mereka melihat Dharma seperti
melihat hantu, apalagi mendengar jika di terlambat kembali karena di ganggu
oleh serigala itu.
Di sisi lain, serigala itu
menangis darah dalam hatinya, kenapa selalu dia yang dijadikan alas an sama
Dharama.
“bantu anbu membersihakan daging
biara ayah yang membuat api, setelah daging bersih, berikan sebagaian kepada
rombongan itu” darma menunjuk kea rang rombongan tuan putri.
“oh ya, berikan juga obat ini
untuk tetuanya” Iman mengeluarkan botol
keramik kecil yang digunakan untuk menyimpan pil agar khasiatnya tidak pudar.
Beberapa menit pun berlalu, api
unggun sudah siapa, darma dan Anbu pun sudah kembali dan membawa daging yang
bersih, sesuai perintah ayahnya, daging itu di bagi dan Sebagian besar di
berikan ke pada rombongan tuan putri.
“paman pengawal, ini ada sedikit
daging kijang untuk kalian dan ini untuk tetua kalian”
Setelah menyerahkan daging, Darma
langsung meninggalkan tenda sang putri, dia tidak mau terlamabat untuk makan
atau semua daging di habiskan oleh ayahnya seperti biasanya.
“ini bagianmu” uap Iman ambil
memberikan sepotong daging ke pada Darma.
“terimakasih ayah” Darma duduk di
samaping Anbu dan langsung memakan dagingnya.
“Darma, biarakn serigala itu
pergi, mereka perlu hidup bebas, walaupun akamu meilki kekuatan namun jangan
gunakan untuk menindas, gunakan lah untuk melindungi dan hiduplah welas asih, bunuhlah
yang pantas di bunuh dan lindungilah yang pantas dilindungi ” ucap Iman tanpa
membuka matanya yang setelah makan langsung meditasi.
“baik ayah, aku akan melepaskan
mereka”
“raja serigala, kamu bebas
sekarang, pergilah…!” ucapa Darma dengan suara yang di balut dengan qi,
sehingga sekecil papaun suaranya akan terdengar jelas bagi yang di tuju.
“terimakasih atas kebaikan Tuan
Muda dan Tuan Besar” setelah mengucapkan terimakasih mereka segera pergi seakan
takut Darma akan berubah pikiran.
Malam itu mereka bertiga meditasi
di atas batu, tanpa terasa pagi pun sudah menjelang dan mereka bersiap
melanjutkan perjalanan mereka ke kota otawa, tanpa menghiraukan rombongan sang
putri merek melanjutkan perjalanan, namun Ketika mereka melewati rombongan sang
putri, sebuah suara terdengar dari daalam tenda.
“tuan, maafkan saya menganggu
perjalanan kalian, kami sudah bersalah terhadap tuan, izinkan kami mengantar kalian dengan kereta” suara itu adalah suara
sang putri.
“wah, ayah ada Wanita cantik yang
mau nganter kita!” ucapa Darma yang tidak mengetahui jika tetua sanga putri hamper
terbunuh oleh ayahnya.
“tambah hukuman 3 hari berada di
pagoda surga” ucap Iman sambil menatap tajam anaknya.
“ayah? Apa salahku?” Darma melihat
kea rah ayahnya dengan heran.
“tuan muda, lebih baik diam dulu,
nantu aku akan ceritakan semuanya” ucap Anbu dengan telepati.
Mendengar itu Darma langsung
terdiam, dia tidak mau menambah hukuman dari ayahnya, dia harus bertarung 3
hari beberapa jam dalam pagoda surga jika di dunia nyata, sedangkan waktu di
pagoda adlah seribu kali lebih cepat, jadi dia harus menghabiskan tiga ribu
hari lebih di dalam pagoda dan melawan binatang buas yang tidak ada habisnya,
namun dia tidak tahu jika Iman sudah mengatur waktu istirahat anakanya sehingga
jika anaknya sudah meulai kelelahan, binatang buas itu tidk akan menyerangnya
lagi.
“terimakasih atas kebaikan tuan
putri, kami akan jalan duluan”
Iman berjalan melewati mereka
diikuti oleh Darma dan Anbu, bukan Iman merasa sungkan dengan dengan sang putri
karena di merasakan aura membunuh yang samar terpancar dari dalam tenda itu,
Iman tidak mau repot dan di ganggu dalam menikmati perjalanannya.
Perjalanan Iman dan yang lainnya
berjalan lancer, sampai akhirnya mereka sudah hampir keluar dari hutan, di
mencium bau darah sehingga mengedarkan aura sepritualnya untuk memeriksa ke
adaan di depannya, di melihat sanga putri sedang di hadang oleh beberapa orang
berbaju hitam namun dan yang memimpin dalah tetua yang hampir dia bunuh
sebelumnya, Iman melanjutkan perjalanannya tanpa memebritahu anaknya, dia ingin
anaknya bisa belajar bahwa ketamakan manusia tidak akan memandang apapun.
“ayah aku mendengar ada
perkelahian di depan, ayo kita lihat !” ucap Darma sambila melihat ayahnya.
“baiklah, gunkanlah ini, jangan
mengekspose diri kalian, ayah tidak mau repot dengan urusan orang lain apalagi
urusan kekaisaran” Iman memberikan mereka topeng dewa yang bisa merubah wajah dan
penampilan mereka.
Setelah memakainya Darma dan Anbu
melesan dan menghilang kearah terdengarnya petarungan, Iman juga menghilang setelah memakai topeng.
Di tempat lain, sang putri sedang
di kelilingi oleh pengawalnya yang sudah memiliki banyak luka bahkan beberapa
dari mereka mengalami luka parah.
“liona, aku berterimakasih pada
bajingan yang kita temui kemarin karna masih membiarkan aku hidup bahkan
memberikan oabat penyembuh yang sangat efektif, setelah meminumnya smua luka
dalamku sembuh total, sehingga rencanaku bisa berjalan lancer…. Ha ha ha ha ha”
“Paman, apa yang kamu inginkan?”
“ha ha ha ha, tentu saja kekuasaan,
kekaisaran Edgar akan sangat mengahargai kerja kerasku jika bisa membawamu kepadanya,
ha ha ha ha ha”
“apa imbalan yang dia berikan
ayahku pasti bisa memberikan yang lebih baik”
“ha ha ha, apakah ayahmu bisa
memberikan tahtanya padauk?, ha ha ha ha, ikutlah dengan kami maka aku akan
mebiarkan para pengwalmu hidup”
“baiklah, aku akan mengikutimu, biarkan
mereka pergi”
“tuan Putri, kami akan
mempertaruhkan nyawa kami asalkan tuan putri bisa selamat, jangan ikuti keinginannya”
“Diam, ini perintah, tinggalkan
tempat ini secepatnya”
Liona berjalan keluar dari
perlindungan pengawalnya dan berjalan menuju tetua itu, namun belum jauh di
berjalan semua pengawalny sudah di penggal oleh laki laki berbaju hitam bawahan
tetua itu.
“Tidak, Bajingan kamu Dion…!!!,
ayahku tidak akan mengejarmu samapi ke ujung dunia dan membunuhmu”
“ha ha ha ha, itu jika dia tahu,
bagaimana jika aku bisa kembali dengan terluka dan bertemu dengan dua pemuda
kuat dan satu anak kecil yang menculikmu…. Ha ha ha ha ha”
“kamu bajingan…!”
“ha ha ha ha ha ha, tangkap dia!”
Namun sebelum bawahan tetua Dion
menangkap liona mereka terpental dan langsung tewas, lubang kecil terbentuk di
dahinya dan mengeluarkan darah, laki laki yang berbaju hitam lainnya jadi
waspada, begitu juga dengan Dion.
“Siapa…! Jangan jadi pengecut,
tunjukan dirimu”
Bugh…
Laki laki berbaju hitam yang
berbicara tadi langsung mati dengan lubang di dahinya, ini membuat mereka lebih
waspada dan taut untuk bicara lagi.
Bugh…
Bugh..
Bugh…
Semua laki laki berbaju hitam itu
mati dengan luka yang sama yaitu berlubang di dahinya, melihat ini Dion
merasakan ketakutan dan merasakan yang membunuh anak buahnya bukanlah lawannya
dan bersiap untuk kabur, namun sebelum bisa kabur sebuah biji kacang menembus kedua
kakinya.
“aku selalu diajarkan dan ijinkan
untuk membunuh yang pantas untuk di bunuh” Darma keluar dari kehampaan.
“Senior maafkan saya, saya tidak
ingin menyinggung senior, saya akan pergi dari sini dan tidak akan mengganggu
tuan putri dan senior lagi, saya … saya akan keluar dari kekaisaran ini”
“kami kira aku anak kecil, kamu
bahkan mampu mengkambinghitamkan orang yang bahkan tidak ada hubungannya dengan
kalian” Darma terus melangkah mendekati Dion.
“emang kamu anak kecil kan” batin Anbu
dan Iman yang hampir bersamaan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments