Bab.5

Melihat sikap Ghina yang waspada terhadapnya, Erwin pun hanya tersenyum sinis. Sungguh lucu sikap wanita itu saat ada di matanya. Bagaimana bisa seorang wanita penghibur yang bekerja untuk memuaskan para lelaki hidung belang bisa bersikap waspada terhadap dirinya.

Seolah olah Ghina sangat takut jika Erwin akan kembali mengulang kejadian yang dua hari ini terus pria itu lakukan ke tubuhnya. Membayangkan nya saja, sudah membuat tubuh Ghina meremang.

Raut wajah Ghina berubah semakin pucat dengan sorot mata yang dipenuhi oleh ketakutan saat Erwin semakin mendekat ke arah dirinya. Gemas saat melihat sikap Ghina yang menurut Erwin sok alim dan sok polos itu.

Erwin pun semakin bersemangat untuk kembali menggoda wanita yang usianya jauh lebih muda darinya itu. Erwin kian mengikis jarak lalu mencengkram kuat dagu Ghina hingga gadis itu kembali meringis kesakitan.

"Berhenti sok polos dan sok alim di hadapanku, wanita ular. Aku muak melihat tingkahmu yang sok tidak tahu apa apa itu. Sana, pergi pakai bajumu dan ingat jangan coba coba untuk keluar apalagi kabur dari sini. Karena jika sampai itu terjadi, maka aku akan menyeret tubuhmu untuk di jadikan santapan pria pria yang haus akan belaian seorang wanita seperti mu, paham." Ucap Erwin sambil menghempaskan dagu Ghina dengan cukup keras dan kasar, hingga membuat tubuh gadis itu terjerembab ke samping.

Usai melakukan itu, Erwin pun kembali meninggalkan Ghina yang masih mematung di tempatnya. Menatap penuh tanya pada punggung tegap pria yang sudah dua hari ini melakukan hal hal yang cukup mengerikan terhadapnya.

"Sebenarnya, apa salahku? Kenapa Tuan itu begitu membenciku hingga melakukan ini semua padaku?" gumam Ghina menatap nanar pintu kamar yang baru saja di tutup oleh Erwin dengan cukup keras hingga menimbulkan suara yang cukup keras.

Setelah kepergian Erwin, Ghina pun segera turun dari ranjang. Ghina mengedarkan pandangannya, lalu melihat beberapa ada paper bag yang tersimpan di atas meja di depan sofa.

Perlahan, Ghina pun mulai melangkah mendekati sofa untuk melihat isi dari paper bag-paper bag itu. Yang ternyata, isi paper bag itu adalah baju baju baru mungkin untuk dia pakai lengkap dengan baju dalamnya.

Kreekkkk

Deg

Ghina yang hendak meraih paper bag itu mengurungkan niatnya saat mendengar suara pintu kamar yang kembali dibuka. Namun, Ghina bisa bernafas dengan lega saat melihat jika yang masuk adalah wanita paruh baya yang kemarin datang, bukan pria arogan yang selama dua hari ini terus menyiksanya.

"Itu baju baju untukmu, pakailah karena baju yang kamu punya sudah tidak bisa dipakai lagi," Ucap wanita baya itu yang masih dengan nada yang begitu dingin dan datar.

"Baiklah, terima kasih." Jawab Ghina sembari meraih dua paper bag yang berisi baju dan juga dalaman untuk dia bawa ke kamar mandi.

Setelah mengambil dua paper bag itu, Ghina pun segera masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri.

Meninggalkan wanita baya yang saat ini tengah membereskan kamar milik sang Tuan yang juga di tempati oleh Ghina.

Ghina pun mulai membersihkan diri tanpa melihat lagi baju seperti apa yang dia bawa saat ini dan setelah selesai, Ghina pun mulai mengeluarkan isi paper bag itu untuk dia pakai.

"Oh ya ampun." Pekik Ghina hingga membuat wanita baya di kamar itu dibuat kaget oleh teriakan nya.

Tok

Tok

"Hey, kamu kenapa? Ada apa? Kenapa berteriak begitu?" Tanya wanita baya itu sambil mengetuk pintu kamar mandi.

Kreekkkk

"Ada apa? Kenapa berteriak?" tanya wanita baya itu saat Ghina menbuka pintu kamar mandi.

"Ini, coba lihat ini nyonya. Apa aku tidak salah lihat dengan angka yang dipakai untuk harga baju baju dan dalaman ini? Kenapa, mahal sekali?" jawab Ghina sembari menunjukan label baju yang terdapat juga harga baju dan harga dalaman yang ada di tangan nya.

