Episode 20

Tok! Tok! Tok!

"Masuk!"

Okan tersenyum sambil melangkah masuk ke dalam ruangannya. Ia menanti sampai Kim selesai menelepon, meskipun ia mendengar di balik pintu, tetapi itu bukan dengan sengaja ingin menguping pembicaraan mereka di telepon. Okan mengatur kembali napasnya yang sempat terasa sesak mendengar percakapan mesra Kim dengan Yusril. Setelah merasa lebih baik, barulah Okan masuk ke dalam ruangannya. 

"Aku pikir siapa yang mengetuk pintu. Aneh banget sih harus mengetuk pintu, padahal kan ini ruanganmu," ucap Kim meledek.

"Ya, siapa tahu saja. Bidadari yang duduk di ruanganku ini sedang buka baju dan menari seksi, haha."

"Ih, Okan jahat."

"Sejak kapan, aku jadi jahat?" tanya Okan menatap lurus ke arah iris mata coklat Kim. Kim terpaku dengan tatapan tajam Okan. Baru kali ini Kim tidak mengerti arti tatapan Okan. 

"Ehm, i-ya ju-ga sih. Okanku kan paling baik," ucap Kim mengalihkan pandangan ke arah laptop di meja kerja Okan. "Aku hampir lupa, aku mengundang Mas Yusril kesini. Boleh, kan?"

"Boleh, tapi ada syaratnya."

"Apa syaratnya?"

"Dia harus bawa semua karyawannya makan di sini."

"Baiklah, akan aku telepon Mas Yusril." Kimmy sudah bersiap menekan tombol panggil setelah mencari nama Yusril di daftar kontaknya. Okan melihat nama Yusril yang tersimpan dengan nama 'Cintaku'. Hati Yusril kembali terasa seperti teriris. Okan merebut ponsel Kimmy.

"Aku hanya bercanda, kau ini. Apa kata dunia kalau melihat kedai ini ramai karena aku memeras orang. Aku akan selalu mendukungmu, adikku," ucap Okan dengan tegas. Meskipun hatinya sakit mengakui Kimmy sebagai adiknya. Karena sejak ia kembali dari luar kota dan bertemu Kimmy, Okan sudah menyukai Kimmy sebagai seorang perempuan bukan sebagai seorang adik sepupu. 

Namun, Okan harus menelan pahit dan sakitnya saat cintanya hanya bertepuk sebelah tangan. Okan telah salah mengartikan keakraban mereka selama ini. Okan pikir Kimmy memiliki rasa yang sama dengannya. Bahkan mereka sudah memakai panggilan sayang 'Okanku dan Kimmyku' tetapi Kimmy hanya menganggap Okan sebagai seorang kakak. 

"Terima kasih, Kakak." Kimmy tersenyum menatap Okan.

"Hem, pertama kalinya kamu memanggilku kakak. Kenapa terdengar menggelikan, haha."

"Okan," rungut Kimmy. Ia cemberut karena ledekan Okan.

***

Yusril terus menatap jam dinding  di ruangannya. Ia sangat kesal menunggu jam makan siang. Sampai ucapan Lili tidak ia dengar.

"Presdir, bagaimana? Apakah akan diundur rapatnya," ucap Lili. Tetapi Yusril tidak merespon. Lili mengetuk meja untuk mengalihkan perhatian Yusril, dan Yusril menoleh. 

"Oh, ya, bagaimana tadi?" tanya Yusril dengan pandangan bingung.

"Presdir merindukan Nyonya Presdir, ya? Anda terus menatap jam dinding."

"Hem. Tunggu! Kamu tahu siapa istriku?" tanya Yusril dengan hati-hati. 

"KK. Kimmy Kandrina, Anda membangun perusahaan ini dengan inisial nama Nyonya Kimmy."

"Sejak kapan kamu tahu kalau Kimmy adalah istriku?"

"Sejak rapat pertama, saat ada tanda kissmark di leher Nyonya Kim. Saya tahu karena Nyonya Presdir yang mengakuinya sendiri."

"Saya harap kamu tidak mengatakan pada siapapun."

