18

Seperti biasa Almira menyiapkan sarapan, dan pagi ini berbeda dari pagi biasanya. Irfan yang biasa sarapan roti hari ini ia minta nasi goreng. Ia menyukai nasi goreng yang di bawa oleh Almira kemarin.

"Kau boleh membuatnya setiap pagi." Ucap Irfan di sela kunyahan nya.

"Bapak menyukainya?" Tanya Almira berbinar. Ia sangat senang jika masakannya disukai Irfan. Idak sia-sia ia belajar memasak.

"He'em.." Irfan hanya mengangguk.

Selesai sarapan mereka berangkat ke kampus bersama, Irfan membukakan pintu barulah Almira masuk, kemudian Irfan masuk. Hati Almira berbunga-bunga diperlakukan manis oleh Irfan, meski dia dingin dan datar tapi dari sikap dan perilakunya pada Almira sangat terlihat jika dia sangat peduli dan perhatian. Irfan tipe pria yang tidak banyak bicara tapi lebih dominan dnegan sikap dan perilakunya. Tentu saja membuat Almira meleleh. Sempat berpikir apakah boleh ia meminta agar Irfan jadi suami nya yang sah, tanpa ada ikatan kontrak.

**

"Kantin yok" Ajak Kiara pada Almira. Kini hanya mereka berdua, sedangkan Julian lagi sibuk mendekati ujian.

"Ayok, gue yang traktir." Sahut Almira tersenyum.

"Ciyeee... yang banyak duit. Suka banget mentraktir sekarang." Sambung Kiara tertawa kecil. Sekarang Almira sangat loyal dikarena kan Irfan memberikannya uang jajan yang banyak, bahkan memberikan kartu kredit pada Almira. Meski begitu Almira tidak pernah berfoya-foya. Ia membelanjakan nya hanya sekedar untuk jajan ataupun keperluan kecil lainnya. Tidak seperti kebanyakan wanita yang suka shopping atau belanja barang-barang mewah. Almira sangat sederhana.

Sampai di kantin Almira dan Kiara langsung mengedarkan pandangannya mencari ke seluruh penjuru kantin yang sangat ramai untuk mencari meja yang masih kosong.

"Nah, disitu Al." Tunjuk Kiara pada satu meja yang kosong.

"Gue ke meja, Lo langsung persen makanannya ya."

"Oke, sudah sana cepetan, ntar di isi orang lagi meja nya." Ucap Kiara dan langsung berlalu menuju penjual kantin, sedangkan Almira langsung menuju meja.

Baru saja Almira berjalan, manik mata nya terfokus pada Irfan yang sedang berbincang dengan seorang wanita. Jika dilihat wanita itu adalah salah seorang mahasiswi akhir.

Almira mendudukkan bokongnya di kursi lalu mengeluarkan ponselnya dan membuka aplikasi Instagram nya. Iseng nya ia mengetik nama Irfan. Ia ingin melihat bagaimana Irfan di sosial media. Namun tidak ada yang bisa dia lihat di sana. Tidak ada story maupun foto. Hanya ada gambar pemandangan. Ia menscroll lagi sampai bawah dan ada satu foto Irfan yang sedang membaca buku.

"Lihat apa sih, serius amat." ucapan Kiara mengagetkan Almira. Kiara meletakkan dua mangkok bakso

"Gak ada, gue cuma iseng lihat Ig nya pak Irfan." Jawab Almira kemudian menutup aplikasi nya kemudian menyimpan ponselnya di tas.

"Wih, stalking ni." Ledek Kiara tertawa.

Mereka berbincang sambil makan. Almira menceritakan jika kemarin ia bertemu dengan seorang pria tampan dan dia itu adalah dosen baru di kampus itu.

Kiara sangat semangat mendengar kata pria tampan. Ia mencari tahu pada Almira di kelas mana Dimas mengajar namun Almira tidak tahu. Ia tak dak menanyakan se detail itu.

"Lo jangan Maruk Ki. Mau dikemanakan tuh simpanan-simpanan Lo?" Tanya Almira.

"Ya gak nyimpan mereka kok, hanya sebagai ngisi list cowok gue aja." Sahut Kiara tertawa. Dikatakan Maruk memang sih. Dimana ada pria tampan maka ia akan mendekati nya, tidak lama akan putus. Tidak pernah hubungan Kiara dengan cowok bertahan lama. Paling lama satu bulan. Bisa dibilang dia itu playgirl cap buaya. Tapi meski dia playgirl tapi ia tetap mempertahankan kehormatan nya. Tidak akan ia berikan pada pria yang bukan suaminya. Itu sebabnya hubungannya tidak pernah bertahan lama sebab para cowok nya meminta lebih pada dirinya.

"Ck..dasar lo, playgirl cap buaya. Di mana ada cowok ganteng langsung embat." Almira menggeleng dengan sikap sahabatnya.