"Kenapa harus kaget begitu? Ini adalah harga yang cukup murah untuk kalangan orang seperti Tuan besar. Bahkan bukan apa apanya dibandingkan dengan kemeja yang terpaksa dia buang hanya karena kamu memakainya," jawab wanita baya itu dengan santainya

"Apa? Dia membuangnya? Ke_kenapa dibuang? Kan sayang, kenapa ga di kasih ke aku saja." tanya Ghina balik dengan raut wajah yang sangat shock.

"Itu, karena tuan tidak suka memakai barang bekas orang. Sudah sana, pakai salah baju mu, risih sekali melihatmu seperti ini," jawab wanita baya itu lagi sembari mendorong tubuh Ghina untuk kembali masuk ke kamar mandi.

"Baiklah, terima kasih atas pemberian nya." jawab Ghina tersenyum lembut, dengan binar bahagia terpancar dari sorot matanya.

Hal itu tentu saja membuat wanita baya itu mengerutkan dahi nya, tidak mengerti. Bahkan wanita baya itu masih menatap punggung Ghina yang terekspos setengahnya saking heran nya dengan sikap wanita muda itu.

Meski ada raut kesedihan di matanya, tapi Ghina seperti berusaha terlihat tegar dan kuat. Dia tahu jika apa yang di lakukan majikan nya itu adalah salah.

Akan tetapi, apa.yanh Ghina lakukan juga jauh lebih salah. Karena perbuatan wanita itu, seseorang sampai harus kehilangan nyawa nya dan itulah yang membuat Erwin melakukan itu pada Ghina.

Karena Erwin, ingin membalaskan dendam atas kematian putranya yang diduga, mati karena perbuatan Ghina.

*

*

Ghina menatap kagum pantulan dirinya yang ada di cermin. Ini pertama kalinya Ghina menggunakan dress yang cantik dan juga mahal tentu nya. Hingga membuat penampilan Ghina terlihat begitu berbeda.

Meski begitu ada senyum getir yang tercipta dari wajah cantik dan ayu nya. Dimana dia harus membayar semua itu dengan kehormatan yang selama bertahun tahun dia jaga dan juga, Ghina harus rela terkurung di dalam sangkar emas itu yang entah sampai kapan dia bisa terbebas dari jerat pria Tua yang saat ini mengurung dirinya di tempat mewah itu.

Tok

Tok

Sebuah Ketukan pintu pun akhirnya membangunkan Ghina dari lamunan nya tentang nasib yang membawanya ke jalan yang begitu berat dan juga rumit itu.

Kreekkk

"Ngapain aja sih? Lama amat di dalamnya?" Tanya wanita baya itu dengan nada yang cukup ketus dan hanya di balas oleh senyum manis dari bibir Ghina.

"Maaf, aku lama, ya?"

"Sudah tahu nanya? Ya sudah, ayo ikut,"

"Kemana?"

"Ke dapur, bantu beres beres dan masak untuk Tuan. Memangnya kamu mau numpang di sini tanpa melakukan apapun?"

"Nggak sih, boleh deh. Daripada di kamar terus, nanti di anu lagi," jawabnya dengan bergumam. Namun, ucapan nya masih bisa didengar oleh wanita baya itu.

"Di anu? Apa maksudmu dengan di anu?" tanya wanita baya itu menatap heran dengan ucapan Ghina.

"Nggak, nggak apa apa. Ayo, katanya mau beres beres sama masak," jawab Ghina mengalihkan pembicaraan, lalu bergegas pergi ke arah pintu di ikuti oleh wanita baya yang masih menatapnya penuh dengan tanya.

Terpopuler

Comments

Hafifah Hafifah

Hafifah Hafifah

sighina padahal g tau anak anda siapa

2024-03-08

2

Nar Sih

Nar Sih

kasihan kmu ghina ,korban salah sasaran hnya karena mirip

2024-03-08

0

Nurlaela

Nurlaela

kenapa penyelidikannya lemot banget kan orang kaya pasti cepat,...kerjaan ngank beres malah salah orang karena wajah ghina mirip dengan wanita yang berhubungan dengan anaknya tuan Erwin,,,apa ghina kembar atau cuma mirip saja jadi miris jadinya hidup jadi sia-sia hancur segalanya karena ulah tuan itu...tapi takutnya juga ghina jadi kambing hitam atau kamuflase saja sehingga info salah...

2024-03-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!