Arc 1: SUFFERING; Chapter 8: Sihir

Sihir merupakan suatu energi yang mampu merubah segala sesuatu menjadi nyata dan ketiadaan. Definisi ini dikemukakan oleh seorang Penyihir Agung bernama Theodoric, yang berasal dari benua Garheiz.

"Intinya, seseorang dapat melakukan apapun dengan sihir." Aku bergumam kecil.

Seperti namanya buku ini hanya memiliki pengetahuan tentang sihir dasar. Pada halaman pertama tertulis definisi sihir oleh Theodoric sang penyihir agung. Halaman selanjutnya sampai terakhir berisi tentang segala macam sihir dasar yang wajib diketahui meski tidak dapat menguasainya.

Yang pertama adalah sihir elemen, setiap makhluk hidup memiliki setidaknya satu elemen yang menjadi dasar energi sihirnya. Untuk mengetahui kecocokan pada elemen tertentu diperlukan pikiran yang jernih dan terkonsentrasi. Saat beresonansi dengan energi alam yang tak terbatas, alam itu sendiri yang akan mengungkapkan kecocokan elemen seseorang.

"Penjelasan yang cukup sederhana, tetapi bagaimana cara merasakan energi alam?" Aku bertanya dalam hati.

Karena penasaran, aku kembali membaca buku itu dengan seksama hingga menyelesaikan bab elemen yang berjumlah 20 halaman dalam waktu singkat.

"Ternyata tidak sesulit yang aku bayangkan." Aku memang berkata seperti itu tapi, sebenarnya menurut penjelasan dari buku ini merasakan energi alam itu tidaklah mudah.

Disini tertulis bahwa aku hanya perlu duduk bersila sambil menutup mata, kosongkan pikiran dan berkonsentrasi untuk merasakan energi alam.

Lima belas menit kemudian aku dapat merasakan aliran hangat di udara yang menepis kulitku. Semakin aku berkonsentrasi aliran itu pun terasa semakin besar hingga menyelimuti seluruh tubuhku.

"?!"

"Coughh!!"

Aku memuntahkan seteguk darah dari mulutku, kerongkongan dan dadaku terasa sangat sakit.

"Ada apa ini?!" Aku merasa sangat bingung. Di dalam buku sama sekali tidak tertulis tentang hal seperti ini!

Rasa sakit yang menyelimuti seluruh tubuhku seakan mencabik-cabik tubuh dan jiwaku dari dalam dengan sangat kejam. Hal ini sangat menyakitkan, aku memuntahkan darah beberapa kali hingga mataku mengeluarkan air mata darah.

Apakah jalan yang aku pilih salah? Kenapa hal ini terjadi kepadaku? Apa aku akan mati tanpa mengetahui keberadaan orang tuaku?!

Aliran energi alam terus-menerus mengalir memasuki tubuhku dengan esktrim hingga membuatku hampir kehilangan kesadaran.

Aku terjatuh dari tempat tidur dengan mata melotot ingin meminta pertolongan, sekeras apapun aku berusaha tidak ada suara yang dapat keluar dari mulutku untuk berteriak.

Rasa sakit ini semakin menjadi-jadi dan membuat pikiranku kacau, aku tidak rela jika harus mati di tempat ini sebelum mencapai tujuanku!

Aku meraih sisi tempat tidur dan berusaha untuk bangkit sambil menahan rasa sakit yang menggerogoti tubuh, dengan tekad yang kuat tak tergoyahkan aku duduk bersila sambil memfokuskan diriku untuk mengendalikan energi alam yang terus berusaha masuk menginvasi kedalam tubuh.

Selama lima belas menit aku terus mencoba dengan darah yang terus mengalir dari sudut mulut, telinga, hidung, dan mataku. Tanpa ada niatan untuk menyerah aku terus bertahan dalam siksaan yang sangat menyakitkan.

Sesaat kemudian aku dapat merasakan energi asing yang bergerak-gerak di sekitar pembuluh darahku. Tanpa ragu aku langsung berusaha untuk meraih kendali atas energi tersebut dan membuatnya mendorong keluar seluruh energi alam yang menginvasi tubuhku secara liar.

Proses tersebut berjalan selama setengah jam hingga rasa sakit yang menggerogoti tubuhku berangsur-angsur hilang dan menyisakan genangan darah di atas kasur.

Akhirnya aku dapat bernafas lega setelah semua penderitaan itu berakhir. Saat aku bersyukur karena tidak mengalami hal yang lebih buruk, aku dapat merasakan aliran hangat di udara kembali menepis kulitku.

ketika aku terhanyut, aku pun menyadari bahwa aliran itu tidak hanya berkumpul di sekitarku melainkan mengalir di udara, jumlahnya tidak terbatas dan mereka ada dimana-mana. Bagaikan udara itu sendiri, aliran tersebut memenuhi seluruh ruang.

"Jadi ini energi alam." Aku merasa kagum sekaligus geram saat merasakan aliran yang hampir membunuhku itu.

Sekarang adalah saat-saat kritis dimana aku harus tetap dalam keadaan fokus untuk menemukan jawabannya. Yang perlu ku lakukan hanyalah berkonsentrasi, fokus, dan menunggu.

Beberapa menit kemudian udara disekitarku berubah menjadi sangat panas. Perubahan mendadak itu membuat keringat bercucuran di seluruh tubuhku. Apa ini berarti aku cocok dengan api? Aku ingin berhenti karena sudah menemukan jawabannya tetapi, udara disekitarku mendadak berubah menjadi dingin. Apa aku memiliki kecocokan dua elemen? Meski begitu aku tetap ingin memastikan kebenarannya dan menanti lebih lama lagi.

Tepat seperti dugaan ku, udara disekitarku mendadak berubah menjadi sangat segar dan menyejukkan. Perasaan ini mengingatkan ku saat sedang berada ditengah Padang rumput yang luas. Tidak berhenti disana udara disekitarku kembali berubah menjadi sedikit sesak, perasaan ini seperti sedang berada dibawah tanah yang kurang oksigen.

Setelah duduk bersila selama setengah jam, aku pun menyadari bahwa keempat perubahan itu menunjukkan bahwa aku cocok dengan keempat elemen dasar. Meski ini merupakan hasil yang patut disyukuri, aku justru merasakan beban yang berada di pundak ku semakin berat.

Untuk mengembangkan satu elemen saja sudah sulit, bagaimana dengan empat? Yah, karena aku memiliki setengah bakat super aku tidak akan mengeluh lagi, tapi tetap saja ini membuatku cukup pusing.

"Setelah mengetahui elemen bawaan, anda hanya perlu mencoba untuk mengeluarkannya dengan membaca mantra berikut tergantung elemennya–" Begitu yang tertulis di buku.

Setelah beresonansi dengan energi alam, kini aku dapat merasakan energi sihir yang mengalir di dalam tubuhku, energi yang sebelumnya telah menyelamatkan hidupku. Sekarang aku tak lagi memiliki keraguan tentang fakta bahwa aku adalah seorang penyihir.

Aku mengulurkan tanganku ke depan dan berkata, "Ignis".

Seketika api berwarna merah cerah muncul di telapak tanganku. Ukurannya sebesar kepala anak kecil dan suhunya lebih panas dari kebanyakan api yang pernah kulihat.

"Jadi begini cara menggunakan sihir!" Perkembangan ini membuatku takjub, hal ini sangatlah ajaib bahwa aku dapat memunculkan api lewat telapak tanganku.

"Aqua!" Bola air yang kurang stabil muncul di telapak tanganku. Aku tidak mengerti mengapa bola air itu terus bergerak-gerak dan tidak mau berhenti.

Secara tiba-tiba bola air itu jatuh hingga membasahi lantai kamar, aku sangat terkejut saat itu jatuh secara tiba-tiba.

"Apa aku harus belajar cara mengontrolnya ya?" Aku berpikir dalam hati.

"Ventus!"

Whush!!*

Seketika angin bertiup kencang dan pusaran tornado kecil muncul di telapak tanganku. Sama seperti air, pusaran angin ini tampak tidak stabil. Aku memutuskan untuk mengakhirinya dari pada terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

"Terra." Bola tanah berwarna hitam kecoklatan muncul di telapak tanganku. Melihatnya melayang seperti itu membuatku cukup heran. Meski ini karena sihir bukan berarti tidak ada alasannya. Aku harus mencari tahu tentang hal ini kapan-kapan!

Aku memutuskan aliran sihirnya dan menangkap bola tanah itu dengan kedua tanganku. Saat merasakan teksturnya, aku dapat mengetahui bahwa tanah ini adalah tanah yang subur, tampaknya itu dipengaruhi oleh energi sihirku yang melimpah.

Karena aku merasa kotor saat menyentuhnya, aku pun membuangnya keluar lewat jendela.

Selanjutnya di buku tertulis bahwa sihir elemen dapat digunakan berdasarkan keinginan dan pikiran pengguna. Cara kerjanya berdasarkan bayangan dalam pikiran penggunanya. Misalnya jika ingin memunculkan bola api besar, pengguna harus membayangkan bentuknya di dalam pikiran dengan jelas, pengguna juga harus memiliki energi sihir yang cukup agar dapat melakukan apa yang diinginkan.

Terdapat banyak mantra yang tertulis di buku sihir, setiap mantra itu dapat dirapalkan untuk memunculkan sihir yang diinginkan tanpa perlu membayangkannya di kepala.

Kekurangannya hanya satu, waktu perapalannya lama dan hal itu sangat tidak efisien dalam pertempuran.

"Jadi tanpa merapal seseorang dapat memunculkan sihir hanya dengan membayangkannya." Aku bergumam kecil.

Aku mengangkat tanganku sejajar dengan wajah kemudian berusaha untuk membayangkan sebuah bola api yang membara. Sayangnya membayangkan sesuatu dengan jelas itu bukanlah tugas yang mudah. Diperlukan konsentrasi, fokus, dan pemahaman yang baik terhadap suatu objek agar dapat membayangkannya dengan sempurna.

Setelah lima belas menit membayangkannya, akhirnya aku mendapatkan gambaran yang jelas di kepalaku.

"Sphera."

Sesaat kemudian bola api merah yang membara muncul ditanganku, panas yang sangat menyengat itu membuatku terkejut saat melihat kemunculannya.

"Hebat! Siapa sangka kekuatannya akan bertambah jika dibayangkan dengan jelas! Hal ini membuktikan bahwa sihir tanpa rapalan itu lebih kuat dari sihir rapalan asalkan seseorang dapat membayangkan objeknya dengan jelas!" Aku berkata dengan mata yang berbinar-binar.

Sihir itu benar-benar sangat menarik! Meski sebelumnya aku hampir mati namun sekarang aku mengerti kenapa gadis menara sihir itu tergila-gila dengan hal ini. Meski begitu, aku tidak akan jatuh kedalam lubang yang sama dengannya.

"Baiklah, dengan ini persiapanku sudah siap. Aku hanya perlu berlatih sihir selama beberapa hari, kemudian mengambil misi dari serikat untuk memulai pekerjaan pertamaku!"

Setelah menetapkan tujuanku, aku segera turun dari lantai dua menuju lantai dasar untuk mengambil sarapan. Aku terlalu sibuk dengan sihir sampai-sampai lupa bahwa aku belum makan sejak tadi.

Terpopuler

Comments

Manusia lewat

Manusia lewat

Gak ada fightnya kah? tapi dari penjelasan di masa depan kayanya bakal war

2024-04-15

0

『Minecraft』

『Minecraft』

imajinasi yah

2024-04-20

0

『Minecraft』

『Minecraft』

Pov: ketika kekuatan author menyertai mc :v

2024-04-20

0

lihat semua
Episodes
1 Arc 1: SUFFERING; Chapter 1: Buku Harian Livia
2 Arc 1: SUFFERING; Chapter 2: Rasa Takut
3 Arc 1: SUFFERING; Chapter 3: Budak
4 Arc 1: SUFFERING; Chapter 4: Berharap
5 Arc 1: SUFFERING; Chapter 5: Bala Bantuan
6 Arc 1: SUFFERING; Chapter 6: Bakat
7 Arc 1: SUFFERING; Chapter 7: Serikat
8 Arc 1: SUFFERING; Chapter 8: Sihir
9 Arc 1: SUFFERING; Chapter 9: Misi pertama
10 Arc 1: SUFFERING; Chapter 10: Rekan
11 Arc 1: SUFFERING; Chapter 11: Sihir Spasial
12 Arc 1: SUFFERING; Chapter 12: Elemen Kegelapan
13 Arc 1: SUFFERING; Chapter 13: Kristal Hitam
14 Arc 1: SUFFERING; Chapter 14: Lagi dan lagi
15 Arc 1: SUFFERING; Chapter 15: Teman Baik
16 Arc 1: SUFFERING; Chapter 16: Kota Ollin
17 Arc 1: SUFFERING; Chapter 17: Pembunuh
18 Arc 1: SUFFERING; Chapter 18: Anne Avantie
19 Arc 1: SUFFERING; Chapter 19: Sepotong Jejak
20 Arc 1: SUFFERING; Chapter 20: Orge
21 Arc 1: SUFFERING; Chapter 21: Orge Leader
22 Arc 1: SUFFERING; Chapter 22: Pertikaian Bangsawan
23 Arc 1: SUFFERING; Chapter 23: Pakaian baru
24 Arc 1: SUFFERING; Chapter 24: Ethelyne
25 Arc 1: SUFFERING; Chapter 25: Latihan
26 Arc 1: SUFFERING; Chapter 26: Pertempuran singkat
27 Arc 1: SUFFERING; Chapter 27: Pembunuh di siang hari
28 Arc 1: SUFFERING; Chapter 28: Dean
29 Arc1: SUFFERING; Chapter 29: Kasmaran
30 Arc 1: SUFFERING; Chapter 30: Sepotong Jejak Lainnya
31 Arc 1: SUFFERING; Chapter 31: Pedagang Angkuh
32 Arc 1: SUFFERING; Chapter 32: Bandit
33 Arc 1: SUFFERING; Chapter 33: Kota Ureia
34 Arc 1: SUFFERING; Chapter 34: Penginapan Malam Kelam
35 Arc 1: SUFFERING; Chapter 35: Beruntung!
36 Arc 1: SUFFERING; Chapter 36: Serikat Dagang
37 Arc 1: SUFFERING; Chapter 37: Reruntuhan
38 Arc 1: SUFFERING; Chapter 38: Sergapan
39 Arc 1: SUFFERING; Chapter 39: Sangat Gigih
40 Arc 1: SUFFERING; Chapter 40: Kembali
41 Arc 1: SUFFERING; Chapter 41: Blink
Episodes

