Mentari pagi menyinari kamar kos dengan kehangatannya.
Krek....
Benda berbentuk persegi panjang terbuka, Risna sudah bersiap menuju kantor, lalu menutup pintu, tidak lupa juga menguncinya.
Area kos mulai rame sebagian ada yang mulai berangkat kerja ke kantornya masing-masing, sedangkan Risna setelah menuruni anak tangga dia melangkahkan kakinya menuju kantor dia bekerja.
Risna menatap langit diatas, sambil tersenyum.
"Selamat pagi Dunia, semoga hari ini lebih baik lagi, semangat!" katanya memberi semangat pada dirinya sendiri.
"Pagi, Na!"teriak seseorang dari belakang Risna yang berlari dan merangkulnya.
"Cucu... apa kabar?, kapan kamu pulang!" seruk Risna sambil memeluknya.
Ya, Cucu adalah sahabat Risna,dia tinggal dikamar kos dilantai paling atas, dia baru saja pulang dari kampungnya, karena kangen sama orang tuanya.
"Kukira masih lama Bon?,kamu balik kesininya!" kata Risna, setelah memeluknya.
"Nggak, aku kangen sama kamu, Na!" jawab Cucu, sambil memperlihatkan giginya yang putih, Risna hanya tersenyum, sambil menggelengkan kepala.
"Dasar, kamu!" kata Risna sambil berjalan kaki meninggalkan dia.
"Na, tunggu aku!" kata Cucu, sambil berlari menyusulku.
Dijalan menuju kantor Risna dan Cucu bersenda gurau, letak kantor dari kos-kosan Risna tidak terlalu jauh, jadi dari pada naik kendaraan umum, mending Risna jalan kaki itung- itung menghemat ongkos.
"Na, tunggu aku!" teriak seseorang, dikejauhan terdengar suara Adi. Risna dan Cucu berhenti, lalu menoleh kearah belakang.
"Na, kenapa kamu tidak menungguku?, khan kita bisa berangkat bersama!" kata Adi, yang sedang terengah-engah nafasnya setelah berlari menyusulku.
"Kirain kamu sudah berangkat, maaf ya" jawabku, merasa bersalah dan gak enak kepada Adi.
"Iya Na, gak apa-apa, lain kali jangan tinggalin aku ya?" lanjut ucapannya.
Sinar mentari pagi menyinari jalan yang Risna dan temannya lewati, Risna berjalan bersama Adi melangkahkan kakinya menuju kantor.
"Ehem... e... hem... ehem" kata seseorang, terdengar suara dari belakang Risna dan Adi.
"Ada apa Bon?"kata Risna setelah menghentikan langkah kakinya.
"Eh, ada Cucu, kapan datang, kok baru liat" tanya Adi.
" Hey, bro segede gini kamu gak liat, matamu gunanya apa, ada gunanya gak atau cuma cantolan aja"semprot Cucu, sambil mendelikkan matanya.
"Kok kamu gitu Cu, khan aku tanya baik- baik? "kata Adi, sambil menggaruk kepalanya, yang gak gatal.
" Habis kamu, udah ada aku disini, kalian malah cuekin aku " timpal Cucu.
Cucu sebenarnya anaknya baik, cuma gampang tersinggung, masalah yang kecil bisa menjadi masalah yang besar.
" Udah ya Bon, jangan marah lagi ya"kata Risna.
Bon adalah panggilan nama buat Cucu, Risna terbiasa memanggil dia seperti itu, dan dia menyukai panggilan itu, katanya hanya Risna yang boleh memanggilnya dengan panggilan itu,Risna hanya tersenyum kala itu.
Tidak berapa lama sampailah kami bertiga memasuki gedung kantor, tidak berapa lama penjaga pintu kantor memberi hormat saat Risna dan temannya memasuki Lobby kantor.
"Selamat pagi, pak Bos? " kata penjaga pintu kantor.
Risna, Adi dan Cucu seketika menoleh ke arah belakang mereka, ternyata Pak Ferry bos mereka berada dibelakang mereka, dia baru saja sampai di kantornya.
Risna, Adi dan Cucu lalu bergeser kesamping memberi jalan kepada bos mereka, sambil bergantian memberi salam.
Ferry pagi ini begitu tampan wajah tampannya begitu memikat hati wanita, setelah mendengar sapaan anak buahnya dia menjawab lalu berhenti sebentar dihadapan Risna dan tersenyum melihat wajah Risna lalu berjalan menuju ruangannya.
Dari belakang, setelah Ferry berlalu mereka mengikutinya yang kebetulan arah tempat kerja mereka searah dengan ruang kerja Pak Ferry.
Hari ini terasa melelahkan, Risna sibuk mengerjakan tugas yang begitu banyaknya
"Huammm" tanpa sengaja Risna menguap, sambil mengangkat kedua tangannya keatas.
"Ngantuk apa capek Na?" kata Adi, yang sudah berdiri disampingnya tanpa disadari.
"Iya, dua-duanya"jawabku.
"Mau kopi atau teh, Na, biar kuambilkan" kata Adi
"Nggak pak, saya bisa ambil sendiri" jawabku
Adi adalah atasan Risna dikantor, dikantor Risna harus Profesional.
"Oke Na, kalau itu maumu, oh ya Na, nanti jam istirahat, tunggu aku ya, ada yang mau aku tanyakan" bisik dia, sambil berlalu dan Risna hanya diam menatap dia dari belakang.
Tanpa sadar ada sepasang mata yang menatap Risna selama ini dari kejauhan, entah perasaannya saja atau...
Risna menengok kearah itu, tak sengaja melihat Pak Ferry menatapnya tajam, lalu beralih melihat, setelah melihat Risna menatapnya, Risna hanya merasa bosnya itu aneh.
"Aku ada yang salah apa ya, kok dia menatapku begitu" kata hati Risna, lalu melanjutkan pekerjaannya dan membuang semua pikirannya tentang Pak Ferry bosnya itu.
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Laura Barón
Aku bisa merasakan perasaan tokoh utama, sangat hidup dan berkesan sekali!👏
2024-03-17
1