BAB XII

Hari terus berlalu, tak terasa waktu telah berbulan-bulan berjalan sebagaimana mestinya. Azcel yang telah menjabat sebagai CEO menggantikan Agio sang ayah, Aditya yang melanjutkan studinya agar dapat menjadi dokter spesialis seperti cita-citanya, Gritte yang benar-benar menjadi istri seorang Agio meskipun cinta belum tumbuh dihatinya, dan jangan lupakan Disha gadis kecil penuh ambisi nan ceria yang kini juga berada di Amerika melanjutkan kuliahnya dengan beasiswa karena gadis tersebut sungguh sangat cerdas serta berbakat.

"Morning Disha"

"Hay Alexa, akhirnya setelah liburan aku bisa bertemu dengan mu lagi" saking antusiasnya Disha berlari lalu langsung memeluk sabahat yang baru dikenal nya saat pertama kali masuk ke universitas ini.

Alexa termasuk gadis cukup terpandang di negri ini namun sikap dan sifatnya yang baik, ramah dan tidak membedakan kasta membuat Disha nyaman berteman dengannya.

"Kamu pasti belum sarapan, ayo kita ke kantin dulu"

"Tapi jangan selalu mentraktirku ya, kali ini aku yang akan mentraktir mu karena aku sudah mendapatkan pekerjaan part time di salah satu cafe yang cukup terkenal."

"Serius?? di mana?"

"Zero cafe, tempat yang kamu rekomendasikan itu."

Mereka berjalan menuju kantin sambil bercengkerama, menceritakan kegiatan masing-masing saat mereka liburan. Tentu tanpa Disha ketahui bahwa sebenarnya Zero Cafe tempatnya bekerja itu sebenarnya adalah milik kakak ipar Alexa dan Alexa lah yang meminta pada kakak iparnya agar menerima satu pegawai lagi meskipun mereka belum membutuhkan pegawai tambahan yaitu Disha.

Disha memang tidak kekurangan uang, orangtuanya selalu mengirimkan uang bulanan untuk putri semata wayangnya, namun di negara ini Disha juga ingin hidup mandiri. Mencoba peruntungan siapa tahu dengan bekal memahami tentang negara ini dirinya bisa mengembangkan rumah makan milik orangtuanya disini.

🍃🍃🍃

Berbeda dengan Disha dan Alexa di tempat lain kini berdiri sosok lelaki tampan dengan sejuta pesona namun jangan lupakan tatapan tajam dan aura cool yang mendominasi sehingga membuat siapapun bergidik ngeri dengan tatapannya.

Setelah menimbang dan memantapkan perasaannya kini dirinya berjalan masuk kedalam rumah bercat putih abu-abu itu.

"Selamat pagi Azcel, mari sarapan bersama. Sebentar lagi daddy mu juga akan turun."

Sial.. Azcel mengumpat dalam hati. Ini lah yang membuatnya malas datang ke rumah Agio, dia selalu menghindari pertemuan dengan Gritte. Selama ini jika ada yang perlu di bicarakan dengan sang daddy Azcel selalu mengajak bertemu diluar dengan alasan sibuk atau lainnya. Namun pagi ini dirinya terpaksa harus datang karena Agio mengatakan jika dirinya kurang enak badan jadi tidak bisa bertemu diluar.

"Tidak perlu! Aku akan ke atas langsung!"

Gritte yang sedang menata piring dan menu sarapan itu hanya menatap dengan senyuman lembut ke arah Azcel.

Kamu harus kuat Gritte, hilangkan rasa cintamu untuknya. Sekarang dia adalah putramu. Desahnya dalam hati.

"Tidak perlu buru-buru, daddy sudah ada disini. Ayo sarapan dulu setelah itu kita bicara di ruang kerja daddy." Azcel yang baru beberapa langkah akan menuju lantai dua terpaksa berhenti setelah mendengar suara Agio, ternyata daddy-nya sudah hampir mencapai anak tangga terakhir.

"Tapi dad.."

"Sudahlah ayo, daddy sudah sangat lapar." potong Agio cepat agar Azcel todak bisa menolak lagi.

Mau tidak mau akhirnya dengan terpaksa Azcel makan bersama pasangan suami istri yang terpaut beda usia cukup jauh.

🍃🍃🍃

Malam itu, beberapa bulan yang lalu saat Agio baru saja tiba dari luar negeri mengurus beberapa pekerjaan dirinya merasakan banyak perbedaan dari Gritte, istri belia nya.

"Agio? Kenapa mematung disitu? Bahkan aku tidak menyadari kepulangan mu." Gritte antusias menyambut kedatangan suaminya. Dan keantusisan inilah yang membuat Agio keheranan namun juga bahagia.

