Bab X

Flashback off (lanjutan bab 6)

"Woy! Mau sampe kapan lo bengong di sini?" Timpal Aditya sambil membawa beberapa kantong makan malam.

Tidak mendapatkan respon dari Azcel Aditya melangkah menuju dapur untuk mengambil perlengkapan makan malam mereka.

"Karena gue tanya berkali-kali loe gak jawab jadi gue pesen aja makan malamnya" Aditya sibuk menata makan malam mereka berdua. "Nih makanan loe, buruan di makan entar keburu dingin. Ini juga udah malam, setelah ini loe istirahat saja." Aditya menyodorkan sepiring nasi goreng dengan dua telur mata sapi di atasnya.

Makan malam yang sudah sangat kemalaman itu di lalui dengan cepat dan hening, entah kenapa sejak mengingat kembali awal pertemuan, perkenalan bahkan awal hubungannya dengan Grite kini perasaan Azcel makin tidak karuhan.

Malam kian larut, Azcel yang tidak bisa tertidur itu kini berada di balkon kamarnya menatap lautan luas sebagai pemandangan indah dari kamarnya. Angin malam yang dingin hingga menusuk tulang itu tak dirinya hiraukan. Bayangan-bayangan indah kebersamaannya dengan Grite menari-nari di pulupuk matanya.

Hubungan indah dan bahagia itu sebenarnya tak ingin berakhir begitu saja, Azcel dan Grite telah banyak melalui waktu berdua, mereka juga memiliki mimpi-mimpi yang akan terasa semakin lengkap kehidupannya saat dibayangkan, tentunya mimpi-mimpi itu akan mereka wujudkan satu persatu setelah mereka melangsungkan pernikahan.

Tapi bukankah rezeki,maut dan jodoh adalah rahasia yang telah di takdir kan oleh Tuhan?

Sekeras apapun kita meminta jika dia bukan takdirmu maka dia akan menjadi milik orang lain, dengan imbalan kamu akan memperoleh yang terbaik versi Tuhanmu.

Azcel melihat jam pada ponselnya yang saat ini waktu menunjukkan pukul 01.45 dini hari. Dia yang semakin memikirkannya justru semakin di buat geram sendiri memilih keluar dari kamar dan menuju mini bar di dalam villa tersebut. Dirinya berharap minuman keras akan sedikit mengurangi rasa resah di hatinya lalu dia bisa tertidur dengan lelap.

Namun lagi, harapan tinggal harapan, mungkin semesta tidak memihak padanya. Bukannya ketenangan yang dia dapat justru malah kejadian pagi hari sebelum dirinya meninggalkan rumah sang daddy kembali menari-nari di ingatannya.

"akh sial..!!" maki Azcel.

🍃🍃🍃

Di lain tempat kini sepasang beda usia itu tengah. menikmati sarapan pagi bersama.

"Morning Gritte" kecupan kecil sang suami darat kan di kening mulus istri kecilnya.

"Morning" jawabnya di barengi senyum ringan. "Mau sarapan apa? Biar aku ambilkan" pungkasnya.

"Ini semua kamu yang masak?" pasalnya jika makanan yang tersaji adalah makanan Indonesia maka jelas istri kecilnya lah yang membuatnya.

Gritte yang ditanya hanya mengangguk kecil menandakan bahwa pertanyaan itu benar faktanya.

"Sepertinya nasi goreng itu enak, aku mau mencobanya." Agio tersenyum simpul melihat betapa sia-sianya usaha yang selama ini dia lakukan agar sang istri merasa nyaman dan mulai mau menerimanya.

Gritte yang cekatan itu segera mengambil beberapa centong nasi goreng dengan tambahan telur mata sapi dan rolade daging yang dia buat sejak pagi buta tadi.

"Sudah, sudah, jangan terlalu banyak atau aku tidak akan berangkat bekerja karena kekenyangan" canda Agio.

"Ahh baiklah." Gritte menyodorkan seporsi nasi goreng lalu menuangkan air mineral kedalam gelas Agio. "Selamat makan." lanjutnya dengan senyum manis meskipun terlihat sedikit di paksakan.

🍃🍃🍃

Akhirnya setelah lelah dengan pikirannya sendiri Azcel bisa memejamkan matanya meskipun waktu sudah menunjukkan pukul 04.21. Aditya yang tahu jika sahabatnya itu tidak bisa tidur semalaman membiarkan Azcel tetap lelap dalam tidurnya di sofa ruang tamu, dirinya tidak berniat membangunkan sang sahabat karena merasa kasihan.

Saat waktu sudah menunjukkan 9.07 Azcel mulai mengerjapkan matanya, membiasakan terangnya sinar matahari pagi menjelang siang itu .

"Sudah bangun?? Sudah baikan?" Aditya berdiri di sampingnya dengan segelas air lemon dingin, di sodorkannya gelas tersebut ke hadapan Azcel.

"minumlah, agar pusingmu sedikit reda" imbuhnya.

Azcel menerimanya dengan mendumel "Kenapa sekarang kamu cerewet sekali? Bahkan cerewetmu melebihi oma!" Namun demikian Azcel tetap meminum apa yang telah Aditya berikan.

"Sudahlah segera mandi! Aku sudah lapar karena nunggu orang koma!" jawab Adit sambil sedikit berlari menuju kamarnya.

🍃🍃🍃

Rumah Makan Joglo menjadi opsi terbaik bagi dua sahabat Tom and Jerry itu. Selain tempatnya yang tradisional suasana di sini juga terasa sejuk dan langsung menatap hamparan laut yang luas sehingga selain bisa menikmati makanan para pengunjung rumah makan ini juga dapat menikmati indahnya ciptaan Tuhan yang sungguh sangat memanjakan mata. Sekali dayung dua kenikmatan yang langsung didapat bukan??

"Silahkan, mau pesan apa?" suara cempreng gadis kecil itu menginterupsi lamunan Azcel.

"Kamu?"

"Lhoo om yang waktu itukan?!"

"Apa? Om?" Aditya tak dapat menyembunyikan tawanya. bagaimana bisa sahabat yang paling tampan dan di kejar-kejar banyak wanita itu di panggil om oleh gadis kecil di hadapannya.

"Saya Disha" ucapnya sambil menyodorkan tangan ke hadapan Azcel.

"Aditya" Aditya yang merasa tidak enak hati karena Azcel mengacuhkan uluran tangan Disha segera menariknya. "Dia Azcel" lanjutnya.

Disha yang memahami itupun hanya mengangguk ringan. "Jadi om Aditya dan om Azcel mau makan apa?" tanya ya sambil menyodorkan buku menu yang sejak tadi di a pegang.

"Jangan panggil om, panggil kakak saja" jawab Aditya.

"Baiklah, jika sudah menentukan pilihan silahkan panggil aku lagi." pesan Disha dengan senyum manisnya sebelum melangkah meninggalkan dua pria dewasa itu.

🍃🍃🍃

Seminggu sudah Azcel dan Aditya berada di Bali, setelah perkenalan dengan Disha tempo hari mereka bertiga jadi sering bertemu, jalan bersama bahkan sudah saling mengenal satu sama lain. Disha ternyata adalah pemilik rumah makan joglo yang beberapa hari lalu mereka kunjungi. Semakin lama kebersamaan mereka bertiga kini Aditya dan Azcel sudah cukup mengenal gadis ceria itu.

Disha Retna Widyaning gadis manis keturunan jawa asli, berusia hampir 16 tahun yang harus terpaksa pindah menyusul kedua orangtuanya merantau ke pulau Bali. Selama ini Disha tinggal dengan neneknya di pulau Jawa berhubung neneknya telah tiada jadi Disha memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya di Bali dan tinggal bersama kedua orangtuanya. Di Bali ini kedua orangtuanya memulai usaha rumah makan yang Alhamdulillahnya dalam waktu 3 tahun sudah memiliki banyak pelanggan tetap, bahkan wisatawan juga banyak yang menyukai menu makanan di rumah makan milik kedua orang tua Disha.

🍃🍃🍃

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!