Siapa Pria Tampan Itu?

Kedatangan Luis di Lee Corp membawa suasana yang segar. Wajah tampannya tidak menunjukkan ekspresi apapun, datar, seperti biasa. Namun, kehadirannya membawa angin segar bagi karyawan yang ada di sana.

Mereka tampak terpesona ketika pria itu berjalan melewati bilik-bilik mereka, menyebarkan aura kehadiran yang menenangkan dan menginspirasi. Beberapa di antara mereka bahkan berbisik-bisik dengan gembira, menyambut kedatangan Luis dengan senyuman dan kekaguman terselubung di wajah mereka.

"Siapa pria tampan itu?"

"Aku juga tidak tahu. Mungkin dia adalah tamu penting dari perusahaan lain."

"Tapi dia terlihat begitu akrab dengan lingkungan ini. Mungkin dia adalah klien atau mitra bisnis."

"Mungkin saja. Tapi wajahnya terlalu tampan untuk menjadi karyawan biasa."

"Apa kamu tidak tahu? Katanya dia adalah peran pengganti yang akan syuting iklan bersama Nona Victoria, karena model sebelumnya berhalangan untuk datang."

"Wow, benarkah? Tidak heran dia terlihat begitu percaya diri dan berkelas."

"Ya, sepertinya dia membawa angin segar bagi perusahaan kita. Saya berharap kita bisa bekerja sama dengan dia di masa depan."

Meskipun mendengar jelas apa yang mereka katakan, Luis tetap bersikap dingin dan acuh. Seolah-olah ucapan mereka hanya angin lalu baginya.

Tatapan matanya tetap fokus ke depan, tanpa memberikan respon atau reaksi apapun terhadap bisikan-bisikan yang mengalir di sekitarnya. Postur tubuhnya tetap tegak, memancarkan ketenangan dan kepercayaan diri, tanpa terpengaruh oleh perhatian yang diberikan kepadanya. Seperti sebuah batu karang yang kokoh, Luis tetap tidak goyah dalam langkahnya.

Shea berseri-seri saat melihat Luis memasuki ruangan tempat syuting. "Paman, akhirnya kau datang juga," ucapnya dengan senyum cerah yang tak bisa disembunyikan. Tatapan matanya berbinar-binar, penuh dengan rasa bahagia dan antusiasme.

Shea dengan cepat mendekati Luis dan memeluk lengan sang Paman dengan penuh kebahagiaan, senyumnya melebar menghiasi wajah cantiknya.

Pelukan itu menunjukkan rasa terima kasih atas kedatangan Luis di saat yang sangat tepat. Dalam dekapannya, terpancar rasa hangat dan keakraban antara mereka, sebuah ikatan yang kuat dan mendalam meskipun mereka bukan keluarga kandung.

"Nona Victoria, jadi ini orang yang Anda maksud? Bagus sekali, dari postur dan ekspresi wajahnya. Dia sangat cocok dengan tema ini. Dark & Love. Ini tentang kisah cinta Mafia dan seorang gadis penjual parfum," ujar sang sutradara dengan antusias. Kemudian, dia meminta Luis untuk pergi bersiap-siap.

Sementara itu, Delon merasa terbakar melihat interaksi antara Shea dan Luis. Meskipun hubungan mereka saudara, tapi hal tersebut sangat tidak nyaman baginya untuk dilihat. Hatinya terasa panas dan cemburu melihat kedekatan mereka, membuatnya merasa terganggu dan tidak tenang.

Shea bangkit dari duduknya dan matanya terpanah pada sosok Luis yang tampak berbeda. Luis tampak tampan dalam balutan celana hitam, kemeja hitam lengan terbuka yang dipadukan dengan rompi sepanjang paha berwarna hitam pula.

Dan yang lebih menarik adalah benda hitam bertali pada mata kanannya. Dan ada bekas luka pada pipi kirinya, meskipun itu hanya sentuhan make up, tapi bekas luka itu terlihat nyata.

"Paman," gumam Shea dengan lirih, matanya tidak bisa berkedip saat melihat transformasi Luis.

Saat Luis mendekat, Shea merasa seolah-olah waktunya berhenti sejenak. Detak jantungnya berdegup kencang di dadanya, dan dia bisa merasakan denyutan itu merambat ke seluruh tubuhnya. Matanya terpaku pada sepasang mata hazel yang memancarkan pesona tak tertandingi. Cahaya di dalamnya memantulkan kehangatan yang menghipnotis.

Dia merasa terpesona oleh kehadiran Luis, seperti magnet yang menariknya dengan kekuatan yang tak terbantahkan. Setiap gerakan Luis, setiap ekspresi wajahnya, semuanya terlihat begitu menawan bagi Shea. Dia tak bisa menahan diri untuk tidak terpana.

