Klik…
Dharma menjentikan jarinya, tubuh Dion
meledak menjadi kabut darah, tanpa menghiraukan sang putri Darma langsung
menjarah semua harata para pembunuh itu termasuk cincin rung penyimpanan dion,
di berjalan menuju kea rah ayahnya.
“ayah, kita panen besar, ternyata
mereka banyak memiliki harta, he he he” ucap Darma tanpa menghiraukan
keterkejutan sang putri yang sedari tadi melongo memperhatikan mereka.
“tiga orang, yang satu memnaggil
ayah, apakah mereka orang yang sama dengan orang yang bertemu dengan ku di airterjun
sebelumnya” batin Liona menebak nebak orang orang yang sudah menolongnya, namun
di tidak berani gegabah.
“senior sekalian, terimakasih
sudah menolong junior ini”
“apanya yang junior, kamu
seharusnya ku panggil bibi kenapa kamu bisa bilang dirimu junior!” ucap Dharma
sambil melepas topengnya.
Iman yang melihat ini, sangat
kesal melihat tingkah anaknya, dia ingin sekali meghajar anaknya saat ini, apa
anaknya memang tidak bisa mengerti dengan peringatannya sebelumnya, namun Iman
tidak bisa menyalahkan anaknya ini, hidup di hutan selama beberapa tahun dan
tidak tahu dunia luar pasti akan bersemangat bertemu dengan orang lain, namun
di abnagga karean anaknya sudah bisa membedakan mana yang baik dan buruk.
“ahhh, ternyata adik yang memeberikan
daging kijang pada kami sebelumnya”
Mendengar itu iman dan Anbu juga
membuka topengnya “aku akan mengantarmu ke kota Otawa yang menjadi tujuan kami,
dari sana kamu bisa minta pengawalan ke tempat tujuanmu” ucap Iman dingin.
“maaf sudah merepotkan tuan,
namaku Liona, bisakah saya tahu nama tuan dan teman Tuan?”
“namaku Iman, ini anaku Darma dan
dia adalah Anbu, temana perjalanan kami ke kota Otawa” iman menjentikan jarinya
api kecil keluar dari ujung jarinya menuju mayat para pengawal dan pernyergap
tadi dan langsung membakar habis semuanya.
“Adik kecil maukah ikut bersamaku duduk
di dalam kereta” ucap Liona sambil berjalan menuju ke dalam kereta.
Iman berjalan menuju tempat duduk
kusir diikuti oleh Anbu, “Tuan, biar saya yang menjadi kusir tuan bisa duduk di
sampaing saja.
“baiklah, aku juga tidak bisa
mengendaarai kereta ini” ucap Iman datar.
Ding “tuan sebenarnya bisa membelu
buku panduan dasar mengendarai alat sihir dan artefak di toko system”
“kenapa kamu baru memberitahuku”
Ding “Tuan yang tidak ada bertanya
sama system”
“huh…” Iman membuang napasnya, dia
hanya ingin hidup tenang namun selalu saja ada masalah yang menghampirinya.
Iman duduk bersila dan meditasi di
kursi kusir di sebelah Anbu, dan mulai berkomunikasi dengan system.
“system – status”
Ding
Nama : Iman
Ras : Manusia.
Kultivasi : Tidak terbatas
Poin pengalaman : Tak terbatas
Keterampilan : tak terbatas
Ruang penyimpanan : tak terbatas
Poin system : tak terbatas
Penguasa Jagat Raya yang terbuang.
Misi utama 1 : mengambila kembali
semua warisan yang tersebar.
Penyelesaian : 0.01%
Misi utama 2 : melindungi dan
membesarkan Darma sengan welas asih.
Penyelesaian : 20%
Misi sampingan 1 : menyelamatkan
Putri kekaisaran Edgar
Penyelesaian : 15%.
Misi samapingan 2 : menyelamatkan
kekaisaran Edgar.
Penyelesaian : 0%
Versy : 1.0
“system kenapa semuanya tak
terbatas dan apa apaan misi ini” sejak kapan aku mejalankan misi?”