" Tidak, hanya saya dan Nyonya Kimmy, tidak ada orang lain yang tahu." Lili memberikan berkas yang harus ditandatangani oleh Yusril dan menanyakan kembali tentang rapat sore ini. Karena Yusril menjawab tidak perlu diundur, Lili pun pergi kembali ke mejanya.

Yusril memutar kursinya ke arah jendela kaca. Ia menatap langit biru serta gedung-gedung yang menjulang tinggi. Ia memejamkan mata dan membayangkan kembali kemesraan dirinya dan Kim kemarin. Yusril tersenyum mengingat Kimmy yang ternyata memang masih suci. Terbersit penyesalan yang dalam di hati Yusril. Seandainya dulu ia lebih mempercayai Kimmy, tentu mereka tidak akan mengalami hal ini.

Aini yang dulu merestui mereka untuk berumah tangga, kini berbalik menentang. Karena Aini merasa sakit hati melihat putrinya diusir dihadapan orang banyak di hari pernikahan. Yusril juga sadar ia memang salah. Yusril akan mencoba untuk mendapatkan restu Aini kembali. Yusril sudah berhasil mengambil hati Kimmy, Yusril juga yakin ia bisa mengambil kembali hati mertuanya.

***

Dinar masuk ke sebuah kedai makan dan menelepon temannya. Kedai 'DNA' yang ia masuki adalah kedai dimana Kimmy sedang berada sekarang. Teman Dinar seorang perempuan membawa anak kecil berusia dua tahun telah tiba di parkiran. Ia melambai ke arah Dinar yang duduk di dekat jendela. 

Ariel, temannya Dinar dulunya tinggal di Bandung, setelah menikah, Ariel tinggal di Jakarta mengikuti suaminya. Dinar datang ke Jakarta karena mendapat undangan seminar fashion di JCC. Karena merasa rindu pada Ariel jadi sebelum kembali ke Bandung Dinar mengajak Ariel bertemu. Kedai DNA adalah tempat yang paling dekat dengan rumah Ariel, jadi mereka janjian bertemu di sana.

"Hai Din, ya ampun. Aku kangen banget sama kamu."

"Aku juga, Riel." Mereka berpelukan melepas rindu. Tiga tahun lamanya mereka tidak bertemu. Sejak Ariel menikah dan pindah ke Jakarta, mereka hanya bertukar kabar lewat telepon. "Ini anak kamu?"

"Ya, Soraya, kasih salam sama Tante." Soraya bocah dua tahun itu malah bersembunyi di belakang ibunya. Dinar dan Ariel tertawa melihat tingkah malu sang bocah. Mereka duduk dan memesan makanan dan minuman. Mereka mengobrol dan bercanda sembari menyantap hidangan yang sudah tersaji. Mereka terlihat sangat bahagia sampai sesuatu mengalihkan perhatian mereka.

Kimmy dan Okan keluar dari ruangan dan berdiri di depan meja kasir. Mereka terlihat sangat mesra dalam pandangan Dinar dan Ariel. Karena Okan merangkul pundak Kimmy sambil bicara pada karyawannya.

"Din, itu kakak ipar kamu kan?"

"Sepertinya itu memang Kimmy. Tapi … siapa laki-laki itu? Kak Yusril tidak menceraikan Kimmy, harusnya dia tidak bisa menikah lagi. Riel, aku ke sana dulu ya," ucap Dinar. Ariel menahan tangan Dinar agar tidak perlu menghampiri mereka.

Namun, Dinar tidak menghiraukan larangan Ariel. Sejak kelakuannya menjebak Kimmy diketahui oleh kakaknya, Dinar merasa sangat menyesal. Karena sejak hari itu sampai sekarang Yusril mengacuhkan Dinar. Hal itu membuat Dinar sangat terpukul. Hampir setiap malam ia memimpikan amukan kemarahan Yusril. Ia bersumpah jika ia bertemu dengan Kimmy, ia ingin meminta maaf pada Kimmy. Meskipun harus merendahkan harga dirinya, Dinar tetap akan meminta maaf. 

Hari ini Dinar sangat bahagia karena bisa bertemu dengan Kimmy. Mimpi buruknya selama tiga tahun mungkin akan menghilang setelah ia meminta maaf pada Kimmy. Ia melangkah dengan mata lurus menatap Kimmy sampai Dinar menabrak pelayan kedai.

