Langit yang kelabu dimalam ini diarea kos semakin sepi, udara yang dingin membuat penghuni kos memilih memejamkan mata, sedangkan di kamar kos Risna terdengar percakapan Risna.
"Maaf P... eh mas Ferry" ujar Risna.
Risna penuh keragu-raguan, menyebut panggilan bosnya ini atas permintaan darinya, secara dia bos di tempatnya bekerja, yang kalau dikantor dia sebut dengan Pak, sekarang harus menyebut mas, itupun permintaan darinya.
"Pa.... eh mas Ferry, ada apa menghubungi saya " tanya Risna masih dengan terbata-bata.
" Risna, aku mau video call ya denganmu, sebentar ku alihkan dulu" kata Ferry.
Tuttt.... tuutttt... tutttt.
Sejenak, Risna melihat no ponsel dan dia memastikan ini no ponsel yang barusan menghubunginya, walau belum disave tapi Risna tau Ferry yang menghubunginya.
Risna membuka dan menerima panggilan video dari Ferry diponselnya, terlihat wajah dia yang baru saja mandi, wajah bersih, rambut terlihat masih basah, dan senyumnya yang menawan, membuat Risna merasakan sesuatu yang tak dia tahu apa itu. Pesona wajah Ferry mampu membuat hati Risna bergetar.
"Hallo, pak.. " jawab Risna.
"Kenapa masih panggil Pak!" jawab Ferry menatap Risna tajam.
"Eh maaf ya Pa. . .mas, maksudku, ada apa" jawab Risna.
Risna tidak sadar dia hanya menutup rambutnya yang basahnya dengan handuk, dan menutup tubuh putih mulusnya dengan handuk berbentuk baju yang sempat memperlihatkan bukit kembar miliknya, Ferry menatapnya begitu mendalam akhirnya Risna tersadar dan melihat arah pandangan Ferry segera Risna menutupinya dengan handuk yang melekat ditubuh mulusnya.
"Maaf Pa. .. mas, iya mas udah sampai rumah ya" jawab Risna.
Tatapan mata Ferry penuh arti saat melihat wajah dan tubuh Risna yang sempat memperlihatkan sebagian tubuh Risna, hanya Ferry yang tau jawabannya.
Risna menggeraikan rambutnya yang panjang sebahu, dia meletakkan ponsel dimeja agar dia bisa sekalian mengeringkan rambutnya yang basah dengan pengering rambut.
Dreeerr... errrr...
Bunyi pengering rambut Risna, dia alihkan perhatian dari kaca ke ponselnya.
"Mas, kok diam saja, ayo ngomong, katanya mau ngobrol denganku" kata Risna.
Setelah melihat wajah Risna di ponsel, Ferry hanya tersenyum pada Risna tanpa mengalihkan perhatian, Ferry memandang wajah gadis pujaannya dan mengaguminya walau hanya lewat ponsel.
"Kamu cantik banget sih, aku jadi tambah suka sama kamu" gumam Ferry.
"Hah apa mas, ngomong apa aku gak dengar, maaf ya, aku sambil mengeringkan rambut" kata Risna.
"Iya Na, santai saja, lanjutin kegiatanmu dan biarkan ponsel ini menyala, ya" kata Ferry.
"Ih mas ada-ada aja " jawab Risna.
"Kamu cantik Na, aku suka wajah yang alami tanpa polesan" jawab Ferry.
Deg... deg.
Jantung Risna berdetak dan bergetar mendengar perkataan Ferry, hatinya senang disanjung orang
"Serius, mas lagi apa disana, emang mas sama siapa dirumah" tanya Risna penuh selidik.
"Heee... mas lagi lihat lap top, sambil telepon kamu Na" jawabnya.
"Aku disini sendirian" lanjutnya.
"Oh, mas kenapa gak tinggal sama orang tua?"tanya Risna.
"Mereka tinggal diLuar Negeri Na, ngurusin Perusahaan yang disana dan aku sendirian tinggal di Apartemen " lanjutnya.
"Kapan-kapan akan kuajak kamu ke Apartemen ku ya Na, tunggu saja" katanya.
"Tidak ah mas, takut saya" jawab Risna.
"Kok gitu kenapa!"tanyanya, penasaran sambil mengangkat kedua alisnya.
"Takut nanti ada yang marah" jawab Risna.
"Maksudmu pacar gitu"jawab Ferry, Risna hanya tersenyum menanggapi perkataan Ferry.
Malam semakin larut percakapan Risna dan Ferry tetap berlanjut.
Bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments