Perjodohan yang Dibatalkan

Orang sakit tentu saja harus dijenguk untuk mengetahui kondisi terkini dari sang pasien dan membawa oleh-oleh tangan bervitamin sehat. Tuan Rowland dan Daniar Rowland datang dengan niat yang sangat baik saat itu.

“Silakan masuk.” Tuan Cillian menyambut kedatangan tamu terhormatnya dengan baik. “Seharusnya Anda tidak perlu datang jauh-jauh kemari. Flavian sudah membaik.”

“Tidak masalah. Kami juga datangnya agak sedikit terlambat karena saya sangat sibuk dan Daniar juga sedang mempersiapkan tugas kuliahnya,” sahut Tuan Rowland.

“Begitu rupanya. Kami sekeluarga sangat berterima kasih karena Anda dan Daniar sudah mau menyempatkan diri untuk datang kemari menjenguk Flavian,” katanya.

Beliau melanjutkan, “Saya akan memanggil Flavian untuk datang kemari. Pelayan akan mengantarkan minuman dan camilan supaya Anda berdua tidak merasa kebosanan.”

“Ah, baik.”

Tuan Cillian pun meninggalkan ruangan itu untuk memanggil sang anak kedua yang sempat sakit dan kini ada seseorang yang mau menjenguknya. Pelayan datang membawa minuman serta camilan untuk tamu itu.

“Silakan di minum, Tuan, Nona.”

“Terima kasih, Bibi.” Daniar tersenyum kepada pelayan itu yang memberikan mereka dua gelas minuman dan beberapa camilan di atas meja di hadapan mereka.

Suasananya tampak sangat sepi ketika Tuan Cillian meninggalkan mereka. Hanya sekadar melihat-lihat bagian dalam rumah itu secara cermat dan memuji dalam hati kalau perumahan itu benar-benar sangat luas dan bagus.

“Daniar, setelah pulang dari sini nanti kamu harus menyempatkan diri untuk ketemuan dengan Celphius. Hubungan kalian tidak boleh renggang begitu saja.”

“Ayah sangat mendukung hubunganmu dengan Celphius dan Ayah hanya mau kamu menikah dengannya. Itu saja. Apa itu terlalu berat untukmu?” tanya Tuan Rowland.

Pembahasan yang sudah terjadi berkali-kali. Baik di dalam rumah atau di tempat lainnya Tuan Rowland selalu saja mendesak anaknya untuk berhubungan dengan Celphius hanya karena lelaki itu tipe calon menantu idaman.

Daniar sampai menggaruk kulit kepalanya. “Ayah, aku sudah pernah bilang kalau aku tidak mau dengan Celphius. Aku sudah punya calon suamiku sendiri yang aku suka.”

“Bagaimanapun, aku akan menikah dengan pilihanku. Kenapa Ayah tidak mau menerimanya saja, sih? Padahal bukan Ayah yang menjalin hubungan kenapa ribet sekali?”

Wanita itu menjawab permintaan sang ayah dan tetap memilih pilihannya daripada harus menikah dengan Celphius hanya untuk mendapatkan kontrak kerja sama bisnis. Daniar tidak mau terlibat dalam kontrak seperti itu.

Untungnya saja pada saat itu Celphius memberitahunya kalau ada maksud lain mengapa mereka dijodohkan dan memaksa untuk segera menikah. Jika tidak, Daniar pasti sudah menyesalinya karena kehilangan pasangannya.

Tidak lama setelah itu, Tuan Cillian datang bersamaan dengan Flavian di belakangnya. “Saya minta maaf. Anda semua pasti sudah menunggu sangat lama di sini, 'ya?”

“Itu bukan masalah. Tadi juga ada pelayan yang melayani kami sehingga tidak terlalu membuat kami kebosanan di sini,” sahut Tuan Rowland. Itu bukan hal yang besar.

“Halo, Tuan Rowland, Nona Daniar.” Flavian berjabat tangan dengan tamu-tamunya dengan senyuman hangat. Tamu itu juga menyambut jabatannya dengan baik.

“Waktu itu saya sangat terkejut mendengar berita kecelakaanmu yang selalu berhati-hati saat berkendara. Saya tidak pernah menduga hal itu akan terjadi.”

Flavian menganggukkan ucapan Tuan Rowland. “Saya juga tidak pernah menyangka itu terjadi dengan sangat cepat. Itu baru pertama kalinya saya mengalami kecelakaan.”

“Untuk ke depannya kamu harus berhati-hati. Menepilah jika kamu merasa lelah dan mengantuk. Hal sederhana seperti itulah yang bisa menyelamatkan nyawamu.”

Nasihat yang bermanfaat. “Terima kasih. Saya akan selalu mengingat nasihat Anda, Tuan Rowland. Saya pastikan hal semacam itu tidak akan pernah terjadi lagi ke depannya.”

Itu pun jika kondisinya memang sangat meyakinkan untuk melanjutkan perjalanan. Kadang ada saja kecelakaan di jalan raya dengan berupa-rupa alasan. Kadang ada yang bukan salah si pengemudi dan kadang ada yang lalai.

Flavian hanya perlu berhati-hati untuk ke depannya agar tidak membuat orang-orang seperti mereka khawatir. Tetapi, ada untungnya juga dirinya seperti ini. Yakni dengan kepulangan kakaknya membuatnya cukup bahagia.

“Sebenarnya, Celphius juga berada di rumah ini setelah tahu kondisi Flavian sehabis mengalami kecelakaan. Hanya saja, anak itu sekarang sedang keluar menemui seseorang.”

“Mungkin sebentar lagi anak itu akan pulang.” Tuan Cillian merasa yakin kepulangan Celphius akan mengejutkan tamunya karena anak itu sudah jarang pulang.

“Baguslah kalau begitu. Kebetulan Daniar ingin bicarakan sesuatu dengan Celphius setelah pulang dari sini. Benar, 'kan, Nak?” goda Tuan Rowland pada putrinya.

Daniar tak memiliki kesempatan untuk melakukan apa pun sesuka hatinya dan ada baiknya jika dirinya tidak ikut bepergian bersama ayahnya. Sudah tentu hal-hal seperti ini akan terus terjadi sebelum keinginan itu terkabul.

Wanita itu hanya menganggukkan kepalanya. Tidak ada cara lain selain menunjukkan kesukaan terhadap lelaki itu supaya tidak dimarahi oleh ayahnya. Pada dasarnya ini membuat Daniar merasa terbebani. Ini sangat mencekik.

‘Aku harus membicarakan masalah ini sekali lagi dengan Celphius. Aku mau tahu rencananya seperti apa untuk ke depannya. Masa aku harus terus berbohong seperti ini?’

.

.

.

DOENG!

Wajah Celphius terlihat sangat bosan dan kegerahan sampai terus menyugarkan rambutnya ke belakang. Ketika tiba di rumahnya, kedatangannya di sambut dengan sapaan Tuan Rowland dan putrinya Daniar Rowland.

Kalau tahu akan menjadi seperti ini seharusnya Celphius tidak usah pulang ke rumah sesekali dan tinggal di rumah lamanya bersama Ruby dan Vernon. Siapa yang akan menduga mereka akan datang malam-malam begini?

“Jadi, bagaimana Celphius?”

“Anda bertanya tentang apa?”

“Kamu jangan berpura-pura tidak tahu. Saya bertanya tentang hubungan kalian berdua. Saya ingin tahu kapan kamu mau melamar putri saya?” tanya Tuan Rowland.

Saat diperhatikan, wajah Daniar hanya menunduk padahal Celphius ingin mengetahui bagaimana reaksinya. “Saya tidak tahu. Saya tidak menyukai putri Anda.”

DEG!

Orang-orang kompak mengarahkan pandangan mereka pada manusia yang barusan menolak perasaan putri seorang pengusaha secara terus terang. Tuan Cillian sampai terbelalak dan menganggapnya tak tahu malu.

“Celphius! Apa-apaan kamu?” Tuan Cillian menggeram, berbisik pada anaknya setelah menyenggolnya seakan yang dikatakan Celphius adalah suatu kesalahan terbesar.

“Saya hanya mengatakan yang sebenarnya terjadi. Saya dan putri Anda tidak saling mencintai. Jadi, untuk apa mengadakan pernikahan padahal tidak ada rasa cinta?”

Lelaki itu melirik pada Daniar. “Saya benar, 'kan, Nona Daniar Rowland?” Tatapannya meminta sebuah pembelaan dan wanita itu harus mengakui perasaannya sekarang.

Jika tidak mau pembahasan mengenai pernikahan ini terjadi di kemudian harinya, Daniar harus mengaku bahwa dirinya benar-benar tidak menginginkan perjodohan itu. Inilah saatnya untuk meyakinkan perasaan sang ayah.

“Nona Daniar, Anda tidak perlu takut untuk mengatakan keinginan hati Anda untuk bersikap jujur. Ayah Anda menginginkan kejelasan dari kedua belah pihak.”

“Sekarang sudah saatnya untuk mengatakan semua yang Anda mau. Seseorang yang paling Anda sukai adalah kekasih Anda, bukan saya, 'kan?” tanya Celphius lagi.

Daniar sendiri pun merasa punya hak untuk menentukan pilihannya sendiri. Apa pun alasannya, tidak akan pernah mau menikah dengan Celphius yang jelas-jelas tidak menyukainya secara blak-blakan di hadapan semuanya.

Prinsip itu sudah ditanamkan dalam-dalam di dalam hatinya bahwa Daniar akan tetap memilih pasangannya sendiri daripada menikah hanya karena urusan bisnis orang tuanya. Inilah saatnya untuk meluruskan semuanya.

“Apa yang dikatakan oleh Celphius memang benar. Saya tidak mau melanjutkan perjodohan ini lagi dan memilih untuk menentukan jalan hidup saya sendiri,” katanya.

“Jika ini demi kepentingan perusahaan maka saya tidak mau terlibat di dalamnya. Saya merasa terbebani dengan kepentingan para orang tua yang melibatkan anaknya.”

“Untuk itu saya memutuskan untuk mengundurkan diri dan menghindari perjodohan bisnis ini. Saya minta maaf yang sebesar-besarnya.” Daniar sudah memutuskannya.

Tuan Rowland mengerutkan alisnya, “Daniar, kamu sudah berjanji akan menikah pada Ayah. Dan sekarang kamu mau melanggar janjimu hanya karena ini urusan bisnis?”

Melirik, “Ayah, aku memang berjanji akan menikah, tapi aku tidak pernah menjanjikan akan menikah dengan Celphius. Aku mau menikah dengan pacarku saja, Ayah.”

Keadaan pun semakin memanas kala putri dari Tuan Rowland mengaku tidak mau menikah dengan putra keluarga Blair. Bahkan keduanya kompak mengatakan kejujuran mengenai perasaan mereka tanpa ditutupi.

Flavian menyaksikan semuanya merasa sang kakak telah menyia-nyiakan wanita cantik seperti Daniar Rowland hanya karena tidak mau dijodohkan. Jika Flavian menjadi dirinya, sudah tentu dia akan mendapatkan wanita itu.

‘Dari dulu, Kakak memang sangat bodoh dan tidak pandai memilih. Dia dengan sengaja melepaskan wanita secantik Nona Daniar di hadapan Ayah tanpa mau mencobanya.’

‘Kakak memilih membela Ibu yang jelas-jelas sangat tidak baik tapi melepaskan wanita yang terlihat sangat tulus mencintai seseorang. Hilang sudah kesempatan ini.’

Hanya bisa menggelengkan kepalanya dan berharap semoga kebodohan sang kakak tidak terbenam di dalam hatinya. Flavian menginginkan sosok seperti ayahnya yang selalu mendapatkan apa yang menurutnya sangat baik.

“Daniar, jaga sikapmu pada Tuan Cillian. Ada baiknya jika kamu tidak mengatakan apa pun yang akan membuat hati Tuan Cillian merasa terganggu,” ucap Tuan Rowland.

Hati wanita itu pun menjadi terasa panas sampai dirinya berdiri dan menghadap tajam pada ayahnya. “Aku sudah tidak peduli. Terserah Ayah mau bagaimana sekarang.”

Kemudian melangkah keluar rumah dalam keadaan marah dan tidak nyaman. Malam-malam begini, memangnya mau ke mana perginya wanita itu? Tuan Rowland sangat meminta maaf atas perbuatan kurang ajar putrinya.

“Saya sangat minta maaf. Putri saya sedang tidak baik-baik saja, jadi, mohon Anda bisa memahaminya.” Ada rasa tetap ingin menjodohkan putrinya sampai ada celah terlihat.

“Saya juga ingin meminta maaf karena putra saya dengan lancang mengatakan itu. Anda bisa mengejar putri Anda, jangan sampai terjadi hal buruk padanya,” sahut beliau.

“Saya permisi.”

Putrinya adalah segala-galanya untuk hidupnya. Tetapi, kebahagiaan sang putri yang terpaksa harus terpendam begitu ayahnya merencanakan perjodohannya. Dengan alasan demi kebahagiaan, itu hanya menjadi kesakitan.

Tuan Cillian siap menegur anaknya. “Celphius, apa yang telah kamu lakukan? Bisa-bisanya kamu mengatakan tidak tertarik pada Daniar di hadapan ayahnya sendiri! Apa kamu tidak punya rasa malu?”

