Insiden 2,5 Tahun Lalu

"Vera, kapan kau akan memberi kami cucu? Sudah dua tahun, tapi sampai sekarang kau belum hamil juga, atau jangan-jangan kau itu sebenarnya mandul?" Tanya Nyonya Lee, membuat Vera terhenyak.

Pertanyaan tersebut seperti pukulan telak bagi Vera, yang tidak pernah menyangka bahwa ibu mertuanya akan membahas masalah anak di hadapan umum.

"Ma, kenapa kau menuduhku? Aku tidak mandul, dan aku bisa memberimu cucu, jadi jangan mengatakan kalimat menyakitkan seperti itu padaku," bela Vera dengan nada yang sedikit terguncang.

Namun, sang ibu mertua menatap Vera dengan tajam, tidak terpengaruh dengan pembelaannya. Nyonya Lee sudah bosan dengan kata-kata yang sama yang selalu Vera ucapkan setiap kali dia menyinggung soal cucu.

"Kalau kau memang tidak mandul, lalu kenapa tapi sampai sekarang kau belum hamil-hamil juga?" tanya Nyonya Lee, menatap Vera dengan tajam, membuat Vera merasa semakin tertekan.

Vera merasakan darahnya mendidih ketika disudutkan seperti ini. "Harusnya kau tanyakan pada Delon, dia yang bermasalah, bukan aku!! Jika memang dia normal, pasti wanita itu tidak akan hamil dengan pria lain!! Mama, apa kau lupa jika kau juga terlibat dengan insiden malam itu. Dimana kau menjebaknya hingga dia hamil, lalu kau gunakan hal itu untuk menghancurkan hubungannya dengan Delon."

"Dan satu lagi, Mama juga tau jika Delon bermasalah, jadi jangan lemparkan kesalahan pada orang lain, sementara anakmu sendiri yang tidak bisa memberimu cucu!!" pekik Vera dengan penuh emosi, tanpa memedulikan siapa yang mendengar.

PLAKKK...

"MAMA!!" bentak Vera sambil memegangi pipinya yang baru saja ditampar oleh Nyonya Lee. Amarah terlihat jelas di matanya.

"Tutup mulutmu, Vera!! Jangan mengalihkan pembicaraan!! Yang aku bahas itu kau, bukan dia!" sahut Nyonya Lee dengan suara yang memecah keheningan ruangan.

Vera merasa seperti ada ledakan emosi di dalam dirinya. Dia tidak tahan lagi dengan tekanan yang dialaminya, dan nyonya Lee adalah sasaran empuknya saat ini.

"Tidak ada alasan untuk kau menyalahkan aku, mama! Kamu tahu betul bahwa masalah ini tidak sepenuhnya aku yang punya. Delon juga harus bertanggung jawab atas ketidakmampuannya memberikan keturunan!" bentak Vera dengan suara yang terdengar gemetar karena emosi yang meluap-luap.

Nyonya Lee menatapnya dengan pandangan tajam yang mengisyaratkan ketidakpercayaan. "Kau selalu saja menyalahkan orang lain, Vera! Apakah kau tidak bisa mengerti betapa pentingnya memiliki cucu bagi seorang ibu? Dan seharusnya kau mengurus dirimu sendiri, bukan mencampuri urusan keluarga kami!"

Vera merasa semakin terpojok oleh kebencian dan kekecewaan yang terpancar dari raut wajah ibu mertuanya. "Aku hanya ingin keadilan, mama! Aku tidak pantas dituduh seperti ini, apalagi olehmu!"

Nyonya Lee tersenyum sinis, membuat Vera semakin merasa tertekan. "Jangan harap aku akan percaya pada omong kosong mu, Vera. Kau sudah terlalu jauh dengan sikapmu yang sombong dan tidak menghargai keluarga kami. Sudah seharusnya kau bertindak seperti seorang istri yang baik dan memberikan keturunan untuk keluarga kita!"

Vera merasa seakan-akan semuanya runtuh di hadapannya. Dia tidak bisa berkata-kata lagi, karena kata-kata ibu mertuanya menusuk hatinya seperti pedang tajam. Tangan Vera terkepal kuat. Amarah terlihat dimatanya , tatapan tajam seakan menusuk punggung Nyonya Lee yang berjalan menjauh.

"Kalian semua pasti akan mendapatkan pembalasan dariku!! Kalian semua sangat keterlaluan!!"

...🌺🌺🌺...

Shea menatap Luis dan menghela nafas panjang. Dalam suasana yang terasa hening, ia menghampiri sang Paman dan memulai pembicaraan yang begitu penting baginya.

"Paman, aku butuh bantuanmu," ucap Shea dengan suara yang tenang namun penuh kegugupan, mencuri perhatian Luis yang sebelumnya tengah asyik dengan ponselnya.

Pria itu mengangkat kepalanya, menatap datar Shea yang berdiri di depannya. "Bantuan apa?" Tanya Luis dengan nada datar, namun matanya menunjukkan ketertarikan yang jelas.

Shea menelan ludah, mencoba menemukan kata-kata yang tepat untuk menjelaskan situasinya, karena itu sangat rumit. "Aku perlu menyelidiki tentang insiden yang menimpaku 2,5 tahun lalu," ungkapnya akhirnya.

"Saat itu, ada seseorang yang menjebakku hingga aku tidur dengan pria yang tidak aku kenal, dan akhirnya aku hamil. Ibu mertuaku mengetahui hal tersebut, dan memaksa aku untuk menggugurkan kandunganku. Aku pikir itu adalah anak Delon, karena aku tidak pernah berhubungan badan dengan orang lain selain dia. Tapi baru-baru ini aku mengetahui bahwa Delon memiliki masalah dengan kesuburannya, dia mandul."

"Dan saat aku teringat akan insiden itu, aku tidak bisa melupakan detilnya. Saat aku terbangun di sebuah kamar hotel tanpa sehelai benang pun, aku tidak tahu siapa yang tidur denganku malam itu. Aku tidak sempat melihat wajahnya, karena aku buru-buru pergi ketika pria itu masih terlelap." ujar Shea panjang lebar.

Mata Luis membulat sempurna mendengar pengakuan Shea. Ingatan akan malam itu langsung melintas di pikirannya, mengungkapkan kesamaan yang mencolok dengan apa yang baru saja diceritakan oleh Shea.

"Sungguh...?" gumam Luis, matanya terpancar rasa penasaran yang mendalam. "Apa yang ingin kau lakukan sekarang?"

Shea menggigit bibirnya, mencoba menahan gejolak emosi yang memenuhi dirinya. "Aku butuh bantuanmu untuk menyelidiki lebih lanjut. Aku ingin tahu siapa yang menjebakku malam itu hingga aku harus tidur dengan pria lain, dan mengapa. Aku tidak bisa hidup dengan beban ini lagi, Paman. Aku butuh kebenaran."

Luis menyandarkan tubuhnya ke kursi, merenung sejenak sebelum akhirnya mengangguk. "Tentu saja, Shea. Aku akan membantumu. Kita akan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi malam itu, dan siapa yang bertanggung jawab atas semua ini."

Luis merasa sesak saat menatap Shea. Tubuhnya terasa tegang, pikirannya melayang jauh ke masa lalu, mencoba menelusuri ingatan yang terpendam dalam kegelapan. Matanya memandang hampa ke kejauhan, mencoba menangkap petunjuk-petunjuk yang mungkin tersembunyi di sana.

Malam itu, ingatannya begitu buram. Ia terjebak dalam pusaran alkohol dan obat-obatan yang membuatnya kehilangan kendali diri. Segala sesuatu terasa kabur dan tidak nyata. Wajah-wajah, suara-suara, dan sensasi-sensasi yang seharusnya diingatnya, lenyap dalam kabut membingungkan.

Tapi, ada satu pertanyaan yang terus menghantui pikirannya: apakah wanita yang tidur dengannya malam itu adalah Shea? Pikirannya berputar-putar dalam keraguan yang tak terkendali. Bagaimana mungkin ia bisa yakin? Bagaimana mungkin ia bisa mengingat apa pun dari malam itu?

Namun, di balik semua keraguan itu, ada rasa takut yang menyelinap masuk ke dalam dinding hatinya. Takut akan kebenaran yang mungkin akan segara terungkap, takut akan konsekuensi dari semua itu. Tapi, di antara rasa takut dan kebingungan, ada juga tekad yang tumbuh, tekad untuk mencari jawaban dan menyelesaikan misteri yang selama ini menghantuinya.

...🌺🌺🌺...

...BERSAMBUNG...

Terpopuler

Comments

Ike Cahnnel

Ike Cahnnel

Jangan² anak yang dikandung shea yang ke guguran itu anak nya Luis /Slight/ semoga ja ya ,biar sih mantan suami shea kena karma nya nanti karna dah sia²in wanita yang baik dan cantik,dan semoga yang jebak shea waktu itu dapet hukuman yang setimpal aamiin

2024-03-18

1

Hafifah Hafifah

Hafifah Hafifah

wah jangan" luis dan shea pernah tidur bareng tapi mereka sama" g sadar

2024-03-18

2

sella surya amanda

sella surya amanda

lanjut

2024-03-18

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!