"Lalu, dimana wanita yang sudah menghancurkan hidup putraku?" tanya Erwin dengan nada yang cukup tegas, menahan amarahnya.
"Kami masih berusaha mencari nya, Tuan. Menurut informasi terakhir yang kami terima, wanita itu kini berada di luar negeri," jelas Hendra.
“Cari wanita itu sampai ketemu, lalu bawa dia ke hadapanku hidup ataupun mati. Ingat, jangan pernah menampakan wajahmu sebelum kamu menemukan nya, mengerti?” lanjut Erwin.
“Ba_baik, Tuan. Kalau begitu saya permisi.” jawab Hendra yang langsung pergi meninggalkan ruangan atasan nya itu.
Erwin tampak begitu frustasi, pria igu bahkan sampai menjambak rambutnya sendiri demi melampiaskan rasa marahnya. Kini, Erwin merasa sangat bersalah pada seseorang yang saat ini dia kurung di dalam apartemen miliknya.
Seseorang yang harus menerima hukuman untuk kesalahan yang tidak pernah dia lakukan. Erwin pun benar benar menyesal setelah menyadari kesalahan nya pada wanita muda itu.
“Kenapa bisa jadi begini? Lalu, apa yang harus aku lakukan padanya? Aku telah melakukan kesalahan besar pada orang yang mungkin tidak tahu apa apa mengenai masalah ini.” gumam nya saat mengingat wanita muda yang selama ini dia perlakukan dengan sangat kejamnya.
Triiinnngggg
Saat larut dalam lamunan nya, Erwin pun kembali dikejutkan dengan sebuah notifikasi pesan yang masuk ke ponselnya yang datang dari Bi Sarti.
Orang yang Erwin tugaskan membersihkan apartemen dan juga mengawasi wanita muda yang sedang dia kurung di sana.
[“Sepertinya anda sudah salah mengenali orang, Tuan. Ghina, sama sekali tidak tahu apa apa tentang Tuan muda. Dia bahkan sama sekali tidak mengenali Tuan muda Erfin."]
Erwin kembali dibuat frustasi setelah membaca pesan yang dikirimkan oleh Bi Sarti tentang Ghina, yang tidak mengenali putranya, Erfin.
“Lalu, siapa wanita sialan yang sudah membuat putraku hancur hingga berakhir dengan kematian? jika memang mereka adalah dua orang yang berbeda, kenapa mereka bisa memiliki wajah yang sama?” gumam Erwin lagi saat kembali mengingat isi laporan yang diberikan oleh orang kepercayaan nya tadi.
*
*
Berbeda dengan Erwin yang tengah sibuk memikirkan siapa wanita yang menjadi penyebab dari kematian putranya.
Di dalam sebuah apartemen mewah, tampak seorang wanita muda yang tidak bisa juga menutup matanya karena rasa takut yang terus saja melanda dirinya.
Bahkan wanita muda itu terus saja melirik ke arah pintu. Saking takut nya dengan kedatangan seseorang yang selama beberapa hari ini terus saja menyiksanya di atas ranjang.
“Semoga malam ini dia tidak pulang, ya Tuhan. Tolong, lindungi aku malam ini saja,” gumam nya yang tidak melepaskan pandangannya dari arah pintu kamar. Berharap jika pintu itu tidak pernah terbuka.
*
*
Sementara itu.
Erwin kembali ke apartemen nya cukup larut malam. Saat Erwin tiba di sana, Ghina sudah tampak tertidur lelap dengan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.
Perlahan, Erwin pun melangkah mendekati ranjang. Lalu, menatap wajah tenang wanita muda yang selama beberapa hari ini harus menerima di jadikan pelampiasan amarahnya.
“Maafkan aku. Aku sudah melakukan kesalahan besar padamu. Namun tenanglah, aku janji. Setelah semua ini selesai, aku akan bertanggung jawab dan menebus semua yang sudah aku lakukan padamu.” gumam Erwin, menatap wajah Ghina, lalu membelai lembut surai hitam wanita muda itu.
Setelah merasa puas menatap wajah Ghina, Erwin pun kembali beranjak menuju ke ruangan lain dimana di sana adalah ruangan kerja nya.
Erwin kembali merenung di dalam ruangan itu. Entah apa yang harus dia lakukan pada Ghina setelah mengetahui jika dia sudah keliru dan salah sasaran saat melakukan aksi balas dendam nya.
Tidak ingin larut dalam kebingungan nya, Erwin pun kembali menghubungi sahabatnya Dion untuk meminta informasi perihal wanita yang mirip dengan kekasih dari putranya itu.
Atau mungkin saja wanita yang kini berada di Tokyo, Jepang itu adalah kekasih Erfin yang sebenarnya dan bukan lah Ghina. Wanita muda yang Erwin jadikan partner ranjang selama beberapa hari ini.
Setelah menunggu selama kurang dari satu jam, Erwin pun sudah mendapatkan informasi tentang siapa wanita itu.
[“Nama nya Miya, dia adalah salah satu primadona di sebuah club malam milik seorang wanita bernama Mitsuki Hirosima. Dia adalah anak baru yang bekerja sama dengan wanita itu. Namun, menurut informasi yang aku terima, wanita muda itu sudah mampu mendatangkan banyak keuntungan. Hingga membuat Mitsuki menjadikan nya salah satu anak buah yang begitu diagungkan dan lindungi dengan begitu ketat. Butuh sedikit perjuangan untuk kita bisa menemuinya.”]
Begitulah isi pesan yang dikirimkan oleh Dion saat Erwin meminta informasi tentang gadis yang dilihat oleh sahabat nya di Jepang.
[“Lebih baik kamu datang kesini dan lihat sendiri jika kamu tidak yakin dengan apa yang aku katakan tentang wanita itu.”] lanjut Dion lagi yang membuat Erwin berpikir, mungkin memang lebih baik jika dia mendatangi langsung wanita yang di maksud oleh sahabatnya itu.
Tanpa berpikir panjang, Erwin pun segera meminta asisten pribadinya untuk menjadwalkan penerbangannya ke Jepang secepat mungkin. Agar Erwin mengetahui kebenaran yang sesungguhnya.
*
*
Pagi menyapa, Ghina pun terbangun seperti biasanya. Namun, rasanya ada sesuatu yang aneh yang di rasakan oleh wanita itu saat dia membuka matanya.
Menghilang nya sosok pria arogan yang biasanya menyerang tubuhnya tanpa ampun begitu pria itu datang ke apartemen itu. Membuat Ghina merasa ada yang aneh.
Meski begitu, ada rasa lega yang menghampiri hatinya saat tidak menemukan pria arogan itu.
"Kamu sudah bangun?"
Suara Bi Saryi pun akhirnya membangunkan Ghina dari lamunan nya tentang menghilangnya Erwin.
"Iya. Selamat pagi Bi," jawab Gia dengan senyum manis terukir indah di wajah cantiknya.
"Bangunlah, sudah waktunya kamu membantu ku membereskan apartemen ini,"
"Siap Bibi. Oh iya, apa Tuan itu tidak pulang?" tanya Ghina ragu ragu. Namun, tetap bertanya karena rasa penasaran yang menghinggapi hatinya.
"Tuan sedang ada perjalanan dinas ke luar negeri. Mungkin minggu depan baru pulang, kenapa? Apa kamu merindukannya?" tanya balik Bi Sarti, menatap curiga pada Ghina.
"Tidak, tentu saja tidak. Hanya saja, aku merasa sedikit aneh karen semalam Tuan tidak datang," jawab Ghina dengan binar bahagia terpancar di matanya.
"Jangan senang dulu, meski Tuan tidak ada. Kamu tetap tidak bisa berbuat sesuka hatimu. Ingat, kamu dalam pengawasan yang ketat," jawab Bi Sarti yang membuat senyum di bibir Ghina menghilang seketika.
"Iya, aku juga tahu. Ya sudah, lebih baik kita mulai bekerja saja. Ayo Bi," Ajak Ghina yang langsung bangkit dari tempat tidur dan bergegas menuju ke luar dari kamar untuk membantu Bi Sarti membersihkan seluruh ruangan apartemen.
"Jika Tuan benar benar salah mengenali orang. Maka, nasibmu benar benar malang Ghina. Semoga kelak kamu mendapatkan kebahagiaan mu setelah luka yang kamu dapatkan hanya karena kesalahpahaman." gumam Bi Sarti saat menatap punggung Ghina yang perlahan menjauh, lalu menghilang di balik pintu kamar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
🌷💚SITI.R💚🌷
nah si miya udh di jaga ketat sm para ninj.gmn Edwin kamu bs ga balas dendam sm si miya
2024-03-12
0
Aisyah farhana
dasar tua tua tapi g dewasa emang enak
2024-03-11
0
Nurlaela
gedek akhirnya ghina menjadi korban semoga tidak sampe trauma,,,karena ghina itu seperti gelisah di hantui rasa takut juga ketika melihat pintu kamar tidur...tanggungjawab ya, setelah semua dirampas dengan paksa, tuan Erwin enak dapat yang masih segel,,,coba lakukan itu pada miya Jan beda rasanya, si miya bisa bekas banyak orang ... apa mau langsung dibunuh saja atau hukumannya seperti yang tuan lakukan pada ghina terlaluuuu...mirip wajah apa kembar yang terpisah atau penasaran nih sama ghina dan si miya apa ada latar belakang kisah.
2024-03-11
0