Updated 41 Episodes

1
Arc 1: SUFFERING; Chapter 1: Buku Harian Livia
2
Arc 1: SUFFERING; Chapter 2: Rasa Takut
3
Arc 1: SUFFERING; Chapter 3: Budak
4
Arc 1: SUFFERING; Chapter 4: Berharap
5
Arc 1: SUFFERING; Chapter 5: Bala Bantuan
6
Arc 1: SUFFERING; Chapter 6: Bakat
7
Arc 1: SUFFERING; Chapter 7: Serikat
8
Arc 1: SUFFERING; Chapter 8: Sihir
9
Arc 1: SUFFERING; Chapter 9: Misi pertama
10
Arc 1: SUFFERING; Chapter 10: Rekan
11
Arc 1: SUFFERING; Chapter 11: Sihir Spasial
12
Arc 1: SUFFERING; Chapter 12: Elemen Kegelapan
13
Arc 1: SUFFERING; Chapter 13: Kristal Hitam
14
Arc 1: SUFFERING; Chapter 14: Lagi dan lagi
15
Arc 1: SUFFERING; Chapter 15: Teman Baik
16
Arc 1: SUFFERING; Chapter 16: Kota Ollin
17
Arc 1: SUFFERING; Chapter 17: Pembunuh
18
Arc 1: SUFFERING; Chapter 18: Anne Avantie
19
Arc 1: SUFFERING; Chapter 19: Sepotong Jejak
20
Arc 1: SUFFERING; Chapter 20: Orge
21
Arc 1: SUFFERING; Chapter 21: Orge Leader
22
Arc 1: SUFFERING; Chapter 22: Pertikaian Bangsawan
23
Arc 1: SUFFERING; Chapter 23: Pakaian baru
24
Arc 1: SUFFERING; Chapter 24: Ethelyne
25
Arc 1: SUFFERING; Chapter 25: Latihan
26
Arc 1: SUFFERING; Chapter 26: Pertempuran singkat
27
Arc 1: SUFFERING; Chapter 27: Pembunuh di siang hari
28
Arc 1: SUFFERING; Chapter 28: Dean
29
Arc1: SUFFERING; Chapter 29: Kasmaran
30
Arc 1: SUFFERING; Chapter 30: Sepotong Jejak Lainnya
31
Arc 1: SUFFERING; Chapter 31: Pedagang Angkuh
32
Arc 1: SUFFERING; Chapter 32: Bandit
33
Arc 1: SUFFERING; Chapter 33: Kota Ureia
34
Arc 1: SUFFERING; Chapter 34: Penginapan Malam Kelam
35
Arc 1: SUFFERING; Chapter 35: Beruntung!
36
Arc 1: SUFFERING; Chapter 36: Serikat Dagang
37
Arc 1: SUFFERING; Chapter 37: Reruntuhan
38
Arc 1: SUFFERING; Chapter 38: Sergapan
39
Arc 1: SUFFERING; Chapter 39: Sangat Gigih
40
Arc 1: SUFFERING; Chapter 40: Kembali
41
Arc 1: SUFFERING; Chapter 41: Blink

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!