Bab 7

Iman masih

duduk di kursi sebelah Anbu yang menjadi kusir dadakannya tuan putri, Ketika sampai

di depan kediaman tuan kota, kereta berhenti, pintu kereta terbuka seorang anak

keluar dari kereta yang membuat semua prajurit dan tuan kota menjadi sangat

terkejut, namun hal itu menghilang Ketika anak itu diikuti oleh sang putri di

belakangnya.

“selamat datang

tuan putri, saya akan mengantar tuan putri ke tempat peristirahatan tua putri”

ucap tuan kota.

Namun tuan

putri menghiarukan kata kata tuan kota dan menghampiri Iman, membungkuk Sembilan

puluh drajat.

“tuan

terimakasih sudah menolong saya dengan selamat sampai disini, saya dengar tuan

belum punya tempat tinggal di sini, bagaimana jika tinggal dulu di kediaman

tuan kota, bukan begitu tuan kota” ucap Liona sambil emlirik tajam tuan kota.

Tuan kota yang

mendapat lirikan tajam seperti itu merasa bingung dengan kelakuan tuan putri ini,

sehingga sehingga dia hanya menjawab seadanya saja.

“iya tuan putri,

itu benar”

Iman, turun

dari kereta dan menatap Liona “ maaf tuan putri, saya masih ada urusan sehngga

tidak bisa memenuhi keinginan tuan putri” Iman berbalik dan berjalan di ikuti

oleh Anbu dan Dharma, melihat itu tuan putri merasa kesala melihat kelakuan

Iman, dia adalah Wanita yang termasuk dalam empat Wanita tercantik di kekaisaran,

namun di acuhkan oleh iman.

“cari tahu kemana

dia pergi dan tinggal di mana, jangan samapai ketahuan dan menyulitkannya” ucap

tuan putris sambila berjalan masuk ke dalam kediaman tuan kota.

“baik tuan

putri”

Sementara itu

Iman terus berjalan menuju kediaman Anbu, anbu dalah seorang pemuda yang lahir

dari keluarga pedagang antar kota, keluarganya sering mengantarkan barang

barang keperluan para cultivator ke kota lain, selain itu mereka juga sering

memasok makan dan minuman seprti arak dan gandum ke seluruh wilayah kerajaan

Tantara – kerjaaan di bawah kekaisaran Edgar.

Beberapa waktupun

berlalu, mereka kahirnya samapai di depan sebuah gerbang yang besar, di baian

depan atas gerbang terlihat palakat “kediaman sagara”, anbu berjalan menuju

penjaga dan menyapanya dengan ramah.

“tuan muda,

anbu, anda masih hidup?”

“siapa yang

bilang aku sudah mati aku akan menghajarnya”

“itu…. Itu….tuan

besar yang memberithaukan pada kami”

“hehhh…. Dimana

Bandot tua itu, tega teganya dia mengatakan kau sudah meninggal” ucap anbu

dengan nada sedikit kesal.

“maafkan saya tuan

muda, pemimpin berada di aula”

“baiklah aku

akan menemuinya, tolong antarkan Tuan iman dan anaknya untuk beristirahata dan

siapkan tempat tinggal untuknya”

“baik tuan muda”

ucapa penjaga itu sambil membungkuk.

“tuan silahkan

ikut mereka dulu, nanti setelah beristirahat saya akan memanggil tuan untuk

bertemu dengan keluarga saya”

“baikalah,

terimkasih” ucap iman dan melangkah mengikuti penjaga itu.

Mereka berjalan

menuju bagian samping rumah besar itu, ternyata rumah kediaman keluarga sagara

ini sangat luas, jika di terka mungkin ada ratusan hektar membentang “sungguh

sangat kaya” gumam Iman.

“tua salah,

keluarga Sagara masih tergolong keluarag kelas rendah dan lemah di kota ini,

keluarga Tantra adalah keluarga yang terbesar dan terkuat di kota ini”

“hemm, begitu

ya” ucap Iman sambil mengernyitkan alisnya.

Merekapun melanjutkan

perjalanan mereka menuju sebuah bangunan yang akan menjadi tempat tinggal mereka,

beberapa waktu mereka sudah samapai di depan sebuah rumaha yang lumayan sedikit

besar – mirip duplex.

“tuan bisa

tinggal disini, ini adalah graha tamu yang sudah disiapka untuk para tamu di

rumah ini, jika tuan butuh bantuan silahakan hubungi penjaga yang disana” ucap

penjaga itu samabil menujuk kearah penjaga yang menjaga di pintu samaping graha.

