Di sebuah kamar kos lantai dua atas seorang wanita berparas cantik sedang berdiri dipintu luar kamarnya, hujan yang tak kunjung berhenti dan tiba-tiba..
Tap..
Lampu semua mati, diluar pemandangan berwarna hitam menambah kegelapan malam.
"Aduhh...kok mati lampu sih!" kata Risna.
"Na, ayo masuk, diluar gelap tutup pintunya, ya" kata Ferry.
Ferry meraih tangan Risna dan menutup pintu kamar tak lupa menguncinya. Risna mencari-cari ponselnya yang terhalang gelapnya ruangan dengan tangannya meraba seluruh kamar, setelah menemukan ponselnya dia lalu menyalakan senter yang ada di ponselnya.
"Mas, kok tanganmu panas?" tanya Risna.
Risna meraba dahi serta leher Ferry yang sedang duduk ditempat tidur.
"Ya ampun, kamu demam mas" kata Risna.
Risna panik lalu menyuruh Ferry untuk tiduran dulu ditempat tidur, Risna memasak air panas untuk mengompres Ferry, setelah membantu Ferry berbaring terlebih dahulu dia lalu kedapur merebus air dan mencari kotak obat, beruntung masih ada obat demam, lalu bergegas memberikan obat dan mengompres Ferry.
"Na... dingin... na" kata Ferry.
Ferry menggigil lalu Risna memberikan selimut tebal, Ferry masih tetap menggigil, Risna panik juga bingung, obat sudah dia kasih, Risna juga sudah mengompres tapi masih menggigil,
Risna hanya menatap Ferry, sambil mengoleskan minyak kayu putih.
"Peluk aku Na, aku mohon" bibir Ferry gemetar, Risna takut kenapa-kenapa.
"Kedokter yuk mas?" kata Risna.
"Nggak usah Na, sudah malam, hujan deras lagi!" keluh Ferry.
"Peluk aku aja Na, mungkin agak mendingan nanti, tolong Na!" kata Ferry lagi.
Risna membuka selimut dan memeluk Ferry, lalu menyelimuti badannya juga, mereka berpelukan, Risna menatap Ferry yang sedang menutup matanya, sebenarnya ini tidak pantas tapi mau gimana lagi, Ferry lagi sakit, tidak lama Risna dan Ferry tertidur pulas.
Triinggg... trinnggg...
Bunyi ponsel Risna berdering, rupanya alarm yang Risna pasang berbunyi, dia bangun lalu meraba dahi Ferry masih hangat, tidak sepanas tadi malam.
Risna mau bersiap berangkat kerja tapi dia bingung siapa yang jaga Ferry nanti.
"Na, kamu udah bangun, emang mau kemana?" kata Ferry, masih dengan suara lirihnya.
"Saya, mau berangkat kerja mas, tapi mas masih sakit, lalu siapa yang jagain?" kata Risna.
"Kamu gak usah masuk kerja Na,.temani aku, tolong rawat aku Na!" lirih Ferry.
Risna menolak karena kalau dia tidak bekerja nanti dia terkena potongan gajinya nanti.
"Apa kamu lupa, aku bosnya di kantor itu, aku yang punya kantor itu" jawab Ferry.
Risna bingung dengan jalan pikiran bosnya ini bertindak semaunya sendiri.
"Sudah gak apa-apa aku yang menyuruhmu, anggap aja ini tugas yang aku berikan kepadamu" kata Ferry dengan tegas lalu memeluk Risna lagi diatas kasur.
Risna tidak bisa menolak perkataan Ferry, saat menengok kesamping rupanya Ferry sudah tertidur Risna mencoba bangun tapi tidak bisa secara tangan besar Ferry memeluk tubuhnya.
Tok....tokkk.
"Na.. Risna kamu ada didalam atau udah berangkat ya?" suara Cucu.
Diluar kamar kos Risna ada suara Cucu memanggilnya, Risna mau menemuinya tapi tidak bisa pelukkan Ferry sangat erat.
Tringgg....tringgg.
Bunyi ponsel Risna menyala, dia gak bisa meraihnya karena letak ponsel dimeja rias, gak tau siapa yang meneleponnya kemungkinan Cucu, tak terdengar lagi suara Cucu didepan kamar kos Risna, kemungkinan dia sudah pergi.
Risna hanya menghela nafasnya, mau gak mau dia tiduran disamping Ferry yang sudah tertidur pulas, tak terasa diapun tertidur juga.
Meong.....
Suara dari luar kamar Risna, kucing yang mungkin menjatuhkan sesuatu dan Risna terbangun karenanya.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments