Arc 1: SUFFERING; Chapter 12: Elemen Kegelapan

Sihir Spasial mengkombinasikan elemen tanah tingkat satu dan elemen kegelapan tingkat dua yaitu Kekosongan untuk mendapatkan kendali atas elemen ruang. Namun, hal tersebut hanya sementara saja sebab untuk mendapatkan hasil yang sempurna, dibutuhkan elemen angin tingkat lima yaitu Gravitasi.

Hanya saja, jika seseorang dapat meningkatkan Level elemen kegelapannya ke tingkat ketiga, seseorang itu tidak memerlukan elemen lain untuk menggunakan sihir Spasial. Alasannya karena elemen kegelapan tingkat tiga adalah ruang.

"Elemen kegelapan ya, karena aku menguasai keempat elemen dasar tidak aneh jika aku bisa menggunakan elemen itu. Tetapi, bagaimana caranya mendapatkan elemen langka seperti itu?" Aku berpikir dalam diam.

Pada akhirnya aku tidak punya pilihan lain selain bergantung kepada menara sihir itu lagi.

"Um? Apa ini?" Aku melihat sesuatu yang menarik di buku sihir itu.

"Sangat jarang ada seseorang yang mampu mendapatkan kendali atas elemen kegelapan dan cahaya. Biasanya orang-orang yang menguasai elemen langka tersebut telah mendapatkannya sejak lahir. Namun, ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendapatkan elemen langka tersebut." Aku membaca isi buku tersebut dengan perlahan.

"Pertama, anda harus menguasai keempat elemen dasar. Jika anda tidak dapat melakukannya maka bermimpi saja untuk dapat memiliki elemen langka." Kalimat yang menusuk itu sama sekali tidak mempengaruhiku sebab aku menguasai keempat elemen dasar.

Tapi semisal ada seseorang yang membaca buku ini, dia pasti akan langsung depresi saat membaca fakta yang sangat kejam ini.

"Anda menguasai keempatnya? Anda yakin? Kalau begitu lanjutkan baca hingga halaman terakhir." Entah mengapa aku kesal sendiri saat membaca kalimat ini.

Disana dijelaskan bahwa syarat untuk mendapatkan kendali atas elemen kegelapan adalah, seseorang harus mengalami trauma masa lalu yang mengerikan atau pun pengalaman pahit yang sangat menyedihkan hingga dapat membangkitkan stress berlebih dan keputusasaan yang dapat berujung pada kematian.

"..." Aku tidak tahu harus berkata apa saat membaca bagian tersebut.

Sederhananya untuk dapat memiliki elemen kegelapan, seseorang harus pernah mengalami keputusasaan.

Meski sudah mengerti garis besarnya, aku masih tidak mengerti mengapa syarat untuk mendapatkannya adalah hal yang sangat mengerikan seperti itu?

Tapi, berkat penjelasan ini aku tahu bahwa aku memiliki kesempatan untuk mendapatkan kendali atas elemen kegelapan.

"Ketiga, duduk bersila dan pikirkan tentang trauma anda sambil mengalirkan energi sihir di dalam tubuh anda pada telapak tangan." Penjelasannya selesai di bagian itu.

Tanpa menunda-nunda aku langsung membulatkan tekad dan duduk bersila sambil mengingat kejadian di masa lalu.

Hari pada saat aku melarikan diri dari sekelompok orang yang membakar rumahku, hari pada saat aku terbangun di dalam penjara yang dingin, hari saat aku berpisah dengan Grace, hari pada saat aku mengalami stress berat akibat kejadian buruk beruntun yang menimpaku, hari saat aku melihat pembantaian sepihak di depan mataku.

Aku ingin marah, menghempaskan segala yang berada disekitarku dan berteriak sekencang-kencangnya. Membalaskan dendam ini dan menghancurkan penjara bawah tanah itu dengan kekuatanku sendiri. Mencari keberadaan orang tuaku dan membantai pelaku dari pembakaran rumahku.

Tetapi apa yang bisa kulakukan? Aku hanyalah gadis kecil yang lemah, tidak memiliki pendukung dan berdiri sendiri dengan susah payah.

"Aku menginginkan kekuatan, kekuatan yang dapat ku gunakan untuk memuaskan hasrat ini! Kekuatan yang dapat ku gunakan untuk memberantas semua yang menghalangi jalanku!"

Pada saat itu, sebuah aliran energi berwarna hitam keunguan mengalir di udara dan berkumpul di kedua tanganku sedikit demi sedikit.

"Berikan aku kekuatan, berikan aku kesempatan!"

Sesaat kemudian seluruh tubuhku diselimuti oleh aura hitam keunguan dan aura tersebut berkecamuk disekitarku. Tidak hanya di dalam ruanganku saja, keadaan diluar juga sangat buruk. Angin berhembus sangat kencang bersamaan dengan datangnya hujan yang sangat deras. Petir menyambar keras hingga menghanguskan beberapa tempat.

Hari itu, seluruh kerajaan mengalami bencana alam disaat aku sedang berusaha untuk mendapatkan elemen kegelapan.

Aku sama sekali tidak mengetahui keadaan diluar, dengan energi hitam yang mengamuk di dalam dan disekitar tubuhku aku sama sekali tidak memiliki waktu untuk memikirkan dampaknya bagi orang disekitar.

"Ughh!!" Benar-benar kekuatan yang sangat dahsyat! Tidak salah mereka menyebutnya sebagai elemen bencana.

Kekuatan kegelapan itu terus berkecamuk di dalam tubuhku hingga membuatku hampir kehilangan kesadaran, aku tidak yakin apakah aku mampu mengontrol kekuatan yang sangat hebat ini? Tetapi aku yakin tentang satu hal, jika aku menyerah disini maka hidupku akan berakhir!

"Tenang dan tunduk kepadaku, kumohon!" Gumamku sambil berusaha untuk mengendalikan energi hitam yang tidak stabil tersebut.

Namun, berapa kali pun aku mencobanya aku selalu gagal untuk mendapatkan kendali atas kekuatan tersebut. Apa yang salah? Bagaimana caranya untuk mengendalikan elemen ini? Apakah aku akan mati disini?!

"Ugghhh!!" Kekuatan itu semakin tidak terkendali. Aku sudah tidak dapat menahannya lebih lama lagi!

"Jangan memohon untuk hidup-"

Secara tiba-tiba aku mendengar suara asing di kepalaku. Aku tidak tahu dari mana asalnya, tapi karenanya aku tahu bagaimana caranya menundukkan elemen ini!

"TUNDUK DAN PATUHI AKU!" Aku berteriak sambil memperkuat kendali ku dengan memanfaatkan energi sihir yang berasal dari tubuhku.

Sesaat kemudian elemen kegelapan yang mengamuk itu meledak-ledak dan bergerak semakin liar, sesaat kemudian elemen itu terlihat bergerak-gerak dan mulai tenang secara bertahap. Aku lumayan terkejut saat melihat gerak-gerik elemen itu, tindakannya seakan menunjukkan bahwa dirinya adalah eksistensi yang hidup.

Setelah itu aku pun mendapat kendali atas elemen kegelapan, dan hebatnya itu adalah elemen kegelapan tingkat dua! Sekarang aku hanya perlu meningkatkan elemen ini ke level ketiga, dengan begitu aku tidak perlu susah-susah untuk mengkombinasikan dua elemen untuk mendapatkan kendali atas elemen ruang.

"Tenebris"

Sebuah bola energi berwarna hitam keunguan muncul di telapak tanganku. Energi tersebut mendistorsi ruang disekitarnya yang menandakan bahwa itu adalah elemen kegelapan tingkat kedua yaitu Kekosongan.

Seseorang dapat mengubah tingkat elemen miliknya jika ia sudah dapat menguasainya.

Saat aku berpikir tentang mengubahnya menjadi elemen kegelapan tingkat pertama, bola energi itu tidak lagi mendistorsi ruang disekitarnya melainkan langsung mengamuk seperti api yang membara.

"Hebat sekali!" Pikirku saat melihat perubahan itu.

Saat itu aku langsung menjadi penasaran, bagaimana jika keempat elemen dasar ku meningkat menjadi tingkat dua? Apakah mereka akan memiliki sifat tertentu saat digunakan seperti elemen kegelapan? Aku sudah tidak sabar lagi untuk melihatnya!

"Elemen kegelapan adalah sebuah elemen yang bersifat korosif. Ia merusak jaringan, material, partikel, serta atom benda yang disentuhnya hingga dapat membuatnya lenyap tanpa jejak." Saat membaca bagian tersebut, aku langsung mengerti alasan lain kenapa elemen ini disebut sebagai bencana.

"Baiklah, karena aku sudah memiliki elemen kegelapan tingkat dua, tidak ada alasan lain untuk menunda-nunda pekerjaan." Ujarku sambil memunculkan elemen tanah ditangan kiri.

"Baiklah, mari kita mulai!"

Terpopuler

Comments

Chaos Endless

Chaos Endless

Chapter ini sudah bagus, bahkan lebih menarik dari chapter sebelumnya. Ku pikiri bakal ada kata "Flash Back" ternyata enggak ada:v

2024-04-19

0

Manusia lewat

Manusia lewat

Wew, update hari ini agak gimana~ gitu ya

2024-04-19

0

Azhazel

Azhazel

next

2024-04-19

0

lihat semua
Episodes
1 Arc 1: SUFFERING; Chapter 1: Buku Harian Livia
2 Arc 1: SUFFERING; Chapter 2: Rasa Takut
3 Arc 1: SUFFERING; Chapter 3: Budak
4 Arc 1: SUFFERING; Chapter 4: Berharap
5 Arc 1: SUFFERING; Chapter 5: Bala Bantuan
6 Arc 1: SUFFERING; Chapter 6: Bakat
7 Arc 1: SUFFERING; Chapter 7: Serikat
8 Arc 1: SUFFERING; Chapter 8: Sihir
9 Arc 1: SUFFERING; Chapter 9: Misi pertama
10 Arc 1: SUFFERING; Chapter 10: Rekan
11 Arc 1: SUFFERING; Chapter 11: Sihir Spasial
12 Arc 1: SUFFERING; Chapter 12: Elemen Kegelapan
13 Arc 1: SUFFERING; Chapter 13: Kristal Hitam
14 Arc 1: SUFFERING; Chapter 14: Lagi dan lagi
15 Arc 1: SUFFERING; Chapter 15: Teman Baik
16 Arc 1: SUFFERING; Chapter 16: Kota Ollin
17 Arc 1: SUFFERING; Chapter 17: Pembunuh
18 Arc 1: SUFFERING; Chapter 18: Anne Avantie
19 Arc 1: SUFFERING; Chapter 19: Sepotong Jejak
20 Arc 1: SUFFERING; Chapter 20: Orge
21 Arc 1: SUFFERING; Chapter 21: Orge Leader
22 Arc 1: SUFFERING; Chapter 22: Pertikaian Bangsawan
23 Arc 1: SUFFERING; Chapter 23: Pakaian baru
24 Arc 1: SUFFERING; Chapter 24: Ethelyne
25 Arc 1: SUFFERING; Chapter 25: Latihan
26 Arc 1: SUFFERING; Chapter 26: Pertempuran singkat
27 Arc 1: SUFFERING; Chapter 27: Pembunuh di siang hari
28 Arc 1: SUFFERING; Chapter 28: Dean
29 Arc1: SUFFERING; Chapter 29: Kasmaran
30 Arc 1: SUFFERING; Chapter 30: Sepotong Jejak Lainnya
31 Arc 1: SUFFERING; Chapter 31: Pedagang Angkuh
32 Arc 1: SUFFERING; Chapter 32: Bandit
33 Arc 1: SUFFERING; Chapter 33: Kota Ureia
34 Arc 1: SUFFERING; Chapter 34: Penginapan Malam Kelam
35 Arc 1: SUFFERING; Chapter 35: Beruntung!
36 Arc 1: SUFFERING; Chapter 36: Serikat Dagang
37 Arc 1: SUFFERING; Chapter 37: Reruntuhan
38 Arc 1: SUFFERING; Chapter 38: Sergapan
39 Arc 1: SUFFERING; Chapter 39: Sangat Gigih
40 Arc 1: SUFFERING; Chapter 40: Kembali
41 Arc 1: SUFFERING; Chapter 41: Blink
Episodes

Updated 41 Episodes

1
Arc 1: SUFFERING; Chapter 1: Buku Harian Livia
2
Arc 1: SUFFERING; Chapter 2: Rasa Takut
3
Arc 1: SUFFERING; Chapter 3: Budak
4
Arc 1: SUFFERING; Chapter 4: Berharap
5
Arc 1: SUFFERING; Chapter 5: Bala Bantuan
6
Arc 1: SUFFERING; Chapter 6: Bakat
7
Arc 1: SUFFERING; Chapter 7: Serikat
8
Arc 1: SUFFERING; Chapter 8: Sihir
9
Arc 1: SUFFERING; Chapter 9: Misi pertama
10
Arc 1: SUFFERING; Chapter 10: Rekan
11
Arc 1: SUFFERING; Chapter 11: Sihir Spasial
12
Arc 1: SUFFERING; Chapter 12: Elemen Kegelapan
13
Arc 1: SUFFERING; Chapter 13: Kristal Hitam
14
Arc 1: SUFFERING; Chapter 14: Lagi dan lagi
15
Arc 1: SUFFERING; Chapter 15: Teman Baik
16
Arc 1: SUFFERING; Chapter 16: Kota Ollin
17
Arc 1: SUFFERING; Chapter 17: Pembunuh
18
Arc 1: SUFFERING; Chapter 18: Anne Avantie
19
Arc 1: SUFFERING; Chapter 19: Sepotong Jejak
20
Arc 1: SUFFERING; Chapter 20: Orge
21
Arc 1: SUFFERING; Chapter 21: Orge Leader
22
Arc 1: SUFFERING; Chapter 22: Pertikaian Bangsawan
23
Arc 1: SUFFERING; Chapter 23: Pakaian baru
24
Arc 1: SUFFERING; Chapter 24: Ethelyne
25
Arc 1: SUFFERING; Chapter 25: Latihan
26
Arc 1: SUFFERING; Chapter 26: Pertempuran singkat
27
Arc 1: SUFFERING; Chapter 27: Pembunuh di siang hari
28
Arc 1: SUFFERING; Chapter 28: Dean
29
Arc1: SUFFERING; Chapter 29: Kasmaran
30
Arc 1: SUFFERING; Chapter 30: Sepotong Jejak Lainnya
31
Arc 1: SUFFERING; Chapter 31: Pedagang Angkuh
32
Arc 1: SUFFERING; Chapter 32: Bandit
33
Arc 1: SUFFERING; Chapter 33: Kota Ureia
34
Arc 1: SUFFERING; Chapter 34: Penginapan Malam Kelam
35
Arc 1: SUFFERING; Chapter 35: Beruntung!
36
Arc 1: SUFFERING; Chapter 36: Serikat Dagang
37
Arc 1: SUFFERING; Chapter 37: Reruntuhan
38
Arc 1: SUFFERING; Chapter 38: Sergapan
39
Arc 1: SUFFERING; Chapter 39: Sangat Gigih
40
Arc 1: SUFFERING; Chapter 40: Kembali
41
Arc 1: SUFFERING; Chapter 41: Blink

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!