Hujan mulai berhenti,meninggalkan jejak kumbangan air dimana mana.
Cittt..
Rem mobil berhenti mendadak, Risna keluar dari mobil setelah Ferry membukakan pintu mobil untuknya, padahal dia tidak memintanya, itu dilakukan saat Pak Udin mau membukakan pintu buat Risna tapi langsung dilarang Ferry.
"Biar saya saja Pak!"kata Ferry, langsung keluar menuju arah pintu samping Risna, Risna lalu keluar dari mobil.
"Terima kasih pak" jawab Risna.
"Padahal aku bisa buka mobil sendiri, tanpa bantuan orang lain"pikir Risna.
"Sama-sama" ucap Ferry.
Didepan gerbang luar area kos, pantulan sinar lampu dijalan memperlihatkan senyum manis dan tatapan Ferry yang penuh arti. Pandangan mata Risna dan Ferry saling menyatu.
"Selamat malam" ucap Ferry.
"Selamat malam juga, pak" ucap Risna.
"Jangan panggil saya pak lagi, panggil mas aja" jawab Ferry, sambil masuk ke mobilnya.
Mobil yang membawa Ferry melaju menuju jalan meninggalkan Risna yang terpana melihat tingkah Ferry dan kemauannya tanpa mendengarkan pendapat orang lain, akhirnya Risna berjalan melewati gerbang area security.
Sementara itu dikamar kos dilantai bawah tempat kamar Adi berada, ada dua orang yang duduk diluar kamar Adi, terlihat kecemasan diwajah mereka, begitu Risna mendekat lalu mengenali dua orang itu yaitu Cucu dan Adi.
"Na.... kamu habis dari mana kok jam segini baru pulang, aku kuatir, kamu gak apa-apa!"tanya Cucu, yang sedang berada didepan kamar Adi.
"Ih Bon, apaan sih aku gak kenapa-kenapa kok" jawab Risna.
Risna mencoba menenangkan sahabatnya Cucu, ada rasa kebahagiaan tersendiri melihat sahabatnya begitu perhatian padanya, tanpa mengalihkan perhatian mata Risna, lalu Adi mendekat ke Risna.
"Kamu dari mana" sela Adi.
"Kenapa ponselmu gak aktif?"tambah Adi penasaran.
Dimalam yang gelap hanya pantulan remang lampu terlihat wajah Adi muram terlihat kesedihan dan rasa penasaran, cuma dia tutupin dengan senyuman yang dipaksakan.
Tatapan mata cinta Adi kepada Risna begitu takut akan kehilangan Risna, sedangkan Risna berusaha menututupi rasa serba tidak enaknya oleh tatapan Adi itu.
"Aku tadi terjebak macet" jawab Risna.
Kenapa Risna tidak mengatakan yang sebenarnya?, hanya Risna yang tau apa sebabnya.
"Udah yuk, makasih ya aku dah dikwatirkan sama kalian" kata Risna, sambil berlalu meninggalkan Cucu dan Adi..
"Maafin aku, teman-teman bukannya aku gak mau cerita tapi... ah sudahlah" batin Risna, sambil berjalan setengah berlari menuju lantai atas.
Cekrek...
Pintu kotak besar Risna buka dan dia memasuki kamarnya, Risna meletakkan sepatunya dirak sepatu dan berjalan kemeja rias untuk mengecas ponselnya, setelah itu langsung ke kamar mandi.
Byurrr...
Segarnya air membasahi badannya dan Risna mengeramasi rambutnya, setelah selesai melakukan aktivitas mandi dia keluar dari kamar mandi dengan berbalut kan handuk dibadan dan handuk kecil dikepalanya menutupi rambut yang basah, Risna lalu duduk di meja rias dan membuka ponsel.
Triiing.... tring...
Pesan dan panggilan tak terjawab terpampang dilayar ponselnya, Risna mengeceknya ada panggilan dari Cucu dan Adi, juga pesan yang menanyakan dia lagi dimana.
Trinnng... trinnng... trinnng.
Bunyi telepon masuk, Risna melihat hanya no ponsel tak dia kenal, Risna cuma melihatnya tidak berani mengangkatnya, karena sudah prinsipnya no ponsel gak dia kenal gak bakalan dia angkat.
Triinggg....tringgg... tringgg.
Bunyi ponsel keempat kalinya, Risna penasaran lalu terpaksa dia angkat juga.
"Halo, siapa ini?"tanya Risna.
"Hai Risna, kenapa lama kamu mengangkatnya?" kata suara seseorang dari ponsel.
"Maaf, ini siapa ya kok tau nama saya?"jawab Risna, tapi sepintas terasa tidak asing suaranya.
"Ini, aku" kata seseorang dari ponsel.
"Maaf, siapa?" tanya Risna lagi.
"Aku, Ferry!" jawabnya singkat.
Deg.. deg.
Suara jantung Risna berdebar dia tak percaya juga heran dari mana Ferry mendapatkan no ponselnya?, mau apa Ferry menelepon Risna?.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments