Mereka bertiga akhirnya
melanjutkan perjalanan menuju tempat tinggal Anbu di kota Otawa, perjalanan
mereka menuruni gunung berjalan dengan lancer, Darma membuka jalan dan membabat
habis monster yang mengahalangi jalan mereka, Ketika malam Iman akan memanggang
daging yang berguna untuk kultivasi mereka, hal ini terus berlanjut sampai
mereka keluar dari hutam kematian.
“tuan, kita sudah keluar dari
hutan kematian, jika tidak ada halangan dalam tiga hari kita akan tiba di kota
Otawa”
“baiklah, kita istirahat di sini
malam ini”
“untuk temapat istirahat, di depan
ada sebuah air terjun dan tanah lapang, temapat yang sangat baik untuk
istirahat”
“baiklah, aku ikut pengaturanmu
saja”
Beberapa menit kemudian mereka
tiba di sebuah temapat yang dimaksud sama Anbu, tempat ini benar benar indah,
air terjun yang menjulang dengan airnya yang berwarna kebiruan, di bawah air
terjun itu ada danau yang sangat jernih, ikan ikan terlihat jelas di kedalaman
air, mereka berhanti di salah satu sisi tanah lapang yang ada di depa danau
itu.
“Dharma, pergilah mengumpulkan
kayu bakar dan mencari hewan buruan untuk mala mini”
“baik ayah” setelah menjawab
Dharma langsung berlari kekedalaman hutan.
Sementara Iman mengedarkan indra
sepeiritualnya untuk memindai adaya bahaya yang mungkin menganacam anaknya,
namun dia malah merasakan ada beberapa rombongan manusia yang mendekat
kearahnya.
Beberapa menit berlanjut rombongan
itu pun terlihat dan mendekat kea rah Iman, sebuah kereta mewah yang di taruk
empat ekor kuda angin - beast yang sudah di jinakan dan mampu berlari secepat
angin serta memiliki pertahanan elemant angin, keretanya pun adalah sebuah
artefak tingkat tinggi.
Beberap pengawal berpakaian kekar
berada di sekitar kereta itu, mereka semua mamakai ziarah perak dan pedang yang
menggantung di pinggang yang membuat mereka terlihat semakin gagah.
Anbu yang melihat itu berbisik
pada Iman,
“sepertinya orang yang ada di
dalam kereta itu bukan orang biasa tuan”
“hmm” Iman yang sedang duduk
bersila dsebelahnya hanya menanggapinya asal asalan.
“pergi dari sini jika tidak ingin
mati, tuan putri kami mau istirahat di sini malam ini”
Seorang penjaga menunggangi kuda
mendekati mereka dan berteriak dengan sangat keras.
“maaf tuan, saya masih menunggu
anak saya”
“lancing…!!! Berani sekali kamu
membantah” penjaga itu langsung menghunuskan pedangnya dan menyerang Iman tanpa
menahan kekuatannya, di benaknya laki laki yang ada di depannya ini hanyalah
manusia biasa, karena dia tidak merasakan fluktuasi energi di dalam tubuhnya,
ini juga yang menumbuhkan keberaniannya untuk langsung menyerang tanpa
menyelidiki latar belakangnya.
Namun hal yang yang tidak dia
sangaka pun terjadi, Iman tidak menghindari serangan itu, dia menerimanya
dengan tubuhnya.
Prang….!!!!
Pedang pengawal itu hancur menjadi
ribuan kepingan logam, menunduk dan mengibasakan tangan pada pakaiannya seakan
takut pakainnya menjadi kotor karena serangan itu.
Pengawal itu seketika menjadi
gugup dan wajahnya menjadi sangat pucat karena ketakutan, pedang ini sudah
dianggap pedang terbaik di kekaisaran Lai, dibuat dari campuran bijih baja
hitam dan kristal binatang seperitual tinggkat tinggi.
“maaf tuan, aku sudah membuat
pedangmu hancur, berapa yang harus aku ganti rugi?”
Mendengar ucapan Iman, pengawal
itu merasakan lemas di kakinya, namun Ketika pengawal itu akan menjawab, suara
seorang laki laki tua terdengar dari dalam kereta samabil mengarahkan auranya
untuk menekan Iman.
“anak muda, jangan baru memiliki
kemampuan sedikit kamu menjadi sombong”
“maafkan saya tuan, saya masih
menunggu anak saya, saya tidak bisa pergi dari tempat ini, silahakn megambil
termpat yang lain”
Merasakan aura yang di keluarkan
laki laki tua itu, Iman merasa sedikit tidak nyaman, namun masih sopan karena
dia juga tidak suka mencari masalah yang akan membuat hidupnya repot.
“beraninya kamu!” laki laki tua
itu marah, dia meledat keluar dari kereta dan lagsung menyerang Iman, namun
yang terjadi selanjutnya membuat semua orang yang melihatnya meriding, Iman
langsung meraih leher laki laki tua itu dan mencekiknya, laki laki tua itu
langsung menggantung di tangan Iman tanpa daya.
“aku tidak mengerti dengan
pemikiran kalian, bisakah kalian jangan membuat aku repot begini, tuan pengwal
aku akan bertanya, bagaiaman aku harus menjelaskan sama kalian jika akau tidak
mau pindah dari sini, apakah kau harus memusnahkan laina semua?”
Iman menoleh kearah pengawal yang
sudah duduk di tanah karena ketakutan, namun masih tetap tidak melepaskan
tangannya dari leher lelaki tua itu.
“hentikan, maafkan kami tuan, kami
tidak melihat tingginya gunung di depan kami, mohon lepaskan tetua kami dan
kami tidak akan mengganggu tuan lagi”
“ehmm… akhirnya ada yang bisa
berpikir disni”
Iman langsung melemparkan laki
laki tua itu kebawah dan seketika sebuah kawah yang dalam muncul dan laki laki
tua itu langsung pingsan dengan byanak luka di tubuhnya.
Iman kembali ke tempat duduknya
dan duduk bersila lagi. Sementara Dharma sedang bertarung atau lebih tepatnye
emermainkan raja serigala perak di tangah hutan, samai akhirnya raja serigala
itu menyerah dan bersedia menjadi bawahannya.
“saya menyerah tuan muda, tolong
ampuni saya dan semua rakyat saya”
“eh… kamu bisa bicara ya, kenapa
dari tadi kamu tidak bicara?”
“kami adalah binatang roh, pada
umur dan tingkat kultivasi tertentu kami memiliki kesadaran, mampu berbicara
seperti manusia dan juga berubah wujud”
“ohh jadi begitu, baik aku akan
melepskanmu dan rakyatmu, sekarang karena kalian sudah mengganggu perburuan
makan malamku, kalian harus mencarikanku buruan untuk makan malam”
“Baik tuan Muda, mohon tunggu
sebentar”
Raja serigala melihat serigala
lain di sebelahnya, serigala itu mengengguk dan segera pergi, beberapa detik
kemudian serigala itu datang membawa seekor kijang yang besar”
“wah cepat sekali, itu terlalu
besar utuk kubawa dengan tubuhku yang keil ini, kalian bantu aku bawa dan ikut
aku ketemu ayahku”
Darma ingin mendapatkan pujian
dari ayahnya dan ingin menunggangi rja serigala serta diiringi banyak serigala
yang tingginya hamper sepuluh meter itu.
“baik tuan Muda”
“Raja serigala, bolah aku naik ke
punggungmu, kakiku sangat pendek mana bisa aku mengejar kalian yang sangat
cepat dan tinggi”
“silahkan Tuan muda” raja serigala
merebahkan badannya, biar Darma Bisa naik.
Raja serigala menagis dalam
hatinya, “ badan kecil dan tidak kuat membawa kijang itu?, kaki kecil dan
pendek tidak bisa mengejar? Huhhh… lalu bagaimana dengan kami yang babak belur
di hajar oleh badan dan kaki kecil itu”
Merekapun pergi ke arah air
terjun dengan kecepatan penuh mereka,
karena Darma tahu ayahnya pasti marah karena dia sudah membuang buang waktu
karena terlalu lama main main dengan Raja serigala.
Bberapa menit kemudian, tanah di
sekitar danau utu bergetar, parwa pwngawal yang mengawal tuan putri itu langsung
siaga dan menghunuskan pedangnya, sang putri keluar dari tendanya dan bertanya.
“apa yang terjadi, apa ada
serangan binatang buas dalam sekala besar?”
“Maaf tuan putri kami juga tidak
tahu”
Tuan putri itu menoleh kea rah
Iman, dia melihat laki laki itu masih diam seperti sebelumnya, sampai akhirnya,
dia melihat ratusan serigala berkecpatan tinggi sedang mengarah ke Iman, tanpa
sadar dia langsung berteriak.
“tuan ada serigala mendekat ke
arahmu!”
Namun Iman masih diam, yang
membuat Putri itu kesal, memalingkan wajahnya dan meminta pengawal untuk
bersiap bertarung dengan hasil yng paling buruk mereka harus mundur
menyelamatkan diri.
Namun hal yang di takutkan sang
putri tidak menjdi kenyataan, Iman mulai membuka matanya dan berkata “ kamu
terlalu lama, malam ini, berlatih di pagoda selama empat jam”
“ayah, aku tidak bersalah merka
yang menggangguku” jawab Darma yang melayang turun dari punggung raja serigala.
Sanga putri yang melihat adegan
itu langsung melongo dengan mulut yang terbuka, para pengawalnya pun sama,
bahkan wajah mereka menjadi pucat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments