"Sial.. kemana Azcel? Bukankah hanya berpamitan sebentar. Penerbangan 15 menit lagi take off." Aditya yang sedikit panik itu sudah mencoba menghubungi Azcel berkali-kali namun tidak ada satupun panggilan terjawab, bahkan puluhan chat nya juga tidak dibaca.
Setelah beberapa saat dilanda kecemasan dan kekhawatiran kini tiba-tiba ada nomor tidak di kenal menghubunginya, berfikir orang iseng maka tak Aditya hiraukan. Baru beberapa detik deringnya berhenti kini nomor yang sama menghubunginya lagi.
"Halo, benar ini dengan Aditya?!" Suara lembut perempuan yang cukup familiar masuk dalam indera pendengaran Aditya.
"Ya, dengan siapa ini?" Demi memastikan bahwa dugaannya tidak salah, maka Aditya sengaja bertanya sedemikian rupa.
"Aku Grite"
Hening...
"Halo, masihkah kau di sana Adit?" Tanya Grite ragu.
"Iya, iya, masih. Tidak perlu se formal itu Grite! Kita adalah teman." Pungkasnya memangkas kecanggungan iu.
"Adit datanglah ke apartemen mu, Azcel ada di sini."
"Ooh baiklah Grite, aku kan kesana sekarang juga. Tunggu aku sebentar." Tanpa bertanya dan menerima penjelasan dari Grite, Aditya segera meninggalkan bandara menunju apartemen yang beruntungnya terletak tidak jauh dari dirinya kini berada.
Setelah menempuh perjalanan 20 menit Aditya telah sampai pada basemen apartemen, menurunkan koper miliknya dan milik Azcel, membawakan dua buah koper berukuran sedang itu masuk kedalam lif menekan angka 19 di mana apartemennya terletak.
Dengan langkah kaki yang panjang Aditya masuk kedalam apartemen tanpa mengetuk atau menekan bell pada pintu. Ya iya laah, orang apartemen dia ngapain juga ketuk pintu ya kan hehe...
"Grite, dimana dia? Seharusnya kita sudah berangkat sejak 30 menit yang lalu. Bocah ini justru berulah lagi!" Yang di tanya tidak segera menjawab membuat Aditya membalikkan tubuhnya menatap Grite yang hanya diam, duduk di sofa ruang tamu menunduk menatap lantai marmer dengan tatapan kosong.
"Grite.." panggilnya pelan dengan menyentuh pelan pundak sebelah kanan grite. "Kau melamun?!"
"Dia mabuk, dia ada di dalam kamar."
"Grite, are you okay?" Entah kenapa bertemu dengan Grite untuk pertama kali setelah waktu yang cukup lama dan kondisi Grite seperti ini membuat Aditya merasa iba. Dirinya merasa banyak beban yang di sembunyikan oleh mantan kekasih sahabatnya ini.
"I'm fine Aditya" tatapan nanar penuh kesedihan itu sungguh terlihat sangat memprihatikan di mata Aditya.
"tell me Grite, maybe I can help you. Beri tahu aku" kini Aditya duduk berhadapan dengan Grite dengan meja berada di antara mereka.
"Aku tidak apa-apa, sungguh" Grite berusaha meyakinkan Aditya dan dirinya sendiri.
Jika Azcel saja tidak percaya kepadaku, bagaimana bisa kamu akan mempercayai ku.
Ucapan-ucapan Azcel terus terngiang-ngiang di dalam benak Grite. Sesakit ini ternyata mengetahui bahwa laki-laki yang teramat ku cintai membenciku dengan sangat amat besar.
"Baik lah jikah kamu tidak bersedia berbagi dengan ku, aku akan melihat Azcel dulu." Aditya beranjak dari duduknya.
"Aku akan pergi, jaga dia Adit. Dia baik, hanya saja kesalahpahaman yang aku ciptakan sepertinya membuat dia banyak berubah sekarang." Grite tersenyum miris melihat bagaimana takdir mempermainkan kehidupannya ini.
"Ya, hati-hati di jalan. Hubungi aku jika kau membutuhkan sesuatu atau bahkan hanya untuk sekedar teman berbincang."
"Terimakasih Aditya, selain kamu aku tidak mengenal seorang teman pun disini, aku permisi."
🍃🍃🍃
"Aku dengar tadi siang kamu keluar sendiri dengan memesan taxi?" Agio baru saja pulang setelah seharian bekerja di kantor, kaki jenjangnya masuk kedalam rumah, disambut oleh istri yang belum mencintainya.
"Sini tas dan jas nya" Grite berinisiatif mengambil tas dan jas di tangan sang suami, yang beberapa bulan terakhir menjadi kebiasaannya. "Iya, aku hanya sekedar ingin jalan-jalan dan menghirup udara di luar" jawab Grite dengan langkah pelan mengikuti Agio. "Mau aku buatkan teh untukmu?" Tanya nya mengalihkan percakapan yang takutnya akan menguak masa lalu Grite dengan Azcel.
"Tidak perlu, temani saja aku disini biar Felicia yang membuatkannya untukku."
"Baiklah, aku akan menyimpan tasmu di atas dulu, aku akan segera kembali."
"Lain kali ajaklah supir jika kau ingin jalan-jalan, mobil di sini juga bebas mau kau gunakan, bukankah aku juga sudah sering mengatakannya?"
Grite yang akan menaiki tangga itu hanya mengangguk, sudah sering Agio mengatakan jika semua fasilitas yang ada di rumah ini bebas Grite gunakan tapi tak sekalipun dia mau mendengar kecuali jika menggunakannya bersama dengan Agio atau karena terpaksa saja barulah Grite akan menggunakannya. Bahkan black card yang di berikan Agio saja setiap bulannya hanya berkurang 10juta itupun karena Grite mentransfer kepada sang ibu di kampung yang sudah sakit-sakitan sehingga dengan uang segitu hanya cukup untuk berobat dan biaya kehidupan sehari-hari.
Menurut Grite apa yang bisa dia lakukan dengan semua fasilitas yang di berikan oleh suaminya, sedangkan semuanya sudah terpenuhi mulai baju, sepatu, tas bahkan perhiasan sudah tertata rapi di dalam lemari wolk in closet miliknya, bahka semua itu masih baru, untuk makanan pun juga sudah terjamin dari mulai gizi, kesehatan dan kebersihannya. Jika dibandingkan hidupnya yang dulu memang kini jauh lebih baik dari segi materi, namun kebahagiaan yang dia peroleh tidak sebahagia ketika dirinya bersama dengan Azcel.
🍃🍃🍃
"Baru bangun? Gimana keadaan lo?" Aditya yang sedang asyik nonton film itu terkejut dengan kehadiran sahabat yang tiba-tiba nongol gitu aja. "Ye di tanya diem aja, buruan mandi setelah itu kita makan, gue udan pesan online barusan sebetar lagi juga sampai."
"Hmm" Azcel yang masih merasa pusing itu menjawab dengan malas-malasan sambil memijat pelan pangkal hidungnya.
"Jangan ham hem ham hem mulu lo! Buruan, biar pusing lo juga reda."
Mendengar ocehan Aditya bukannya pusing di kepalanya reda justru semakin menjadi sehingga mau tidak mau Azcel harus segera pergi dari sana dan menuruti setiap perkataan sang sahabat.
"Ooh ya cel, gue udah pesen tiket lagi, besok kita berangkat jam 8 pagi."
"Terserah!"
"Orang patah hati emang bawaannya beda, sensi mulu.. kayak perempuan telat datang bulan 3 kali" Aditya kelamaan jomblo jadi rada-rada emang ya
🍃🍃🍃
Garing banget gak sih di bab ini?? Author bingung soalnya, puasa-puasa gini bawaannya lemes pengen rebahan sambil memeluk kekayaan 😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Cancer
Adit..Adit, kayak pernah telat datang bulan aja
2024-03-25
0