapan putrinya itu membuat Haikal dan Syifa jadi terkejut. Usia Hawaa saat ini telah memasuki dua puluh lima tahun. Umur yang sudah cukup bagi wanita untuk membina rumah tangga.

"Kenapa kamu berkata begitu, Nak?" tanya Syifa dengan nada kuatir.

Syifa melihat dua tahun belakangan ini putrinya sangat tertutup. Dia lebih sering mengurung diri di kamar.

"Aku masih nyaman dengan kesendirianku, Bunda. Untuk apa menikah hanya untuk menutupi mulut orang-orang sedangkan kita belum siap," jawab Hawaa.

Syifa merasa putrinya kurang nyaman jika ditanya tentang pernikahan. Dia juga tak mau ikut campur dalam urusan pertunangan sang adik.

Adam dan kekasihnya Annisa berencana akan melangsungkan pertunangan bulan depan. Setiap keluarga berkumpul pasti Hawaa memilih mengurung diri di kamar dengan alasan dia akan menerima apa pun tema acara karena bukan dia yang akan bertunangan.

"Baiklah, Nak. Jangan masukan ke hati apa yang Abi dan Bunda tanyakan. Memang tak baik menikah hanya karena di desak usia, tapi menikahlah di saat kamu sudah siap dan yakin dengan pasangan," ucap Syifa lagi dengan suara lembut.

"Hawaa, maksud Abi bertanya begitu, hanya karena ingin tau. Jika memang ada pria yang sedang dekat denganmu, pertunangan Adam bisa kami tunda. Kami akan dahulukan kamu. Abi rasa, Adam pasti akan mengerti," ujar Haikal.

Hawaa menarik napas dalam. Dia lalu menutup laptopnya. Bukan sekali ini Abi dan Bundanya bertanya tentang pasangannya. Dia tak bisa menyalahkan kedua orang tuanya. Mungkin mereka kuatir karena melihat sang putri yang selalu sendirian.

"Teruskan saja pertunangan Adam, Abi. Aku belum ada teman pria. Abi, Bunda, aku pamit. Mau tidur. Sudah mengantuk," ucap Hawaa. Dia lalu berdiri dan masuk ke kamar.

Tanpa mereka ketahui, Adam mendengar semua obrolan tersebut. Saat Hawaa masuk ke kamarnya. Pria itu mengikuti. Gadis itu tak menyadari.

Sampai di kamar, tangis Hawaa pecah. Dua tahun sudah Adam dan Annisa menjalin hubungan. Selama itu, dia masih berharap pria itu memandang ke arahnya. Namun, ternyata memang tak ada cinta untuknya. Minggu depan mereka akan melangsungkan pertunangan dan dilanjutkan menikah di bulan depan.

Hawaa telah mengajukan surat pindah kerja. Namun, belum ada jawaban dari atasan. Dia ingin pergi menjauh. Mungkin dengan begitu, dia bisa melupakan cintanya pada Adam.

Adam mengetuk pintu kamar Hawaa. Gadis itu langsung menghapus air matanya. Berjalan membuka pintu. Terkejut saat melihat pria yang sedang dia pikirkan ada dihadapannya.

"Boleh aku masuk?" tanya Adam. Dia menatap wajah Hawaa dengan intens.

"Untuk apa?" Bukannya menjawab pertanyaan Adam, Hawaa justru balik bertanya.

"Aku ingin mengobrol," jawab Adam.

"Di taman saja," balas Hawaa.

Hawaa lalu keluar dari kamar dan berjalan menuju taman di belakang rumah. Duduk di bangku. Adam mengikuti, duduk di samping gadis itu.

"Kenapa menangis?" tanya Adam memulai obrolan.

Hawaa tak menjawab pertanyaan Adam. Jika kemarin-kemarin dia senang pria itu bertanya demikian, tidak saat ini.

Adam merubah duduknya, menghadap wanita itu. Dia menatap wajah Hawaa dengan intens.

"Jawab pertanyaanku, Hawaa. Kenapa kamu menangis? Apa ada yang menyakiti kamu?" tanya Adam dengan lembutnya.

Adam memang selalu berkata lembut. Setiap wanita pasti akan tertarik dengan sikap lemah lembutnya.

Hawaa menatap balik wajah Adam. Dia sangat tampan, tapi bukan itu yang membuat dia jatuh cinta. Tapi tutur katanya yang selalu lembut dan tak pernah meninggalkan suara itulah yang membuat dia mencintai pria itu.

"Kamu ... kamu yang telah menyakiti aku," ucap Hawaa dalam hatinya.

Adam menghapus sisa air mata di pipi Hawaa. Dia sangat menyayangi gadis itu.

"Apa aku harus menunda pertunanganku? Jika itu yang kamu inginkan, akan aku lakukan!" ucap Adam lagi.

"Jangan, Adam. Aku tak apa-apa. Kamu tak boleh menunda pertunangan. Kasihan Annisa," ucap Hawaa pelan.

"Tapi aku tak bisa melanjutkan pertunangan jika kamu sedih. Aku lihat sejak mengetahui aku akan bertunangan, kamu menjadi pemurung. Apa kamu tak suka aku bertunangan dengan Annisa? Kalau memang tak suka, aku putuskan hubunganku," ucap Adam selanjutkan.

Annisa, gadis yang baik dan ramah. Hawaa beberapa kali pernah jalan bertiga dengan mereka. Diakui gadis itu cocok dengan Adam.

"Jangan, Adam. Tak ada alasan aku tak suka kamu bertunangan. Annisa sangat baik. Cocok denganmu," balas Hawaa.

"Kalau memang kamu setuju dengan pertunanganku, kenapa setiap kita berkumpul dan bicara tentang acara pertunanganku, kamu diam saja, dan bahkan kamu pamit masuk ke kamar. Apa ada pria yang berjanji ingin melamar kamu, dan ternyata membatalkannya sehingga kamu sedih?" tanya Adam.

"Tidak ada. Aku tak pernah dekat dengan pria kecuali kamu dan Gafi. Juga Abi," jawab Hawaa pelan.

"Syukurlah jika tak ada yang membuat kamu sedih. Jangan menangis lagi. Aku sedih jika melihat air matamu!" ucap Adam.

Hawaa mengangguk sebagai jawaban. Dia lalu berdiri. Tak mau lebih lama lagi berada di dekat Adam. Jantungnya tidak aman jika berada sedekat ini. Jantungnya berdetak lebih cepat.

"Adam, aku pamit. Mataku sudah mengantuk. Besok ada rapat, dan aku harus bangun pagi," pamit Hawaa beralasan.

"Besok aku jemput pulang kerja. Kita makan es krim bertiga dengan Annisa. Tak ada penolakan lagi!" balas Adam.

Hawaa hanya bisa mengangguk tanda setuju. Jika dia menolak, Adam bisa berpikir yang bukan-bukan. Gadis itu masuk ke kamar dengan segera.

Tangis Hawaa kembali pecah, bagaimana dia menghadapi hari-hari kedepannya, jika setiap hari harus melihat kebahagiaan Adam dan istrinya jika mereka telah menikah nanti.

Mungkin, benar jika kita tak boleh mencintai manusia secara berlebihan, karena nanti kita akan diuji dengan cinta itu. Seperti kata dalam satu hadits.

Rasulullah SAW pernah berpesan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi agar tidak mencintai sesuatu secara berlebihan. Adapun bunyi hadits tentang mencintai seseorang sebagai berikut,"Cintailah orang yang kamu cintai sekadarnya. Bisa jadi orang yang sekarang kamu cintai suatu hari nanti harus kamu benci. Dan benci lah orang yang kamu benci sekadarnya, bisa jadi di satu hari nanti dia menjadi orang yang harus kamu cintai.” [HR. At-Tirmidzi no.1997 dan di shahihkan Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ no. 178]

Jangan mencintai sesuatu melebihi batas. Segala sesuatu yang kita cinta melebihi batas, disitulah kita akan diuji oleh Allah SWT. Berlebih-lebihan mencintai seseorang, disitu bakal diuji oleh Allah SWT.

Konsekuensi mencintai sesuatu adalah menaatinya. Artinya, ketika kamu mencintai seseorang dengan porsi yang berlebihan, maka kamu telah menjadi budaknya.

"Makin kamu menyimpan perasaan buat seseorang yang mendalam dan tak ingin kamu sampaikan, pasti rasanya akan makin sakit. Lepaskan daripada memaksakan. Ikhlaskan daripada menyakitkan. Relakan daripada berjuang sendirian. Cinta kepada manusia bisa saja bertepuk sebelah tangan. Tetapi, cinta kepada Tuhan akan selalu berbalas dengan indah apa pun bentuknya."

...----------------...

Selamat Pagi. Mama kembali lagi dengan novel terbaru. Tak bosan-bosannya mama ingatkan, tolong baca setiap bab yang update. Terima kasih. 🙏🙏🙏

Di sarankan baca novel mama yang berjudul ISTRI KEDUA sebelum membaca novel ini.

Terpopuler

Comments

Siti Aminah

Siti Aminah

aku sdh baca novel mu thor yg judulny Istri ke dua

2024-10-21

1

❤️⃟Wᵃf🤎⃟ꪶꫝ🍾⃝ͩDᷞᴇͧᴡᷡɪͣ𝐀⃝🥀ᴳ᯳

❤️⃟Wᵃf🤎⃟ꪶꫝ🍾⃝ͩDᷞᴇͧᴡᷡɪͣ𝐀⃝🥀ᴳ᯳

Sabar ya Hawa.. ikhlaskan.. doakan yg terbaik untuk Adam agar dia bahagia dg pilihannya.. dia mungkin bukan jodoh terbaikmu. Masih ada pria yg jauh lbih baik lagi diluar sana. Jangan bersusah hati dan sedih. tetap semangat untuk masa depan dan kebahagianmu kelak.

2024-05-01

1

❤️⃟Wᵃf🤎⃟ꪶꫝ🍾⃝ͩDᷞᴇͧᴡᷡɪͣ𝐀⃝🥀ᴳ᯳

❤️⃟Wᵃf🤎⃟ꪶꫝ🍾⃝ͩDᷞᴇͧᴡᷡɪͣ𝐀⃝🥀ᴳ᯳

rasanya Hawa ingin teriak saat mengucapkan kalimat ini tepat dihadapan Adam. Tapi apalah daya tak kuasa dan berani.

2024-05-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!