Iman masih
duduk di kursi sebelah Anbu yang menjadi kusir dadakannya tuan putri, Ketika sampai
di depan kediaman tuan kota, kereta berhenti, pintu kereta terbuka seorang anak
keluar dari kereta yang membuat semua prajurit dan tuan kota menjadi sangat
terkejut, namun hal itu menghilang Ketika anak itu diikuti oleh sang putri di
belakangnya.
“selamat datang
tuan putri, saya akan mengantar tuan putri ke tempat peristirahatan tua putri”
ucap tuan kota.
Namun tuan
putri menghiarukan kata kata tuan kota dan menghampiri Iman, membungkuk Sembilan
puluh drajat.
“tuan
terimakasih sudah menolong saya dengan selamat sampai disini, saya dengar tuan
belum punya tempat tinggal di sini, bagaimana jika tinggal dulu di kediaman
tuan kota, bukan begitu tuan kota” ucap Liona sambil emlirik tajam tuan kota.
Tuan kota yang
mendapat lirikan tajam seperti itu merasa bingung dengan kelakuan tuan putri ini,
sehingga sehingga dia hanya menjawab seadanya saja.
“iya tuan putri,
itu benar”
Iman, turun
dari kereta dan menatap Liona “ maaf tuan putri, saya masih ada urusan sehngga
tidak bisa memenuhi keinginan tuan putri” Iman berbalik dan berjalan di ikuti
oleh Anbu dan Dharma, melihat itu tuan putri merasa kesala melihat kelakuan
Iman, dia adalah Wanita yang termasuk dalam empat Wanita tercantik di kekaisaran,
namun di acuhkan oleh iman.
“cari tahu kemana
dia pergi dan tinggal di mana, jangan samapai ketahuan dan menyulitkannya” ucap
tuan putris sambila berjalan masuk ke dalam kediaman tuan kota.
“baik tuan
putri”
Sementara itu
Iman terus berjalan menuju kediaman Anbu, anbu dalah seorang pemuda yang lahir
dari keluarga pedagang antar kota, keluarganya sering mengantarkan barang
barang keperluan para cultivator ke kota lain, selain itu mereka juga sering
memasok makan dan minuman seprti arak dan gandum ke seluruh wilayah kerajaan
Tantara – kerjaaan di bawah kekaisaran Edgar.
Beberapa waktupun
berlalu, mereka kahirnya samapai di depan sebuah gerbang yang besar, di baian
depan atas gerbang terlihat palakat “kediaman sagara”, anbu berjalan menuju
penjaga dan menyapanya dengan ramah.
“tuan muda,
anbu, anda masih hidup?”
“siapa yang
bilang aku sudah mati aku akan menghajarnya”
“itu…. Itu….tuan
besar yang memberithaukan pada kami”
“hehhh…. Dimana
Bandot tua itu, tega teganya dia mengatakan kau sudah meninggal” ucap anbu
dengan nada sedikit kesal.
“maafkan saya tuan
muda, pemimpin berada di aula”
“baiklah aku
akan menemuinya, tolong antarkan Tuan iman dan anaknya untuk beristirahata dan
siapkan tempat tinggal untuknya”
“baik tuan muda”
ucapa penjaga itu sambil membungkuk.
“tuan silahkan
ikut mereka dulu, nanti setelah beristirahat saya akan memanggil tuan untuk
bertemu dengan keluarga saya”
“baikalah,
terimkasih” ucap iman dan melangkah mengikuti penjaga itu.
Mereka berjalan
menuju bagian samping rumah besar itu, ternyata rumah kediaman keluarga sagara
ini sangat luas, jika di terka mungkin ada ratusan hektar membentang “sungguh
sangat kaya” gumam Iman.
“tua salah,
keluarga Sagara masih tergolong keluarag kelas rendah dan lemah di kota ini,
keluarga Tantra adalah keluarga yang terbesar dan terkuat di kota ini”
“hemm, begitu
ya” ucap Iman sambil mengernyitkan alisnya.
Merekapun melanjutkan
perjalanan mereka menuju sebuah bangunan yang akan menjadi tempat tinggal mereka,
beberapa waktu mereka sudah samapai di depan sebuah rumaha yang lumayan sedikit
besar – mirip duplex.
“tuan bisa
tinggal disini, ini adalah graha tamu yang sudah disiapka untuk para tamu di
rumah ini, jika tuan butuh bantuan silahakan hubungi penjaga yang disana” ucap
penjaga itu samabil menujuk kearah penjaga yang menjaga di pintu samaping graha.
“baiklah,
terimakasih atas bantuanmu”
“sama sama tuan,
ini sudah menjadi tugas saya, saya akan kembali dulu ke post jaga saya” penjaga
itu berjalan pergi dari graha tamu dan menuju ke pintu gerbang tempat dia
berjaga, di kediaman sagara, para penjaga akan di roling stiap ,imggu, sehingga
mereka akan menjaga post yang berbeda setiap minggu yang sudah di tetapkan oleh
ketua mereka.
Iman dan Darma
berjalan masuk ke dalam graha, Iman menuju balkon di lantai dua dan duduk di sebuah
gazebo mini yang menghadap ka arah luar bangunan, sementara itu Dharma langsung
pergi ke permandian yang ada di belakang grahayang didesain berbentuk plangue
pool, dia langsung masuk kedalam air dan bermain disana, walaupun kini tubuhnya
hampir terlihat seperti anak lima belas tahun namun nyatanya dia hanya berumur
sepuluh tahun, dan masih suka bermain.
Sementara iman
mengernyitkan dahinya, di kejauhan dia melihat seorang Wanita sedang melatih
jurus pedang, namun dari gerakannya seakan di Manahan rasa sakit setiap dia
bergerak, dengan mata dewanya Iman melihat secara detail keadaan Wanita itu,
setelah melihat diapun menutup matanya lagi untuk bermeditasi.
Seperti itu
itulah yang terlihat dari luar, namun sebenarnya dia sedang memeriksa statusnya.
“system –
status”
Ding
Nama : Iman
Ras : Manusia.
Kultivasi :
Tidak terbatas
Poin pengalaman
: Tak terbatas
Keterampilan :
tak terbatas
Ruang
penyimpanan : tak terbatas
Poin system :
tak terbatas
Penguasa Jagat
Raya yang terbuang.
Misi utama 1 :
mengambila kembali semua warisan yang tersebar.
Penyelesaian :
0.01%
Misi utama 2 :
melindungi dan membesarkan Darma sengan welas asih.
Penyelesaian :
20,0001%
Misi sampingan
1 : menyelamatkan Putri kekaisaran Edgar
enyelesaian : 85%.
Misi samapingan
2 : menyelamatkan kekaisaran Edgar.
Penyelesaian : 0,01%
Versy : 1.0
“sysem, aku
sudah menyekmatkan sang putri kenapa penyesaiannya hanya 85%?”
Ding “Tuan
apakah itu perlu ditanyakan lagi, jika belum 100% berarti sang putri masih
dalam bahaya”
“ehhhh, itu aku
sudah tahu,,,” Iman merasa kesal dengan jawaban system, namun itu adalah kebenaranya,
sang putri masih dalam bahaya.
Ding “musuh yang
mengincar tuan putri terlalu kuat sehingga pasukan kota tidak akan bisa
melindunginya, hanya tuan yang bisa melindunginya saat ini”
“kenapa kamu
selalu memberikan misi yang merepotkan”
Setelah beberapa
perdebatan yang tak jelas anatar Iman dan systemnya, dia membuka matanya dan
seorang panjaga sudah ada di depan pintu.
“Tuan Iman dan
Tuan Muda Dharma, tuan besar mengundang anda untuk makan bersama di aula samping,
silahkan bersiap siap, saya akan menunggu tuan disini. Beberapa menit berlalu
Iman dan Dharma sudah keluar dan bersiap menuju ruang makan di aula samping,
namun belum sempat dia melangkah seorang pengawa datang lagi.
“Bonang, aku
diminta oleh tuan besar memberitahukanmu untuk membawa tuan Iman dan tuan Muda
Dharma ke pintu gerbang, kita akan menyambut tamu agung”
“baiklah Binong,
aku akan mengantar mereka ke pintu gerbang”
“Tuan Iman, ada
sedikit perubahan, Tuan diminta ke pintu gerbang untuk ikut menyambut tamu
agung”
“itu seharusnya
menjadi urusan keluarga sagara aku tidak akan kesana” jawab iman kesal, karena
dia sama sekali tidak suka dengan prosesi sepert itu, apalagi dia bukan anggota
keluarga sagara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Chieko
emm saranku sih. untuk penulisan nya di tulis dalam bentuk paragraf ajh klo ditulis terputus² setiap kalimat jadi kurang pas klo pas dibaca.
2024-04-09
3
Sak. Lim
dasar mc songong uda tau tpi msih tanya
2024-03-22
2