17

Kenapa Lo? asem banget muka Lo. Gak dapat asupan Lo dari laki lo." Ucap Kiara tertawa. Ia heran melihat Almira yang datang dengan wajah masam dan mengerut.

Bukannya menjawab Almira justru melempar Kiara dnegan tas nya. Kiara semakin tertawa melihat kekesalan Almira.

"Gue bete Ki, ada wanita yang deketin pak Irfan." Ucap Almira mengeluh.

"Ada bau-bau ni." Kiara mengendus mencari sesuatu.

"Gue bau ya? Perasaan enggak deh, gue wangi kok." Sahut Almira sambil mencium bau badannya.

"Bukan itu, Gue mencium ada bau cinta ni." Sahut Kiara tersenyum dnegan menaik turunkan alisnya menggoda.

Almira yang paham maksud Kiara menjadi tersenyum dan tersipu. Memang benar dia telah jatuh cinta dengan Irfan yaitu suaminya sendiri.

"Lo benar Ki, gue udah jatuh cinta dengan pak Irfan." Sahutnya tersenyum kemudian senyumnya pudar mengingat jika Irfan tidak mencintainya. "Tapi sepertinya cinta gue bertepuk sebelah tangan Ki." Sambungnya lemas.

"Lo jangan pesimis gitu, Lo harus bisa mencuri hati suami Lo Al." Sambung Kiara.

"Bagaimana caranya? Sepertinya pak Irfan tidak tertarik sedikitpun sama gue." Bakas Almira lesu. Sudah banyak cara untuk menarik perhatian suaminya namun ia tidak mendapatkan hasil. Irfan tetaplah irfan yang datar dan dingin. Ia selalu cuek dan tidak pernah melirik nya.

"Huaaaaaaa..... gue harus gimana dong Ki." Almira membenamkan wajahnya di atas lutut nya.

"Buat pak Irfan cemburu, dengan begitu lo akan tau." Saran Kiara. Kiara pun memberikan saran dan trik-trik yang harus di lakukan oleh Almira.

Almira berjalan sambil memikirkan perkataan Kiara, ia bingung harus melakukan nya bagaimana. Karena ia jalan tidak melihat lurus ke depan hingga ia terbentur ke tiang dekat ruangan dosen.

"Aww.." Keluhnya sambil menggosok keningnya yang panas akibat terbentur. Bertepatan saat itu ada seorang pria yang sedang lewat. Antara lucu dan kasihan pria itu sedikit tersenyum kemudian menghampiri Almira.

"Apa sakit?" Tanya pria itu.

"Pertanyaan bodoh. Jelas sakit lah." Jawab Kiara menggerutu namun tidka melihat siapa yang bertanya, ia masih menunduk mengusap keningnya.

Pria itu memberikan sapu tangan pada Almira, dan sontak membuat Almira mendongak. Dan betapa kagetnya Almira melihat seorang pria di depannya. Sesaat ia terpesona oleh pria tersebut. Namun dengan cepat ia tepis pemikirannya.

"Tidak..tidak.., labil banget sih Lo Al." Umpatnya dalam hati.

"Kamu lucu deh." Ucap pria itu tersenyum.

"OMG manis banget senyumnya." Almira masih bermonolog dalam hati. Ia terpesona dengan senyum pria itu. Beda dengan suaminya yang tidak pernah ia lihat tersenyum.

"Maaf, ini." Almira mengembalikan sapu tangannya pada pria itu, namun pria itu menolaknya. Ia mengatakan nanti saja dikembalikan.

"Kompres saja dulu kening mu. Kelihatan benjol ni." Pria itu melihat kening Almira dengan menyibak rambut yang menutupi kening Almira dengan jari telunjuknya. Saat itu juga Almira melihat sosok irfan yang berdiri di depan ruang dosen.

Deg

Jantung Almira jadi berpacu kencang. Namun seketika ia tersenyum, mungkin ini waktu yang tepat untuk mengetahui hati Irfan.

"Makasih ya, anda_" Belum sempat Almira menyelesaikan ucapannya langsung di potong pria itu.

"Dimas." Pria itu mengulurkan tangannya untuk berkenalan. Almira pun meyambut uluran tangan Dimas sambil melirik dimana Irfan berdiri.

"Almira".Sambung Almira tersenyum dan matanya melirik ke arah Irfan, namun Irfan tak merespon, Irfan langsung berbalik memasuki ruangan dosen kembali. Almira mengumpat dalam hati kesal melihat sikap Irfan yang terlalu dingin.

"Oh ya, anda disini lagi ngapain?" Tanya Almira. Sebab ia baru melihat pria itu disini. Dilihat dari wajah dewasa nya tidak mungkin dia mahasiswanya disini.

"Saya dosen baru disini." Sahut Dimas dan Almira hany ber oh ria.

**

"Masih sakit?" Tanya Irfan pada Almira. Irfan memasuki kamar Almira dan melihat Almira sedang duduk bersandar di tempat tidur sambil memainkan ponsel.

Mendapat pertanyaan Almira langsung menoleh pada Irfan yang berjalan mendekatinya. Irfan duduk di sisi tempat tidur berhadapan dengan Almira, kemudian mengulurkan tangannya menyentuh kening Almira.

Almira menelan saliva gugup saat tangan Irfan menyentuh keningnya.

"Masih terlihat biru dan sedikit bengkak" Ucap Irfan kemudian ia bangkit dan langsung keluar. Almira merasa kecewa dengan kepergian Irfan, ia pikir Irfan akan mengobati. Tapi kecewanya berubah menjadi kebahagian saat Irfan masuk lagi dengan membawa es dan sapi tangan.

Irfan mendekati Almira duduk berhadapan dan mengompres kening Almira.

Almira sedikit meringis saat sapu tangan menyentuh keningnya.

"Kenapa bisa terbentur?" Tanya Irfan menatap Almira sejenak kemudian kembali mengompres kening Almira.

"A..aku gak lihat jalan pak." Jawab Almira gugup.

"Ceroboh". Irfan terus mengompres kening Almira.

"Sudah." Irfan menaruh baskom kompres_an di atas nakas.

"Makasih ya pak." Almira sungguh bahagia, jika bisa dikatakan hatinya saat ini seperti bunga taman yang sedang bermekaran, nampak sangat cantik dan indah.

.

Bersambung

Happy reading semua sahabat NT🤗

Terpopuler

Comments

Yani

Yani

Jalankan sarannya Kuara biar tau perasaan Irfan

2024-04-08

1

Amalia Putri

Amalia Putri

lanjut thor doble ya thor mksih

2024-04-06

1

Bocil

Bocil

sidimas deketin Al biar tau gimana hatinya Irfan sama al

2024-04-06

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!