Jangan Tinggalkan Aku

Walau sesulit apa pun masalah hubungan pernikahan antara orang tua tetap anak perlu tahu untuk mengerti soal kondisi hubungan itu. Sekuat apa pun orang tua menyembunyikan masalah, anak-anak akan tetap tahu.

Sebagai seorang anak, Flavian perlu sebuah penjelasan mengenai kedua orang tuanya yang sudah lama hidup berjauhan sampai memutuskan bercerai. Hati Flavian terasa sakit mendengar dugaan bahwa begitulah ibunya.

Flavian meninggalkan kantor ayahnya setelah mendengar semua penjelasan itu sekali lagi. Walau di dengar berkali-kali pun rasanya tetap sakit dan menusuk dalam ke dalam jiwa. Hatinya bersedih atas kepiluan tersebut.

Namun, siapa yang mau menemani kesedihannya itu jika bukan dirinya sendiri? Kini, sang kakak telah tidak ada di sampingnya. Tak ada yang bisa Flavian lakukan sekarang. Dirinya sendirian dan terus sendirian dengan kesepian.

Mendadak ...

BRAK!

Mobil yang ditumpangi oleh Flavian menabrak mobil lainnya dan membuat sebuah kecelakaan beruntun yang menyebabkan korban jiwa. Flavian menutup matanya dengan kepala yang sudah berdarah dan menetes-netes.

.

.

.

Celphius sudah lelah mencari Ruby. Tubuh lelaki itu bersandar pada sebuah kursi duduk di suatu ruangan yang berada di tengah-tengah hutan. Vernon berada di tempat yang sama dengannya memutuskan untuk beristirahat.

“Tuan, minumlah dulu.” Vernon memberikan sebotol air minum pada majikannya yang terlihat kelelahan dengan keringat di wajah.

Ketiga rekannya juga berada di sana yang sama-sama kelelahan mencari seorang gadis yang tiba-tiba saja hilang. Mereka tidak tahu siapa gadis itu sebenarnya karena baru mengetahui kalau bos mereka merawat seorang gadis.

“Sebenarnya ke mana Ruby pergi? Tidak mungkin ada seseorang yang membawanya pergi sangat jauh setelah keluar dari rumahku,” gumam Celphius.

“Itu tidak mungkin, Tuan. Saya yakin Nona Ruby berada di sekitaran sini. Kita hanya perlu mencarinya sampai ketemu,” sahut Vernon merasa sangat yakin.

“Anu, sebenarnya siapa itu Ruby? Aku belum pernah mendengar namanya. Apa bos merawatnya selama ini?” tanya seorang lelaki bernama Jarrel.

“Nona Ruby adalah seorang gadis yang dulu sempat ditemukan oleh Tuan Celphius di hutan. Gadis itu dilantarkan dan Tuan membawanya pulang.”

“Ooh~ ”

Jarrel mengangguk-angguk mengerti betapa baik hatinya bosnya tersebut sampai mau merawat seorang gadis asing yang tidak diketahui namanya tersebut. Dia berpikir kalau Ruby itu sejenis binatang peliharaan bosnya yang lepas.

“Tapi kenapa di panggil dengan nama Ruby?” Ronan bertanya. Aneh juga namanya yang seperti itu dan bisa membuat orang lain salah paham.

“Gadis itu koma dan kami tidak tahu siapa namanya. Jadi, Tuan Celphius memberinya nama panggilan 'Ruby' supaya bisa dengan mudah memanggilnya.”

Rupanya, gadis itu sangat berharga untuk bos mereka sampai hilang pun harus mencarinya dan mengerahkan kemampuan teman-teman untuk membantunya. Seseorang bernama Gilbert di belakang mendengar semua itu.

“Ini memang kesalahanku. Aku sudah menyuruhnya keluar dari rumah karena terlalu keras dengan sikapnya itu. Aku juga sudah pernah mengatakan itu.”

“Bahwa jika suatu hari aku sudah memintanya untuk keluar dari rumah, dia harus mengikuti semua perintahku karena tempat itu sangat berbahaya untuknya.”

“Tapi tidak kusangka dia akan meninggalkan rumah secepat ini dan benar-benar tidak menghilangkan jejak sama sekali. Kurasa dia sudah berjalan cukup jauh.”

Celphius melihat jam tangannya. “Ini sudah siang hari. Dia pasti sudah menemukan tempat tinggal yang baru yang lebih aman daripada rumahku.”

Vernon tidak tahu kenapa Celphius bisa sampai berpikiran seperti itu. Jelas ketidakpeduliannya lebih banyak daripada harus terus menyembunyikan keberadaan gadis itu di dalam rumahnya yang bisa saja menjadi masalah.

Rasanya tak mungkin jika Ruby semudah itu menemukan tempat tinggal yang layak untuknya. Ia saja tak membawa sedikit pun uang dalam genggamannya jadi bagaimana bisa Ruby menemukan rumah yang aman untuknya?

“Kami akan mencarinya sekali lagi. Anda tidak perlu merasa khawatir soal keberadaan Ruby. Kita pasti bisa menemukannya,” ucap Gilbert merasa yakin.

“Sudahlah, kau tidak perlu sampai harus seperti itu. Biarkan saja Ruby seperti itu. Bahkan dia harus bisa beradaptasi hidup sendiri tanpa siapa pun,” tolak Celphius.

“Apakah Anda yakin, Bos? Bagaimana kalau Ruby bertemu dengan orang-orang aneh yang bisa melakukan apa pun padanya? Itu bisa saja terjadi.” Hanya dugaan.

Celphius sontak melirik tajam pada Gilbert, “Apa-apaan kau berkata seperti itu? Apa kau sedang mencari mati denganku? Kenapa kau sampai berpikir begitu?”

Gilbert sontak menunduk. Dia menjawab, “Saya hanya berbicara asal, Bos. Saya minta maaf jika ucapan saya mengganggu pikiran Anda. Saya akan berhati-hati.”

Memang tak semudah itu berbicara dengan Celphius yang berkuasa penuh atas kehidupan sehari-hari mereka yang tinggal dalam gudang bekas pabrik tersebut. Masih diberi makan olehnya pun Gilbert harus banyak bersyukur.

Apalagi ini sampai menyebutkan sesuatu yang buruk terhadap gadis yang selama itu dirawat oleh bosnya. Tentu tidak boleh menyepelekan bahwa gadis itu tidak memiliki hak apa pun atas Celphius. Ia termasuk gadis kesayangan.

“Haa~ ” Perasaan Celphius kini mulai bercampur aduk. Dunia ini memang kadang ada banyak penjahatnya. ‘Bagaimana jika memang terjadi sesuatu padanya?’

‘Bagaimana jika seseorang menangkap Ruby dan melakukan sesuatu pada gadis itu dan dijadikan sebagai bahan pelecehan? Ah, shit! Ini sangat menyebalkan!’

Pikirannya itu terlalu berpikir berlebihan. Percaya saja pada pandangan pertama kalau Ruby pasti akan baik-baik saja. Tidak mungkin ada yang mau menyentuh gadis sepertinya selain dirinya. Lelaki itu semakin tak bisa diam.

Beberapa detik kemudian, ponselnya berbunyi menandakan adanya telepon masuk yang terhubung pada ponselnya. Tuan Cillian kembali mengganggunya. Maka, Celphius tidak segan untuk menolak panggilan tersebut.

TRING!

Dan tidak lama setelah Celphius menolak panggilan ayahnya, Tuan Cillian mengirim sebuah pesan singkat yang mengatakan, [Celphius! Cepat, ke rumah sakit sekarang juga! Flavian kecelakaan!] Itu yang beliau sampaikan.