"Kecuali pak Irfan ya." Kiara menegaskan sambil tertawa.

"Berani Lo?" Almira membulatkan matanya kesal membuat Kiara semakin tertawa.

"Gak berani gue, ada pawangnya." Sahut Kiara tertawa melihat kekesalan Almira.

Selesai makan mereka pun kembali ke kelas masing-masing. Dan kelas Almira Irfan yang mengisi.

"Baiklah, saya akan mulai pelajarannya, jadi hari ini kita kan bahas tentang bla..bla..bla.." Irfan menjelaskan materi hingga waktu terus berlalu dan pelajaran Irfan pun selesai. Irfan mengakhiri dengan memberikan tugas pada mahasiswa nya. Kemudian keluar dari kelas.

Setelah Irfan keluar, semua bersorak riang dan berhambur keluar kelas. Begitu pun Almira. Dia hendak langsung pulang namun saat sedang berjalan dia bertemu dengan Dimas.

Tidak sopan rasanya jika dia tidak menyapa. Dengan hormat Almira menyapa Dimas.

"Hy Al." Sahut Dimas menjawab sapaan Almira dengan tersenyum.

"Bagaimana keadaan kamu? masih sakit?" Tanya Dimas menunjuk keningnya sebagai isyarat ia menanyakan kening Almira kemarin yang benjol.

"Udah gak kok pak " Jawab Almira tersenyum. Mereka berbincang sejenak. Tapi di sudut sana ada yang memperhatikan mereka. Dia adalah Irfan.

"Ehm..." Irfan yang berjalan berhenti tepat di hadapan Almira dan Dimas. "Almira, saya tunggu kamu di ruangan saya." Ucap Irfan kemudian berlalu pergi.

"Maaf ya pak, saya permisi temui Pak irfan dulu." Ucap Almira.

"Oh, ya baiklah." Sahut Dimas dan Almira pun langsung pergi meninggalkan Dimas dan menuju ruangan Irfan.

Setelah sampai di depan pintu, Almira menatap nama yang tergantung di pintu, kemudian melihat sekeliling. Di rasa aman barulah ia membuka pintu.

Ceklek

Almira membuka pintu lalu masuk kemudian menutup pintunya kembali. "Permisi pak." Ucap Almira sambil berjalan mendekati meja kerja Irfan.

"Bapak ada keperluan apa ya menyuruh saya datang?" Ucap Almira lagi.

"Duduklah." Ucap Irfan tanpa menoleh pada Almira. Ia masih fokus dengan laptopnya.

Almira pun duduk dan menunggu apa yang akan Irfan perintahkan, namun sudah beberapa menit Irfan hanya diam dan fokus pada laptopnya. Ia jadi merasa bingung. Untuk apa Irfan menyuruhnya datang jika hanya diam begini? apa hanya untuk menemaninya saja. Pikir Almira.

"Karena terlalu lama menunggu membuat Almira mengantuk hingga ia tertidur.

Irfan yang sudah selesai dengan pekerjaannya langsung menutup laptopnya kemudian menoleh ke arah Almira. Ia bangkit dan berjalan mendekati Almira, lalu berjongkok memperhatikan wajah Almira yang tertidur. Irfan mengulurkan tangannya merapikan rambut Almira yang menutupi wajah, namun saat tangannya merapikan rambut tiba-tiba saja Almira membuka matanya.

Deg

Irfan terpaku kaku seolah ia ketahuan mencuri sesuatu. Manik mata mereka kini saling beradu dan detak jantung mereka berdua beradu saling bersahutan.

"P.. pak." Ucap Almira memecah kegugupan. Kemudian Irfan langsung bangkit.

"Ayo pulang". Ucap Irfan

"Sudah selesai?" Tanya Almira sambil bangkit.

.

Bersambung.

Selamat pagi semua 🤗🤗 Bagaimana kabarnya hari ini? Semangat menjalankan puasa ya, tinggal dua hari lagi ramadhan kita berakhir dan menuju kemenangan.

Author hanya bisa up satu ya, insyaallah nanti habis lebaran baru fokus nulis😁 Dan semoga kalian semua suka ya.✌️

Jangan lupa follow dan subscribe akun author ya😊😊 like coment dan vote nya✌️✌️😁

HAPPY READING 🥰🥰

Terpopuler

Comments

Susi Akbarini

Susi Akbarini

uyaraka aja maumu Al...
kalo gak kamu utarakan mana tau kamu irfan mau apa gak ya kan???

😀😀😀❤❤❤❤

2024-04-08

1

Yani

Yani

Pagi juga Authour ttp semsngat 💪👊

2024-04-08

0

Amalia Putri

Amalia Putri

awas pak Irfan hati2 am pak dimas takut nya nanti suka ama Almira,lanjut thor semanģgat

2024-04-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!