Aku Belum Memikirkannya

Di salah satu tempat menarik di kota Beijing, Shea dan Luis berjalan di bawah langit malam yang indah. Mereka telah memilih tempat yang tenang dan terpencil untuk menikmati keindahan langit yang cerah, jauh dari keramaian dan hiruk-pikuk kota.

Saat mereka berjalan, mereka melihat langit yang bertabur bintang seperti hamparan berlian yang memukau. Cahaya bulan yang lembut menyinari jalanan yang sepi, menciptakan suasana yang magis dan romantis. Di sekitar mereka, lampu-lampu kota telah menyala, menambah pesona malam Beijing dengan cahaya yang gemerlap.

Di tempat yang tenang itu, mereka menemukan spot yang sempurna untuk melihat bintang. Mereka duduk di pinggir jalan, menatap langit yang dipenuhi dengan ribuan bintang yang bersinar terang. Suasana damai dan sunyi membiarkan mereka tenggelam dalam keajaiban alam yang mempesona.

Angin malam yang sejuk menyentuh wajah mereka dengan lembut, membuat mereka merasa segar dan hidup. Mereka merasakan kehadiran satu sama lain dengan lebih dalam, saling berbagi momen yang istimewa di bawah langit yang begitu memikat.

Di kejauhan, mereka bisa melihat siluet gedung-gedung tinggi kota Beijing yang menjulang ke langit, menciptakan kontras yang menakjubkan dengan keheningan malam yang mereka nikmati. Suara gemericik air dari sungai kecil di dekatnya menambah suasana tenang yang menyenangkan.

Shea dan Luis terus menatap langit malam dengan penuh kagum, terpesona oleh keindahan alam yang begitu megah. Mereka saling berbagi cerita dan tertawa ringan, menikmati kebersamaan mereka di bawah langit yang penuh dengan misteri dan keindahan.

"Paman, apa kau sudah menemukan calon Bibi untukku?" tanya Shea, suaranya penuh harap dan penasaran, memecah keheningan malam di antara mereka.

Luis menghela nafas ringan, sebelum akhirnya menjawab, "Belum. Aku masih belum memikirkan tentang mencari pasangan hidup, apalagi tentang pernikahan."

Shea mengangguk, meskipun ada rasa kecewa yang tersirat dalam ekspresinya. "Kenapa?" tanyanya dengan suara lembut, mencoba memahami alasan di balik keputusan Luis.

Luis memalingkan wajahnya sejenak, seolah sedang mempertimbangkan jawabannya. "Kau tahu, Shea," katanya akhirnya dengan suara yang rendah, "Aku belum siap untuk mengambil langkah besar seperti itu. Aku masih ingin fokus pada karirku, dan aku merasa bahwa mencari pasangan hidup belum menjadi prioritas bagiku saat ini."

Shea mengangguk memahami, meskipun ada rasa kecewa yang tak terhindarkan. Dia bisa merasakan betapa sulitnya bagi Luis untuk mengungkapkan hal itu padanya. "Aku mengerti, Paman," ucapnya dengan suara lembut, mencoba memberikan dukungan pada Luis. "Aku hanya ingin yang terbaik untukmu, dan aku akan selalu mendukungmu dalam setiap keputusan yang kau ambil."

Luis tersenyum lembut, merasa terharu oleh kata-kata dan dukungan Shea. "Terima kasih, Shea," ucapnya dengan lembut. "Aku sangat menghargai kepedulianmu. Dan jangan khawatir, suatu hari nanti aku pasti akan menemukan seseorang yang pantas untukku."

Shea tersenyum tipis, merasa lega mendengar jawaban dari Luis. Meskipun ada rasa kecewa karena harapannya belum terpenuhi, namun dia percaya bahwa segala sesuatu akan berjalan dengan baik pada waktunya.

Mereka berdua duduk di bawah langit malam yang cerah, merenungkan percakapan mereka dengan hati yang penuh dengan kehangatan dan kebersamaan. Meskipun tidak ada kepastian tentang masa depan, namun mereka tahu bahwa mereka akan selalu saling mendukung dan menjaga satu sama lain, tidak peduli apa pun yang terjadi.

Dalam keheningan malam yang damai, Shea dan Luis merasakan kedekatan yang mendalam di antara mereka, membangun hubungan yang kokoh dan berharga yang akan terus bertahan selamanya. Dan meskipun masa depan mungkin tidak terlihat jelas, namun mereka yakin bahwa segala sesuatu akan berjalan sesuai dengan rencana yang lebih besar.

Luis menoleh perlahan, matanya terfokus pada sisi wajah Shea dengan pandangan yang tak terartikan. Ekspresinya penuh dengan pemikiran yang dalam, seolah sedang merenungkan sesuatu yang jauh di lubuk hatinya.

Shea merasakan tatapan intens Luis pada dirinya, dan itu membuatnya merasa sedikit tidak nyaman. Dia mencoba membaca ekspresi di wajah Luis, mencari tahu apa yang ada di pikirannya, tetapi tatapan itu terasa begitu misterius dan sulit dipecahkan.