Detak jantungnya semakin tak terkendali, seolah-olah ingin meloncat dari dadanya dan berlari ke arah Luis. Tetapi dia berusaha menahan diri, mencoba mempertahankan kendali atas dirinya sendiri. Namun, pesona Luis begitu kuat, membuatnya sulit untuk menahan perasaannya.

Sementara itu, Luis mendekatinya dengan langkah yang pasti, senyuman kecil mengembang di bibirnya. Dia bisa merasakan getaran dalam udara, mengetahui bahwa Shea merasakan hal yang sama dengannya. Namun, dia memilih untuk menjaga sikap yang tenang dan tidak mengungkapkan perasaannya secara langsung.

Ketika mereka berada dalam jarak yang sangat dekat, Shea merasa seolah-olah dunia di sekitarnya menyempit menjadi titik fokus pada Luis. Mereka saling bertatapan dalam keheningan yang sarat akan emosi. Detak jantung mereka saling menyatu dalam irama yang sempurna, menciptakan momen yang tak terlupakan di antara keduanya.

"Apa Syuting sudah bisa dimulai?"

Sang sutradara membawa Shea kembali ke realitas dari dunia khayalnya dengan pertanyaannya. Shea mengangguk cepat, berusaha menutupi kegugupannya dengan kesigapan untuk memulai syuting.

Luis, meskipun terlihat tenang, diam-diam menikmati momen singkat di mana dia bisa saling bertatapan dengan Shea. Namun, saat dia melihat Shea menjauh, dia kembali ke ekspresi netralnya, menyembunyikan apa pun yang mungkin terpancar dari dalam dirinya.

Di tempat yang sama, Delon semakin kesal dengan pemandangan di hadapannya. Kehadiran Shea dan Luis yang begitu dekat membuatnya merasa terganggu dan tidak nyaman. Pikirannya dipenuhi oleh rasa cemburu dan amarah, membuatnya semakin bertekad untuk menyingkirkan hal-hal yang membuatnya merasa tidak stabil.

"Sial!! Harusnya aku yang ada diposisi itu." Gumam Delon marah.

Delon menggerutu dengan amarah yang memuncak. Dia merasa frustrasi karena melihat Shea begitu dekat dengan Luis. Pikirannya dipenuhi dengan rasa cemburu dan keinginan untuk menggantikan posisi Luis di samping Shea.

Rasa ingin memiliki dan kehilangan yang mendalam memenuhi hatinya, menciptakan kekacauan emosional yang sulit ditangani. Dalam kegelapan pikirannya, dia meluapkan kekecewaannya dengan kata-kata kasar yang meluncur begitu saja dari bibirnya.

Vera masuk ke ruangan dimana Syuting akan dilakukan. Dia datang untuk mengawasi Delon agar dia tidak macam-macam, sementara matanya terus terarah pada arah yang sama.

Saat dia menoleh dan melihat sosok Luis yang berdiri di sisi ruangan, dadanya berdebar hebat, dan napasnya tersengal-sengal. Dia merasa seolah-olah terhipnotis oleh pesona yang terpancar dari pria itu, yang tidak bisa dia dapatkan dari Delon atau siapapun dalam hidupnya sebelumnya.

"Sialan," gumam Vera dalam hati, matanya masih terpaku pada sosok Luis. "Dia... dia sungguh tampan," ujarnya tanpa sadar, suaranya terdengar serak.

Tidak peduli betapa dia mencoba untuk mengalihkan pandangannya, mata Vera terus tertuju pada sosok Luis. Senyum tipis mulai terukir di bibirnya, dan rasa kagum yang tak terduga merasuki hatinya.

"Dia... dia sungguh menawan," kata Vera lagi, kali ini dengan suara yang agak lebih mantap. Sejenak, dia merenung, terpesona oleh kehadiran Luis.

Namun, refleks Vera segera mengingatkan dirinya akan kehadiran Shea dan perasaan kebencian yang melanda setiap kali dia mendengar nama itu. Dengan cepat, senyum di wajahnya memudar, digantikan oleh ekspresi dingin dan tajam yang menjadi ciri khasnya.

"Hati-hati, Vera," bisiknya pada dirinya sendiri, mencoba mengekang perasaan yang tumbuh di dalam dirinya. "Jangan biarkan pesonanya mengalahkanmu."

...🌺🌺🌺...

...BERSAMBUNG...

Terpopuler

Comments

Ike Cahnnel

Ike Cahnnel

Seperti ada aroma jatuh cinta nih shea sama Luis 😚😍

2024-03-16

1

Ira Sulastri

Ira Sulastri

Asyiiiiiiiik ada pasangan yg lg panas dingin melihat wanita cantik dan pria tampan lain lebih dr dirinya 😅😅😅💃💃💃

2024-03-16

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!