Bab.15

Tepat pukul 9 malam, Erwin pun pulang dengan tubuh yang terlihat begitu lelah. Permasalahan di perusahaan dan juga pencarian bukti perihal siapa orang di balik kematian putranya benar benar menguras tenaga dan pikirannya.

Erwin mengerutkan dahi nya saat melihat hanya ada Bi Sarti yang ada di rumah itu dan tidak melihat sosok Ghina di sana. Tidak seperti hari hari biasanya. Dimana wanita itu akan selalu ada bersama dengan Bi Sarti, dimana pun wanita baya itu berada.

"Ghina mana?" tanya Erwin pada Bi Sarti, setelah memasuki rumahnya.

"Ghina sudah istirahat Tuan. Tadi Ghina mengeluh pusing dan badannya demam. Jadi sudah saya suruh istirahat lebih awal." jawab Bi Sarti benar adanya.

Setelah selesai memasak, Ghina mengeluh pusing dan saat di cek rupanya wanita itu juga demam tinggi. Hingga membuat Bi Sarti khawatir, wanita baya itu pun segera menyuruh Ghina untuk beristirahat lebih awal agar kondisi nya tidak semakin parah.

"Apa? Ghina sakit?" tanya Erwin kaget.

"Iya, Tuan." jawab Bi Sarti lagi.

Tanpa bertanya lagi, Erwin pun langsung bergegas pergi ke halaman belakang dimana kamar Ghina berada.

Erwin mempercepat langkah nya agar bisa segera sampai di kamar wanita itu. Erwin kembali menerobos masuk begitu saja ke dalam kamar itu. Bahkan tanpa mengetuk pintu itu terlebih dahulu, Erwin langsung masuk begitu saja ke dalam sana.

Saat sudah berada di dalam kamar Ghina. Erwin langsung saja menghampiri wanita yang sedang terlelap dengan selimut tebal membungkus tubuh mungilnya.

Erwin segera memeriksa keadaan Ghina dan benar saja apa yang dikatakan oleh Bi Sarti. Jika saat ini Ghina sedang terserang demam tinggi. Hingga membuat suhu tubuh wanita itu begitu panas.

Melihat kondisi Ghina yang seperti itu, tanpa pikir panjang Erwin pun segera melepaskan semua baju yang dia pakai dan juga baju yang dipakai oleh Ghina.

Setelah keadaan tubuhnya dan juga tubuh Ghina sudah sama sama polos. Erwin pun segera naik ke atas ranjang lalu menyelimuti tubuh mereka dengan selimut yang tadi di gunakan oleh Ghina.

Erwin langsung menarik tubuh polos Ghina untuk masuk ke dalam dekapan nya. Erwin mendekap erat tubuh Ghina untuk membantu menurunkan suhu tubuh Ghina dengan metode skin to skin.

Skin to skin adalah metode transfer panas yang dilakukan dengan bersentuhan kulit untuk menurunkan suhu tubuh yang sedang mengalami demam.

Erwin pun semakin mendekap erat tubuh Ghina saat merasakan jika Ghina tengah membalas pelukan dari nya di balik selimut yang mereka pakai saat ini.

Karena merasa cukup lelah dengan pekerjaan nya hari ini. Erwin pun akhirnya ikut terlelap padahal pria itu belum mengisi perutnya sejak tadi siang.

Biasanya, saat Erwin pulang kerja. Pria itu akan makan malam terlebih dahulu sebelum dia beristirahat. Gila kerja membuat Erwin kerap mengabaikan urusan perutnya sendiri. Tidak jarang Erwin makan terlambat hanya karena pekerjaan.

Sama seperti hari ini. Karena sibuk dengan pekerjaan dan juga mencari informasi tentang mantan pacar dari mendiang putranya. Erwin kembali melewatkan jadwal makan siang nya.

Hingga pria itu pun pulang dengan keadaan perut yang kosong. Berharap bisa makan dengan tenang saat di rumah. Eh, malah di suguhkan dengan keadaan Ghina yang tiba tiba saja sakit hingga membuatnya khawatir setengah mati.

Erwin pun kembali mengabaikan urusan perutnya saat melihat kondisi Ghina yang sedang tidak baik baik saja.

Disaat Erwin sibuk membantu menurunkan demam yang di alami oleh Ghina. Seseorang tampak memberanikan diri untuk menyusup ke dalam kamar milik Erwin.

Kali ini, dia tidak ingin gagal lagi untuk menggoda Erwin dan berharap, setelah ini dia bisa bersanding dengan Erwin di pelaminan. Namun, tanpa wanita itu tahu, jika pria yang menjadi targetnya malam ini tidak lah berada di kamar itu.

*

*

Setelah beberapa saat.

Sandara memasang wajah muram saat keluar dari kamar utama rumah itu. Niat hati menghabiskan malam bersama sang kekasih pun harus kembali berakhir dengan kekecewaan saat Sandra tidak menemukan sosok Erwin di sana.

Entah kemana perginya pria itu. Padahal jelas jelas Sandra mendengar suara mobil milik Erwin sudah datang dan memasuki halaman rumah. Bukan cuma itu, Sandra bahkan sudah melihat sendiri jika mobil milik Erwin sudah ada, terparkir di halaman rumah itu.

“Bi, apa kamu melihat Erwin?” tanya Sandra yang tanpa rasa malu menghampiri Bi Sarti, masih dalam balutan lingerie nya dia pakai saat ini.

Bahkan, dengan santainya wanita itu pergi ke arah dapur dengan pakaian yang super tipis dan juga minim bahan itu. Hingga membuat Bi Sarti merasa sedikit risih saat melihatnya.

“Tuan Erwin? Bukan nya tadi sudah masuk ke kamar ya, Non?” jawab Bi Sarti yang pura pura tidak tahu keberadaan Erwin saat ini dan malah balik bertanya pada Sandra.

Meski tahu persis dimana Erwin saat ini, tapi sangat tidak mungkin kalau Bi Sarti mengatakan hal yang sebenarnya. Jika Tuannya itu saat ini berada di kamar Ghina yang ada di halaman belakang.

“Kalau ada di kamar nya, mana mungkin saja nanya sama kamu Bi? Kamarnya kosong dan Erwin tidak ada di sana,” jawab Sandra dengan nada kesal.

“Untuk itu, saya mohon maaf Nona karena saya juga tidak tahu kemana Tuan pergi. Setahu saya, tadi Tuan Erwin langsung pergi ke kamarnya dan saya belum bertemu lagi dengan Tuan,” jawab Bi Sarti yang lagi lagi harus berbohong karena tidak ingin membuat situasi di rumah itu semakin kacau.

“Ck, kemana dia. Ya sudah, kalau begitu lebih baik aku tidur saja.” lanjut Sandra yang langsung kembali lagi, pergi ke kamar nya untuk beristirahat.

*

*

Saat pagi menyapa, Ghina pun mulai mengerjapkan matanya. Saat wanita itu membuka mata, dia merasakan ada sesuatu yang aneh di tubuhnya. Tubuh nya tiba tiba saja merasa seperti ada yang menindihnya hingga membuatnya susah untuk bergerak. Padahal Ghina ingin sekali membalikan tubuhnya yang terasa pegal.

“Eeuugghhh.....” lenguh Ghina yang akhirnya berhasil bergerak meski masih terkurung dalam dekapan seseorang.

Saat Ghina membuka matanya, alangkah terkejutnya wanita itu kala mendapati Erwin berada di samping nya dan tengah memeluk erat tubuhnya.

“Tu_Tuan? A_anda di sini?” tanya Ghina saat melihat Erwin tertidur di samping nya.

Biasanya, pria itu akan membawanya ke kamar milik pria itu saat Erwin membutuhkan tubuhnya. Namun, kini pria itu yang berada di dalam kamarnya tanpa Ghina tahu, kapan pria itu masuk kesana dan tidur di sampingnya.

“Kenapa bangun? Ini masih terlalu pagi untuk bangun, tidurlah lagi.” jawab Erwin saat mendengar suara lirih Ghina memanggil namanya.

Erwin pun kembali menarik tubuh Ghina dan mendekap erat tubuh wanita muda itu. Pria itu pun kembali tertidur lagi. Rasa lelah yang dia dapat setelah seharian bekerja membuat Erwin tidur dengan lelap di kamar Ghina.

Terpopuler

Comments

Eleianoore

Eleianoore

Lanjoooot thor gassss nih si ghina hamil

2024-03-19

1

Aisyah farhana

Aisyah farhana

semoga Ghina hamil yahh

2024-03-17

0

Tria Hartanto

Tria Hartanto

bpk ERWIN jangan GHINA di ajak zina terua lebij baik di nikahin biar ngga nambah dosa.

2024-03-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!