Bab.16

Beberapa jam setelah Ghina kembali tertidur di dalam pelukan Erwin. Ghina pun kembali membuka matanya setelah sinar mentari pagi masuk ke dalam kamarnya dan menyapa wajah cantiknya yang masih terlihat pucat.

Seperti biasa, saat Ghina terbangun wanita itu sudah tidak menemukan Erwin di sana. Satu kebiasaan yang selama saling mengenal tidak pernah berubah dari Erwin adalah, selalu meninggalkan Ghina seorang diri setelah wanita itu tidur lelap.

Akan tetapi, di tengah tengah setengah kesadaran nya. Ada satu hal yang membuat Ghina bingung hingga dia mengerutkan dahinya dan hal itu adalah kondisi tubuhnya yang saat ini tidak memakai apapun dan hanya terbalut oleh selimut.

"Apa yang terjadi padaku semalam? Kenapa tubuhku telanjang seperti ini?" Tanya Ghina pada dirinya sendiri saat melihat tubuh nya tidak tertutup oleh sehelai benang pun dan hanya di tutupi oleh selimut.

Setelah menyadari semuanya, Ghina pun langsung mengedarkan pandangannya menatap setiap sudut ruangan yang sedang dia tempati saat ini. Namun, tidak ada yang berubah dari ruangan itu. Itu masih kamarnya, kamar yang sejak awal dia masuki untuk beristirahat dan bukan kamar lah Erwin.

"Apa, semalam Tuan Erwin juga tidur di sini?" gumam Ghina lagi yang masih tampak bingung dengan keadaan nya saat ini.

Setelah sibuk dengan pemikiran nya dan juga dengan semua kebingungan nya. Dengan tubuh yang masih lemas, Ghina pun akhirnya memutuskan untuk segera bangun lalu bergegas pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Usai membersihkan dirinya. Seperti biasa Ghina pun segera pergi ke rumah utama untuk kembali melakukan tugasnya yaitu melayani Erwin.

Kini, Erwin sudah terbiasa mengisi perutnya dengan menu sarapan yang disiapkan oleh Ghina. Hingga Ghina pun harus segera menyiapkan semuanya sebelum Erwin pergi ke kantor.

"Selamat pagi Bi," sapa Ghina pada Bi Sarti saat memasuki wilayah dapur dan melihat wanita baya itu tengah sibuk menyiapkan bahan masakan yang akan dia olah pagi ini.

"Pagi juga Ghina. Bagaimana keadaanmu sekarang? Apa sudah lebih baik?" tanya Bi Sarti saat melihat Ghina datang dengan wajah yang masih pucat.

"Iya Bi, aku sudah merasa lebih baik sekarang. Oh iya, Bibi mau masak apa? Biar aku bantu?"

"Apa sebaiknya kamu istirahat saja? Wajahmu masih terlihat pucat. Pekerjaan hari ini, biar Bibi saja yang kerjakan. Kamu, kembali saja ke kamar dan istirahatlah lagi," lanjut Bi Sarti yang merasa tidak tega membiarkan Ghina bekerja dalam keadaan sakit.

"Tidak apa apa Bi, aku sudah jauh lebih baik kok dan aku siap untuk melakukan tugasku," jawab Ghina dengan senyum yang mengembang di wajahnya cantiknya dan tanpa Ghina sadari jika hal itu membuat seseorang yang berdiri di undakan tangga ikut mengangkat sudut bibirnya meski hanya sedikit.

"Erwin, sayang. Akhirnya aku bertemu dengan mu juga," suara Sandra yang memanggil namanya, mengalihkan perhatian Erwin dari wanita muda yang saat ini sedang berbincang hangat dengan art nya.

Wanita cantik yang akhirnya, mampu mengalihkan perhatian Erwin. Hingga pria dengan usia yang matang itu kerap tidak bisa berkonsentrasi kala pikiran nya di penuhi dengan wanita muda yang telah menjadi sasaran nya untuk membalas dendam.

Sayang nya, sepertinya Erwin sudah salah sasaran hanya karena Ghina memiliki wajah yang sama dengan wanita yang merupakan mantan kekasih dari mendiang putranya.

Wanita yang akan menjadi kunci jawaban dari setiap pertanyaan yang selama ini ada di dalam benak Erwin. Wanita yang sampai saat ini masih belum bisa temui karena wanita itu memiliki jadwal pekerjaan yang sangat padat.