Celphius terbelalak dan terbangun dari tempat duduknya. Mendengar kabar kalau adiknya mengalami kecelakaan semakin menambah beban pikirannya dan segera berlari keluar gedung menuju mobilnya yang terparkir di sana.

“Tuan!”

“Bos, apa yang terjadi? Kenapa buru-buru seperti itu? Apa Ruby sudah berhasil ditemukan?” teriak Jarrel memanggil Celphius yang terlihat sangat aneh.

Namun, Celphius tidak mendengarnya. Dia langsung menancap gas dan meninggalkan tempat itu beserta Vernon yang tadinya satu mobil bersamanya. Dan sekarang bukan itu yang harus dikhawatirkan untuk saat ini.

.

.

.

Setelah sampai di rumah sakit, Celphius langsung berlari menuju lorong ruang operasi yang ditunjukkan oleh resepsionis bahwa korban bernama Flavian Heinz Blair sudah dimasukkan ke ruangan operasi satu jam yang lalu.

Orang-orang yang dilewatinya memandang ke arahnya dan menjadi pusat perhatian. Ketampanannya juga termasuk ke dalam penglihatan orang-orang yang melihatnya. Hingga pada akhirnya, Celphius menemukan ayahnya.

“Celphius. Akhirnya kamu datang.” Tuan Cillian menyambut kedatangan anak pertamanya dengan sebuah pelukan hangat dan menangis dalam pelukan itu.

“Di mana Flavian? Apa yang terjadi padanya?!” pekik Celphius sangat mengkhawatirkan kondisi adiknya. Sebelumnya, ini tidak pernah terjadi.

Flavian adalah orang yang sangat behhati-hati dalam berkendara. Jika sampai terjadi kecelakaan seperti ini, ini pasti ada sesuatu yang mengganggu konsentrasi pikirannya atau mobil yang dikendarai mengalami kerusakan.

Tuan Cillian melepaskan pelukan itu. “Dokter belum mengatakan apa pun. Dokter juga belum keluar dari ruangan operasi itu. Ayah sangat khawatir pada Flavian.”

Napas Celphius semakin memburu. Dia mendorong tubuh ayahnya dan menghampiri jendela ruangan operasi. Di sana, Flavian masih dalam tahap pemeriksaan oleh beberapa orang yang berdiri menanganinya di sana.

“Flavian ... ” Lelaki itu bergumam lembut, memanggil nama adiknya yang selama ini selalu dia sayangi. ‘Kau tidak boleh meninggalkanku ... Jangan tinggalkan aku.’

Ini semua masih membuat Celphius merasa ragu untuk percaya. Flavian selalu berhati-hati. Ini tak akan mungkin terjadi jika ada suatu masalah yang sempat terjadi padanya. Flavian juga jarang menceritakan masalahnya.

“Kenapa ... kenapa Flavian sampai seperti ini...? Apa yang telah Ayah lakukan padanya...?” tanya Celphius melirik dan menuduh ayahnya yang tidak-tidak.

“Apa yang kamu bicarakan? Ayah tidak melakukan apa pun padanya. Masa Ayah dengan sengaja melukai anak Ayah sendiri? Itu, 'kan, tidak mungkin,” elaknya.

“Benar ... Itu mungkin saja terjadi. Ayah melakukannya karena tidak mau Flavian terus menanyakan keberadaan Ibu kami padanya. Itulah yang Ayah lakukan!”

Celphius yang terlalu membenci ayahnya selalu menuduh ini dan itu meskipun tanpa memerlukan bukti yang cukup kuat. Ia cukup yakin dengan dirinya sendiri dan percaya kalau ayahnya yang tega membuat anaknya menderita.

“Mau sampai kapan kamu mau mencurigai Ayah seperti ini? Apa kamu tidak kasihan pada adikmu yang selalu merindukanmu? Dia ingin kamu pulang.”

