20

Almira sedang bahagia karena ia mendapatkan pekerjaan. Ia sangat antusias saat bicara dengan Irfan. Ia menceritakan bagaimana dan apa saja yang terjadi hari ini hingga ia bertemu dengan Dimas dan ditawarkan pekerjaan oleh Dimas.

Irfan yang mendengarnya nama Dimas merasa malas. Ia hendak beranjak pergi meninggalkan Almira yang terus mengoceh tidak jelas.

"Pak, mau kemana?" Tanya Almira kesal karena ditinggal sendiri.

"Kamar." Jawab Irfan datar sambil berjalan kemudian ia berhenti dan berbalik. "Apa kamu sibuk hari ini?" Sambung Irfan menatap Almira.

"Tidak." Almira menggeleng.

"Berdandan lah, kita akan belanja." Ucap Irfan kemudian berlalu meninggalkan Almira.

Almira mendengar Irfan mengajaknya belanja merasa tidak percaya. Ia melonjak sangat senang. Dnegan cepat ia kembali ke kamarnya dan bersiap. Ia memakai pakaian santai dnegan mengenakan celana jeans dan kaos serta Hoodie yang membalut kaosnya. Memang sesimpel itu penampilan Almira. Ia tidak suka berdandan dan berpakaian seperti wanita-wanita feminim yang suka dengan pakaian sexy. Ia lebih suka pakaian santai dan sopan seperti yang ia kenakan sekarang.

"Yuk pak." Ucap Almira saat menuruni tangga.

Mereka berdua pun pergi ke sebuah pusat perbelanjaan terbesar di kota itu. Hati Almira sangat bahagia. Tidak pernah ia pergi dengan Irfan untuk jalan-jalan atau pun belanja bersama.

Sampai di pusat perbelanjaan Almira dan Irfan turun dari mobil dan memasuki pusat perbelanjaan tersebut.

Almira langsung berjalan menuju toko pakaian namun Irfan menariknya dan membawanya ke tempat lain. Almira mengernyit bingung kemana Irfan membawanya. Toko pakaian mereka lewatkan, toko sepatu juga mereka lewati. Lalu kemana Irfan membawanya.

"Pak, kita mau cari apa?" Tanya Almira disela kebingungannya.

"Ayo." Irfan membawanya ke sebuah toko buku. Almira meneguk Saliva melihat banyaknya buku yang berjejer di rak. Jadi Irfan membawanya untuk membeli buku? Dia yang terlalu kepedean atau Irfan yang gak peka.

"Ja..jadi belanja kata bapak, belanja buku?" Tanya Almira.

"Iya, jadi menurutmu kita mau apa?" Tanya Irfan.

"Ti..tidak apa pak". Sahut Almira gugup.

Saya lihat nilai kamu sangat menurun. Jadi saya akan membelikan kamu buku dan akan mempelajari semuanya.

Almira menggaruk tengkuknya merasa enggan. Mau tidak mau ia pun menurut dan mencari buku yang di katakan Irfan. Satu persatu buku yang Irfan beri tahu ia mencarinya dan sudah terkumpul.

'Satu lagi, bukunya ada disana." Tunjuk Irfan pada rak sebelah ujung. Akhirnya Almira pun mendapati buku itu yang masih bertengger cantik. Almira berjinjit untuk mengambil buku namun masih jauh dari jangkauan Almira. Sekali lagi ia mencoba berjinjit namun masih sangat jauh.

Irfan yang melihat kesusahan Almira, Ia menghampiri dan berdiri tepat di belakang Almira dan mengulurkan tangannya menjangkau buku tersebut.

Almira berbalik saat Irfan berdiri di belakang nya menjangkau buku. Tubuh mereka sangat dekat bahkan hampir berdempetan. Almira menatap mata Irfan kemudian turun melihat bibir Irfan terus melihat jakun Irfan. Jantungnya kian berpacu kencang, sangat gugup.

"Ini." Ucap Irfan memberikan buku pada Almira.

Dengan gugup Almira menerima bukunya.

"I..iya pak."

"Semua buku itu akan kamu pelajari dalam seminggu." Sambung Irfan kemudian.

Almira melongo mendengar perkataan Irfan, ia tidak salah dengar. Buku sebanyak ini harus ia baca selama seminggu? yang benar saja.

"Ta..tapi pak. Bagaimana mungkin sebanyak ini bisa aku baca." Keluh Almira.

"Tidak ada yang tidak mungkin jika kamu berusaha Al." Sambung Irfan. Dan Almira hanya bisa diam. Ia selalu kalah jika Irfan sudah bicara.

"Ayo." Irfan berjalan duluan menuju kasir dan membayar semua buku tersebut. Setelah itu ia membawa Almira menuju toko pakaian.

"Pak, Ki..kita belanja_" Ucapan Almira terpotong oleh Irfan.

"Pilihlah yang mana kamu suka." Ucap Irfan.

Almira tersenyum riang mendengar nya. Ia pikir Irfan pria yang kolot. Ternyata ia peka juga. Dengan hati gembira ia memilih pakaian yang ia suka. Ia melihat piyama tidur couple dan menurutnya itu sangat cantik. Kemudian ia juga mengambilnya. Nanti akan dia berikan pada Irfan, entah Irfan menyukai nya atau tidak yang jelas ia berharap Irfan akan menyukainya.

Selesai memilih pakaian Almira menuju kasir hendak membayar nya namun di cegah oleh Irfan. Kemudian Irfan membayar semuanya.

"Tapi pak, kamu kan sudah memberi kartu ini, jadi seharusnya tadi biar saya bayar." Ucap Almira sambil menunjukkan kartu kredit pada Irfan.

"Itu kamu pegang saja. Selagi kamu keluar bersama saya maka saya yang akan membayar semua. Kamu itu istri saya Al, selepas kontrak atau tidak nya. Selagi kamu masih istri saya maka kamu tanggung jawab saya." Ucap Irfan sambil memasukkan belanjaan mereka ke dalam mobil.

"Oh ya, kenapa kartu nya gak kamu pakai?" Tanya Irfan, karena ia tidak pernah menerima notif dari pemakaian kartu kredit Almira. Hanya ada beberapa kali, itupun dengan jumlah kecil. Almira memang unik. Disaat wanita lain menyukai dan menginginkan kartu itu dia malah tidak. Wanita lain kalau di berikan kartu itu pasti akan royal dan foya-foya. Tapi Almira tidak. Irfan memang beruntung bisa bertemu dengan Almira. Jika saja wanita lain pasti harta Irfan bakal di kuras habis.

"Bapak gak takut aku menghabiskan harta bapak?" Tanya Almira.

"Tidak." Balas Irfan kemudian masuk ke mobil.

Ia pun menjalankan mobilnya menuju rumah mereka.

**

"Semoga aja hubungan Almira dan pak Irfan awet ya hingga kakek nenek." Ucap Kiara sambil berjalan bersama Julian.

"He'em" Balas Julian setuju.

"Jadi pengen nikah juga deh, semoga kali ini cowok gue serius." Ucap Kiara tersenyum merekah membayangkan ia akan menikah dengan pacarnya.

"Lo mau nikah dengan cowok Lo yang sekarang? emang dia serius dengan hubungan kalian?" Tanya Julian.

"Iya, serius lah. Gue udah tanya ke dia dan dia bilang iya."

"Lo nanya ke dia apa mau nikah begitu?" sambung Julian dan Kiara hanya mengangguk tersenyum.

"Gue gak yakin." Cibir Julian.

"Kenapa Lo kayak gak senang gitu? cemburu Lo." Sahut Kiara mencari kebenaran di wajah Julian.

"Eh, sapa juga yang cemburu. Ngarep banget Lo gue cemburu." Balas Julian sambil menoyor kepala Kiara.

"Dasar emang Lo ya. Dasar jomblo karatan Lo." Balas Kiara tertawa mengejek. Kemudian lari takut Julian akan marah karena di bilang jomblo karatan.

Julian yang tidak terima di bilang begitu akhirnya mengejar Kiara. Ia akan memberi pelajaran pada Kiara.

.

.

.

Bersambung.

"Hallo gays✋🤗 udah pada bangun sahur belum ni? 😁

Hari ini puasa kita terakhir di Ramadhan ini yah. Author mengucapkan minal Aidin walfa'izin, mohon maaf lahir batin ya.

Dan Happy reading🤗🥰

Terpopuler

Comments

Amalia Putri

Amalia Putri

thor lanjut di tungguin jangan lama2 semanggat

2024-04-13

0

Bocil

Bocil

ya sama² minal aidzin wal fa'idzin

2024-04-10

0

Susi Akbarini

Susi Akbarini

minal Aidzin walfaidzin jga...
❤❤❤❤❤

2024-04-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!