Dengan pakaian yang super seksi karena minim bahan. Wanita yang berprofesi sebagai seorang model itu pun segera menghampiri Erwin yang masih berdiri di undakan tangga. Bergelayut manja di lengan sang pria setelah berhasil mendekati kekasihnya itu.

"Kamu kemana aja sih sayang? Semalam aku mencari mu, tapi kamu malah tidak ada dan pergi entah kemana," lanjut Sandra setelah ada di samping Erwin.

"Aku sibuk dan harus menyelesaikan pekerjaan ku sampai malam," jawab Erwin dingin dan datar.

Pria itu pun kembali melangkahkan kakinya untuk pergi menuju ke ruang makan, karena saat ini sudah waktunya dia sarapan dan juga minum kopi.

Setibanya di meja makan, Erwin dan juga Sandra pun duduk berdampingan. Setelah keduanya duduk, dengan sigap Bi Sarti segera menyiapkan apa yang dibutuhkan saat majikan nya akan sarapan.

"Hey kamu, tolong buatkan aku jus dan juga salad," titah Sandra, menunju kepada Ghina yang sedang memberikan satu cangkir kopi kepada Erwin.

"Ba___,"

"Bi Sarti saja, sekarang lebih baik kamu siapkan sarapan untukku," potong Erwin saat Ghina akan menjawab perintah dari Sandra.

"Tapi sayang, aku ingin di___,"

"Kalau begitu, apa kamu mau menggantikan dia, memasak sarapan untukku?" sela Erwin lagi yang membuat Sandra bungkam dan memilih untuk menuruti keinginan Erwin.

Jika bagi sebagian wanita memasak adalah hal yang paling menyenangkan. Namun, hal itu tidak untuk Sandra.

Memasak adalah hal yang sangat menakutkan bagi model terkenal itu. Bayangan minyak panas yang akan mengenai kulit mulusnya dan meninggalkan noda di sana, membuat Sandra tidak pernah mau mendekati area itu.

Sandra pun akhirnya hanya bisa pasrah dengan di layani oleh Bi Sarti. Padahal, niatnya memberi perintah pada Ghina bukan semata mata ingin di layani oleh gadis itu.

Sandra hanya merasa sedikit cemburu saat ada wanita lain di dekat kekasihnya itu. Belum lagi, Ghina adalah wanita muda yang memiliki wajah yang cantik.

Meski dirinya jauh lebih cantik, tapi Sandra sadar jika dirinya sudah lah memiliki usia yang jauh di atas Ghina dan tentu saja kekhawatiran jika Erwin akan tergoda oleh gadis itu tidak bisa hilang dari benak Sandra.

Meski begitu, Sandra mencoba menepis hal itu. Sandra yakin, jika Erwin tidak akan mungkin tertarik pada seorang asisten rumah tangga seperti Ghina.

Akan tetapi, sepertinya dugaan Sandra salah besar. Buktinya, saat ini tiga kalinya sudah Sandra melihat Erwin memasuki kamar milik wanita muda itu yang berada di halaman belakang.

Sejak kejadian dimana Erwin mencegah Ghina melayaninya. Sandra pun sedikit menaruh curiga pada hubungan mereka berdua.

Hingga satu malam, tanpa sengaja Sandra pun akhirnya memergoki Erwin memasuki kamar milik art mudanya itu.

Akan tetapi, saat hal itu di konfirmasi pada Erwin dan juga Ghina. Tidak ada jawaban yang di dapatkan oleh model cantik itu dari keduanya.

Baik Erwin maupun Ghina sama sama tidak mau menjawab pertanyaan yang Sandra berikan dan memilih untuk sama sama bungkam.

Bukan hanya Ghina dan Erwin yang bungkam, tapi Bi Sarti pun juga ikutan bungkam dengan tidak mau nya wanita baya itu mengatakan hubungan apa yang terjalin antara Ghina dan juga Erwin.

"Kita lihat saja, tidak akan aku biarkan wanita manapun mendekatimu Erwin. Apalagi wanita murahan dan miskin seperti dia,"  Gumam Sandra saat lagi dan lagi mendapati Erwin masuk ke dalam kamar Ghina.

Terpopuler

Comments

Hafifah Hafifah

Hafifah Hafifah

tapi sayang si erwin udah tergoda dan kecanduan ama si ghina

2024-03-21

2

Teh Yen

Teh Yen

harusnya Erwin depak aja dia dari rumah utama ,,ulet Keket kok d piara sih Erwin oh Erwin 🙈

2024-03-20

0

Aisyah farhana

Aisyah farhana

idihhh ulet bulu

2024-03-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!