“Dan kamu malah menyalahkan Ayah dalam kecelakaan adikmu? Kamu menuduh Ayah telah mengusir ibumu? Apa lagi yang mau kamu tuduhkan pada Ayah?”

“Katakan semua yang kamu mau, Ayah akan mengabulkannya untukmu. Apa pun yang kamu katakan pada Ayah, Ayah akan menerimanya dengan lapang dada.”

“Asalkan itu bisa membuatmu merasa tenang dan nyaman, Ayah rela melakukan apa pun untukmu dan rela menerima semua tuduhan anak Ayah pada Ayah.”

“Jadi, pulanglah ke rumah, Celphius. Ayah sangat merindukanmu dan Flavian juga sangat menginginkan kehadiranmu. Apa kamu tidak mau bersama-sama lagi?”

“Kita sudah banyak membangun hubungan kekeluargaan kita dan bisa sampai di titik ini. Kamu yang memilih meninggalkan Ayah dan memilih hidup sendiri.”

“Flavian yang selalu merindukanmu dan memohon-mohon agar kamu bisa kembali pulang ke rumah. Kamu pikir siapa yang membuatnya begini?”

“Saat Flavian menemuimu kemarin pun kamu malah mengusirnya dan menolak untuk pulang. Kamu tidak bisa pikir kalau itu sangat melukai perasannya?”

“Cukup ... ” Celphius sudah tidak tahan menerima ucapan demi ucapan yang ayahnya katakan padanya seolah itu memang benar-benar adalah salahnya.

“Pikirkanlah sejenak untuk menemui keluargamu, Celphi! Kamu tidak usah memikirkan Ayah jika memang sangat membenci Ayah! Tapi, pikirkan adikmu!”

“Kamu sendiri yang selalu mengatakan kalau hanya kamu yang paling dekat dengan adikmu daripada Ayah! Saat Flavian membutuhkanmu, kamu ke mana?”

“HENTIKAAAN!”

Celphius berteriak dengan keras seraya menutup telinga menolak menerima ucapan ayahnya. Itu membuatnya sangat patah hati. Terasa semuanya semakin membakar tubuh dan tak tahu bagaimana harus memadamkannya.

Jika memang kecelakaan Flavian merupakan akibat dari ketidakpeduliannya yang membuat sang adik terbebani, maka Celphius tak akan pernah memaafkan dirinya sendiri jika terjadi sesuatu yang sangat parah menimpa adiknya.

Karena hanya Flavian yang paling Celphius sayangi selama ini. Ayahnya yang tidak bisa dipercaya membuatnya tidak mau melihatnya lagi. Seandainya mereka hidup dengan ibu mereka, apakah semua kehidupan ini akan berubah?

CEKLEK!

“Dokter! Bagaimana keadaan Adik saya?! Apa yang terjadi padanya?!” Sedikit memekik karena terlalu panik.

Tuan Cillian juga mendekati Dokter itu. “Apakah anak saya baik-baik saja?” Kedua anggota keluarga Flavian saling menanyakan kondisi terkini lelaki muda itu.

“Apakah Anda berdua adalah anggota keluarga pasien?” tanya Dokter. Dia juga tidak bisa melaporkan informasi pasien ke sembarangan orang tanpa izin.

“Saya keluarganya/Kami keluarganya!” Celphius dan Tuan Cillian saling menjawab secara bersamaan. Hingga akhirnya Tuan Cillian berkata, “Kami keluarganya.”

Yah, Celphius pun tidak bisa melakukan apa-apa jika memang itu yang ayahnya mau. Saat ini, dia hanya butuh penjelasan mengenai keadaan adiknya yang sejak tadi berada di ruang operasi. Semoga saja tak ada yang buruk.

