Bab 18

"he he he, bocah kamu memang monster, aku masih ada urursan jadi tidak bisa menemanimu lagi disini"

"Baiklah, pak tua... berhati hatilah dengan tulang tuamu itu"

"dasar bocah sialan, aku akan memeberika pelajaran padamu nanti"

"eh... coba saja jika kamu mampu pak tua"

kakek Aldi berjalan keluar dari gazebo, melayang di udara dan terbang dengan kecepatan tinggi menuju istana

kekaisaran, melihat itu Iman cuma geleng geleng dan melanjutkan aktivitasnya merokok sambil ngopi santai.

Sementara di istana untama, kediaman kaisar dan permaisuri, mereka sedang berkumpul di aula utama untuk

menyambut kedatangan leluhur mereka yang akan keluarr dari pengasingan.

"tidak kusangka, kamu bisa sembuh secepat ini, Darian"

"salam kepada leluhur", ucap mereka serempak sambil membungkuk.

"kita adalah keluarga kenapa begitu sopan, oh ya siapa nama bocah yang tinggal di mension dekat istana Putri

Liona"

"apakah leluhur sempatbertemu dengannya, Dia adalah Iman, dialah yang menyelamatkan nyawaku dan menawarkan racun di dalam tubuhku, aku berhutang nyawa padanya"

"Ya, bahkan dia mengetahui keberadaanku saat aku bersembunyi di atas awan, padahal aku sudah menyembunyikan auraku, bahkan kami hampir saja bertarung, namun anak itu seakan bermain main denganku bahkan dia bisa membawaku berpindah tempat hanya dengan melambaikan tangannya saja, selain itu kamu tahu, semua makanan yang dia makan adalah herbal sepiritual tingkat tinggi, aku sempat meminum buah persik surgawi yang di haluskannya tadi"

"salam leluhur" Liona datang ke hadapan laki laki tua itu dan membungkuk.

"ha ha ha ha, kamu sungguh pintar memilih calon suami" ucap kakek tua itu sambil merangkul bahunya.

"siapa  ang leluhur maksudkan, Iman bukan calon suamiku" wajah Liona memerah seperti tomat.

"ha ha ha ha, kamu bisa bilang begitu namun wajahmu tidak bisa menyembunyikannya, ha ha ha ha ha"

Mereka bersenda gurau sambil menikmati teh yang di berikan oleh Darma pada Liona, ketika mereka minum teh

itu, mereka semua merasakan pikiran mereka menjadi jernih, bahkan kakek Aldi mendapatkan pencerahan dan langsung duduk bersila di tempatnya.

"ayo kita keluar ,jangan ganggu leluhur dalam meditasinya" setelah bebicara seperti itu mereka semua keluar dan menunggu di taman depan aula "Liona dimana kamu mendapatkan teh ini"

"Darma yang memberikannya padaku ayah, katanya ini teh ajaib yang di buat oleh ayahnya"

"teh ajaib?"

"iya ayah, katanya ini teh langka dari bahan tanaman herbal tingkat tinggi, hanya ayahnya yang bisa membuat teh seperti ini"

"walaupun dia sudah pernah dan punya anak, namun dia benar benar terlihat sangat muda bahkan umur tulangnya juga masih di umur tiga puluhan, dari mana sebenarnya dia dan apa latar belakangnya"

"Kakak sebaiknya kita ikat Iman di kekaisaran ini, kita tidak akan bisa menghadapinya jika dia bergabung

dengan kekaisaran lain" permaisuri yang dari tadi diam kini ikut bicara.

"Marni, benar sekali apa yang kamu katakan, namun kita juga tidaka bisa memaksakan kehendak kita padanya,

itu malah akan menjadi bumerang pada kita nantinya, biarkan saja dulu berjalan, kita lihat seperti apa dia ini"

saat mereka sedang membahas masalah bagaimana agar iman terikat dengan kekaisaran Edgar, Moran dan Oskardatang menghampiri mereka

"salam ayahanda dan Ibu suri",

"salam yang mulia kaisar dan permaisuri" Moran membungkuk di hadapan kaisar.

"kita adalah keluarga, selain di dalam acara resmi jangan terlalu formal"

"bagaiman latihan mu di sekte oskar?"

