“Semua pekerjaan sudah selesai, dan sekarang lebih baik kamu mandilah, pastikan saat Tuan datang keadaanmu sudah bersih dan wangi. Dia tidak suka memiliki pasangan yang berpenampilan kumuh apalagi bau,” lanjut Bi Sarti yang membuat senyum di wajah Ghina menghilang seketika, saat diingatkan kembali pada pria arogan yang sudah membawa dan mengurung nya di sana.
Entah kesalahan apa yang sudah dia lakukan hingga membuat Erwin begitu membencinya hingga kerap menyiksa dirinya dan menjadikan nya wanita pemuas nafsu dari pria arogan itu. Sungguh, Ghina sama sekali tidak mengerti dengan semua ini.
“Bibi, apa aku boleh bertanya sesuatu?” tanya Ghina yang akhirnya memberanikan diri bertanya pada Bi Sarti.
“Apa? Apa yang ingin kamu tanyakan?” tanya Bi Sarti pada Ghina.
“Sebenarnya, kesalahan apa yang sudah aku lakukan hingga Tuan itu begitu membenciku dan melakukan semua ini padaku, Bi? Sungguh, aku benar benar bingung dengan semua ini. Ini pertama kalinya kami bertemu, tapi Tuan itu langsung saja membenci diriku dan memperlakukan aku dengan sangat buruk. Seberapa keras pun aku mencoba mengingat tentang kesalahan yang mungkin aku lakukan pada Tuan itu, tapi sampai detik ini, aku sama sekali tidak mengingat dimana letak kesalahanku pada Tuan itu. Sebenarnya, apa yang aku lakukan hingga membuat Tuan marah dan sampai membenciku seperti ini.” tanya Ghina dengan suara yang begitu lirih dan juga bergetar karena menahan tangis, saat mengingat kembali jika saat ini hidupnya sudah seperti sampah yang menjijikan.
Satu satunya hal yang paling berharga yang Ghina miliki hilang sudah, direnggut paksa oleh pria asing yang baru saja dia temui. Bahkan pria asing itu kini tengah mengurung dirinya di sebuah apartemen mewah dengan fasilitas yang super mewah dan juga lengkap.
Akan tetapi, hal itu tidak membuat Ghina merasa senang sama sekali. Disaat wanita lain senang di jadikan pasangan oleh pria kaya. Namun tidak dengan Ghiba. Jangan kan bahagia, merasa senang dan tenang pun tidak.
Ghina kerap di landa ketakutan yang teramat sangat saat pria arogan itu berada di dekatnya. Ghina akan merasa tenang dan nyaman jika Bi Sartu sudah tiba di sana. Namun, saat Bi Sarti pamit untuk pulang ,maka rasa takut itu kembali menyelimuti dirinya.
Bayangan bagaimana kasarnya Erwin memperlakukan nya selama ini terus membayangi Ghina hingga wanita itu pun tidak pernah merasa tenang saat di tinggal pulang oleh Bi Sarti.
"Sebelum aku menjawab, apa boleh aku menanyakan satu hal padamu?" tanya balik Bi Sarti pada Ghina.
"Tentu Bibi, apa yang ingin Bibi tanyakan?" jawab Ghina, penasaran dengan apa yang ingin di tanyakan oleh Bi Sarti padanya.
"Apa kamu yakin tidak mengenal Tuan muda Erfin?" tanya ulang Bi Sarti, mengulang pertanyaan nya yang tadi.
"Tuan muda Erfin? Siapa dia?" tanya balik Ghina bingung.
"Orang yang ada di dalam foto bersama Tuan Erwin. Apa, kamu tidak mengenalnya? Coba, ingat ingat lagi,"
"Oh, pemuda tampan itu? Pertanyaan Bibi aneh banget, tentu saja tidak. Orang miskin sepertiku mana mungkin memiliki kenalan orang kaya. Kalau Bibi tanya pemuda pemuda yang biasa jadi kuli panggul di pasar, nah baru aku tahu. Kalau Bibi nanyanya orang kaya yang tampan banget seperti pemuda yang ada di dalam foto itu. Tentu saja aku tidak tahu, ini bahkan pertama kalinya aku melihat wajahnya, lalu bagaimana kami bisa saling kenal? Sedangkan bertemu saja belum pernah. Memang nya kenapa sih, Bi? Kok Bibi nanya nya itu terus? Seolah olah ga yakin kalau aku memang tidak mengenal mereka berdua?"
"Itu semua karena wajahmu Ghina, wajahmu lah jawaban nya." jawab Bi Sarti semakin membuat Ghina kebingungan.
"Wajahku? Memangnya ada apa dengan wajah ku?" tanya Ghina lagi.
"Itu karena, penyebab kematian Tuan muda Erfin adalah mantan kekasihnya," jelas Bi Sarti yang membuat Dahi Ghina mengerut.
"Lalu, apa hubungan nya dengan ku? Jika Tuan dendam dengan mantan kekasih dari Tuan muda, kenapa Tuan melakukan semua ini padaku Bi? Padahal, aku sama sekali tidak mengenali mereka berdua," jawab Ghina dengan derai air mata kala mengingat kembali kejadian demi kejadian yang menimpanya akhir akhir ini.
"Wajahmu Ghina, karena kamu memiliki wajah yang sama dengan wanita itu. Apa, kamu memiliki saudara kembar? Karena, jika wajah kalian tidak sama, mana mungkin Tuan dan orang orang nya bisa keliru. Tapi, kamu yakin kan, kalau kamu tidak mengenali Tuan dan Tuan muda?" tanya Bi Sarti lagi.
"Apa? Ka_kami memiliki wajah yang sama? Kembar? Itu tidak mungkin Bi? Sejak lahir aku sudah sebatang kara. Bahkan, orang tua yang aku punya pun hanya orang tua angkat dan aku juga berani bersumpah Bibi. Ini pertama kalinya aku melihat mereka berdua. Jadi, mana mungkin aku mengenal mereka," jelas Ghina.
"Sepertinya ada kesalahpahaman di sini," lanjut Bi Sarti setelah mendengar semua penjelasan dari Ghina perihal Erwin dan putranya, Erfin.
*
*
Sementara di sebuah kantor, Erwin masih diam terpaku ditempat setelah mendapatkan laporan dari sahabatnya. Jika pria itu melihat seorang wanita yang mirip dengan mantan kekasih putranya.
Wanita yang selama ini Erwin cari demi membalas dendam atas kematian putranya, yang di duga semua itu akibat mantan kekasihnya.
"Kamu yakin, kalau itu dia?" tanya Erwin pada sahabatnya itu, lewat sambungan telepon.
"Aku yakin sekali kalau itu dia. Kami pernah bertemu beberapa kali di sebuah pesta yang di datangi oleh mendiang putramu bersama dengan wanita itu. Jadi, aku cukup yakin jika dia adalah wanita itu." ucap sahabat Erwin yang saat ini tengah berada di negara sakura, Jepang.
*
*
Tok
Tok
Tok
Sebuah ketukan pintu di ruangan kerjanya akhirnya mampu membangunkan Erwin dari lamunan nya tentang gadis yang dimaksudkan oleh sahabatnya yang bernama Dion.
“Masuk,” ucap Erwin setelah kembali tersadar dari lamunannya.
Seorang pria pun tampak memasuki ruangan kerja Erwin dengan sebuah map di tangannya. Pria itu melangkah maju mendekati Erwin lalu menyerahkan apa yang ada di tangan nya.
“Permisi, Tuan. Saya ingin memberikan hasil laporan ini pada anda,”ucapnya dengan raut wajah yang sedikit berbeda dari biasanya.
“Ada apa denganmu, Hendra? Kenapa wajahmu terlihat aneh seperti itu?” tanya Erwin pada sang kaki tangan yang bernama Hendra.
“Sebelum anda membuka dan membaca laporan itu. Tolong maafkan saya lebih dulu, Tuan. Maafkan saya karena sudah keliru saat memberikan informasi pada anda,” jawabnya menundukkan kepala, dengan raut wajah penuh dengan rasa penyesalan.
Erwin tak langsung menjawab. Namun, pria itu pun langsung membuka map yang dibawa oleh Ferdi dan betapa terkejutnya Erwin setelah membaca isi laporan yang tertulis di sana.
Bahkan pria itu sampai membulatkan kedua matanya saat membaca isi laporan yang dibawakan oleh Ferdi padanya.
“Apa maksudnya ini? Kenapa kamu bisa melakukan kesalahan seperti ini, hah?” bentak nya pada Hendra setelah selesai membaca semua isi laporan itu.
“Maafkan saya tuan, saya benar benar minta maaf karena saya kurang teliti saat menyelidiki gadis itu. Wajah mereka benar benar sama dan itu lah yang membuat saja keliru dan melakukan kesalahan,’’ jawab Hendra, benar benar merasa bersalah karena sudah melakukan sebuah kesalahan besar dengan memberikan informasi yang salah pada Tuan nya.
“Sial,” ucap Erwin sambil melemparkan semua berkas berkas yang ada di meja kerjanya hingga berhamburan ke lantai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
🌷💚SITI.R💚🌷
nah kan gmn Edwin kamu udh kebangetan nyiksa anak orang bahkan smp kamu jadikan keset yg hina..padahal gini anak baik dan ga ada salah sm ksmu
2024-03-12
1
Hafifah Hafifah
nah kan bener si erwin salah sasaran
2024-03-12
1
Tria Hartanto
makanya jangan emosi yg di dulukan sekaran sudah merusak anak orang mana yatim piatu lagi baru semuanya di dapat kebenarannya.ERWIN ERWIN CEO kok bodoh .ngga ada guna bunya kaki tangan.
2024-03-12
0