13

Suara berisik ponsel menusuk telinga Almira, Dengan mata terpejam ia meraba mencari ponselnya. Tanpa melihat ia menekan dan mematikan alarm yang dari tadi memekik mengganggu tidurnya. Ia kembali nyenyak dalam tidurnya. selang satu jam ponselnya kembali berdering. Ia kembali meraba dan mencari ponselnya. Kali ini ia membuka sedikit matanya untuk mengintip jam berapa kiranya. Seketika matanya membola melihat jam sudah menunjukkan pukul enam tiga puluh. Ia langsung melompat dari tempat tidur dan segera ke kamar mandi.

Tidak perlu lama untuk Almira mandi, kini ia sudah selesai mandi dan segera bersiap memakai pakaian rapi. Hari ini ada kuliah pagi jadi ia segera ke dapur untuk menyiapkan sarapan.

"Masak sarapan apa ya?" Bingung Almira sebab ia tidak tahu menu sarapan kebiasaan Irfan. Ia melihat ada roti tawar, Kemudian ia berinisiatif untuk membuatkan roti bakar saja, selain gampang juga praktis, jadi ia tidak akan telat untuk ke kampus.

Ia mengambil roti dan memanggang nya di pemanggang roti, ia tidak tahu berapa menit untuk memanggang, jadi hanya asal memberikan waktu.

"Apa sarapan sudah siap?" Tanya Irfan yang berjalan menuju dapur, kemudian ia duduk di kursi meja makan sambil melihat Almira yang menyiapkan sarapan.

"Sebentar pak, aku mau siapkan susu panas untuk bapak." Sahut Almira sambil mengambil susu kotak di lemari. Kembali ia bingung, alat rumah Irfan semuanya pada canggih, masak susu saja mesti menggunakan listrik. Sebenarnya ia tahu fungsinya cuma ia tidak pernah menggunakannya.

Ia menuang susu ke dalam gelas, saat hampir penuh ia dikagetkan dengan suara dentingan roti bakar yang sudah selesai, hingga membuatnya menuang susu terlalu penuh hingga tumpah.

"Aduh, tumpah" Keluh Almira. Kembali ia melihat roti yang ia panggang. Matanya membola saat melihat roti itu berubah menjadi hitam.

"Apa terlalu lama ya?" Gumamnya pelan. Ia merasa payah. Masa hanya buat roti bakar saja ia tidak bisa.

Irfan yang melihat semuanya menggelengkan kepalanya. Ia menghela nafas berat, kemudian melihat jam di pergelangan tangannya dan masih ada waktu jika ia menyiapkannya pikirnya.

"Ma..maf pak" Ucap Almira sambil membawa sepiring roti bakar gosong.

Irfan bangkit kemudian mengambil beberapa lembar roti, dan memanggangnya. Dengan santai dan cekatan Irfan mempersiapkan semua.

Almira yang duduk memerhatikan Irfan merasa takjub dengan kepiawaian seorang Irfan, laki-laki sebagai dosen sekaligus suaminya itu mengerjakan semuanya dengan baik. Rotinya matang dnegan sempurna, tidak seperti dirinya tadi dengan roti berubah warna hitam. Hatinya ter_sentil sebagai wanita tapi tidak bisa melakukan pekerjaan rumah dengan baik.

"Suami idaman banget kek begini ma!" Ucap Almira dalam hati sambil terus memperhatikan Irfan. Lamunan Almira buyar saat Irfan meletakkan piring roti di depan Almira.

"Sarapan lah." Ucap Irfan sambil mengolesi rotinya dengan selai. Almira masih diam memperhatikan Irfan yang mengolesi roti juga memakannya. Kemudian Irfan meneguk susunya membuat Almira menelan saliva melihat jakun Irfan yang turun naik saat minum.

"Saya sudah selesai, dan berangkat duluan." Ucap Irfan sembari bangkit dari duduknya kemudian berjalan meninggalkan Almira.

Almira tersadar dan melongo saat Irfan sudah berjalan keluar. Ia memperhatikan rotinya yang masih belum disentuh kemudian ia berlari mengejar Irfan. Ia menghentikan irfan saat Irfan membuka pintu.

"Pak, tunggu." Ucap almira saat sampai dihadapan Irfan.

"Hem?" Tanya Irfan menautkan alisnya.

"A..aku nebeng ya" Pinta Almira tersenyum kikuk.

"Kamu naik taksi saja" Sahut Irfan datar.

"Ta..tapi aku gak punya uang." Jawab Almira pelan namun masih bisa di dengar Irfan. kemudian Irfan merogoh sakunya mengeluarkan dompet. Dia memberikan beberapa lembar uang merah pada Almira.

"Ini ongkos juga uang jajan mu?" Ucap Irfan kemudian berbalik dan pergi meninggalkan Almira.

"Almira melongo melihat uang di tangannya. Ia kaget Irfan memberikannya uang sebanyak ini. "Banyak banget. Seberapa kaya dia? apakah gaji dosen begitu banyak ya?" Monolognya seorang diri sembari tersenyum melihat uang ditangan. Dengan hati gembira ia kembali ke meja makan dan menyantap sarapannya.

"Hemm... enak." Gumamnya menikmati sarapannya hingga tandas. ia berpikir bahwa pasti sangat beruntung wanita yang jadi istrinya irfan, pasti Irfan akan selalu memanjakan dan melayaninya.

"Eh, tapi gue kan istri nya?" kembali ia ber_monolog lalu tertawa.

**

Di kampus.

"Al" Panggil Kiara sambil melambaikan tangannya. Kiara sedang bersama Julian duduk di tempat biasa mereka berkumpul. dengan langkah cepat Almira menghampiri kedua sahabatnya itu.

"Kok udah masuk Ki? Apa udah sehat benar?" tanya Almira heran, baru saja kemarin pulang dari rumah sakit dan sekarang sudah masuk kuliah lagi.

"Yakinkah, Lo gal lihat gue sehat bugar gini?" Sahut Kiara mengatakan kalau ia sudah sangat baik.

"Kata Kiara Lo kerja jadi grandma sister Al?" timpal Julian smabil menatap Almira.

"Iya Jul, gue jaga nenek-nenek, dan sekarang nenek itu masih di rumah sakit." Jelas Almira. "Mungkin Lo kenal nenek itu Jul, secara kan nenek itu dirawat di rumah sakit tempat Lo kerja." Sambung Almira.

"Oh ya? siapa nama nenek itu?" Sahut Julian penasaran.

"Nenek Laurent, dan anaknya juga dokter disana, kalau gak salah dokter Danu. Ya dokter Danu namanya." Jelas Almira.

"Dokter Danu?" Julian sedikit terkejut mendengar penjelasan Almira, jelas saja dia tahu siapa dokter Danu. Dan dia juga pernah bertemu dengan nenek yang dimaksud oleh Almira.

Almira hanya mengangguk membenarkan.

"Jadi, dokter Danu yang mempekerjakan Lo?" Tanya Julian.

"I.. istrinya" Sahut Almira cepat, sekali lagi ia membohongi sahabatnya, ia merasa berdosa tidak bicara jujur, tapi ia tidak bisa jika harus jujur. "Lo pasti kenal kan?" Sambung almira.

Jelas saja Julian mengangguk yakin, Julian menjelaskan jika dokter Danu adalah pemilik rumah sakit itu. Dan Almira serta kiara hanya ber oh ria mendengar penjelasan Julian.

Saat pulang dari kampus, Almira langsung ke rumah sakit untuk menjenguk nenek Laurent. Ia heran melihat banyak orang yang berada di ruangan sang nenek. Dengan canggung ia berjalan dan menghampiri nenek duduk di kursi sebelah nenek.

"Bagaimana kabar nenek?" Tanya Almira smabil mencium punggung tangan nenek.

"Kamu bisa lihat nak, nenek semakin sehat" Sahut nenek tertawa, kesehatannya memang berangsur membaik. Ia tidak sabar untuk segera pulang kerumahnya. Ia sangat merindukan rumah nya itu.

"Alhamdulillah" Sahut Almira tersenyum, ia turut bahagia atas kesembuhan nenek Laurent.

"Kamu sendiri? Irfan mana?" Tanya nenek sambil pandangannya mencari keberadaan Irfan. Dan Almira menjelaskan jika Irfan ada keperluan di luar hingga ia hanya datang sendiri.

"Mereka siapa nek? Bisik Almira menanyakan siapa orang-orang yang berada di ruangan nenek.

"Mereka kolega-kolega nenek, masih famili juga sih. Tapi mereka datang jika ada mau nya saja." Jelas nenek tertawa. Dan Almira juga ikut tertawa mendengar uneg-uneg nenek.

Nenek pun memperkenalkan Almira pada kolega nya, dan mereka sangat antusias mendengar berita itu. Dengan ramah dan hormat mereka menyapa Almira, padahal tadi mereka memandang almira remeh merendahkan. Tapi sekarang saat tau kalau Almira adalah cucu menantu keluarga William, semuanya berubah sopan dan hormat. Sungguh tahta dan kedudukan sangat berpengaruh.

Almira pamit sebentar untuk ke kantin, ia akan membelikan makanan untuknya karena belum sempat makan saat di kampus tadi. Dengan sopan nya salah satu kolega nenek tadi menghampiri Almira yang sedang membuka pintu. Ia menyapa ramah serta memberi wejangan sebagai pengantin baru.

"Sekali lagi saya ucapkan selamat ya, dan semoga kalian lekas mendapatkan momongan. Dan aku siap untuk mengajarimu bagaimana merawat kandungan serta bayi kalian saat lahir nanti." Ucapnya sok akrab. Entah ia memang ramah atau hanya mencari muka.

Almira hanya tersenyum getir menanggapi sembari menggaruk tengkuk nya ya g tidak gatal. Tanpa Almira sadari Julian mendengar pembicaraan mereka. Ia syok saat mendengar kata hamil, dan pikirannya langsung negatif. Karena ia sedang sibuk jadi ia tidak menghampiri Almira. Besok akan ia pertanyakan kembali berita ini.

Terpopuler

Comments

Susi Akbarini

Susi Akbarini

😀😀😀😀❤❤❤❤❤

2024-04-08

1

Yani

Yani

Na loh... Almira ketahusn juga kan ke bohongan kamu

2024-04-03

0

aisyhana lupsh

aisyhana lupsh

hayo lhoo sahabat kmu tau tuuu..
masak brbohong lgi DMI kebaikan 😂😂

2024-04-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!