Ding “ tuan adalah pemalas, jika
mengandalkan tuan sendiri, tuan tidak akan pernah bisa menyelesaikan tugas dan
tanggung jawab yang sudah di takdirkan”
Ding “ semua tidak terbatas,
karena tuan saat ini adalah orang yang tak terkalahkan, mohon tuan hati hati
mengendalikan kekuatan tuan agar tidak samapai mengahncurkan semesta ini atau
yang lainnya”
“kenapa aku harus mencari warisan
lagi, jika aku sudah tak terkalahkan sekarang bukannya aku tinggal datang ke istana
penguasa jagat raya saat ini dan membunuhnya”
Ding “tuan di takdirkan menjadi
penguasa yang welas asih dan dikenal oleh seluruh rakyat tuan nantinya dan tuan
harus mulai dari bawah walaupun tuan memiliki kekuatan namun tian tidak
memiliki harapn dari rakyat tuan, singgasana penguasa tidak akan mengakui tuan”
“jika seperti itu mengapa penguasa
saat ini di akui oleh singgasana penguasa”
Ding “dia belum diakui oleh
singgasana penguasa shingga belum bisa mengguanakan kekuatan singgasana itu
untuk mengendalaikan pasukan terkuat jagat raya, hanya tuan darah murni yang
bisa melakukannya saat waktunya tiba”
“baiklah, tingkatkan system ke
level tertinggi”
Ding “walaupun tuan punya poin tak
terbatas namun tuan baru bisa mengguanakannya stelah misi terselesaikan, setiap
misi selesai tuan akan mendapatkan kesempatan du kali untu menggunakan poin
pengalaman maupun poin system”
“trus apa gunanya kamu memberikanku
poin tak terbatas!”
Ding “siapa suruh tuan menjadi
pemalas”
“huh” Iman menghela napas lagi,
Anbu yang melihat Iman merasa penasaran “apakah tuan tidak apa apa”
“uhhmmm, aku tidak apa apa,
lanjutkan saja tugasmu” setelah mengatakan itu Iman menutup matanya lagi.
Sementara di dalam kereta, Liona
berusaha mencari tahu informasi tentang Iman melalui anaknya Darma “namamu
Darma kan, kalin sebenarnya dari mana”
“saya dan ayah tinggal di hutan
kemation sejak saya kecil” ucap Darma sambil mengunyak makanan yang di berikan
oleh Liona.
“ibumu dimana kenapa tidak ikut
sama kalian, bukankah hutan kematian sangat berbahaya?”
“aku jua tidak tahu, sejak lahir
aku sudah tidak ada Ibu, ayah bilang jika ibu sudah meninggal di bunuh oleh
orang orang yang serakah”
“Maafkan bibi ya?”
“tidak apa apa bi, kenapa bibi
bertanya? Apakah bibi suka sama ayahku”
“ahhh… bukan begitu” jawab Liona
dengan wajah yang memerah mendengan pertanyaan dari Darma, “anak ini terlalu polos
dan cepla ceplos” batinnya.
“kalo boleh Bibi tahu ada urusan
apa kalian datang ke kota Otawa”
“aku juga tidak tahu, nanti bibi
bisa tanya sama ayahku saja”
“bibi takut ayahmu mengacuhkan
bibi, karena bibi sudah pernah salah sama ayahmu sebelumnya”
“ayahku bukan orang seperti itu,
bahkan pembicarran kita sekarang di dengar olehnya”
“apa…..!!!” Liona kaget mendengar
ucapan Darma, kreret ini adalah sebuah artefak, suara di dalam tidak akan
terdengar dari luar.
“apakah itu benar?”
“nanti bibi tinggal tanya sama
ayah saja, apa susahnya, apa orang dewasa selalu serumit itu” ucap Darma.
Namun berbeda dengan liona, di
menatap Darma dan merasa anak ini menyimpelkan semuanya, mungkin karena dia di
besarkan di dalam hutan kematian oleh ayahnya.
Perjalanan mereka ke kota otawa
memakan waktu dua hari, selain istirahat mereka tidak menemukan halangan di
dalam perjalanan, karena iman sudah menghilangkan gangguan dalam radius satu
kilo meter di sekitar mereka.
Di kejauhan sudah mulai terlihat
sebuah tembok setinggi seratusan meter dan ketebalan yang mankajubkan, semakin
dekat dengan pintu masuk kota, Iman melihat antrian yang sangat Panjang, namun Ketika
mereka mengantri, seorang pengawal mengenali kereta sang putri karena pernah
berkunjung ke kota itu sebelumnya, pengawal itu langsung melaporkannya pada
tuan kota.
Beberapa menit berlalu, Tuan kota
sudah ada di atas tembok dan melayang turun mendekati kereta itu, dia turun
perlahan dan bertanya.
“Selamat datang di kota Otawa,
kenapa tuan mengendarai kereta sang putri”
Sebelum Iman dan anbu menjawab,
sebuah suara terdengar dari dalam kereta “Tuan kota, saya perlu temapat untuk
istirahat dan menghubungi ayah kaisar apakah tuna kota bisa membantu”
“tentu taun putri maafkan kami
menyambut anda dengan tidak benar” Tuan kota yang bernama Winaya itu langsung
berlutut di depan pintu kereta.
“jangan membuat kehebohan yang
tidak perlu, pimpin jalan”
“baik yang mulia”
Tuan kota berjalan ke pintu
gerbang, “buka pintu dan siapkan kudaku”
“baik tuan, para pengawal membagi
didri mereka untuk membuka pintu dan menyiapkan kuda untuk tuan kota.
Kereta itu kahirnya di kawal oleh
pasuka penjaga kota yang di pimpin oleh tuan kota menuju kediaman tuan kota.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments