Bab 9

Udara malam semakin dingin, terlihat diluar kamar sebuah tempat kos dilantai dua, Risna dan Adi sedang berbicara serius terlihat dari wajah keduanya.

"Maaf Adi, sudah malam, sebaiknya kamu kembali kekamar kosmu, gak enak sama penghuni kos yang lain" jawab Risna.

"Tapi Na, aku butuh jawabanmu?" kata Adi.

"Soal yang mana, bukannya aku sudah menjawab pertanyaanmu itu barusan" tanya Risna.

Malam semakin larut udara diluar kamar semakin dingin tapi keringat Risna mulai bercucuran menghadapi kekerasan hati Adi tetap tidak meninggalkan kamar Risna, sedangkan Risna serba salah juga menahan rasa kesal yang tak mampu dia tunjukkan kepada Adi.

"Soal ... "kata Adi, menjeda kalimatnya serta mengusap kasar rambutnya.

"Soal aku bilang menyukaimu" jawabnya, sambil menatap mata Risna.

"Kamu selalu mengulur- ulur jawabannya Na, maksudmu apa"tambah Adi, sambil tangannya memegang kedua tangan Risna.

Deg..

Inilah yang Risna takutkan, diantara dua jawaban: antara ya atau tidak, kalau Risna jawab ya dia tidak mencintainya, kalaupun terpaksa Risna jawab iya, itu sama aja Risna membohongi dirinya sendiri dan Adi, tapi kalau Risna jawab tidak, itu akan menyakiti Adi, dia banyak membantu Risna selama dikota besar ini, dia teman dan bahkan Risna anggap sebagai saudaranya sendiri, tidak ada perasaan yang lebih, bahkan untuk berpacaran dengannya tidak terpikirkan olehnya.

"Adi, kamu adalah teman terbaikku yang selalu ada dalam suka atau duka, kamu ada buatku, terima kasih, selama ini kamu melindungi dan membantuku dikota ini selama merantau dari awal aku datang, tapi... " potong Risna.

"Tapi apa Na? " kata Adi, semakin menajamkan pandangannya.

"Tapi... haruskah kita begini, kamu sudah kuanggap sebagai saudaraku sendiri, maafkan aku karena tidak bisa mempunyai perasaan yang lain, dan maaf aku gak bisa bohongin diriku sendiri" kata Risna sambil menundukkan kepalanya.

Risna gak sanggup menatap wajah Adi, yang terus memandangi wajahnya dan memegang erat tangannya.

Tatapan Adi dan tangannya yang menggenggam tangan Risna terlepas mendengar jawaban Risna, dia berharap Risna bisa menjadi miliknya. Impian yang selama ini dia mimpikan bisa bersama Risna hancur seketika hatinya mendengar perkataan Risna.

Entah mengapa perkataan dari Risna terlalu menyakitkan buat Adi, dia tidak menjawab tapi malah berpaling muka membelakangi Risna dan bersiap berdiri.

"Aku tidak akan melepasmu Na, apapun yang terjadi" jawab Adi, sambil berdiri.

"Sudah malam, masuklah, aku pamit ya Na, ingat kata-kataku tadi" lanjutnya.

Adi melangkahkan kakinya tanpa menatap wajah Risna lagi, meninggalkan Risna sendirian tanpa menghiraukan teriakan Risna memanggil namanya, dia terus melangkah menuruni anak tangga menuju lantai bawah kamar kosnya berasa, dia menuruni tangga dengan sedikit berlari mata merahnya berlahan mengeluarkan setetes air, dia berkata kepada dirinya sendiri.

"Aku, lelaki, harus kuat, jangan lemah!" kata hatinya.

Hujan mulai membasahi, tetes demi tetes mulai berjatuhan membasahi area tempat kos, setelah sampai depan kamar Adi pun masuk ke kamarnya.

Cekrek..

Pintu kamar Adi terbuka lalu dia menguncinya,

Adi langsung merebahkan diri ditempat tidurnya, sambil menahan air mata yang memaksa keluar dari matanya.

"Aku begitu menyayangimu Na, tapi kenapa kamu tidak membuka hatimu untukku" kata Adi, berbicara sendiri.

"Aku tahu, kamu menyukainya khan, sejak kamu datang kekantor ini" lanjutnya.

Kata-kata Adi menggambarkan isi hatinya yang sedang rapuh, ternyata Adi mengetahui siapa yang mengantar Risna pulang kerja tadi, dia keluar dari kantor tadi sempat melihat Risna naik mobil, yang kebetulan dia hafal mobil bosnya.

"Aku tidak sekaya dia Na, dia Bos sekarang CEO muda kaya raya lagi, sedangkan aku.... " kata Adi pada dirinya sendiri dikamar.

"Tapi, aku punya hati yang tulus untukmu, aku bisa membahagiakan kamu selamanya" lanjutnya.

Adi memang pernah melihat Ferry sering memperhatikan Risna, dia lelaki juga tau maksud tatapan pak Ferry saat melihat Risna itu bukan tatapan nafsu melainkan tatapan Cinta mendalam, Adi lalu duduk.

"Aku gak akan melepasmu Na... kamu harus jadi milikku" kata Adi, sambil menundukkan kepala dan memeluk kedua kakinya, dan tertidur dengan posisi duduk bersandar kan dinding.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!