“baiklah,

terimakasih atas bantuanmu”

“sama sama tuan,

ini sudah menjadi tugas saya, saya akan kembali dulu ke post jaga saya” penjaga

itu berjalan pergi dari graha tamu dan menuju ke pintu gerbang tempat dia

berjaga, di kediaman sagara, para penjaga akan di roling stiap ,imggu, sehingga

mereka akan menjaga post yang berbeda setiap minggu yang sudah di tetapkan oleh

ketua mereka.

Iman dan Darma

berjalan masuk ke dalam graha, Iman menuju balkon di lantai dua dan duduk di sebuah

gazebo mini yang menghadap ka arah luar bangunan, sementara itu Dharma langsung

pergi ke permandian yang ada di belakang grahayang didesain berbentuk plangue

pool, dia langsung masuk kedalam air dan bermain disana, walaupun kini tubuhnya

hampir terlihat seperti anak lima belas tahun namun nyatanya dia hanya berumur

sepuluh tahun, dan masih suka bermain.

Sementara iman

mengernyitkan dahinya, di kejauhan dia melihat seorang Wanita sedang melatih

jurus pedang, namun dari gerakannya seakan di Manahan rasa sakit setiap dia

bergerak, dengan mata dewanya Iman melihat secara detail keadaan Wanita itu,

setelah melihat diapun menutup matanya lagi untuk bermeditasi.

Seperti itu

itulah yang terlihat dari luar, namun sebenarnya dia sedang memeriksa statusnya.

“system –

status”

Ding

Nama : Iman

Ras : Manusia.

Kultivasi :

Tidak terbatas

Poin pengalaman

: Tak terbatas

Keterampilan :

tak terbatas

Ruang

penyimpanan : tak terbatas

Poin system :

tak terbatas

Penguasa Jagat

Raya yang terbuang.

Misi utama 1 :

mengambila kembali semua warisan yang tersebar.

Penyelesaian :

0.01%

Misi utama 2 :

melindungi dan membesarkan Darma sengan welas asih.

Penyelesaian :

20,0001%

Misi sampingan

1 : menyelamatkan Putri kekaisaran Edgar

enyelesaian : 85%.

Misi samapingan

2 : menyelamatkan kekaisaran Edgar.

Penyelesaian : 0,01%

Versy : 1.0

“sysem, aku

sudah menyekmatkan sang putri kenapa penyesaiannya hanya 85%?”

Ding “Tuan

apakah itu perlu ditanyakan lagi, jika belum 100% berarti sang putri masih

dalam bahaya”

“ehhhh, itu aku

sudah tahu,,,” Iman merasa kesal dengan jawaban system, namun itu adalah kebenaranya,

sang putri masih dalam bahaya.

Ding “musuh yang

mengincar tuan putri terlalu kuat sehingga pasukan kota tidak akan bisa

melindunginya, hanya tuan yang bisa melindunginya saat ini”

“kenapa kamu

selalu memberikan misi yang merepotkan”

Setelah beberapa

perdebatan yang tak jelas anatar Iman dan systemnya, dia membuka matanya dan

seorang panjaga sudah ada di depan pintu.

“Tuan Iman dan

Tuan Muda Dharma, tuan besar mengundang anda untuk makan bersama di aula samping,

silahkan bersiap siap, saya akan menunggu tuan disini. Beberapa menit berlalu

Iman dan Dharma sudah keluar dan bersiap menuju ruang makan di aula samping,

namun belum sempat dia melangkah seorang pengawa datang lagi.

“Bonang, aku

diminta oleh tuan besar memberitahukanmu untuk membawa tuan Iman dan tuan Muda

Dharma ke pintu gerbang, kita akan menyambut tamu agung”

“baiklah Binong,

aku akan mengantar mereka ke pintu gerbang”

“Tuan Iman, ada

sedikit perubahan, Tuan diminta ke pintu gerbang untuk ikut menyambut tamu

agung”

“itu seharusnya

menjadi urusan keluarga sagara aku tidak akan kesana” jawab iman kesal, karena

dia sama sekali tidak suka dengan prosesi sepert itu, apalagi dia bukan anggota

keluarga sagara.

Terpopuler

Comments

Chieko

Chieko

emm saranku sih. untuk penulisan nya di tulis dalam bentuk paragraf ajh klo ditulis terputus² setiap kalimat jadi kurang pas klo pas dibaca.

2024-04-09

3

Sak. Lim

Sak. Lim

dasar mc songong uda tau tpi msih tanya

2024-03-22

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!