BAB XI

1 bulan berlalu sejak kepergian Azcel meninggalkan negara sang ayah, kini sudah saatnya dirinya kembali dengan membawa identitas baru, namanya mungkin tetap Azcel Vanska tapi kepribadian, sikap serta sifatnya akan berubah 179°. Azcel kini tampil dewasa penuh kharisma, berwibawa dengan ketampanannya yang tidak bisa lagi di maklumi. Setelah melewati pemikiran yang cukup matang dan wejengan dari eyang Kakung beserta eyang putri kini Azcel memutuskan untuk menetap di Amerika dan melanjutkan usaha kedua orang tuanya seperti kemauan sang Daddy, Agio Vanska.

"Azcel!" Gritte melambaikan tangan, kali ini dirinya berinisiatif menjemput Azcel yang baru tiba di bandara.

"Kenapa kamu menjemput ku?" tanya Azcel dingin.

"Daddy mu sedang ke luar negeri ada urusan pekerjaan. Sebenarnya dia menyuruh supir untuk menjemput mu tapi aku ingin ikut." Gritte yang masih dilanda rasa bersalah itu hanya menundukkan kepalanya.

"Licik!" gumam Azcel namun masih terdengar di telinga Gritte meskipun hanya lirih.

Sepanjang perjalanan menuju rumah di dalam mobil hanya ada keheningan, sopir yang fokus menyetir menatap lurus jalanan dsi depannya, Azcel yang sibuk dengan smartphone nya sedangkan Gritte sibuk melamun sambil menatap keluar jendela mobil memandang pohon-pohon dan gedung-gedung tinggi yang berbaris rapi seperti anak SD upacara sekolah di hari senin.

🍃🍃🍃

"Son, kamu sudah datang" Felicia yang melihat kedatangan putra asuh nya begitu antusias.

"Apa ibu merindukan ku?" sambil membalas pelukan Felicia.

"Sangat! Ayo makan, aku sudah menyiapkan makanan kesukaan mu, ayo duduk atau kau mau mandi dulu?"

"Sepertinya aku akan mandi dulu bu."

"Baiklah, selagi kau mandi aku akan menghangatkan makanannya."

Azcel berjalan menuju lantai dua dimana letak kamarnya berada. Beberapa menit berlalu, Azcel yang baru keluar dari kamar mandi mendengar pintu nya di ketuk. Dia berfikir bahwa itu Felicia yang menyuruhnya untuk segera turun makan siang.

tok..tok..

"kamu!"

"iya, apa aku boleh masuk?"

Tanpa menjawab pertanyaan Gritte Azcel langsung menyingkir memberi jalan agar ibu tirinya bisa masuk.

"Ada apa?!"

"Sungguh Azcel, maafkan aku. Aku akan menjelaskan semuanya agar kesalahpahaman diantara kita segera berakhir."

"Bukankah aku sudah memberimu kesempatan tapi justru kau menyia-nyiakan kesempatan yang ku beri." senyum mengejek tercetak jelas di wajah Azcel yang sialnya justru terlihat semakin menggoda.

"Tidak Azcel, saat itu kau mabuk. Aku tidak bisa menjelaskan apapun, kau tidak akan bisa mengerti apalagi memahaminya." Gritte menunjukkan wajah melasnya.

"Keluarlah! Hentikan omong kosong mu! Jangan mencoba untuk menggoda lelaki lain saat suamimu pergi mencari nafkah! Kasihan sekali daddy ku tertipu oleh wanita tidak tahu diri seperti mu! Dasar licik!" Azcel mendorong bahu Gritte agar keluar dari kamarnya.

Grite yang di usir dan di hina itu hanya bisa menangis, mencurahkan setiap keluh kesahnya sendiri. Mengingat kembali kebersamaan dan kehangatan yang Azcel berikan dulu saat dirinya terpuruk. Dan saat ini jangankan untuk menyandarkan kepalanya, berbagi rasa dengan Azcel saja sepertinya tidak mungkin.

Ibu.. aku rindu, apa ibu bahagia di surga? Jika disana terasa indah dan ibu bahagia kenapa tidak mengajak ku juga? Aku sakit sendiri di sini, aku ingin bersamamu hiks..

Air mata jatuh membasahi pipis putih mulus milik wanita manis ini. Gritte yang sudah tidak memiliki siapapun kini hanya bisa menatap foto sang ibu dengan penuh sesal dan kesedihan yang mendalam.

🍃🍃🍃

"Halo dad"

"Hay Azcel, apa kamu sudah sampai rumah?"

"Sudah dad, aku ingin istirahat tapi sebelum itu aku ingin meminta sesuatu pada Daddy."

"Katakan apa yang kamu inginkan."

"Berikan aku satu apartemen dad, aku ingin hidup mandiri di sini."

"Jadi kau akan menetap disini? Kau menerima tawaran Daddy?" Agio tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya. Seantusias itu dirinya menerima jawaban dari Azcel yang menurutnya membahagiakan.

"Daddy tidak akan memberikan apartemen padamu, tapi Daddy akan memberikan sebuah rumah yang sesuai dengan keinginan mu." Nada bahagia terdengar jelas di telinga Azcel. "Nanti akan ada orang kepercayaan daddy yang akan mengantar kunci rumah dan memberikan alamatnya padamu. Daddy sungguh sangat bahagia terimakasih Azcel."

Tut..

Telfon terputus begitu saja.

Sebahagia itukah dirimu ketika aku menerima tawaran mu dad.. apa kamu juga sebahagia ini saat menikahi Gritte?

Luka patah hati masih membayangi benaknya, memang melupakan tidak semudah memulai apalagi jika yang ingin dilupakan adalah dia yang menempati seluruh ruang di dalam hatinya. meskipun sudah berbulan-bulan lamanya ternyata waktu tidak dapat menghapus sedikit pun kenangan indah berserta cintanya pada Gritte.

Jika Azcel memikirkan Gritte di dalam kamarnya, berbeda dengan Gritte yang memikirkan Azcel di taman belakang rumah.

Tuhan sungguh jika dia memang bukan untukku maka hapuskan lah rasa ini. Biarkan aku mencintai suamiku. Hilangkan juga kesalahpahaman diantara aku dan Azcel.

Gritte bertekad kali ini dirinya harus menangis karena Azcel untuk terakhir kalinya. Setelah Agio pulang dirinya ingin memulai semuanya dari nol, Gritte akan mencoba untuk belajar mencintai suaminya. Gritte yakin jika hubungannya dengan Azcel tidak akan pernah bisa membaik apalagi sampai bersama lagi. Hingga saatnya tiba nanti Gritte akan berkata jujur tentang masa lalunya dengan Azcel kepada sang suami agar tidak terjadi kesalahpahaman yang berlarut-larut dan semakin rumit saja.

Mengenai hasilnya aku di terima atau di usir itu bukan masalah yang terpenting adalah aku akan memulai semuanya dari awal dengan kejujuran kepada tuan Agio.

Setelah puas meratapi nasibnya yang tidak menunjukkan adanya peningkatan menuju ke arah yang lebih baik kini Gritte memutuskan untuk masuk kembali ke dalam rumah lalu menuju dapur, dirinya ingin memasak untuk makan malam. Mulai hari ini dirinya akan mulai mengakrabkan diri dengan penghuni di rumah ini meskipun itu hanyalah seorang pelayan ataupun supir. Jika selama ini Gritte cuek cenderung pendiam dan lebih betah menyendiri di dalam kamar, ruang baca atau di taman belakang kini dirinya akan memulai menjadi sosok nyonya Agio yang baik, ramah, ceria dan tetap anggun namun berwibawa tentunya.

Semangat Gritte! Sudah saatnya kamu bangkit, lupakan semuanya dan jangan mau di hina lagi oleh Azcel!

Gritte menyemangati dirinya sendiri, lelah setelah mencoba berkali-kali menyakinkan Azcel dan mengajak berbicara baik-baik agar kesalahpahaman diantaranya menghilang namun justru hinaan, cacian bahkan makian yang dirinya dapat, kini Gritte memutuskan untuk masa bodoh dengan Azcel.

🍃🍃🍃

Yuuuk bantu Like/Vote/Gift dong sahabat reed, biar si manis Gritte semangat dalam memperbaiki hidupnya 😁

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!