7

"Lo bandel banget sih jadi orang Ki, udah tau ada riwayat mag, masih aja males makan. Tinggal makan doang aja kok males." Gerutu Julian mengomeli Kiara.

Saat ini Kiara sedang di rawat di rumah sakit karena asam lambung nya kambuh. Sejak kemarin ia tidak makan karena alasan gak selera. Hingga akhirnya saat tengah malam Kiara mengeluh perutnya yan perih juga muntah-muntah.

Almira yan panik langsung membawa kiara kerumah sakit.

"Kok malah ngomel sih lo, bukannya prihatin gue sakit." Kiara mengerucutkan bibirnya sebal dengan Julian yang mengomelinya.

"Udah, kok kalian ribut sih." Almira menengahi. "Julian benar Ki, udah tau Lo ada riwayat mag, masih aja sering telat makan, bahkan juga gak makan. Mau cepat mati Lo?" Sambung Almira sambil menyentil kening Kiara dengan jari telunjuknya.

"Astaga Al. Gue sakit Lo, masa gue di KDRT." Keluh Kiara mengelus keningnya.

"Ya udah, gue ke kampus dulu ya, nanti gue kesini lagi." Ucap Julian sambil mengacak rambut Kiara.

"Iya makasih ya Jul." Sahut Kiara tersenyum.

"Al, gue duluan ya." Ucap Julian pada Almira, dan dia juga mengacak rambut Almira.

"Iya hati-hati" Balas Almira. "Kebiasaan deh Julian, suka banget ngacak_in rambut." Gerutu Almira sambil merapikan kembali rambutnya. Kemudian ia duduk di kursi samping tempat tidur Kiara.

"Lo kalau mau kuliah pergi aja Al, gue gak papa kok sendiri."

"Gue bakal temenin Lo disini, lagian hari ini cuma satu mata kuliah doang kok."

"Sorry ya, gue ngerepotin Lo." Kiara merasa tidak enak.

"Ya Allah ki, kaya sama siapa aja deh Lo." Almira memukul lengan Kiara.

Kiara langsung menjerit karena di pukul Almira, ia mengeluh sembari mengelus lengannya yang sakit akibat pukulan Almira.

"Lo menyiksa gue terus Al, bukannya sehat nanti gue malah tambah sakit " Ucap Kiara kesal.

"Sorry-sorry" sahut Almira tertawa. "Gue tinggal bentar ya, mau cari sarapan. Lo mau apa?" sambung Almira.

"Nasi Padang ada gak?" Tanya Kiara antusias.

"Mana boleh, lambung Lo mesti city di makanan pedas dan berlemak."

"Yah, makanan rumah sakit gak enak Al." Kiara memelas. Ia tidak bisa memakan makanan rumah sakit, apalagi hanya bubur.

"Demi kesehatan Lo" Potong Almira, kemudian ia bangkir dan beranjak melangkah keluar. Ia berjalan menuju kantin rumah sakit untuk mengisi perutnya. Saat ia berjalan ada seseorang yang menabraknya.

Bugh

Orang yang menabrak Almira hampir saja terjatuh jika Almira tidak sigap menahan tubuh orang itu.

"Maaf nek." Ucap Almira merasa bersalah, meski bukan dia yang menabrak tapi ia tetap meminta maaf.

"Seharusnya nenek yang minta maaf nak, nenek buru-buru jadi tidak melihat jalan." Sahut nenek itu.

"Nenek mau kemana buru-buru?" Tanya Almira.

"Nenek mau ke kantin beli makanan, nenek bosan makanan rumah sakit, Ambar." jelas nenek. Mereka bicara sambil berjalan menuju kantin. Kemudian duduk di bangku kantin.

Mereka pun memesan makanan. Sambil menunggu pesanan datang, mereka melanjutkan obrolan.

"Nenek kenapa sendiri kesini? kan nenek bisa ke kantin sama keluarga nenek, jika nenek jatuh sat berjalan gimana?" Almira nampak khawatir.

Nenek itu tersenyum melihat Almira. Ia menjelaskan jika anak dan cucu nya melarang ia makan makanan berminyak, apalagi pedas, sementara ia sangat bosan memakan nasi bubur yang hambar menurutnya. Maka dari itu ia terburu-buru agar tidak ketahuan.

Makanan mereka pun sampai, nenek langsung menyantap makanannya.

Almira menatap nenek Yang sedang makan, ia tersenyum melihat nenek seperti anak kecil yang bersembunyi makan karena takut ketahuan orangtuanya.

"Cucu nenek benar nek, itu karena dia sayang sama nenek." Ucap Almira.

"Kamu baik sekali nak, siapa nama mu?" Tanya nenek menatap Almira.

"Namaku Almira nek." Sahut Almira tersenyum.

"Kamu sangat cantik, baik lagi. Apa kamu sudah punya pacar?" Tanya nenek.

Almira tertawa mendapat pertanyaan sang nenek.

"Aku tidak punya pacar nek." Jawab Almira menggeleng.

"Cucu nenek sudah punya pacar, jika saja dia belum punya pacar, maka nenek akan memintanya untuk menjadikan kamu pacar nya, bahkan istrinya." Sahut nenek tertawa.

Almira juga ikut tertawa.

"Nenek sangat ingin melihat dia menikah sebelum nenek meninggal." wajah nenek berubah sendu.

"Nenek jangan bicara seperti itu" Almira menggenggam tangan nenek.

"Nenek sudah tua, bahkan penyakitan. Maut bisa kapan saja menjemput nenek." Sambung nenek lirih.

"Nek, Insyaallah nenek akan sehat, dan berumur panjang. Dan nenek juga akan melihat cucu nenek menikah bahkan cicit nenek." Sambung Almira tersenyum menyemangati nenek.

"Makasih ya nak, kami memang wanita baik, pasti kamu bakal jadi istri dan ibu yang baik kelak. Andai saja kamu menjadi cucu mantu nenek. Pasti nenek sangat bahagia." Sambung nenek tersenyum.

"Nenek bisa saja." Wajah Almira tersipu mendengar pujian nenek.

"Ya sudah, nenek balik lagi ke kamar ya, takutnya di tahu kalau nenek keluar." Ucap nenek sembari bangkit dari duduknya.

"Iya, hati-hati ya nek." Sahut Almira kemudian membantu nenek berdiri.

Almira merasa iba dengan sang nenek. Kemudian ia melanjutkan makannya, ia sama sekali belum menyentuh makanannya, sejak tadi ia hanya melihat dan memperhatikan nenek makan.

**

"Almira" Panggil Irfan sambil menghampiri Almira.

"Pak Irfan" sahut Almira kaget.

"Jadilah pacarku".

"Ha?" Jawab Almira kaget.

.

.

Bersambung.

Nantikan terus kisahnya ya gays 🥰🥰

Happy reading🤗🤗

Terpopuler

Comments

Yani

Yani

Almira pasti kaget

2024-03-26

0

shadowone

shadowone

"mesti city" itu maksudnya apa sih thor?

2024-03-23

1

aisyhana lupsh

aisyhana lupsh

dobel up dong Thor..pnisirin bingitzz/Grin//Grin/

2024-03-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!