Dalam keheningan malam yang menyelimuti mereka, suasana menjadi tegang dan banyak kata-kata yang tak terucapkan. Shea merasakan getaran emosi yang mengalir di antara mereka, dan dia tidak bisa menahan rasa ingin tahu yang tumbuh di dalam dirinya.

Namun, sebelum dia bisa mengucapkan apapun, Luis tiba-tiba mengalihkan pandangannya dan kembali menatap langit malam dengan tatapan yang penuh dengan kekaguman. Seperti tidak ada yang terjadi, dia melanjutkan obrolan mereka seolah tidak ada yang berubah.

Shea merasa sedikit kecewa dengan pembatalan tatapan misterius Luis, tetapi dia memilih untuk tidak menyinggungnya. Dia tahu bahwa Luis memiliki alasan untuk sikapnya, dan dia memilih untuk menghormati privasinya.

Dalam hati, Shea masih merenungkan tatapan Luis dan mencoba mengerti apa yang ingin dia sampaikan. Namun, dalam kegelapan malam yang sepi, jawaban atas pertanyaannya tetap berada di luar jangkauan, dan dia hanya bisa berspekulasi tentang arti dari tatapan itu dalam diam.

"Lihatlah bintang itu, Shea," kata Luis, menunjuk ke arah langit malam yang gelap.

Matahari telah lama pergi, meninggalkan belahan bumi dalam kegelapan yang tenang. Di tengah-tengah kegelapan itu, bintang-bintang bersinar terang, membentuk langit yang penuh dengan keajaiban.

Shea mengikuti arah tunjuk Luis dengan penuh antusiasme. "Bintang apa itu, Paman?" tanyanya penasaran, matanya terpana oleh keindahan bintang yang bersinar terang di langit malam.

Luis tersenyum lembut, matanya terfokus pada bintang yang ditunjuknya. "Itu adalah Sirius," jawabnya dengan suara yang penuh dengan kekaguman. "Salah satu bintang paling terang di langit malam. Sirius adalah bagian dari rasi bintang Canis Major, dan dipercaya sebagai salah satu bintang yang paling dekat dengan bumi."

Shea mendengarkan dengan penuh perhatian, mencoba menyerap setiap kata yang diucapkan Luis. Dia merasa terpesona oleh pengetahuan dan kekaguman Luis terhadap langit malam dan bintang-bintangnya.

"Indah sekali," kata Shea dengan suara yang penuh kekaguman. "Aku selalu terpesona oleh keindahan langit malam dan semua rahasia yang tersimpan di dalamnya."

Luis mengangguk setuju, senyumnya masih terukir di wajahnya. "Langit malam memang menyimpan banyak keajaiban yang menakjubkan," ujarnya dengan penuh keyakinan. "Setiap bintang memiliki cerita dan makna tersendiri, menanti untuk diungkapkan kepada mereka yang bersedia mendengarkan."

Shea mengangguk, merasakan getaran keajaiban dan kekaguman di dalam dirinya. Dia merasa beruntung bisa berada di sini, di bawah langit malam yang indah, bersama dengan orang yang begitu berpengetahuan dan bersemangat seperti Luis.

"Malam ini benar-benar luar biasa," kata Shea dengan suara yang penuh dengan rasa syukur. "Aku merasa sangat beruntung bisa berbagi momen ini denganmu, Paman."

Luis tersenyum, matanya terpancar kebahagiaan. "Aku juga merasa sama, Shea," ucapnya dengan suara yang hangat. "Momen seperti ini adalah yang membuat hidup kita begitu berharga dan berarti."

Mereka berdua terdiam sejenak, menikmati keindahan langit malam yang masih menyimpan banyak rahasia yang belum terungkap. Di bawah cahaya bintang yang gemilang, mereka merasa terhubung dengan alam semesta yang begitu luas dan tak terbatas.

Malam semakin larut, dan suasana di sekitar mereka mulai menjadi lebih tenang. Cahaya bintang-bintang masih bersinar terang di langit malam, tetapi angin malam mulai berembus sepoi-sepoi, memberi sinyal bahwa waktunya untuk kembali ke rumah.

Luis mengangkat pandangannya dari langit malam dan menoleh ke arah Shea dengan senyum hangat di wajahnya. "Ini sudah larut malam. Ayo pulang," ajaknya dengan suara lembut.

Shea mengangguk setuju, meskipun sedikit merasa enggan untuk meninggalkan keindahan malam yang mempesona. Namun, dia tahu bahwa mereka harus kembali ke rumah dan istirahat setelah seharian penuh petualangan dan keajaiban.

"Malam ini benar-benar luar biasa," kata Shea sambil berdiri dan menatap langit malam sekali lagi sebelum berbalik untuk mengikuti langkah Luis. Luis tersenyum, tangannya dengan lembut menggenggam tangan Shea saat mereka berjalan menuju mobil.

...🌺🌺🌺...

...BERSAMBUNG ...

Terpopuler

Comments

sella surya amanda

sella surya amanda

lanjut

2024-03-14

1

Ira Sulastri

Ira Sulastri

Kak author apakah Luis jodoh Shea ya🤔, kl pun iya ga masalah sih sebab mereka hanya saudara angkat bukan saudara kandung

2024-03-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!