Arc 1: SUFFERING; Chapter 17: Pembunuh

"ignis hasta."

Sebuah tombak api melesat lalu menembus tubuh seekor orc dan langsung menghanguskannya dalam hitungan detik.

Aku mendekati mayat monster itu dan mengambil kristal intinya, sejauh ini aku sudah mengumpulkan 10 kristal inti dari Orc yang berkeliaran disekitar sini. Karena misinya hanya memintaku untuk mengumpulkan 10 kristal inti Orc, aku pun berniat untuk kembali dan mengambil misi lain.

"Hm?" Aku mendengar suara pertempuran dari sebelah kiri. Karena rasa penasaran aku langsung bergegas menuju tepat kejadian.

Disana aku dapat melihat sekelompok anak muda yang dikepung oleh kawanan Wild wolf. Keadaan mereka tidak baik-baik saja, seorang dari mereka bahkan kehilangan lengan kirinya. Sementara yang lain mendapatkan luka yang cukup dalam di beberapa bagian tubuh.

"Aqua pila–Condense."

Beberapa bola air seukuran kelereng muncul di belakangku, ukurannya seperti itu karena aku memadatkannya.

Setelah memperkirakan jaraknya, aku langsung menembakkan bola-bola air itu kepada kawanan Wild wolf yang sama sekali tidak bergerak, mereka terlihat sangat senang mengintimidasi sekelompok anak muda itu.

Bola-bola air itu bergerak lebih cepat dari peluru, mereka menembus tubuh Wild wolf satu persatu dan membunuh mereka dalam sekali serangan tanpa menyisakan satu ekor pun.

"Mudah sekali." Pikirku saat melihat mereka mati hanya dalam satu serangan.

Aku turun dari atas pohon kemudian menghampiri sekelompok anak muda itu. "Apa kalian baik-baik saja?" Aku bertanya sambil berjalan ke arah mereka.

Sementara itu mereka hanya menatap terkejut ke arahku tanpa menjawab pertanyaan yang ku lontarkan. "Bagaimana bisa?" Gumam seorang gadis berambut pendek sambil menatap ke arahku dan mayat Wild wolf secara bergantian.

"Apa kalian bisu atau semacamnya? Kenapa kalian mengabaikan ku?" Aku bertanya dengan kesal.

"Ah, maaf nona. Karena saking terkejutnya kami sampai melamun sesaat." Pemuda berambut hijau yang berdiri paling depan menjawab dengan sopan.

"Terima kasih atas bantuannya, Nona. Utang ini, suatu saat kami akan membayarnya!" Ujar pemuda itu dengan penuh tekad. Karena tidak melihat kebohongan di wajahnya, aku hanya mengangguk sebagai balasan.

"Kalau begitu sampai jumpa." Tanpa berbasa-basi aku langsung melesat menuju kota.

"Tu-tunggu sebentar, Nona! Kalau anda berkenan, mohon beritahukan nama anda!" Pemuda itu berteriak dari kejauhan.

"Livia!" Teriakku sambil berlari.

Aku tidak ingin membuang lebih banyak waktu untuk hal-hal yang tidak penting. Ada banyak urusan yang harus ku selesaikan agar tidak tertunda.

Sesampainya di serikat, aku langsung mengambil misi lain di papan misi dan memberikan hasil dari misi sebelumnya pada resepsionis. Dari misi itu aku mendapatkan 3 Koin emas dan 43 koin perak sebagai imbalan.

Selama satu minggu ini aku selalu sibuk menyelesaikan misi dari serikat untuk mengisi waktuku yang kosong. Selama waktu itu Ethelyne juga masih melakukan penelitiannya dengan giat, aku sama sekali tidak dapat menemuinya meski hanya sesaat.

Akhirnya uang ku kembali, 150 Koin emas akhirnya terkumpul setelah berjuang selama satu minggu penuh menyelesaikan misi rank D dan C secara bergantian.

Meski begitu aku sama sekali tidak menyesal telah membeli buku sihir api itu. Berkat buku sihir itu aku sudah menguasai berbagai jenis sihir api hingga meningkatkan level elemen apiku ke tingkat dua, yaitu ledakan!

Saat pertama kali menggunakannya aku cukup terkejut karena api ditanganku selalu meledak-ledak tak karuan.

"Nona Livia!" Saat sedang berjalan menuju gerbang kota, aku melihat sekelompok anak muda yang sedang berjalan ke arahku dari luar gerbang.

"Ada apa?" Aku bertanya saat mereka sudah berada di hadapanku.

"Kami hanya ingin berterima kasih dengan benar atas bantuan anda sebelumnya, kalau bukan karena bantuan anda kami mungkin sudah habis menjadi makan malam para Wild wolf itu." Jelas pemuda berambut hijau itu yang diikuti dengan anggukan teman-temannya.

"Tidak masalah, saat itu aku hanya kebetulan sedang lewat dari sana. Jangan terlalu dipikirkan." Ujarku dengan senyum kecil.

"Kebetulan itu telah menyelamatkan kami, Nona. Kami sungguh berterima kasih dari lubuk hati terdalam. Jika ada sesuatu yang dapat kami lakukan, maka jangan sungkan dan beritahukan saja, Nona. Dengan senang hati kami akan membantu anda!"

"Ya, aku akan mengingatnya."

Kami pun mengakhiri pembicaraan itu setelah beberapa menit karena aku harus bergegas untuk menyelesaikan Misi. Selain itu luka yang mereka derita juga harus segera dirawat, tidak ada alasan untuk memperpanjang dialog yang tidak penting.

Kemudian malam pun tiba, saat ini aku sedang dalam perjalanan menuju penginapan setelah menyelesaikan satu misi terakhir dari serikat.

Malam itu benar-benar sangat hening dan sepi, yang dapat terdengar hanya suara serangga-serangga yang aktif pada malam hari. Akan bagus jika suasana itu bertahan sampai aku tiba di penginapan.

Syuut*

Aku menghindar kesamping dan menemukan sebuah jarum kecil tertancap di tempat aku berdiri sebelumnya.

"Huh.." Karena inilah aku selalu pulang di sore hari.

Beberapa saat kemudian aku dapat melihat beberapa sosok yang sedang berjalan ke arahku dari kegelapan. Mereka menggunakan pakaian serba hitam yang menutupi seluruh tubuh mereka.

Tanpa ada niat untuk berkomunikasi, orang-orang itu berpencar dan menyerang ku secara bergantian dengan menggunakan belati.

Sepertinya mereka berniat untuk membuatku kewalahan hingga kehabisan stamina.

"Silentium-Miscere."

Orang-orang itu terlihat kebingungan saat menyadari bahwa aku telah menghilang dari sana. Mereka tidak membuat pergerakan yang ceroboh dan terus mewaspadai sekitar mereka seakan mengetahui bahwa aku belum benar-benar pergi dari tempat itu.

Aku menghapus suara dari pergerakanku dan berbaur dengan kegelapan hingga menghilangkan keberadaanku. Aku mempelajari sihir ini beberapa hari lalu karena pernah diserang oleh pembunuh saat dalam perjalanan pulang.

"Ignis niger–Condense."

Aku mengeluarkan api hitam dari tanganku kemudian memadatkannya hingga menjadi sebesar kelereng. Api ini sama sekali tidak mengeluarkan cahaya karena aku mencampurnya dengan elemen kegelapan.

Setelah memastikan targetku, aku melesatkan api hitam itu menuju seorang pembunuh dan membunuhnya dalam satu serangan.

Teman-temannya yang melihat kejadian itu terkejut dan menjadi sangat waspada.

Aku mengeluarkan api hitam lagi dan membunuh mereka satu persatu hingga hanya menyisakan satu orang saja yang masih berdiam diri di tempatnya.

Syuutt*

Aku menghindar kesamping saat melihat sebuah belati melayang ke arahku. Sepertinya orang itu sudah bisa mendeteksi keberadaanku secara samar-samar.

Meski begitu tidak akan ada yang berubah, tanpa menahan diri lagi aku mengeluarkan sepuluh api hitam di atas kepalaku dan melemparkannya menuju pembunuh yang tersisa tanpa memberikan jeda.

Pembunuh itu menghindari empat api hitam pertama dengan sangat baik, meski begitu ia tidak bisa menghindari api hitam kelima hingga kesepuluh dan berakhir dengan mengenaskan.

Setelah melalui kejadian itu, aku kembali berjalan menuju penginapan seakan tidak terjadi apa-apa.

Terpopuler

Comments

Chaos Endless

Chaos Endless

Thor, gak papa nambahin sampe 1500 kata. Tolong buat fightnya lebih intens!

2024-04-23

1

Pangeran

Pangeran

cpt bgt

2024-04-25

0

Manusia lewat

Manusia lewat

kirain bakal lebih panjang

2024-04-25

0

lihat semua
Episodes
1 Arc 1: SUFFERING; Chapter 1: Buku Harian Livia
2 Arc 1: SUFFERING; Chapter 2: Rasa Takut
3 Arc 1: SUFFERING; Chapter 3: Budak
4 Arc 1: SUFFERING; Chapter 4: Berharap
5 Arc 1: SUFFERING; Chapter 5: Bala Bantuan
6 Arc 1: SUFFERING; Chapter 6: Bakat
7 Arc 1: SUFFERING; Chapter 7: Serikat
8 Arc 1: SUFFERING; Chapter 8: Sihir
9 Arc 1: SUFFERING; Chapter 9: Misi pertama
10 Arc 1: SUFFERING; Chapter 10: Rekan
11 Arc 1: SUFFERING; Chapter 11: Sihir Spasial
12 Arc 1: SUFFERING; Chapter 12: Elemen Kegelapan
13 Arc 1: SUFFERING; Chapter 13: Kristal Hitam
14 Arc 1: SUFFERING; Chapter 14: Lagi dan lagi
15 Arc 1: SUFFERING; Chapter 15: Teman Baik
16 Arc 1: SUFFERING; Chapter 16: Kota Ollin
17 Arc 1: SUFFERING; Chapter 17: Pembunuh
18 Arc 1: SUFFERING; Chapter 18: Anne Avantie
19 Arc 1: SUFFERING; Chapter 19: Sepotong Jejak
20 Arc 1: SUFFERING; Chapter 20: Orge
21 Arc 1: SUFFERING; Chapter 21: Orge Leader
22 Arc 1: SUFFERING; Chapter 22: Pertikaian Bangsawan
23 Arc 1: SUFFERING; Chapter 23: Pakaian baru
24 Arc 1: SUFFERING; Chapter 24: Ethelyne
25 Arc 1: SUFFERING; Chapter 25: Latihan
26 Arc 1: SUFFERING; Chapter 26: Pertempuran singkat
27 Arc 1: SUFFERING; Chapter 27: Pembunuh di siang hari
28 Arc 1: SUFFERING; Chapter 28: Dean
29 Arc1: SUFFERING; Chapter 29: Kasmaran
30 Arc 1: SUFFERING; Chapter 30: Sepotong Jejak Lainnya
31 Arc 1: SUFFERING; Chapter 31: Pedagang Angkuh
32 Arc 1: SUFFERING; Chapter 32: Bandit
33 Arc 1: SUFFERING; Chapter 33: Kota Ureia
34 Arc 1: SUFFERING; Chapter 34: Penginapan Malam Kelam
35 Arc 1: SUFFERING; Chapter 35: Beruntung!
36 Arc 1: SUFFERING; Chapter 36: Serikat Dagang
37 Arc 1: SUFFERING; Chapter 37: Reruntuhan
38 Arc 1: SUFFERING; Chapter 38: Sergapan
39 Arc 1: SUFFERING; Chapter 39: Sangat Gigih
40 Arc 1: SUFFERING; Chapter 40: Kembali
41 Arc 1: SUFFERING; Chapter 41: Blink
Episodes

Updated 41 Episodes

1
Arc 1: SUFFERING; Chapter 1: Buku Harian Livia
2
Arc 1: SUFFERING; Chapter 2: Rasa Takut
3
Arc 1: SUFFERING; Chapter 3: Budak
4
Arc 1: SUFFERING; Chapter 4: Berharap
5
Arc 1: SUFFERING; Chapter 5: Bala Bantuan
6
Arc 1: SUFFERING; Chapter 6: Bakat
7
Arc 1: SUFFERING; Chapter 7: Serikat
8
Arc 1: SUFFERING; Chapter 8: Sihir
9
Arc 1: SUFFERING; Chapter 9: Misi pertama
10
Arc 1: SUFFERING; Chapter 10: Rekan
11
Arc 1: SUFFERING; Chapter 11: Sihir Spasial
12
Arc 1: SUFFERING; Chapter 12: Elemen Kegelapan
13
Arc 1: SUFFERING; Chapter 13: Kristal Hitam
14
Arc 1: SUFFERING; Chapter 14: Lagi dan lagi
15
Arc 1: SUFFERING; Chapter 15: Teman Baik
16
Arc 1: SUFFERING; Chapter 16: Kota Ollin
17
Arc 1: SUFFERING; Chapter 17: Pembunuh
18
Arc 1: SUFFERING; Chapter 18: Anne Avantie
19
Arc 1: SUFFERING; Chapter 19: Sepotong Jejak
20
Arc 1: SUFFERING; Chapter 20: Orge
21
Arc 1: SUFFERING; Chapter 21: Orge Leader
22
Arc 1: SUFFERING; Chapter 22: Pertikaian Bangsawan
23
Arc 1: SUFFERING; Chapter 23: Pakaian baru
24
Arc 1: SUFFERING; Chapter 24: Ethelyne
25
Arc 1: SUFFERING; Chapter 25: Latihan
26
Arc 1: SUFFERING; Chapter 26: Pertempuran singkat
27
Arc 1: SUFFERING; Chapter 27: Pembunuh di siang hari
28
Arc 1: SUFFERING; Chapter 28: Dean
29
Arc1: SUFFERING; Chapter 29: Kasmaran
30
Arc 1: SUFFERING; Chapter 30: Sepotong Jejak Lainnya
31
Arc 1: SUFFERING; Chapter 31: Pedagang Angkuh
32
Arc 1: SUFFERING; Chapter 32: Bandit
33
Arc 1: SUFFERING; Chapter 33: Kota Ureia
34
Arc 1: SUFFERING; Chapter 34: Penginapan Malam Kelam
35
Arc 1: SUFFERING; Chapter 35: Beruntung!
36
Arc 1: SUFFERING; Chapter 36: Serikat Dagang
37
Arc 1: SUFFERING; Chapter 37: Reruntuhan
38
Arc 1: SUFFERING; Chapter 38: Sergapan
39
Arc 1: SUFFERING; Chapter 39: Sangat Gigih
40
Arc 1: SUFFERING; Chapter 40: Kembali
41
Arc 1: SUFFERING; Chapter 41: Blink

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!