"Oh iya, ngomong ngomong nama Nyonya siapa? Sejak kemarin aku mau tanya, tapi nggak ada kesempatan." tanya Ghina saat keduanya berjalan ke luar dari dalam kamar itu.
"Sarti, panggil saja Bibi Sarti."
"Oh, baiklah. Bibi sudah lama bekerja pada Tuan itu?"
"Lumayan lama. Sejak Tuan menikah dengan mendiang istrinya. Nyonya Anita, kenapa memangnya?"
"Mendiang? Jadi Tuan arogan itu punya istri dan sudah meninggal?" tanya Ghina yang terlihat sangat kaget saat mendengar jika istri dari pria yang selama dua hari ini menyiksanya sudah meninggal dunia.
"Iya, dan itu sudah 20 tahun yang lalu. Saat Nyonya melahirkan Tuan muda Erfin,"
"Oh, begitu." jawab Ghina yang hanya dengan ber'OH saja. Tanpa memperlihatkan ekspresi berlebihan. Meski Bi Sarti membahas nama Erfin. Namun, Ghina tampak cuek saja, seperti tidak mengenal nama itu.
*
*
Saat keduanya keluar dari kamar, pemandangan pertama yang di lihat oleh Ghina adalah sebuah foto berukuran cukup besar dengan memperlihatkan foto dua orang pria dengan wajah yang sangat mirip.
"Wah, ganteng nya," puji Ghina saat melihat wajah tampan Erfin yang ada di dalam foto bersama dengan ayahnya.
"Ngomong-ngomong, pria yang ada di foto bersama Tuan arogan itu, siapa Bi? Ganteng ya?" tanya Ghina menunjuk ke arah foto seorang pria yang ada di samping Erwin.
Pemuda yang sangat tampan, dan memiliki senyum yang manis dengan lesung pipi menghiasi wajah tampan nya.
"Kamu tidak mengenalnya?" tanya Bi Sarti bingung, karena Ghina mengaku tidak mengenal Erfin.
Padahal, menurut informasi yang Bi Sarti dengar, Ghina adalah mantan kekasih dari Tuan mudanya dan Ghina jugalah yang menjadi alasan di balik kepergian Erfin dari dunia ini.
"Tidak, memang dia siap" tanya Ghina, balik bertanya dengan raut wajah yang bingung.
"Tidak, itu tidak mungkin. Bagaimana bisa dia tidak mengenali Tuan muda, bukankah dia adalah mantan kekasih mendiang Tuan muda? Begitu kan yang di katakan oleh Tuan Erwin? Lalu, kenapa dia bisa bilang tidak mengenali Tuan Erfin? Tapi, dari raut wajah nya, sepertinya dia juga tidak berbohong. Dia sama sekali tidak terlihat terkejut saat melihat foto Tuan muda Erfin." gumam Bi Sarti saat Ghina menanyakan siapa orang yang ada di dalam foto bersama dengan Erwin.
Akan tetapi, Bi Sarti juga bisa melihat dengan jelas, jika tidak ada kebohongan yang terpancar dari sorot mata Ghina saat melihat dan bertanya perihal foto Erfin. Yang itu artinya, Ghina memanglah tidak mengenal Erfin.
“Dia itu putra tunggal Tuan Erwin. Namanya, Tuan muda Erfin. Kamu, yakin tidak mengenali Tuan Muda?” lanjut Bi Sarti lagi, memastikan lagi perihal Ghina dan Erfin yang konon katanya adalah mantan kekasih.
"Tentu saja tidak. Orang kecil sepertiku, mana mungkin punya kenalan seorang Tuan Muda. Kalau Tuan tanah, tukang sayur, tukang ojek pangkalan sama tukang bangunan, baru aku kenal. Bibi ini, ada ada aja deh. Lalu, dimana Tuan muda itu? Apa, dia tidak tinggal di sini?" tanya Ghina lagi.
"Tuan muda, dia sudah meninggal beberapa bulan yang lalu," jawab Bi Sarti sendu.
“Meninggal? Semuda itu sudah meninggal? Ya ampun, kasihan sekali,” ucap Ghina yang lagi lagi membuat Bi Sarti merasa aneh.
Pasalnya, wanita muda itu terlihat biasa saja. Ghina memang terkejut saat mendengar jika pemuda yang ada di dalam foro bersama dengan Erwin itu sudah meninggal.
Akan tetapi, bukan terkejut karena mereka saling mengenal, Ghina terkejut hanya karena merasa kasihan pada Erfin, karena di usianya yang masih muda. Erfin sudah harus berpulang ke yang maha kuasa.
“Apa, kemarahan Tuan arogan itu juga karena kepergian putranya Bi? Dia terlihat begitu membenci ku, padahal kami sama sama baru saling bertemu. Bahkan beberapa kali Tuan juga mengatakan hal hal yang tidak aku mengerti,” lanjut Ghina.
“Maksud kamu apa? Memangnya Tuan mengatakan apa padamu?” tanya Bi Sartu semakin di buat kebingungan.
"Tuan sering mengatakan jika aku ini wanita murahan, sok alim dan sok polos, disaat Tuan melepaskan semua bajuku. Bukan kah hal itu sudah biasa aku lakukan di depan pria hidung belang yang selama ini aku layani. Aku benar benar tidak mengerti Bi dengan semua yang dia katakan. Padahal, selama ini, selama aku hidup, ini pertama kalinya aku di sentuh oleh seorang pria." Jelas Ghina yang membuat Bi Sarti tidak bisa lagi menyembunyikan keterkejutan nya.
"A_apa kamu yakin dengan apa yang kamu katakan?" tanya Bi Sarti lagi disela keterkejutannya.
"Tentu saja yakin, aku memang miskin Bi. Aku juga harus rela di kejar penagih hutang karena mendiang kedua orang tuaku terlilit hutang yang besar pada rentenir. Tapi hal itu tidak membuat aku buta sehingga aku harus jual tubuhku. Aku berusaha sekuat tenaga untuk menjaga kehormatan ku untuk aku berikan pada suamiku, meski kini membayangkan pernikahan saja sudah tidak pantas aku lakukan," jelas Ghina dengan suara lirih, saat menyadari jika keadaan dirinya sudah tidak sama lagi dengan dulu.
Mendengar penjelasan dari Ghina, membuat Bi Sarti pun tak bisa berkata apa apa lagi. Bi Sarti masih terlalu kaget hingga tidak bisa berpikir tentang masalah yang terjadi pada keluarga majikannya itu.
"Ya sudah, lebih baik sekarang kamu bantu Bibi di dapur. Kita harus segera membereskan semua ruangan ini dan memasak makanan untuk Tuan, sebelum Tuan pulang," lanjut Bi Sarti, mencoba mengalihkan perhatian dari pembahasan tentang Tuan mudanya.
"Baiklah, ayo." jawab Ghina dengan sangat antusias.
Ghina pun akhirnya mengikuti langkah Bi Sarti memasuki area dapur untuk membantu wanita baya itu melakukan pekerjaan rumah.
Setibanya didapur, Bi Sarti pun segera memberikan petunjuk apa saja yang harus di lakukan oleh Ghina, untuk membantu pekerjaan nya di sana. Sementara itu Ghina sendiri, tampak melakukan semua tugas nya dengan sangat baik, hingga membuat Bi Sarti berdecak kagum dengan hasil kerja dari wanita muda itu.
“Selesai,” ucap Ghina setelah menyelesaikan tugas nya membersihkan seluruh sudut ruangan apartemen mewah itu.
“Wah, kamu bekerja dengan sangat baik Ghina,” puji Bi Sarti menatap kagum pada ruangan yang sudah berhasil dibersihkan oleh Ghina.
“Ini, itu pekerjaan yang mudah Bi. Lalu, apa ada lagi yang harus aku kerjakan?” tanya Ghina seolah tidak ada rasa lelah yang di perlihatkan gadis itu pada Bi Sarti.
Padahal, ruangan apartemen mewah itu cukuplah luas, dan akan sangat lelah sekali saat membersihkannya seorang diri.
Akan tetapi, Ghina terlihat begitu santai meski badannya kini sudah basah oleh keringat, setelah membersihkan seluruh sudut ruang apartemen milik Erwin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Yuli Yanti
akhir nya nmu jga novel yg serg d'hati,lanjut ah
2024-04-24
1
Eva Karmita
lanjut
2024-03-09
0
Nurlaela
tuh kan gadis baik-baik dituduh begitu,,,sadarlah para pencari bukti, lakukan secara akurat donk jangan grasak-grusuk...bukan hanya wajah yang mirip tapi cari asal wanita tersebut,,,aneh...
2024-03-08
1