Prang!

Piring kotor yang dibawa oleh pelayan itu terjatuh semua. Dinar segera berjongkok dan membantu memungut pecahan piring sambil meminta maaf pada pelayan. Kegaduhan di belakang mereka membuat Okan dan Kimmy menoleh.

"Maaf, Mbak. Saya tidak sengaja, saya akan ganti rugi. Saya benar-benar minta maaf."

"Makanya kalau jalan jangan sambil ngelamun, Mbak." Pelayan itu menjawab dengan ketus.

"Ya, saya tahu saya salah. Maaf, awh." Tangan Dinar tergores pecahan piring.

Kimmy dan Okan segera menghampiri Dinar.

"Eti, kamu bereskan sisanya. Mbak-nya juga sudah minta maaf kan." Okan membantu Dinar berdiri dan pandangan Dinar tertuju pada Kimmy yang sedang memperhatikan Eti. Saat Kimmy mengalihkan pandangannya ke arah Okan, Kimmy tertegun menatap wajah Dinar. Kimmy berkaca-kaca, kepiluan yang sempat sejenak ia lupakan kini kembali merayapi rongga dadanya.

Kilasan kejadian tiga tahun lalu ketika ia diusir Yusril membayang kembali. Kimmy melangkah mundur dan menabrak meja kasir. Ia ingat dengan cerita Yusril saat menjelaskan kejadian itu karena ulah Dinar. Kimmy tidak menyangka saat itu Dinar dengan lembut dan penuh perhatian membawa Kimmy ke kamar pengantin karena Kimmy merasa pusing. Kimmy pikir Dinar tulus menerimanya menjadi kakak ipar. Siapa sangka jika kejadian tiga tahun lalu karena ia sengaja menaruh obat tidur pada minuman Kimmy. Sakit, sesak rasanya Kimmy untuk bernapas saat melihat wajah Dinar dihadapannya kini.

"Kim, maaf. Maafkan kesalahanku dulu," ucap Dinar yang berdiri di samping Okan.

"Kalian saling kenal?" tanya Okan penasaran.

"Tidak." Kimmy melangkah pergi, tetapi langkahnya terhenti.

"Kim, aku mohon. Maafkan aku. Aku menyesal. Sejak kejadian itu, aku tidak dapat tidur dengan nyenyak. Aku selalu dihantui mimpi buruk atas kesalahanku padamu. Kumohon Kim, maafkan aku."

"Heh, kamu dihantui mimpi buruk, itu pantas untukmu. Bagaimana denganku, hah?! Karena perbuatanmu aku dikucilkan oleh orang-orang. Bukan hanya mimpi buruk, namaku juga menjadi buruk karena ulahmu. Apa salahku padamu? Aku tanya apa salahku?!" Kimmy bertanya dengan nada tinggi, emosinya meluap dan bulir bening yang sedari tadi tertahan di ujung matanya kini mengalir deras. 

"Tunggu! Kalian bisa bicara baik-baik kan. Kim, ceritakan sama aku, ada apa ini?" tanya Okan yang melangkah menghampiri Kimmy.

"Aku mau pergi, jangan ikuti aku. Aku ingin sendiri." Kimmy berlari keluar dari kedai. Ia menghentikan sebuah taksi dan pergi meninggalkan kedai itu.

---------------------------------

Tinggalkan jejak kalian ya reader.

Terima kasih buat yg sudah like n vote 

Mampir jg disini yuk!

-Pengasuh Cantik Sang Putri CEO 

-Cinta Ada Karena Terbiasa (season 3)

-Cinta Ada Karena Terbiasa 

-Status Gantung Miss CEO 

-Kupilih Hatimu 

-Putri Yang Tergadai 

-Aunty Opposite Door I Love You 

 I Love you, readers ♥️♥️♥️

Terpopuler

Comments

Fatimah Inggeriyany Bangun

Fatimah Inggeriyany Bangun

katanya satu tahun lalu. ini berubah jadi tiga tahun lalu. yg benar yg mana ya thor?

2020-08-06

6

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!