A Cafe at 16.30
Sesuai janji dengan Aditya siang tadi, kini Azcel berada di cafe tempat dimana mereka berdua akan bertemu. Setelah lebih dari 2 jam menghabiskan waktu di Air terjun Niagara Azcel kini berada di A cafe menunggu kedatangan Aditya, sahabat terbaiknya.
"Udah lama nunggu bro?" Aditya memukul lengan atas kanan Azcel sebagai sapaan.
Azcel yang kini berubah sifat dan sikap dingin sedingin kutup utara hanya melirik sekilas saja tanpa mau bersuara sedikitpun.
"Kenapa belum pesen cel?" Tanya Aditya sambil membaca buku menu. "Biar gue yang pesen oke!" Lanjutnya.
Sambil menunggu pesanan datang Aditya yang sudah tidak sabarpun memaksa Azcel untuk bercerita secara detail.
"Jadi bokap lo minta lo tinggal di sini? Yang artinya lo akan setiap hari ketemu dan berinteraksi dengan Grite?" Azcel yang di tanya pun hanya menganggukkan kepalanya.
"Astaga Azcel, miris sekali hubungan percintaan lo ck.."
Obrolan mereka terjeda sebentar disaat waiters membawa pesanan mereka.
"Sebaiknya kita liburan dulu deh cel, siapa tau dengan begitu lo bisa berfikir jernih dan bisa menerima Grite sebagai mommy barumu. Ini sudah terjadi, mau minta Grite jadi istri lo itu juga gak mungkin."
Akhirnya sore itu, di bawah langit senja Azcel menghabiskan waktunya bersama Aditya, sedangkan Grite menangis ditemani angin taman belakang mansion.
🍃🍃🍃
Sementara itu dari lantai dua ada sepasang mata menatap tajam kearah dimana seorang wanita yang tak beranjak sedikitpun meski senja telah tenggelam berganti dengan bulan yang bahkan malu-malu untuk menunjukkan sinar terang nya.
Wajah wanis itu penuh guratan kegelisahan, air mata telah mengering bahkan mungkin sudah habis terbuang, tatapan mata kosong, bibir bergetar entah karena ketakutan atau karena sebab yang lain, tangan itu bahkan memeluk tubuh dirinya sendiri seakan tak ada tangan lain yang mampu melindungi dirinya dari hembusan dingin angin malam.
"Nyonya masuk lah. Angin malam tidak baik bagi kesehatan anda apa lagi sebentar lagi sepertinya akan turun hujan." Felicia hadir membawa hentakan kecil kekagetan pada diri Grite.
"Biarkan aku disini sendiri sebentar lagi Felly." Pinta Grite tanpa mengalihkan pandangannya sedikit pun.
"Apakah kau butuh sesuatu? Mau aku bawakan teh hangat dan camilan untukmu?" Tawar Felicia.
"Tidak perlu, sebentar lagi aku kan masuk. Agio pasti mencari ku." Tolak Grite.
"Baiklah, jika kau membutuhkan sesuatu panggil aku bahkan jika kau butuh teman bicara sekalipun." Ucap Felicia tulus terselip senyum tipis di bibir wanita itu.
🍃🍃🍃
"Kau kenapa Grite? Apa ada yang menggangu fikiranmu?" Agio yang sejak sore tadi memperhatikan sang istri melamun sedikit khawatir, karena sejak awak pernikahan mereka Grite tidak pernah menunjukkan sikap seperti ini.
"Aku tidak apa-apa tuan." Lagi-lagi Grite menundukkan pandangan. Selalu seperti itu setiap berbicara atau bahkan hanya sekedar tanpa sengaja bertatapan dengan Agio.
"Berapa kali harus ku katakan Grite, jangan memanggilku tuan. Aku suamimu." Mendapatkan teguran serupa beberapa kali Grite hanya diam. Selalu diam dan akan selalu memanggil Agio dengan sebutan tuan.
Agio mendekat, duduk bersebelahan dengan Grite di atas ranjang, sedikit memegang ujung dagu Grite.
Grite menghindar, menoleh ke kanan atau ke kiri asalkan tidak menatap dan tersentuh oleh Agio.
Agio yang tak patah semangat segera merangkum wajah sang istri dengan kedua tangan berada di sisi kedua pipinya.
"Tatap aku Grite. Kenapa kau selalu menundukkan pandanganmu setiap bersama ku? Aku ini suamimu? Apa kau masih belum bisa menerima ini?"
Lagi, Grite mencoba menghindar, berusaha melepaskan tangan Agio dari kedua pipinya. Namun semakin kuat dia berusaha melepaskan tangan Agio jangankan terlepas, bergeser sedikit saja tidak, malah justru air matanya keluar tanpa bisa dia cegah, dengan lancang tanpa berpamitan pada pemilik mata air mata itu terus mengalir semakin deras.
Rasa bersalah semakin menggunung di hati Grite, rasa bersalah terhadap suaminya karena sampai detik ini dia belum bisa menjadi istri yang sesungguhnya bahkan dirinya belum memberikan hak suaminya. Dan rasa bersalah terhadap Azcel, pria yang sangat mencintainya dan kini menjadi putranya.
Grite yang diperlakukan sedemikian rupa hanya bisa menangis, Agio yang tau bahwa sang istri membutuhkan tempat bersandar dengan gerakan cepat menarik Grite kedalam pelukannya, dipeluknya dengan erat, di elusnya kepala sang istri dengan lembut.
Bagaimana bisa aku menjadi istri dan melakukan kewajibanku dengan ayah dari laki-laki yang aku cintai, apa yang akan di fikirkan oleh Azcel dan tuan Agio nantinya jika masalaluku telah diketahuinya.. rintih dalam hati Grite.
Jika selama ini Grite dan Agio tidur terpisah maka malam ini untuk pertama kalinya Grite terlelap di pelukan Agio dengan tetesan air hujan sebagai saksi entah ini akan menjadi pertama dan terakhir atau bahkan ini akan menjadi awal dari pernikahan bahagia mereka.
Ciahhh si om Agio, mencari kesempatan dalam kesempitan.. kiw kiw
🍃🍃🍃
Di lain tempat Azcel dan Aditya kini telah berpindah tempat ke bar dimana tempat itu hampir satu minggu ini menjadi tempat kunjungan rutin Azcel.
"Malam ini aku tidur di tempatmu." Kali ini Azcel tidak mabuk seperti malam-malam sebelumnya. Dia mampu mengontrol alkohol yang masuk kedalam tubuhnya.
"Bukan hanya di Indonesia, di sini juga tempat ku selalu terbuka untukmu cel, lagian tempat tinggal ku di sini juga milikmu bukan?!" Aditya yang bersyukur karena malam ini temannya tidak mabuk merasa bahwa kehadirannya cukup mampu mengurangi kesedihan Azcel.
Malam semakin larut, setelah beberapa jam mereka berada di bar, mereka memutuskan untuk pulang ke apartemen Azcel yang telah di berikan kepada Aditya sebagai hadiah ulang tahunnya beberapa tahun lalu.
🍃🍃🍃
Note : Air terjun Niagara terletak di antara negara bagian New York dan provinsi Ontario. Air terjun ini merupakan salah satu keajaiban alam yang spektakuler di Amerika Utara.
https://anekatempatwisata.com/10-tempat-wisata-di-amerika-yang-wajib-dikunjungi/
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Cancer
sampai sini ceritanya cukup bagus, gak ngebosenin, pokoknya semangat buat penulisnya
2024-03-25
0