Situasinya Semakin Membaik

Vernon menyiapkan sarapan pagi untuk Ruby dengan sesuatu yang memang dibuat secara aman untuk membuat kondisinya pulih sepenuhnya. Ada berbagai jenis sayuran dan bahan makanan yang memiliki protein tinggi.

Makanan itu biasa disajikan pada Celphius. Tetapi, karena majikannya tersebut sudah mulai tidak meninggal tempat itu lagi, jadinya Vernon tidak bisa membuatkan sarapan seperti biasanya dan juga berangkat bekerja dari rumah.

TOK!

TOK!

TOK!

“Nona Ruby? Anda sudah bangun?”

Vernon mengetuk pintu kamar Ruby yang belakangan ini selalu dikunci dari dalam oleh penghuninya. Sehingga siapa pun tidak bisa masuk ke dalam sana jika tidak meminta izin terlebih dahulu pada penghuni kamar itu.

“Nona Ruby. Tolong buka pintunya. Saya ingin mengantarkan sarapan pagi untuk Anda,” ucap Vernon terus mencoba memanggil Ruby dari luar kamarnya.

“T, tunggu sebentar!”

Seperti ada sesuatu yang membuat Ruby terlambat menjawab ucapan Vernon. Apa mungkin Ruby sedang berada di kamar mandi dan suara Vernon tidak kedengaran sampai sana? Hal itu biasa terjadi memang.

Tidak ada yang berpikiran kalau menunggu dibukakan pintu harus menunggu sampai lima menit lamanya. Tidak tahu apa yang sedang Ruby lakukan dan setiap ujaran yang Vernon lakukan selalu diperintahkan untuk menunggu.

Vernon tentu saja merasa khawatir dengan keadaan di dalam sana yang tidak pernah dirinya ketahui setelah menutup pintu. Bisa jadi ada sesuatu yang terjadi pada Ruby sehingga menjadi alasan gadis itu lama buka pintu.

“Nona Ruby, menjauhlah dari pintu! Saya akan mendobrak pintunya sekarang juga!” pekik sang bodyguard bersiap mendobrak pintu itu.

Mendadak ...

CEKLEK!

Setelah mengurung diri terlalu lama di sana, akhirnya Ruby membuka pintu kamar dan memperlihatkan tubuh yang basah kuyup seperti sehabis mandi. Vernon menyadari dirinya harus berhenti menatap begitu.

“Maaf mengganggu waktunya, Nona Ruby. Saya hanya mau mengantarkan makanan ini untuk Anda.” Dia berikan nampan itu. Tangannya sudah sangat pegal saat ini.

“Oh, terima kasih.”

Tetapi, tangannya gemetaran saat hendak mengambil nampan itu. Rasa-rasanya seperti akan terjatuh jika Vernon tidak segera mengambil tindakan khusus. Daripada menimbulkan masalah, lebih baik bisa bergerak cepat.

“Biar saya saja yang mengantarkannya ke kamar Anda langsung. Boleh saya masuk?” tanyanya. Posisi Ruby menghalangi langkahnya untuk masuk ke dalam.

“Oh, iya.”

Gadis itu sedikit menyingkir dari posisinya berdiri sekarang. Ia membiarkan pria itu masuk dengan alasan ingin meletakkan makanannya di dalam kamar saja padahal Ruby beranggapan bisa melakukannya sendiri.

Saat diperhatikan, kamar itu sama sekali tidak ada bedanya dengan yang sebelumnya. Setiap barang-barang masih tersimpan jelas di tempatnya dan tidak ada satu pun yang berserakan di lantai seperti pada masa yang lalu.

Ruby hanya menundukkan kepalanya sembari meremas tangannya satu sama lain. Ada rasa gugup dan takut yang sedang mendiami tubuhnya saat ini namun tidak tahu ada alasan apa Ruby bisa sampai mengalami hal seperti itu.

“Kamu sedang melihat apa?”

Vernon terkejut. “Ah, tidak ada.” Dia langsung meletakkan nampannya di atas meja. “Apakah Anda bisa menjaga diri dengan baik? Saya ditugaskan yang menjemput Tuan.”

“Iya, itu bukan hal yang besar.” Ruby bisa menjaga dirinya sendiri. Memangnya siapa yang berniat melukainya? Dia hanya seorang tamu. “Kapan kamu akan menjemputnya?”

“Sekarang. Kalau Anda tidak membutuhkan sesuatu yang lain, saya akan berangkat sekarang. Saya juga akan mengunci pintu kamar ini, jadi, tolong katakan sesuatu.”

Ruby tidak akan bisa keluar dari kamarnya sendiri jika Vernon sudah mengunci pintunya. Bodyguard itu juga selalu pulang sore tergantung kapan Celphius akan pulang. Jadi, Ruby harus memikirkannya dengan baik.

“Mm ... apa boleh pintunya dibiarkan terbuka saja? Kalau ada sesuatu ... aku bisa mengambilnya sendiri tanpa memerlukan bantuan darimu,” rengeknya meminta.

“Saya minta maaf. Itu adalah keputusan Tuan Celphius dan bukan menjadi keputusan saya untuk melakukannya.” Hanya Celphius yang berhak memutuskan semua itu.

“Oh, begitu rupanya. Ya, sudah, kamu boleh pergi. Karena sepertinya aku tidak membutuhkan apa pun,” kata gadis itu sedikit memakai nada halus sejak bicara tadi.

“Baik kalau begitu.”

Benar-benar menjalankan perintah dengan ketat tanpa mau memberikan celah sedikit pun untuk meninggalkan kunci kamar di sana. Vernon mengambil kunci yang menggantung di pintu dan kemudian menutupnya.

Ruby dibiarkan sendirian mematung dalam posisi berdiri sembari menatap lurus ke arah pintu kamar. Tatapannya begitu berbeda ketika sedang bersama Vernon. Kini, tatapan itu malah berubah menjadi kedinginan.

.

.

.

Apa yang terjadi kemarin malam sungguh sangat memuakkan apalagi saat ada momen di mana ayahnya hendak memukulnya. Jika hal itu sampai terjadi, itu adalah kesalahan pertama seorang ayah memukul anaknya.

Walaupun Celphius tidak menunjukkan kemarahan atau kekesalannya dan kadang karena raut wajahnya yang begitu dingin dan datar membuat orang percaya lelaki itu tak bermasalah, nyatanya hal itu berbeda dari ekspektasi.

Celphius sangat membenci hal seperti itu. Jika dia mau, dia bisa saja membalas apa yang telah mereka lakukan padanya sampai tidak memberi kesempatan untuk mengampuninya. Tetapi, itu tidak bisa dia lakukan.

“Bagaimana keadaan Ruby?”

“Nona Ruby sangat baik, Tuan. Saya perhatikan makin hari Nona Ruby semakin bisa beradaptasi dengan baik,” sahut Vernon memberikan laporan.

“Apa tidak ada kejadian yang aneh yang terjadi selama aku tidak berada di sana? Apa kamarnya sudah seperti kapal pecah?” Celphius masih penasaran.

Setiap datang ke sana, Celphius selalu melihat kamar Ruby yang berantakan seperti kapal pecah. Tidak heran jika Celphius menanyakan kondisi gadis itu terlebih lagi dirinya tak berada di sana. Susah untuk memantaunya.

“Ketika saya masuk ke dalam kamar Nona Ruby, tidak terjadi apa pun selama Anda sedang pulang ke rumah. Saya sudah memastikannya sendiri tadi.”

“Tapi, saya lihat tangan Nona Ruby gemetaran saat hendak mengambil makanan sehingga saya memutuskan untuk meletakkan di dalam kamar.”

Hal yang biasa terjadi. Celphius sudah pernah melihatnya. Itu mungkin saja karena Ruby masih memiliki rasa ketakutan yang belum sembuh sehingga kedua tangannya spontan gemetar dan susah untuk dikendalikan sendiri.

“Sudah ada perubahan saja sudah bagus. Entah kenapa dia selalu terluka saat tidak ada orang di rumah. Padahal tidak ada yang menyakitinya.”

Adalah satu-satunya yang membuat Celphius sangat penasaran. ‘Semalam aku juga belum menemuinya karena ada urusan penting di luar rumah. Setelah pulang bekerja, aku akan menemuinya saja.’

“Apa sudah ada kemajuan soal pencarian gadis yang hilang? Apa ada keluarganya yang menghubungi soal Ruby?” Asal-usulnya itu sangat penting.

“Untuk saat ini saya masih berusaha mencari keluarga Nona Ruby dari berbagai alamat dan termasuk media sosial. Tetapi, masih belum ada kabar.”

“Karena pencarian orang hilang ini sudah terlalu lama menjadi kasus, apakah mungkin Nona Ruby adalah orang luar negeri yang jauh dari sini?”

“Saya sudah menyebarkan masalah itu dan sudah seharusnya pihak keluarga mulai menghubungi kita. Tapi, ini masih belum ada kabar.”

“Atau mungkin saja keluarganya dengan sengaja membuang Nona Ruby dan tidak peduli bagaimana kondisi Nona Ruby mau mati atau hidup?” lanjutnya.

Ruby memang bukan seseorang yang Celphius kenal dan keduanya hanya saling membantu karena memang seperti itulah manusia pada umumnya. Celphius pun tidak tahu banyak soal Ruby dan asal-usul di mana rumahnya.

Terlepas dari semua yang terjadi, di mana tempatnya tinggal saat ini adalah tempat yang bisa membuatnya bercerita lebih banyak dan mengatakan semuanya tanpa harus ditutupi, gadis itu hanya bisa membungkam bibir.

Seolah memang ada suatu cerita yang ingin sekali Ruby ungkapkan dan menceritakan pengalaman hidupnya pada seseorang yang sangat dipercayai. Namun keraguan hatinya membuatnya tidak bisa untuk mengatakan itu.

Celphius pun sudah berusaha untuk meyakinkannya bahwa dia bisa membantu permasalahan hidup gadis itu dan membiarkan semuanya mengalir begitu saja. Lalu, apa yang Ruby katakan? Tidak ada hal penting.

‘Jika memang seperti itu aku harus mencari tahu dulu apa yang terjadi padanya sebelum keluarganya datang dan membawa Ruby dari rumahku.’

‘Bisa jadi memang benar ada sesuatu yang terjadi antara Ruby dengan keluarganya. Kalau aku diam saja seperti ini semuanya akan jadi kacau.’

‘Bukan hanya Ruby saja yang akan merasa sakit hati tapi aku juga bisa saja terlibat di dalamnya. Sebaiknya aku mulai berhati-hati karena keluarganya bisa datang kapan saja dan mengambil Ruby. Hal itu tidak boleh terjadi.’

Selain merugikan orang lain jika seseorang yang datang ke rumahnya mengaku sebagai keluarga Ruby yang tidak bisa mengatakan apa pun maka yang bermasalah tetap Celphius juga karena ia yang selama ini merawatnya.

Kasus pencarian orang hilang juga sudah disebarkan ke berbagai tempat di kota New York juga melalui situs media sosial. Jadi, tidak bisa dibatalkan kembali karena akan membutuhkan banyak waktu jika memulai dari awal.

“Jadi, sekarang saya harus bagaimana, Tuan? Anda mungkin tidak akan kembali ke rumah itu karena mulai kemarin Anda sudah kembali ke rumah Tuan Besar. Saya membutuhkan perintah Anda,” ucap Vernon bertanya.

“Kau hanya perlu mengawasinya saja. Aku akan memberimu arahan bagaimana kau harus menjaganya melalui ponsel. Saat ada orang yang datang ke rumah, kau harus memberitahuku lebih dulu,” ucap Celphius.

“Apa maksud Anda?”

“Tidak ada. Aku hanya ingin mengingatkanmu saja jika ada orang yang datang ke rumah dan mengaku-ngaku sebagai keluarganya Ruby, kau harus berhati-hati dan hubungi aku. Aku yang akan mengurus masalah itu.”

“Baik, Tuan.”

BERSAMBUNG

Episodes
1 Celphius Allen Blair
2 Pembuangan Mayat Hidup
3 Sekadar Perjodohan Bisnis
4 Jangan Membenci Kakakmu
5 Perhatian Seorang Kakak
6 Keluarlah Dari Rumah Ini!
7 THE KILLER
8 Jangan Tinggalkan Aku
9 Ruby Dengan Darahnya
10 Harapanku Adalah Kematian
11 Perjodohan yang Dibatalkan
12 Situasinya Semakin Membaik
13 Adanya Gangguan Kesehatan
14 Kejarlah Sebelum Terlambat!
15 Aku Akan Menunggumu
16 Hanya Sebatas Teman
17 Terlalu Banyak Merepotkan
18 Gudang yang Terbakar
19 Berbicara Tentang Pernikahan
20 Bukan Wanita Simpanan
21 Tiga Pemuda Asing
22 Siapa Nama Aslimu?
23 Melakukan Sebuah Transaksi
24 Ada Banyak Godaan
25 Berada Diujung Kehidupan
26 Celphius, Menikahlah Denganku
27 Terlalu Banyak Halusinasi
28 Menggulung Dalam Selimut
29 Keputusan Penuh Keraguan
30 Ini Sangat Menyakitkan
31 Pernikahan yang Mendadak
32 Menyentuh Tanpa Izin
33 Ungkapan Perasaan Sienna
34 Aku Membunuh Seseorang
35 Alat Pendeteksi Kejujuran
36 Ibumu Seorang Pelacur
37 Mengalami Patah Hati
38 Beda Orang Beda Sikap
39 Kali Ini, Bukan Halusinasi!
40 KESALAHPAHAMAN
41 Kedudukan Kekuasaan
42 Nyawa Menjadi Taruhan
43 Sebuah Penyadap Suara
44 Saling Menuntut Kebenaran
45 Penyembuhan Secara Pribadi
46 Hidup Setelah Mati
47 Perubahan yang Membingungkan
48 Cinta Bukanlah Kesalahan
49 Foto yang Sama
50 Berharap Pada Kematian
51 Tolong Selamatkan Aku
52 Amarah dan Dendam
53 Tercium Bau Busuk
54 Lautan Penuh Darah
55 Rencana Pengalihan Prioritas
56 Perasaan Tidak Nyaman
57 SEPENGGAL KISAH
58 Surat Pengajuan Kesepakatan
59 Ayahku Adalah Monster
60 Penyesalan yang Terlambat
61 Terbukanya Data Pribadi
62 Kesempatan Hidup Kedua
63 Tolong, Jagalah Adikmu
64 Penyusunan Rencana
65 Terlalu Menghayati Peran
66 Pengakuan Seorang Ibu
67 Di Mana Ibuku!
68 Visenya Althenia Milton
69 Sebuah Ciuman Terakhir
70 Hanyalah Istri Kontrak
71 Kehilangan Pasti Terjadi
72 Akankah Berakhir Bahagia?
73 Menunggu Kelahiran Flavian
74 Flavian Heinz Blair
75 Inilah Takdir Baru
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Celphius Allen Blair
2
Pembuangan Mayat Hidup
3
Sekadar Perjodohan Bisnis
4
Jangan Membenci Kakakmu
5
Perhatian Seorang Kakak
6
Keluarlah Dari Rumah Ini!
7
THE KILLER
8
Jangan Tinggalkan Aku
9
Ruby Dengan Darahnya
10
Harapanku Adalah Kematian
11
Perjodohan yang Dibatalkan
12
Situasinya Semakin Membaik
13
Adanya Gangguan Kesehatan
14
Kejarlah Sebelum Terlambat!
15
Aku Akan Menunggumu
16
Hanya Sebatas Teman
17
Terlalu Banyak Merepotkan
18
Gudang yang Terbakar
19
Berbicara Tentang Pernikahan
20
Bukan Wanita Simpanan
21
Tiga Pemuda Asing
22
Siapa Nama Aslimu?
23
Melakukan Sebuah Transaksi
24
Ada Banyak Godaan
25
Berada Diujung Kehidupan
26
Celphius, Menikahlah Denganku
27
Terlalu Banyak Halusinasi
28
Menggulung Dalam Selimut
29
Keputusan Penuh Keraguan
30
Ini Sangat Menyakitkan
31
Pernikahan yang Mendadak
32
Menyentuh Tanpa Izin
33
Ungkapan Perasaan Sienna
34
Aku Membunuh Seseorang
35
Alat Pendeteksi Kejujuran
36
Ibumu Seorang Pelacur
37
Mengalami Patah Hati
38
Beda Orang Beda Sikap
39
Kali Ini, Bukan Halusinasi!
40
KESALAHPAHAMAN
41
Kedudukan Kekuasaan
42
Nyawa Menjadi Taruhan
43
Sebuah Penyadap Suara
44
Saling Menuntut Kebenaran
45
Penyembuhan Secara Pribadi
46
Hidup Setelah Mati
47
Perubahan yang Membingungkan
48
Cinta Bukanlah Kesalahan
49
Foto yang Sama
50
Berharap Pada Kematian
51
Tolong Selamatkan Aku
52
Amarah dan Dendam
53
Tercium Bau Busuk
54
Lautan Penuh Darah
55
Rencana Pengalihan Prioritas
56
Perasaan Tidak Nyaman
57
SEPENGGAL KISAH
58
Surat Pengajuan Kesepakatan
59
Ayahku Adalah Monster
60
Penyesalan yang Terlambat
61
Terbukanya Data Pribadi
62
Kesempatan Hidup Kedua
63
Tolong, Jagalah Adikmu
64
Penyusunan Rencana
65
Terlalu Menghayati Peran
66
Pengakuan Seorang Ibu
67
Di Mana Ibuku!
68
Visenya Althenia Milton
69
Sebuah Ciuman Terakhir
70
Hanyalah Istri Kontrak
71
Kehilangan Pasti Terjadi
72
Akankah Berakhir Bahagia?
73
Menunggu Kelahiran Flavian
74
Flavian Heinz Blair
75
Inilah Takdir Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!