“Saya lebih baik tidak punya rasa malu daripada harus terus mengikuti perjalanan bisnis Ayah yang terlalu melibatkan anaknya. Jika Ayah tidak memaksa seperti ini, semua ini tidak akan terjadi,” katanya.

Lelaki itu perlahan memisahkan antara tubuh dengan kursi dan hendak menuju ke dalam kamarnya. Ia merasa sudah tidak memiliki hal lain yang bisa dikatakan ataupun dijelaskan karena semuanya terbilang sudah sangat jelas.

“Celphius, Ayah belum selesai bicara. Kamu mau ke mana setelah pergi lama sekali dan baru pulang di jam segini? Apa yang sudah kamu lakukan?” tanya Tuan Cillian.

Kenapa rasanya seperti sedang diinterogasi? “Apa gunanya aku memberi tahu Ayah soal masalah pribadiku? Urusanku tidak ada hubungannya dengan Ayah. Untuk apa peduli?”

“Dasar kau ini...!”

“Ayah!” Flavian segera menahan tubuh sang ayah yang hendak memukul kakaknya. “Jangan lakukan itu. Kalau Ayah melakukannya, Kakak akan meninggalkan rumah.”

Seorang ayah ingin memukul anaknya sendiri hanya karena tidak suka jika perjodohan yang telah direncanakan batal begitu saja. Lama-lama, kepribadian Tuan Cillian mulai menunjukkan sosok berlainan dengan kemarin.

Tuan Cillian menjauhkan jaraknya dengan Celphius dan berangsur meninggalkan ruang tengah akibat terlalu memaksakan kehendaknya. Hanya ada Celphius dan Flavian yang masih mau membahas sesuatu yang penting.

“Sebentar, Kak. Aku mau bicara dengan Kakak.” Flavian memberanikan diri untuk mengobrol berdua dengan kakaknya. “Ada sesuatu yang perlu kutanyakan padamu.”

“Ada apa?”

“Apa Kakak benar-benar tidak tertarik dengan Daniar? Kenapa Kakak tidak menerimanya saja dan berhenti membuat Ayah marah?” tanya Flavian merasa penasaran.

“Siapa yang membuat marah pada siapa? Aku tidak membuat Ayah marah. Ayah marah karena sikapnya sendiri. Kau pun melihatnya dia ingin memukulku tadi.”

“Apa bukti itu masih kurang jelas untukmu? Kau masih menganggap aku yang bersalah di sini?” lanjut Celphius bertanya. Tatapannya itu begitu sangat tajam sekali.

“Kalau kau ingin mencoba menemukan petunjuk soal rasa penasaranmu itu, sebaiknya kau ingat lagi sikap Ayah padaku tadi. Ayah juga melakukan itu pada Ibu dulu, loh.”

Setelah mengatakan itu, Celphius meninggalkan adiknya sendirian di tengah ruangan dalam kondisi tubuh yang berdiri terpaku. Ayah memukul ibunya? Bagaimana bisa kakaknya beranggapan kalau ayahnya memukul ibunya?