“Baik. Keadaan pasien saat ini sedang dalam masa kritis karena kehilangan banyak darah. Tetapi, lukanya tidak cukup serius, jadi, tidak perlu dikhawatirkan. Kami juga akan selalu memantau keadaan pasien secara teratur. Karena operasinya sudah selesai, pasien akan dipindahkan ke ruang rawat inap.”

“Baik, terima kasih.”

“Sama-sama.”

Lega rasanya mendengar kalau adiknya sudah tak apa-apa dan operasinya juga berjalan lancar. Hanya kepalanya saja yang cedera dan sedikit sobek karena ada suatu hantaman saat kecelakaan itu. Syukurnya hanya sedikit.

Brankar keluar dari ruang operasi yang di atasnya terdapat tubuh Flavian yang masih menutup matanya. Celphius dan Tuan Cillian saling mendorong brankar tersebut sembari memanggil nama Flavian dan menyemangatinya.

“Tenang saja, Flavian. Kakak ada di sini. Kakak tidak akan meninggalkanmu. Kakak akan selalu menjagamu seperti saat itu. Kau harus semangat,” seru Celphius.

“Ayah juga ada di sini untukmu. Ayah tahu kamu adalah orang yang kuat. Ayah percaya kamu bisa melewati semua ini,” sambung Tuan Cillian juga berkata.

Sedih rasanya melihat Flavian seperti itu. Jika boleh, biarkan Celphius saja yang menggantikan posisi Flavian dan menderita seperti itu. Tidak apa-apa jika tak ada yang mau menyemangatinya. Celphius bisa hidup tanpa rasa itu.

BERSAMBUNG

Terpopuler

Comments

Sunraku

Sunraku

Lanjut Mba/Good/

2024-03-17

0

lihat semua
Episodes
1 Celphius Allen Blair
2 Pembuangan Mayat Hidup
3 Sekadar Perjodohan Bisnis
4 Jangan Membenci Kakakmu
5 Perhatian Seorang Kakak
6 Keluarlah Dari Rumah Ini!
7 THE KILLER
8 Jangan Tinggalkan Aku
9 Ruby Dengan Darahnya
10 Harapanku Adalah Kematian
11 Perjodohan yang Dibatalkan
12 Situasinya Semakin Membaik
13 Adanya Gangguan Kesehatan
14 Kejarlah Sebelum Terlambat!
15 Aku Akan Menunggumu
16 Hanya Sebatas Teman
17 Terlalu Banyak Merepotkan
18 Gudang yang Terbakar
19 Berbicara Tentang Pernikahan
20 Bukan Wanita Simpanan
21 Tiga Pemuda Asing
22 Siapa Nama Aslimu?
23 Melakukan Sebuah Transaksi
24 Ada Banyak Godaan
25 Berada Diujung Kehidupan
26 Celphius, Menikahlah Denganku
27 Terlalu Banyak Halusinasi
28 Menggulung Dalam Selimut
29 Keputusan Penuh Keraguan
30 Ini Sangat Menyakitkan
31 Pernikahan yang Mendadak
32 Menyentuh Tanpa Izin
33 Ungkapan Perasaan Sienna
34 Aku Membunuh Seseorang
35 Alat Pendeteksi Kejujuran
36 Ibumu Seorang Pelacur
37 Mengalami Patah Hati
38 Beda Orang Beda Sikap
39 Kali Ini, Bukan Halusinasi!
40 KESALAHPAHAMAN
41 Kedudukan Kekuasaan
42 Nyawa Menjadi Taruhan
43 Sebuah Penyadap Suara
44 Saling Menuntut Kebenaran
45 Penyembuhan Secara Pribadi
46 Hidup Setelah Mati
47 Perubahan yang Membingungkan
48 Cinta Bukanlah Kesalahan
49 Foto yang Sama
50 Berharap Pada Kematian
51 Tolong Selamatkan Aku
52 Amarah dan Dendam
53 Tercium Bau Busuk
54 Lautan Penuh Darah
55 Rencana Pengalihan Prioritas
56 Perasaan Tidak Nyaman
57 SEPENGGAL KISAH
58 Surat Pengajuan Kesepakatan
59 Ayahku Adalah Monster
60 Penyesalan yang Terlambat
61 Terbukanya Data Pribadi
62 Kesempatan Hidup Kedua
63 Tolong, Jagalah Adikmu
64 Penyusunan Rencana
65 Terlalu Menghayati Peran
66 Pengakuan Seorang Ibu
67 Di Mana Ibuku!
68 Visenya Althenia Milton
69 Sebuah Ciuman Terakhir
70 Hanyalah Istri Kontrak
71 Kehilangan Pasti Terjadi
72 Akankah Berakhir Bahagia?
73 Menunggu Kelahiran Flavian
74 Flavian Heinz Blair
75 Inilah Takdir Baru
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Celphius Allen Blair
2
Pembuangan Mayat Hidup
3
Sekadar Perjodohan Bisnis
4
Jangan Membenci Kakakmu
5
Perhatian Seorang Kakak
6
Keluarlah Dari Rumah Ini!
7
THE KILLER
8
Jangan Tinggalkan Aku
9
Ruby Dengan Darahnya
10
Harapanku Adalah Kematian
11
Perjodohan yang Dibatalkan
12
Situasinya Semakin Membaik
13
Adanya Gangguan Kesehatan
14
Kejarlah Sebelum Terlambat!
15
Aku Akan Menunggumu
16
Hanya Sebatas Teman
17
Terlalu Banyak Merepotkan
18
Gudang yang Terbakar
19
Berbicara Tentang Pernikahan
20
Bukan Wanita Simpanan
21
Tiga Pemuda Asing
22
Siapa Nama Aslimu?
23
Melakukan Sebuah Transaksi
24
Ada Banyak Godaan
25
Berada Diujung Kehidupan
26
Celphius, Menikahlah Denganku
27
Terlalu Banyak Halusinasi
28
Menggulung Dalam Selimut
29
Keputusan Penuh Keraguan
30
Ini Sangat Menyakitkan
31
Pernikahan yang Mendadak
32
Menyentuh Tanpa Izin
33
Ungkapan Perasaan Sienna
34
Aku Membunuh Seseorang
35
Alat Pendeteksi Kejujuran
36
Ibumu Seorang Pelacur
37
Mengalami Patah Hati
38
Beda Orang Beda Sikap
39
Kali Ini, Bukan Halusinasi!
40
KESALAHPAHAMAN
41
Kedudukan Kekuasaan
42
Nyawa Menjadi Taruhan
43
Sebuah Penyadap Suara
44
Saling Menuntut Kebenaran
45
Penyembuhan Secara Pribadi
46
Hidup Setelah Mati
47
Perubahan yang Membingungkan
48
Cinta Bukanlah Kesalahan
49
Foto yang Sama
50
Berharap Pada Kematian
51
Tolong Selamatkan Aku
52
Amarah dan Dendam
53
Tercium Bau Busuk
54
Lautan Penuh Darah
55
Rencana Pengalihan Prioritas
56
Perasaan Tidak Nyaman
57
SEPENGGAL KISAH
58
Surat Pengajuan Kesepakatan
59
Ayahku Adalah Monster
60
Penyesalan yang Terlambat
61
Terbukanya Data Pribadi
62
Kesempatan Hidup Kedua
63
Tolong, Jagalah Adikmu
64
Penyusunan Rencana
65
Terlalu Menghayati Peran
66
Pengakuan Seorang Ibu
67
Di Mana Ibuku!
68
Visenya Althenia Milton
69
Sebuah Ciuman Terakhir
70
Hanyalah Istri Kontrak
71
Kehilangan Pasti Terjadi
72
Akankah Berakhir Bahagia?
73
Menunggu Kelahiran Flavian
74
Flavian Heinz Blair
75
Inilah Takdir Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!