"baik ayah, aku sudah di ranah nirwan awal saat ini, sebentar lagi akau akan menerobos lagi"

"kerja keras memang tidak menghianati hasil anaku, teruslah berlatih disana"

"adik, kenapa tiba tiba kamu dan Oskar datang kemari?"

"patriak sekte meminta kami mengundang tuan Iman untuk datang ke sekte, patraik ingin meminta bantuan Tuan Iman untuk mengobati leluhur yang mengalami kercunan yang hapir mirip dengan kakak sebelumnya, sepulang kami beberapa hari yang lalu, aku menceritaka apa yang terjadi dengan kami di hutan Lowo sampai Iman yang berhasil menyembuhkan kakak, diapun ingin meminta bantuan Iman dan meinta kami untuk menjemputnya dan

mengantarnya ke sekte"

"baiklah jika begitu, Lioan tolong antarkan kakak dan pamanmu ke mension kediaman Iman"

"baik ayah" Liona berjalan ke arah gerbang istana utama di ikuti oleh oskar dan moran, bebrapa menit berlalu mereka sampai di mension dan melihat Iman yang sedang asik menyesap rokok dan minum kopi di gazebo di pinggir danau, dia tersenyum senyum sendiri dan tidak sadar jika ada tiga orang yang berjalan ke arahnya dan

memperhatikannya dari tadi.

"kak Iman, adik oskar dan paman Moran datang ingin berbicar dengamu"

"ehhhh, kalian... ahhh, duduklah"

"ada pal tetua dan putra mahkota mencariku?"

"tuan Iman, kami dan patriak sekte ingin meminta bantuanmu untuk mengobati leluhur kami yang juga terken

racun seperti yang mulia kaisar sebelumnya"

"hmmm, racun lagi ya, racun ini adalah racun perusah otot dan jiwa, racun ini adalah racun yang dikembangkan oleh klan Iblis, aku curiga ada campur tangan klan iblis di dalamnya, tapi aku perlu melihat dulu apa yang terjadi denga leluhur sekte"

"jadi tuan bersedia membantu?"

"ya, aku akan bantu sebisaku"

Ding "misi sampingan baru terpicu, selamatkan leluhur sekte Morang, Hadiah - dapat menggunakan poin dan

poin system, hadiah dua - menguasai Dao pedang secar sempurna"

"ehhh, system kamu sudahkembali?"

Ding "system sudah active beberapa menit setelah upgrade ke versi selanjutnya tuan"

"lalu kenapa kamu tidak menghubungiku?"

Ding "system jua ingin bersanatai sementara waktu seperti tuan"

"kamu ini system apa apa sih ughhh"

Melihat Iman tiba tiba termenung setelah berjanji akan mengobati leluhur Moran merasa aneh "apakah ada

masalah tuan"

"ahhhh tidak ... tidak ...tidak ada" Iman menjawabnya gelagapan seperti pencuri yang tertangkap basah.

"jika begitu kapan tuan bisa datang ke sekte kami?"

"aku punya banyak waktu luang, mengobati orang semakin cepat semakin baik he he he he"

"baiklah kami akan pamitan dengan kaisar dulu dan setelah itu kita berangkat"

"tidak usah pamitan dengan kami nyawa leluhur lebih penting" suara kaisar memotong omongan Moran.

"bocah tengik aku juga ikut, tapi kali ini kamu harus mmeberikan aba aba dulu" semua orang yang mendengar

omongan leluhur kekaisaran menjadi terdiam "sejak kapan leluhur begitu akrab dengan orang yang baru di kenalnya.

"baiklah, jika kamu masih sempoyongan samapi sana aku tidak akan pernah mengajakmu lagi"

"eh bocah tengik kamu berani mengacamku ya, aku tidak akan merestuimu dengan Liona"

"Leluhur ....!!!!!!"Lioan yang merasa malu, wajahnya memerah dan spontan berteriak pada kakek Aldi.

"ha ha ha ha ha ha" semua orang tertwa bersamaan.

"baiklah, kita pergi ke sekte Morang, tetua ijinkan aku menyentuh dahimu" tanpa persetujuan tetua  Iman menjulurkan tangannya dan menyentuh dahi tetua Moran, sebuah suanr keluar dari dahina dan masuk ke tangan Iman. iman melambaikan tangannya dan sebuah portal yang mirip lubang cacing tercipta dari ke hampaan.satu persatu mereka masuk ke dalam portal dan menghilang bersamaan denga hilangnya portal itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!