19

Sebelum benar-benar pulang, mereka mampir dulu ke rumah sakit menjenguk nenek.

"Nenek sudah bosan di rumah sakit. Nenek mau pulang saja." Keluh nenek pada Irfan. Dia memang sudah sangat bosan tinggal di rumah sakit, beberapa kali ia minta dnegan Danu agar bisa pulang, tapi Danu tidak mengizinkannya. Dengan alasan masih dalam proses pemulihan. Menurut nya ia sudah sangat sehat.

"Benar apa yang di katakan om Danu nek. Nenek harus benar-benar sehat." Sahut Irfan menerangkan sambil memijit kaki sang nenek.

"Kamu tidak lihat nenek sekarang sudah sangat sehat. Nenek ingin kumpul dan tinggal bersama kalian" Sambung nenek.

"Iya nek, kami juga menginginkan nenek segera pulang dan tinggal bersama kami. Tapi nenek harus sehat dulu. Ikuti apa kata om Danu." Timpal Irfan.

Almira hanya mendengar obrolan nenek dan cucu itu. Ia tidak habis pikir ternyata Irfan juga bisa bicara panjang. Biasanya kata yang keluar dari mulutnya hanya beberapa kalimat saja.

"Sini nak" Ucap nenek merentangkan sebelah tangannya memanggil Almira. Almira mendekat dan duduk di sebelah Irfan.

"Bagaimana keadaan kamu? Irfan tidak menyusahkan kamu kan?" Tanya nenek mengelus rambut Almira.

"Tidak nek, pak Irfan tidak pernah menyusahkan aku kok, Mala sebaliknya." Jelas Almira tersenyum kecil.

"Kamu bilang apa tadi? pak? Kami manggil suami kamu pak?" Tanya nenek.

Almira menelan saliva gugup, ia tidak tahu harus bagaimana menjelaskannya. Ia menoleh pada Irfan namun Irfan hanya diam tidak membantu memberikan jawaban.

"Bu..bukan begitu nek, pak Irfan kan dosen aku di kampus. Dan panggilannya disana kan pak irfan. Jadi terbawa-bawa begitu nek." Jelas Almira.

Merasa percaya nenek mengangguk kemudian bertanya lagi " "Apakah sudah isi?" Tanya nenek membuat Almira bingung. Sudah isi? apa maksud pertanyaan nenek. "Sudah ada kabar bahagia belum disini?" Sambung nenek lagi karena nenek melihat ke tidak mengerti dari wajah Almira sehingga nenek memperjelas lagi.

Almira dan irfan di buat gelapkan dengan pertanyaan nenek. Wajah almira memerah menahan malu. "Be..belum nek." Jawab Almira menjawab ragu.

"Tidak apa nak, nenek akan bersabar menunggu kabar bahagia itu." Timpal nenek memeluk Almira.

Diperjalanan pulang Almira maupun Irfan tidak ada yang bicara. Suasana benar-benar hening. Masih kepikiran di kepala mereka sial pertanyaan nenek tadi.

"Bagaimana bisa punya anak, kita gak pernah ngapa-ngapain juga. Dan gak bakal terjadi karena kita hanyalah menikah kontrak. Jadi harapan nenek untuk menimang cicit sangatlah kecil." Batin Almira sambil pandangannya lurus ke depan.

"Jangan pikirkan pertanyaan nenek tadi." Ucap Irfan tanpa menoleh. Pandangannya masih lurus ke depan.

"Ha? ti..tidak kok." Elak Almira sambil menoleh ke Irfan.

Sampai di rumah, mereka masuk ke kamar mereka masing-masing dan membersihkan diri. Setelah itu mereka makan malam bersama.

"Pak, aku boleh minta sesuatu?" Tanya Almira ragu.

"Hem.." Sahut Irfan.

"Aku mau kerja. Boleh kan?

Irfan yang dari tadi fokus dengan ponselnya langsung menoleh pada Almira. Ia heran kenapa Almira hendak bekerja. Padahal uang yang ia kasih sangatlah besar. Dan tidak perlu bekerja.

"Apa uang yang saya kasih kurang?" Tanya Irfan dan Almira dengan cepat menggeleng. Ia mengatakan jika uang yang Irfan kasih sangat lah besar. Namun ia tidak mau meminta terus. Ia ingin mandiri seperti saat sebelum menikah dengan Irfan. Ia tidak ingin bergantung terus karena pernikahan mereka tidak ada yang tahu sampai kapan. Jadi ia hanya sebagai antisipasi saja.

"Bu..bukan pak. Aku hanya tidak ingin menjadi tergantung pak, saat pernikahan ini berakhir nantinya aku jadi sulit karena terlalu manja." Jawab Almira, hatinya sakit saat mengatakan itu. Rasanya ia sangat tidak rela jika harus berpisah dengan Irfan. Ia tidak rela jika pernikahan mereka berakhir. Apakah ia serakah? tentu. Ia menginginkan lebih dari sekedar pernikahan kontrak. Ia ingin memiliki Irfan dan menjalin pernikahan yang sesungguhnya dan hidup bersama Irfan.

"Baiklah." Jawab Irfan datar kemudian ia pergi meninggalkan Almira. Ia masuk ke kamarnya. Kata-kata Almira barusan sangat menyentil hati nya. Entah perasaan apa sebenarnya. Namun yang jelas ia juga merasa tidak rela pernikahan ini cepat berakhir.

**

Berhubung hari ini tidak ada mata kuliah, Almira mencoba untuk mencari lowongan pekerjaan paruh waktu. Namun sudah setengah hati ini ia belum mendapatkan pekerjaan. Ia menghela nafas karena lelah. Keringat sudah membanjiri wajahnya.

Ia duduk sejenak untuk menghilangkan rasa penat, ia menyeka keringat di wajahnya dengan tisu. Setelah merasa lebih fit ia bangkit dan berjalan melangkah. Ia memilih pulang dan besok baru melanjutkan pencarian loker lagi.

Ia berjalan sambil membaca koran mencari lowongan pekerjaan namun siapa sangka tubuhnya menabrak seseorang.

"Ma..maaf" Ucap Almira menunduk meminta maaf.

"Almira" Ucap seseorang yang ternyata orang itu adalah Dimas.

Almira seketika mendongak melihat ternyata Dimas. Ia meminta maaf sekali lagi karena berjalan tidak hati-hati.

"Seperti nya itu hobi kamu ya jalan menunduk dan menabrak orang." Ucap Dimas tertawa. Ingatannya kembali pada Almira yang sudah beberapa kali menabrak dia maupun dinding. Ia tertawa kecil mengingat kejadian lucu menurutnya itu.

"Maaf pak." Sesal almira.

"Apa yang kamu lihat sehingga kami tidak memperhatikan jalan?" Tanya Dimas penasaran.

"Aku lagi mencari lowongan pekerjaan pak." Jawab Almira.

Dimas berpikir sejenak kemudian menawarkan pekerjaan pada Almira.

Mata berbinar berbinar. "Benarkah pak?" Almira sangat senang bisa mendapatkan pekerjaan. Irfan menawarkan pekerjaan sebagai asistennya Dimas.

.

.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Yani

Yani

Bisa" Irfan marah besar

2024-04-09

0

Wiwik Retno Eni

Wiwik Retno Eni

panas deh pak irfan

2024-04-09

1

Susi Akbarini

Susi Akbarini

waahhhhh..
Almira mau cari mati..
mending kadibasisten suami sdri aja..

btw kalo itu buat ajang mancing Irfan cemburu ..
gpp sihhh..
biar seru aja....
😀😀😀❤❤❤❤

2024-04-08

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!