BERSAMBUNG

Episodes
1 Celphius Allen Blair
2 Pembuangan Mayat Hidup
3 Sekadar Perjodohan Bisnis
4 Jangan Membenci Kakakmu
5 Perhatian Seorang Kakak
6 Keluarlah Dari Rumah Ini!
7 THE KILLER
8 Jangan Tinggalkan Aku
9 Ruby Dengan Darahnya
10 Harapanku Adalah Kematian
11 Perjodohan yang Dibatalkan
12 Situasinya Semakin Membaik
13 Adanya Gangguan Kesehatan
14 Kejarlah Sebelum Terlambat!
15 Aku Akan Menunggumu
16 Hanya Sebatas Teman
17 Terlalu Banyak Merepotkan
18 Gudang yang Terbakar
19 Berbicara Tentang Pernikahan
20 Bukan Wanita Simpanan
21 Tiga Pemuda Asing
22 Siapa Nama Aslimu?
23 Melakukan Sebuah Transaksi
24 Ada Banyak Godaan
25 Berada Diujung Kehidupan
26 Celphius, Menikahlah Denganku
27 Terlalu Banyak Halusinasi
28 Menggulung Dalam Selimut
29 Keputusan Penuh Keraguan
30 Ini Sangat Menyakitkan
31 Pernikahan yang Mendadak
32 Menyentuh Tanpa Izin
33 Ungkapan Perasaan Sienna
34 Aku Membunuh Seseorang
35 Alat Pendeteksi Kejujuran
36 Ibumu Seorang Pelacur
37 Mengalami Patah Hati
38 Beda Orang Beda Sikap
39 Kali Ini, Bukan Halusinasi!
40 KESALAHPAHAMAN
41 Kedudukan Kekuasaan
42 Nyawa Menjadi Taruhan
43 Sebuah Penyadap Suara
44 Saling Menuntut Kebenaran
45 Penyembuhan Secara Pribadi
46 Hidup Setelah Mati
47 Perubahan yang Membingungkan
48 Cinta Bukanlah Kesalahan
49 Foto yang Sama
50 Berharap Pada Kematian
51 Tolong Selamatkan Aku
52 Amarah dan Dendam
53 Tercium Bau Busuk
54 Lautan Penuh Darah
55 Rencana Pengalihan Prioritas
56 Perasaan Tidak Nyaman
57 SEPENGGAL KISAH
58 Surat Pengajuan Kesepakatan
59 Ayahku Adalah Monster
60 Penyesalan yang Terlambat
61 Terbukanya Data Pribadi
62 Kesempatan Hidup Kedua
63 Tolong, Jagalah Adikmu
64 Penyusunan Rencana
65 Terlalu Menghayati Peran
66 Pengakuan Seorang Ibu
67 Di Mana Ibuku!
68 Visenya Althenia Milton
69 Sebuah Ciuman Terakhir
70 Hanyalah Istri Kontrak
71 Kehilangan Pasti Terjadi
72 Akankah Berakhir Bahagia?
73 Menunggu Kelahiran Flavian
74 Flavian Heinz Blair
75 Inilah Takdir Baru
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Celphius Allen Blair
2
Pembuangan Mayat Hidup
3
Sekadar Perjodohan Bisnis
4
Jangan Membenci Kakakmu
5
Perhatian Seorang Kakak
6
Keluarlah Dari Rumah Ini!
7
THE KILLER
8
Jangan Tinggalkan Aku
9
Ruby Dengan Darahnya
10
Harapanku Adalah Kematian
11
Perjodohan yang Dibatalkan
12
Situasinya Semakin Membaik
13
Adanya Gangguan Kesehatan
14
Kejarlah Sebelum Terlambat!
15
Aku Akan Menunggumu
16
Hanya Sebatas Teman
17
Terlalu Banyak Merepotkan
18
Gudang yang Terbakar
19
Berbicara Tentang Pernikahan
20
Bukan Wanita Simpanan
21
Tiga Pemuda Asing
22
Siapa Nama Aslimu?
23
Melakukan Sebuah Transaksi
24
Ada Banyak Godaan
25
Berada Diujung Kehidupan
26
Celphius, Menikahlah Denganku
27
Terlalu Banyak Halusinasi
28
Menggulung Dalam Selimut
29
Keputusan Penuh Keraguan
30
Ini Sangat Menyakitkan
31
Pernikahan yang Mendadak
32
Menyentuh Tanpa Izin
33
Ungkapan Perasaan Sienna
34
Aku Membunuh Seseorang
35
Alat Pendeteksi Kejujuran
36
Ibumu Seorang Pelacur
37
Mengalami Patah Hati
38
Beda Orang Beda Sikap
39
Kali Ini, Bukan Halusinasi!
40
KESALAHPAHAMAN
41
Kedudukan Kekuasaan
42
Nyawa Menjadi Taruhan
43
Sebuah Penyadap Suara
44
Saling Menuntut Kebenaran
45
Penyembuhan Secara Pribadi
46
Hidup Setelah Mati
47
Perubahan yang Membingungkan
48
Cinta Bukanlah Kesalahan
49
Foto yang Sama
50
Berharap Pada Kematian
51
Tolong Selamatkan Aku
52
Amarah dan Dendam
53
Tercium Bau Busuk
54
Lautan Penuh Darah
55
Rencana Pengalihan Prioritas
56
Perasaan Tidak Nyaman
57
SEPENGGAL KISAH
58
Surat Pengajuan Kesepakatan
59
Ayahku Adalah Monster
60
Penyesalan yang Terlambat
61
Terbukanya Data Pribadi
62
Kesempatan Hidup Kedua
63
Tolong, Jagalah Adikmu
64
Penyusunan Rencana
65
Terlalu Menghayati Peran
66
Pengakuan Seorang Ibu
67
Di Mana Ibuku!
68
Visenya Althenia Milton
69
Sebuah Ciuman Terakhir
70
Hanyalah Istri Kontrak
71
Kehilangan Pasti Terjadi
72
Akankah Berakhir Bahagia?
73
Menunggu Kelahiran Flavian
74
Flavian Heinz Blair
75
Inilah Takdir Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!