Bab.17

Erwin menatap tajam seorang wanita muda yang duduk tepat di hadapan nya. Seorang wanita yang selama ini dia cari dan kini wanita dengan pakaian yang cukup seksi itu pun tidak kalah tajam menatap ke arah Erwin.

"Jadi, niat anda memanggilku datang jauh jauh ke mari hanya untuk menatapku? Oh ya ampun. Tuan aku ini sibuk jika anda hanya ingin melihatku tanpa melakukan apapun, lebih baik anda lihat foto ku saja." Ucap wanita muda yang begitu mirip dengan gadis yang saat ini ada di dalam mansion nya.

Hanya saja, wanita ini memiliki penampilan yang glamor dan juga seksi. Jauh berbeda dengan penampilan Ghina yang sangat sangat sederhana. Saking sederhana nya, Ghina bahkan tidak pernah memakai bedak atau lipstik sama sekali.

Meski begitu, wajah Ghina terlihat jauh lebih cantik dan lebih mempesona dari wanita muda yang saat ini ada di depan Erwin saat ini.

Erwin terlihat menghela nafas panjang dan dalam sebelum mengeluarkan suaranya. Andai saja yang Erwin hadapi saat ini bukan lah wanita, mungkin Erwin sudah menghajarnya habis habisan.

Sayang nya, saat ini dia berhadapan dengan seorang wanita muda yang ternyata bukan wanita muda biasa dan itu bisa Erwin lihat dari pengawalan yang cukup ketat yang wanita muda itu miliki.

Ada enam orang pria bertubuh kekar dan berwajah sangar yang turut serta dalam pertemuan itu, untuk menjaga dan melindungi wanita muda yang bernama Miya itu.

"Katakan, kenapa kamu meninggalkan Erfin?" tanya Erwin langsung pada intinya.

Deg

Mendengar nama Erfin, wajah wanita itu benar benar terlihat begitu kaget. Bahkan wajahnya berubah pucat saat nama Erfin keluar dari mulut Erwin.

"Maksud anda apa? Erfin, siapa dia? Aku sama sekali tidak mengenalnya," tanya balik Miya yang berusaha untuk tenang, ditengah tengah gemuruh di dalam dadanya saat kembali mendengar nama Erfin.

"Jangan mencoba menipuku, aku sudah tahu semua yang terjadi padamu dan juga putraku Erfin," jawab Erwin semakin menyorot tajam ke arah Miya.

Deg

Lagi dan lagi, jantung Miya serasa lepas dari tempatnya saat Erwin mengatakan jika Erfin adalah putranya dan sudah mengetahui kisah tentang mereka berdua. Hingga Miya pun sudah tidak bisa lagi menyembunyikan fakta yang terjadi antara dirinya dan juga mantan kekasihnya Erfin.

"Seharusnya, pertanyaan itu anda tanyakan pada Erfin bukan pada saya. Dia yang pergi meninggalkan saya dan juga lepas tanggung jawab akan janin yang dia titipkan di rahim saya." jawab Miya dengan menggebu gebu karena kini wanita itu sudah tidak bisa lagi bersikap tenang saat mengingat kisah pilu nya karena mantan kekasihnya di masa lalu.

Bahkan mata wanita kini sudah menggenang cairan bening yang siap lolos untuk membasahi pipi mulusnya hanya dengan sekali kedipan mata.

"Apa maksudmu?" tanya Erwin semakin menatap tajam ke arah Miya.

"Erfin lah yang meninggalkan saya Tuan. Dia meninggalkan saya tepat di malam kejadian naas yang menimpa saya hingga akhirnya saya harus kehilangan anak yang ada di dalam rahim saya." Lirih Miya yang kini sudah menjatuhkan air matanya saat kembali diingatkan pada kejadian dimana dirinya harus kehilangan anak yang ada di dalam kandungan nya.

Erwin bergeming, entah apa yang harus dia katakan sekarang. Melihat isak tangis Miya dan juga tatapan penuh dengan kekecewaan dan luka yang mendalam, sangat tidak mungkin jika wanita muda itu berbohong.

Akan tetapi, Erwin juga tidak akan percaya begitu saja pada wanita yang ada di depannya ini, sebelum Erwin mendapatkan bukti dari semua kejadian yang menimpa putranya.

"Sekarang katakan, apa yang sebenarnya terjadi?" lanjut Erwin setelah keduanya terdiam selama beberapa saat karena Erwin membiarkan Miya untuk menenangkan diri terlebih dahulu sebelum mereka melanjutkan pembicaraan diantara keduanya.

Mendengar pertanyaan dari Erwin, Miya pun terlihat menghela nafas panjang sebelum menjawab pertanyaan itu.

"Awalnya, hubungan kami baik baik saja. Bahkan, saat kami tahu jika aku sedang mengandung anaknya hubungan kami malah semakin membaik. Bahkan, Erfin terlihat begitu bahagia saat dia tahu jika dia akan menjadi seorang ayah. Hingga suatu hari, Erfin memperkenalkan aku pada seorang wanita cantik yang Erfin bilang, jika wanita itu adalah calon ibu sambung nya. Namun, setelah perkenalan itu, sikap Erfin tiba tiba saja berubah. Dia jadi susah dihubungi. Dia juga selalu menolak saat aku mendatangi apartemen untuk bertemu dengannya. Bahkan, pada saat malam naas itu terjadi Erfin sama sekali tidak pernah datang. Dia benar benar mengabaikan kami, mengabaikan aku dan juga calon anaknya. Anak yang harus pergi sebelum dia melihat bagaimana wajah kedua orang tuanya," jelas Miya yang kembali terisak saat mengingat kejadian buruk yang dia alami hingga harus kehilangan calon anaknya yang masih berusia 4 bulan dalam kandungan.

"Malam naas? Memangnya, apa yang terjadi pada malam itu?" tanya Erwin lagi saat tahu jika putranya lah yang sudah meninggalkan Miya dan bukan sebaliknya.

"Malam itu, karena aku yang sudah tidak bisa menutupi kehamilanku akhirnya membuat kedua orang tuaku marah. Saking marahnya, Ayahku sampai memukuliku dengan membabi buta. Malam itu, aku terus menghubungi Erfin tapi dia tidak merespon sama sekali. Dia bahkan mengabaikan semua pesan dan semua panggilan yang aku lakukan. Sampai akhirnya, aku pun harus pasrah menerima kemarahan kedua orang tuaku dan berakhir di rumah sakit dengan keadaan pendarahan hebat yang membuatku harus kehilangan calon anak kami. Sejak saat itu, aku benar benar membencinya." jelas Miya yang kini menyorot Erwin tajam, penuh dengan kebencian kearah Erwin.

"Apa setelah itu kamu pernah bertemu lagi dengannya?" tanya Erwin yang kini sudah melembutkan nada bicaranya setelah mendengar semua kisah cinta mendiang putranya yang ternyata kisah itu memiliki kisah yang cukup tragis.

"Untuk apa? Untuk apa kami bertemu lagi? Hubungan kami dan semua tentang kami sudah selesai saat aku kehilangan anakku." jawab Miya lagi penuh dengan penekanan.

"Apa kamu tahu apa yang terjadi pada Erfin, setelah kalian berpisah?" tanya Erwin lagi.

"Aku tidak tahu dan aku tidak peduli. Apapun yang terjadi padanya sudah bukan urusanku lagi. Aku hanya berharap, semoga tuhan memaafkan dia karena sudah mengabaikan kami hingga membuat aku kehilangan anakku. Aku juga berharap semoga dia tidak menyesali keputusannya karena sudah mengabaikan aku dan juga calon anaknya." jelas Miya.

"Maaf, Tuan. Aku sudah tidak punya waktu lagi. Sekarang, kamu sudah tahu kan, bagaimana kami bisa berpisah? Jadi, mulai sekarang jangan pernah mencari ku, jika hanya untuk membahas dia. Permisi, Tuan."

Tanpa menunggu jawaban dari Erwin, Miya pun langsung beranjak dari duduknya dan berniat untuk pergi meninggalkan Erwin. Namun, langkah Miya seketika terhenti saat mendengar ucapan terakhir dari Erwin.

"Lalu, bagaimana kalau Erfin sudah pergi meninggalkan dunia ini?" lanjut Erwin menghentikan langkah Miya.

"Itu malah jauh lebih bagus. Setidaknya dia bisa menebus dosa dosanya pada calon anaknya di surga sana." jawab Miya tanpa menoleh sedikitpun lagi arah Erwin.

Tanpa peduli lagi pada Erwin, Miya pun langsung pergi meninggalkan tempat. Meninggalkan Erwin yang sibuk dengan pikiran nya tentang apa yang sebenarnya terjadi pada putranya.

Terpopuler

Comments

MyPooh

MyPooh

Sm Miya kok Erwin bisa tenang dengar penjelasan, sementara sm Ghina selalu ada kekerasan. Bahkan Ghina ga dikasih wkt buat menjelaskan ttg dirinya. semoga endingnya Ghina pergi dan tdk pernh memaafkan Erwin.

2025-01-27

0

Rayna_dewi

Rayna_dewi

kykny sandra ada andil,,

2024-06-06

0

Hafifah Hafifah

Hafifah Hafifah

nah harus cari tau tuh penyebab si erfin meninggal biar g salah nuduh orang terus

2024-03-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!