Gritte mendekati Agio, memeluknya sebentar lalu mengambil alis tas kerja sekaligus koper Agio.

"Biarkan supir yang mengangkat nya ke atas, ini berat" Agio melepaskan pelan pelukan itu lalu memandangi wajah istrinya yang sungguh sangat bersemangat dan penuh senyuman manis itu.

"Sebentar, sepertinya kau sangat bahagia. Apa sebahagia itu berjauhan dengan ku?" Bibir Agio yang sudah gatal iku akhirnya meluapkan pertanyaan yang sejak tadi bersarang di pikirannya.

"Tidak, hanya saja aku ingin mulai belajar menjadi istri yang baik." Tak lupa senyum manis itu dia tunjukkan di hadapan suami.

"Hmm? Benarkah? Ini sungguh kabar bahagia untukku. Dan, aroma apa ini?! Sungguh sangat menganggu perutku yang sudah lapar."

Gritte yang memang sedang menyiapkan makan malam saat Agio datang itu kini ingat bahwa masih ada beberapa menu makan malam yang belum dirinya hidangkan.

"Sebentar, sebaiknya kamu mandi dulu dan aku akan menyelesaikan urusan dapur ini." Gritte sedikit mendorong tubuh suaminya yang meskipun sudah berumur hampir 55tahun tapi tetap kekar dan wajahnya pun tak kalah tampan dari Azcel. Bahkan Agio masih terlihat seperti om-om berusia 35tahunan.

Setelah makan malam selesai Gritte sengaja meminta Agio menunggunya di ruang kerja pria tersebut, dia mengatakan jika ingin menceritakan sesuatu yang penting.

Dan disinilah dirinya berada, Agio duduk dengan gelisah di kursi kerjanya. Cemas, bingung, dan bahagia menjadi satu. Cemas dengan apa yang akan di katakan oleh sang istri, bingung dengan perubahan wanitanya yang tiba-tiba serta bahagia karena perubahan yang istrinya tunjukkan adalah perubahan yang baik serta sikap yang di impikan banyak suami.

tok..tok..

"Masuklah.." sahut dari dalam.

"Agio.." Gritte masuk dengan sebuah nampan ditangannya, secangkir kopi untuk Agio, secangkir teh untuk dirinya sendiri dan sepiring camilan pendamping untuk mengobrol malam ini.

Gugup?? Tentu saja! Perempuan mana yang tidak gugup serta takut saat akan mengungkapkan kesalahan terbesarnya di hadapan sang suami. Apalagi kesalahan gila ini dirinya lakukan bersama dengan Azcel, anak tirinya. Meskipun itu hanyalah masa lalu tapi tetap saja, itu adalah kegilaan yang gila.

Bagaimana jika respon Agio tidak sebagus Felicia? Ya, Felicia sudah tau kebenaran itu. Sepertinya janji Azcel sebelum berangkat liburan bersama Aditya ke Pulau Bali beberapa saat yang lalu, Azcel memenuhi janji itu dengan bercerita sebuah kejujuran setelah pulang dari liburannya. Tentunya setelah menunggu situasi dan kondisi yang tepat serta kondusif.

Saat itu Felicia yang mendengar cerita Azcel cukup terkejut, namun keterkejutan yang di tunjukkan oleh Felicia cukup membuat Azcel lega karena ekspetasi Azcel sebelum menceritakan hal itu kepada Felicia cukup berlebihan. Nyatanya Felicia hanya menggelengkan kepalanya, Felicia cukup mampu merespon selayaknya ibu yang baik. Menasehati tanpa menyalahkan meskipun pergaulannya salah, memarahi tanpa menghakimi karena memarahi hanya akan membuat putra asuhnya itu semakin berontak dan memperkeruh keadaan, serta memberikan pemahaman bahwa memang seharusnya dia harus bisa melupakan masa lalunya serta menerima Gritte sebagai ibu tirinya.

Bagaimana pun juga Gritte kini sudah menjadi ibu tiri dari Azcel istri daddy nya, Agio. Mau tidak mau dirinya harus melepaskan cinta pertamanya itu. Melupakan dan tetap menjalani hidup dengan kisah baru, atau tetap terjebak dengan masa lalu yang tidak akan pernah mampu berlabuh.

🍃🍃🍃

Yuk bantu like, vote atau gift dong😁

Terimakasih banyak-banyak ya sahabat Reed💙

Terpopuler

Comments

MyBe

MyBe

semangat Gritte, jadilah istri sholeha hehe

2024-04-22

0

MyBe

MyBe

Pasti nih entar si disa ketemu lagi sama azcel

2024-04-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!